Bagi masyarakat India, hubungan sosial yang baik merupakan kebutuhan yang sangat penting. Seorang penulis asal Amerika, Judith Kroll, perna...
Bagi masyarakat India, hubungan sosial yang baik merupakan kebutuhan yang sangat penting. Seorang penulis asal Amerika, Judith Kroll, pernah menghubungkan puisi yang dia tulis dan mengatakan, I can’t imagine anyone there saying, “I’m very busy – but lets have lunch in a couple of weeks.” (Saya tidak bisa membayangkan semua orang disana mengatakan, “Saya sangat sibuk – tapi mari kita makan siang bersama beberapa minggu lagi.”) Hubungan sosial mereka sangat dijaga dengan baik. Ketikapun sedang sibuk, mereka tetap berusaha sebisa mungkin tetap menjaga hubungan itu.
Keramah-tamahan adalah sebuah kebiasaan dan harus selalu dilakukan oleh mereka. Setiap tetangga atau orang baru yang mereka temui dianggap sebagai sebagai saudara dan mereka senang akan hal tersebut. Ketika kita berkunjung memenuhi undangan makan dari orang India misalnya, mereka akan melayani kita dengan sepenuh tenaga. Bahkan pada beberapa budaya, mereka akan membiarkan tamu sendiri yang makan, dan mereka hanya akan melayani tamu mereka. Kalau tamu melakukan kesalahan dalam hal tingkah laku (misalnya melakukan hal yang dianggap kurang baik oleh masyarakat India), pemilik rumah hanya akan diam saja dan tidak menegur Kamu sebagai tamunya. Dan, hal yang Kamu lakukan pun akan segera mereka lupakan. Ada yang mengatakan kalau prinsip mereka adalah bahwa “the guest is always right.”
Dulu juga, ketika penulis pertama kali masuk kelas, penulis sudah tertinggal selama dua minggu karena harus melakukan beberapa urusan sebelum masuk kampus. Catatan pelajaran Sebelumnya pun tidak punya. Seorang teman yang bahkan namanya pun belum dikenal tiba-tiba datang menyodorkan buku catatannya, dan mengatakan “Take this and give it back when you are done.” Lalu penulis menanyakan namanya dan berterima kasih, serta berjanji mengembalikannya secepatnya. Anak itu tampak senang bisa mengenal penulis.
Karakteristik Masyarakat India
Sekilas menurut Khairurrazi, seorang alumni M.A. di Aligarh Muslim University, masyarakat India sangat memegang teguh budaya mereka. Di zaman yang saat ini sudah serba modern seperti saat ini, kebudayaan mereka masih terlihat kental dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Dari cara berpakaian mereka contohnya, disaat cara berpakaian dan gaya model Eropa terus meningkat, wanita-wanita India tetap setia dengan pakaian khas mereka; Saree, Kurta Pajama, atau Salwar Kameez. Tidak hanya itu menurut Rozi, masyarakat India pun bangga dan bahkan rajin mempromosikan kebudayaan mereka ke negara-negara lain, seperti lewat musik, tarian, film maupun kesenian lainnya.
Masyarakat India juga senang membaca dan berdiskusi, baik itu yang berhubungan dengan kuliah ataupun masalah umum, yang signifikan ataupun yang tidak. Mereka senang mendengarkan orang lain bicara, tetapi mereka juga berharap untuk didengar. Jika Kamu berbicara tentang suatu hal, maka mereka akan diam mendengarkan. Namun, jika apa yang Kamu katakan berbeda dengan apa yang mereka pikirkan, mereka akan berusaha membantah, yang menunjukkan sikap mereka yang kritis dan senang dengan diskusi. Ekonomi India yang terus meningkat juga tidak lepas dari kebiasaan masyarakat mereka yang suka membaca. Mereka mengerti apa yang sedang terjadi, mereka juga mengerti dunia dan mengerti langkah tepat apa yang harus diambil demi kemajuan negara. Kemajuan di bidang teknologi yang memperkenalkan gadget- gadget baru tidak merubah sikap mereka, terutama anak-anak muda, untuk tetap membaca.
Kebiasaan lain masyarakat India adalah mereka senang sekali mengirimkan pesan singkat lewat sms kepada temannya. Pesan selalu berisi tentang arti persahabatan yang sebenarnya, pesan-pesan motivasi, kutipan kata-kata bijak dan lainnya, ataupun sekedar mengucapkan selamat pagi, siang dan malam. Mereka menghargai arti pertemanan yang sebenarnya, yang mana, selalu mereka jaga, sehingga hubungan sosial pun selalu baik. Dan, pesan-pesan tersebut tidak datang dari satu atau dua orang saja, tapi dari beberapa teman yang kita kenal.
Rozi juga menjelaskan tentang budaya masyarakat India yang gemar menabung. Tahun 2009, India lewat bank sentral mereka, The Reserve Bank of India (RBI), membeli emas kepada International Monetary Fund (IMF) sebanyak 200 metrik ton. Ini menunjukkan kebutuhan emas masyarakat India meningkat terus, dan mereka gunakan untuk investasi. Kehidupan mereka yang hemat sangat baik untuk kita tiru. Masyarakat India menganut prinsip “membeli barang yang dibutuhkan dari pada membeli barang yang mereka inginkan”. Sebagian besar masyarakat mereka lebih mengarahkan pengeluaran untuk investasi di bidang pendidikan.
Memberikan Tips
Pemberian tips bukan merupakan budaya Timur. Namun tidak jarang negara-negara di Asia juga yang masyarakatnya terbiasa memberikan tips (uang tambahan) kepada para pelayan, tukang angkut barang dan sejenisnya. Pemberian tips semata dilakukan untuk membantu orang yang diberikan. Hal ini lebih terbiasa dilakukan di negara Barat.
India adalah salah satu contoh negara yang masyarakatnya sering, tapi tidak selalu, memberikan tips kepada pelayan. Tidak semua orang melakukannya, tapi hal ini adalah hal yang lumrah dilakukan, terutama oleh orang yang mampu. Pelayan restoran, tukang angkut barang, sering diberikan uang tambahan atas jasa mereka. Namun hal ini bukanlah budaya mereka. Pemerian tips lebih kepada kebiasaan per individu, sehingga tidak semua orang melakukannya.
Yang juga sering terjadi adalah, pelayan meminta uang tambahan tersebut langsung. Misalkan kita mempekerjakan seorang tukang angkut barang di stasiun kereta api. Mereka punya harga untuk angkut barang, dan ketika kita membayar mereka sering dengan sendirinya meminta uang tambahan tersebut. Mungkin karena kebiasaan mereka mendapatkan uang tambahan tersebut dari orang lain, sehingga mereka juga akan meminta uang tambahan kepada kita jika kita tidak memberikan. Jika kita memang ada, bisa kita berikan (biasanya Rs.10 atau Rs.20 dan lebih) dan mereka akan sangat menghargai. Tetapi jika tidak ada, pemberian tips bukanlah sesuatu yang wajib. Katakan saja bahwa kita tidak ada uang untuk diberikan, maka mereka pun akan pergi.
Sikap Masyarakat terhadap Mahasiswa Indonesia
Setelah melihat teman yang meminjamkan buku tadi, saya pun terkesan dengan cara mereka. Hal yang dia lakukan sangat membantu saya untuk mengejar ketertinggalan. Selain karena hal ini memang biasa mereka lakukan, masyarakat India juga ternyata senang sekali dengan orang asing (foreigner).
Sikap orang India terhadap foreigner sangat baik, bukan hanya terhadap mahasiswa Indonesia saja. Sebuah buku berjudul “Culture Shock of India” menuliskan sikap ini sebagai “I like your strangeness” (Saya suka keasinganmu). Setiap bertemu di kampus, di jalan, di tempat makan, teman saya selalu mengajak bersalaman (bersalaman dengan gaya anak-anak India) dan menanyakan kabar. Lalu mereka mengajak saya berbincang, tentang hal apapun. Mereka juga sering menanyakan tentang kehidupan pribadi, tentang negara kita, ataupun sekedar hal-hal trivial lainnya. Yang jelas, animo mereka untuk berinteraksi dengan orang asing begitu besar. Namun yang harus Kamu ketahui, yaitu kebiasaan mereka untuk bercanda. Terkadang kebiasaan mereka kurang bisa kita terima dengan baik. Misalkan seorang teman Kamu menyapa Kamu dengan memukul kepala. Bagi sebagian besar orang Indonesia, hal ini kurang ajar. Maka, agar mereka tidak mengulanginya lagi, kita tinggal sampaikan kepada mereka bahwa kita tidak suka dengan cara seperti itu dan memohon agar tidak mengulanginya lagi. Mereka pun akan mengerti. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini harus kita pelajari, sehingga kita mengetahui maksud mereka melakukan itu, dan kita juga tidak tersinggung nantinya.
Hal yang paling mereka senang dari mahasiswa Indonesia adalah jika kita sudah mulai bisa berbahasa Hindi. Saat mereka suatu hari mendengarkan Kamu berbahasa seperti mereka, mereka akan antusias untuk mengajarkan Kamu dan menambah kemampuan bahasa Hindi Kamu. Maka, untuk menarik simpati teman-teman Kamu di kampus, cobalah untuk belajar bahasa mereka. Mereka akan senang mendengarnya, dan juga senang untuk selalu mengajarkan. Belajar bahasa lokal juga berguna untuk kehidupan sehari-hari, seperti untuk tawar-menawar di pasar, menawar autorickshaw, dan lain-lain.