Inggris adalah sebuah negara yang tidak terlalu besar dalam wilayah, namun memiliki sejarah, pengetahuan, filosofi yang sangat disegani. In...
Inggris adalah sebuah negara yang tidak terlalu besar dalam wilayah, namun memiliki sejarah, pengetahuan, filosofi yang sangat disegani. Inggris pernah masuk ke Indonesia sebagai penjajah, akan tetapi memberikan beberapa dampak positif untuk negara kita. Inggris sebuah negara yang menganut sistem politik monarki konstitusional dan sistem parlementer. Negara yang lebih dikenal sebagai Kerajaan Inggris yang dipimpin oleh seorang Ratu yang bergelar Ratu Elizabeth. Pelaksana pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. London sebagai ibukota Inggris merupakan salah satu kota tersibuk di dunia.
Inggris memiliki perekonomian yang sangat stabil. Pendapatan per kapita di Inggris sangatlah besar. Inggris menganut sistem ekonomi campuran, akan tetapi selalu memperhatikan dan mempertahankan insfrastruktur kesejahteraan sosial. Pedndidikan di Inggris sangatlah diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah sangat memperhatikan dan bertanggung jawab kepada hajat hidup orang banyak. Sehingga sebuah pendidikan yang maju serta memiliki peran yang besar untuk kehidupan masa yang akan datang benar-benar diprioritaskan oleh pemerintah. Salah satu hal ini yang menjadikan sahabat kita, Mbak Intan Natasha Putri melanjutkan studinya ke Negeri Ratu Elizabeth. Berikut seklumit cerita dari Mbak Intan.
Siapakah Intan Natasha Putri?
Intan Natasha Putri adalah seorang wanita yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bappenas. Intan Natasha berasal dari kota Jakarta dan melanjutkan studi ke Inggris karena berhasil memperoleh beasiswa SPIRIT untuk program S2. Intan berhasil mendapatkan kesempatan melanjutkan studi S2 di Universitas Oxford Jurusan Master of Public Policy.
Bagaimana Intan memilih kampus dan Mengapa Inggris?
Intan memilih Inggris karena memang itu sudah menjadi cita-citanya sejak kecil. Waktu masih kecil ia ingin kuliah di Oxford. Selain itu, Intan juga ingin menambah warna kepada intansi dimana ia bekerja, yang sebagian sumber daya manusianya merupakan lulusan Amerika Serikat. Jadi Intan ingin memberikan sedikit variasi dan menjadikan Inggris dan Universitas Oxford sebagai salah satu latar belakangnya.
Pertama kali yang Intan lakukan adalah memilih jurusan. Intan memilih jurusan Policy Public karena memang sesuai dengan latar belakang pekerjaannya, yaitu sebagai PNS di Bappenas. Kemudian baru memilih universitasnya. Intan memilih Universitas yang cocok degan minatnya untuk menjadi Policy Maker yang Generalist.
Biaya hidup di Inggris
Oxford merupakan salah satu dari tiga kota termahal di Inggris (bersama dengan London dan Cambridge). Biaya termahal adalah untuk akomodasi, sedangkan untuk biaya konsumsi atau makan dapat ditekan atau diperkecil jika kita memasak sendiri. Untik biaya transportasi bisa dikatakan hampir tidak ada jika kita mau berjalan kaki atau mengendarai sepeda. Selama ini Intan lebih sering berjalan kaki jika hendak pergi kemana-mana, karena Oxford merupakan kota yang kecil dan akan lebih nyaman jika berjalan kaki.
Pengalaman paling berkesan
Mungkin biasanya bagi orang Indonesia yang datang ke Inggris akan kaget dengan kebudayaan dan keadaan disini, namun Intan tidak merasakan sesuatu seperti culture shock selama di Inggris. Pengalaman yang paling berkesan adalah Oxford merupakan universitas yang masih menjaga tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Sebagai contoh adalah dress code yang disebut sub-fusc. Dress code ini berupa sebuah pakaian seperti jubah yang kita pakai, dan didalamnya kita memakai pakaian formal. Sub-fusc digunakan ketika upacara penerimaan saat ujian dan wisuda.
Kegiatan lain yang menyenangkan adalah melakukan punting, kegiatan ini hanya ada di OPxford dan Cambridge. Punting adalah kegiatan menaiki prahu, dan menjalankan prahu tersebut menggunakan tongkat.
Untuk teman-teman yang ingin melanjutkan kulaih di Oxford, mungkin yang harus dipersiapkan pertama kali adalah persyarataan, dokumen-dokumen, dan buat aplikasi kalian sebaik mungkin. Jika memungkinkan, mintalah bantuan kepada native speaker atau alumni universitas yang hendak dituju untuk mengecek dan member masukan untuk aplikasi kalian. Ketika Intan hendak mendaftar, ia meminta bantuan seorang prosfesor dari Australia untuk member input terhadap essay yang dibuat. Hal yang paling penting adalah, jangan sungkan dan malu untuk meminta bantuan dan bertanya kepada orang yang sudah berpengalaman. Bertanya akan memudahkan kalian dalam mencapai tujuan.