Banyaknya hal yang pernah terjadi di masa lampau yang ternyata masih menyisahkan berbagai peninggalan yang saat ini masih bisa kita nikmati...
Banyaknya hal yang pernah terjadi di masa lampau yang ternyata masih menyisahkan berbagai peninggalan yang saat ini masih bisa kita nikmati. Situs-situs yang bersejarah ini banyak tersebar di negeri kita tercinta mulai dari Sabang sampai Merauke. Peninggalan yang ada beberapa memang telah rusak, namun beberapa di antaranya mulai dilestarikan keberaedaannya seiring kesadaran pemerintah baik daerah maupun pusat.
image credit |
Indonesia dengan sejarah panjangnya talah mengalami transformasi peralihan mulai pada masa kerajaan, masaKkolonial, sampai masa sekarang. Karenanya, Indonesia memiliki beragam tempat bersejarah yang di situ berjajar bangunan-bangunan yang tiap bangunan merepresentasikan kebudayaan dan peradabannya masing-masing. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki beberapa bangunan bersejarah adalah Lampung. Untuk itu, berikut merupakan "8 Bangunan Bersejarah" di kota tersebut yang kami persembahkan untuk Anda:
1. Gedong Aer
Bangunan ini mulai berdiri pada Abad ke-18. Lokasinya sendiri berada di Jl. Imam Bonjol Tanjung Karang Barat Bandar Lampung. Pada era ini tepatnya tahun 1827 Pemerintah Belanda yang merasa perlu memenuhi kebutuhan logistik di Lampung, merasa perlu untuk membuat sebuah menara dan bangunan yang bisa dijadikan sebagai tampungan cadangan air yang merupakan kebutuhan primer.
Bangunan yang didirikan oleh Belanda ini karena kondisinya yang masih bagus, akhirnya pada masa kependudukan Jepang juga turut difungsikan sebagai pemasok air utama. Dan tidak hanya itu, kokohnya bangunan ini bahkan juga masih bisa berfungsi sampai sekarang dan dikelola oleh PDAM.
2. Vihara Thay Hin Bio
Vihara Thay Hin Bio merupakan salah satu vihara yang cukup bersejarah. Vihara atau kuil yang telah didirikan sejak 1850 oleh seseorang bernama Po Heng ini menjadi vihara pertama di Lampung. Wihara ini menjadi salah satu destinasi wisata di Lampung yang cukup menarik karena arsitekturnya yang cukup unik dengan nuansa Tionghoa yang kental. Vihara ini masih aktif digunakan sampai saat ini sebagai tempat ibadah. Ada hal unik mengenai wihara ini yang ternyata tidak hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan para umat Buddha saja, melainkan juga perayaan Imlek dan Waisak, sehingga wihara ini menjadi tempat beribadah untuk tiga agama yakni umat Hindu, Budha, dan Konghucu.
Vihara Thay Hin Bio pernah mengalami kerusakan sampai pada akhirnya dibangun kembali pasca letusan gunung Krakatau dan kemudian diberi nama Kuan Im Thing. Seorang Bhikku bernama Sek Te Thi kemudian datang dari China dan menetap di Kuan Im Thing Teluk Betung untuk mengajarkan Dharma Buddha di Vihara Thay Hin Bio serta membimbing upacara doa di vìhara itu.
3. Masjid al-Anwar
Bangunan yang dibangun di atas tanah seluas 6000 meter ini bernama Masjid Al Anwar. Bangunan ini terletak di Jalan Laksamana Malahayati, Teluk Betung Barat. masjid yang tercatat sebagai masjid tertua ini didirikan oleh Daeng Sulaiman, seorang warga Lampung keturunan suku Bugis pada tahun 1888 silam.
Akibat letusan Gunung Krakatau, Masjid Al Anwar sempat rusak, namun bangunan ini kembali dibangun dan sampai saat ini masih digunakan bahkan kemudian berkembang menjadi pusat pengkajian filsafat ilmu Islam. Pada masa perjuangan kemerdekaan, masjid ini berperan sebagai basis perlawanan rakyat ketika Belanda menduduki Lampung.
4. Istana Skala Brak
Berlokasi di lereng Gunung Persagi, Belalau, Skala Brak dibangunan di atas tanah seluas 3000 meter. Gedung ini pernah dihancurkan oleh kolonial Belanda pada tahun 1810. Oleh karena hal tersebut Skala Brak dibangun kembali dan dibubuhi nama Gedung Dalom. Skala Brak merupakan kerajaan yang berdiri pada tiga masihi, yang dipimpin buay Tumi, suku Tumi merupakan suku pertama yang mendiami Lampung. Karena hal tersebut. Skala Brak menjadi salah satu bangunan bersejarah yang menjadi situs keberadaan suku Tumi.
5. Gedung Daswati
Lampung yang dulunya bukan merupakan provinsi tentunya telah melewati banyak hal untuk bisa menjadi seperti sekarang ini. Cikal bakal Provinsi Lampung ternyata tidak lepas dari peran sebuah pergerakan yang terjadi di sebuah bangunan bernama rumah Daswati. Rumah ini terletak di Jalan Tulang Bawang No 11 Enggal. Daswati merupakan akronim dari Daerah Swantra Tingkat I yang juga berarti sebagai daerah otonom.
Rumah yang pernah menjadi milik Kolonel Achmad Ibrahim merupakan kantor Front Nasional (FN), organisasi massa yang dibentuk Bung Karno sebagai bagian dari pemerintah untuk membangun republik paska perang kemerdekaan. Upacara serah terima penyerahan kewenangan pemerintah Daerah Swatantra Tingkat (Daswati) I Sumatera Selatan kepada Daswati I Lampun berlangsung pada tanggal 18 Maret 1964. Yang cukup disayangkan, bangunan ini sempat terbengkalai bahkan dijadikan tokok tanpa diperhatikan oleh pemerintah setempat.
6. Museum Lampung
image credit |
Museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah ini dibangun mulai pada tahun 1975. Kemudian, pada tahun 1978, peletakan batu pertama pun baru dilakukan karena berbagai alasan. Museum yang satu-satunya dimiliki oleh Provinsi Lampung ini terletak cukup strategis karena lokasinya yang berada tidak jauh dari pusat kota Bandar Lampung, yakni hanya 15 menit perjalanan.
Dengan memanfaatkan bangunan bergaya arsitektur khas Lampung, museum ini menyimpan beragam benda prasejarah, benda budaya, serta flora dan fauna khas Lampung. Berdasarkan data tahun 2011, Museum Lampung menyimpan sekira 4.735 benda koleksi. Benda-benda tersebut terbagi dalam 10 kelompok, yaitu koleksi geologika, biologika, etnografika, historika, numismatika/heraldika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknografika. Bangunan ini mulai diresmikan ialah pada tanggal 24 September 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Prof. Dr. Fuad Hasan. Peresmian tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di PKOR Way Halim.
7. Taman Purbakala Pugung Raharjo
Ditemukan pada tahun 1957, situs ini menjadi salah satu situs peninggalan sejarah yang cukup berharga. Situs yang berupa taman Purbakala ini terletak di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur. Situs arkeologi seluas 30 hektar ini merupakan peninggalan zaman Hindu dan Budha. Di dalamnya terdapat Punden Berundak, Arca, Prasasti, Batu Mayat atau Batu Kandang, Altar Batu, Batu Berlubang, Benteng Parit Primitif sepanjang 1,2 kilometer, dan Dolmen. Selain itu, beberapa keramik peninggalan dinasti Han, Sung, dan Ming masih bisa ditemukan di taman purbakala ini.
Bagi anda yang ingin mengunjungi situs ini, untuk mencapainya, anda harus menempuh perjalanan 52 kilometer ke arah Timur dari Kota Bandar Lampung. Selama perjalanan, selama perjalanan deretan asri kebun karet yang sangat luas menjadi pemandangan yang cukup indah untuk dinikmati.
8. Prasasti Palas Pasemah
Salah satu situs bersejarah yang dimiliki Lampung adalah Batu Tulis yang terletak di desa Palaspasemah, Kecamatan Palas, Lampung Selatan. Batu Tulis, ini ditemukan pada 1956 yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini ditulis dalam 13 baris, berhuruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Isinya hampir sama dengan isi prasasti Karang Brahi dari daerah Jambi, Prasasti Kota Kapur dari Bangka, dan Prasasti Bungkuk dari Lampung Timur, yang berisi kutukan yang tidak patuh dan tunduk kepada penguasa Sriwijaya. Prasasti ini tidak berangka tahun, tetapi berdasarkan paleografinya pada akhir abad ke-7.
Demikian merupakan bebrapa bangunan bersejarah yang ada di Lampung yang saat ini masih bisa kita nikmati bersama. Sebagai peninggalan yang menyimpan kesaksian pada masanya, bangunan-bangunan tersebut sangat layak anda kunjungi dengan keluarga maupun teman Anda sebagai pengetahuan terhadap peradaban apa saja yang pernah dicapai oleh orang-orang yang pernah menginjakkan kakinya di kota yang indah ini.