Kalau bicara makanan India, pasti pikiran kita langsung menuju ke Kari atau Martabak India. Kari memang menjadi makanan terkenal di India (...
Kalau bicara makanan India, pasti pikiran kita langsung menuju ke Kari atau Martabak India. Kari memang menjadi makanan terkenal di India (Curry), tetapi kalau Martabak tidak. Bahkan makanan yang di Indonesia kita sebut sebagai Martabak India (martabak telur) itu tidak ada di India. Saya jadi bertanya juga, sebenarnya nama ‘Martabak India’ itu berasal dari mana? Memang di daerah Gujarat ada makanan dengan model martabak telur, namun, rasa dan bentuknya berbeda jauh dari martabak di Indonesia. Mungkin karena ada perubahan preferences, sehingga orang Indonesia mengubahnya.
India terkenal dengan keanekaragaman jenis masakannya, terutama karena negara mereka begitu luas dan terdapat perbedaan yang beragam antara makanan di satu daerah dengan lainnya. Semakin Selatan suatu negara bagian India, maka jenis masakan mereka semakin mirip dengan masakan Indonesia. Contohnya di Kerala. Tapi tidak sedikit juga beberapa masakan di Selatan sangat jauh berbeda dengan masakan Indonesia, karena memang masing-masing mempunyai ciri khas.
Jika kita berkunjung ke Kerala, kita bisa menemui Beef Curry (Kari Sapi), yang rasanya sangat sama dengan masakan Indonesia yang kita sebut semur. Ini juga banyak dijual karena Kerala mayoritas dihuni oleh Non-Hindu, yaitu Muslim dan Kristen, yang tidak mempermasalahkan pemotongan sapi seperti halnya masyarakat Hindu India. Atau di Hyderabad yang terkenal dengan nasi Biryani-nya. Nasi Biryani juga rasanya cocok dengan lidah orang Indonesia, terutama yang baru mencoba masakan India. Nasi Biryani adalah salah satu makanan khas orang India, yang memasaknya menggunakan basmati rice (nasi basmati), yaitu beras khas India yang ukurannya lebih panjang dari beras pada umumnya.
Namun, di India bagian tengah dan Utara maka makanan mereka semakin jauh dari cita rasa makanan kita. Di daerah India bagian Timur Laut (daerah dekat dengan Nepal dan Cina), jenis makanannya juga mirip dengan masakan Indonesia.
Masyarakat India terkenal hemat. Mungkin biaya hidup kita, jika menggunakan pola pengeluaran seperti masyarakat lokal, hanya akan memakan setengah dari keseluruhan. Ini karena makanan khas yang mereka makan juga harganya sangat murah. Contohnya saja, untuk sarapan, mereka tidak makan banyak. Hanya dua atau tiga buah paratta (roti India yang dipanggang) atau puri (roti India yang digoreng) dengan kuahnya. Semua itu hanya menghabiskan Rs. 20 sampai Rs. 25. (Rs adalah singkatan dari Rupees India. Rs.1 bernilai sekitar Rp. 180). Setelah itu, mereka tidak akan makan lagi sampai siang.
Maka, jarang kita menemui warung-warung makan kecil di India yang bentuknya seperti warung di Indonesia, yang bukan hanya menyediakan makanan, tapi juga menyediakan minuman. Di India, mereka menghemat sekali. Umumnya di warung-warung disediakan tap water atau air minum keran. Penjelasan lebih lanjut ada di bagian tentang Air dan Air Minum. Jikapun mereka minum selain air putih, mereka akan membeli chai, yaitu nama India untuk teh susu (diadaptasi dari bahasa Arab; syaai). Chai sendiri biasanya hanya seharga Rs. 5. Total mereka sarapan menghabiskan sekitar Rs. 25. Hemat, dan akan bertahan sampai siang, apalagi jika semuanya dimasak sendiri di rumah.
Puri atau paratta adalah makanan khas masyarakat India. Bahkan, pada suatu tingkatan bisa dikatakan makanan pokok. Puri dan paratta terbuat dari gandum. Masyarakat lebih banyak yang memakan gandum dari pada nasi. Untuk mahasiswa Indonesia sendiri, makanan ini juga cocok dan dapat dijadikan pilihan untuk makanan sehari-hari, atau untuk sarapan misalnya, selain nasi. Harga makanan ini terjangkau oleh mahasiswa yang ingin hidup hemat.
Harga Makanan
Harga makanan di negara ini variatif. Tergantung kepada jenis makanan dari kelompok masyarakat yang mana kita ingin masuk. Untuk sekali makan, harga makanan satu porsi bisa bervariasi dari Rs.20 sampai dengan Rs.300 sekalipun.
Biaya Makan di Luar
Ketika bosan dengan menu masakan rumah atau penat dengan kegiatan kampus, sedangkan waktu untuk hiburan tidak ada, maka Anda bisa juga sekali-kali membeli makanan di luar. Menikmati kedaan di luar bisa menghilangkan kepenatan. Banyak pilihan makanan diluar rumah, dari jenis India sampai model Cina. Harga juga bervariasi, tinggal sesuaikan saja dengan kondisi kantong masing-masing. Jika belum cocok dengan makanan India, warung makanan Chinese mungkin lebih cocok untuk lidah kita. Masakan mereka cenderung lebih cocok dengan cita rasa kita.
Untuk harga, kembali kita melihat kepada cara masing-masing. Harga dari yang paling murah untuk sekali makan berkisar antara Rs.30 sampai Rs.50 (Rp.5.000 sampai Rp.10.000), hingga yang paling mahal sekalipun hingga diatas Rs.350 (sekitar Rp.60.000) sekali makan. Selain itu makanan fast food dengan brand internasional (seperti yang di Indonesia) juga dapat dengan mudah kita temukan di kota-kota besar di India.
Biaya Makan di Kampus
Tergantung kepada kampusnya, makan di kampus bisa lebih murah ataupun lebih mahal dari pada makan di luar. Umumnya harga di kantin kampus lebih mahal, karena keberadaan kantin di dalam kampus adalah lewat usaha yang besar dan dengan pajak yang besar untuk dibayarkan ke kampus. Sehingga, sebagian besar kantin dalam kampus memasang tarif lebih mahal untuk makanan yang sama dengan makanan diluar kampus, agar mereka tetap bisa mendapatkan keuntungan.
Namun memang, perbedaan harga tersebut tidak terlalu jauh. Jika kita ingin membeli nasi goreng di luar, kita bisa mendapatkannya dengan harga antara Rs.25 sampai dengan Rs.40. Sedangkan di dalam kampus, harga nasi goreng sekitar Rs.30. Walaunpun sedikit lebih mahal dari harga makanan diluar, makanan di dalam kampus lebih baik dari sisi kebersihan, karena usaha mereka diawasi terus oleh pihak kampus.
Tapi tentu harga ini akan bervariasi dari satu kampus dan lainnya. Jawaharlal Nehru University cukup terkenal dengan keanekaragaman jenis makanan dan tempat makanannya. Dari mulai makanan China di Kiechas, Kantin Pusat di Teflas, Kantin Perpustakaan yang terkenal dengan menu ikannya sampai warung-warung makan yang tersebar di dekat hostel mahasiswa.
Saran
Terlepas dari banyaknya makanan dan minuman yang bisa kita beli, baik di warung-warung diluar ataupun di dalam kampus, solusi terbaik adalah dengan memasak makanan sendiri di rumah. Memasak sendiri selalu akan lebih cocok dengan selera kita, dan kebersihan pun terjamin. Kita juga bisa mengganti menu sesuai dengan keinginan kita setiap hari. Utamanya, memasak adalah solusi bagi mahasiswa yang tinggal bersama-sama. Jika dihitung secara kasar, memasak sendiri akan lebih menguntungkan, dari segi harga, kuantitas, kualitas dan juga cita rasa.
Jika pada suatu saat kita bosan dengan menu rumah, maka kita juga bisa bersama-sama dengan teman mahasiswa satu rumah untuk makan diluar. Hal ini sering dilakukan oleh mahasiswa Indonesia. Selain mengobati rasa bosan dengan menu masakan di rumah, makan diluar bersama teman-teman mahasiswa satu rumah juga mengobati bosan setelah beberapa hari terus berada di dalam rumah untuk belajar. Bisa dikatakan sebagai hiburan, melepaskan kepenatan dengan suasana rumah.
Berikut ini adalah gambaran harga bahan-bahan pokok yang digunakan untuk memasak di India. Harga dapat berubah-rubah tergantung lokasi, waktu / musim dan kualitasnya.