Stanford adalah salah satu universitas paling bergengsi di dunia. Menurut Forbes, Stanford memiliki jumlah alumni terbanyak kedua yang menj...
Stanford adalah salah satu universitas paling bergengsi di dunia. Menurut Forbes, Stanford memiliki jumlah alumni terbanyak kedua yang menjadi miliarder. Alumni Stanford telah mendirikan berbagai perusahaan terkenal seperti Google, Yahoo!, Nike, LinkedIn, dan masih banyak lagi. Perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan lebih dari 2,7 triliun per tahun, setara dengan perekonomian terbesar ke-10 di dunia. Alumni Stanford juga telah meraih 58 Hadiah Nobel, 18 Turing Award, dan menjadi 30 miliarder serta 17 astronot.
![]() |
Image Credit : Larry Page and Sergey Brin, Pendiri Google, Alumni Stanford University |
Berikut ini adalah alumni terbaik Stanford:
1. Phil Knight
Phil Knight adalah pendiri dan ketua Nike, Inc. Pada 2014, Forbes menobatkan Knight sebagai orang terkaya ke-43 di dunia, dengan perkiraan kekayaan bersih US $ 18,7 miliar. Knight terkenal dermawan dan ia telah menyumbang ratusan juta dolar untuk kedua sekolahnya, Stanford dan University of Oregon. Pada 2006, Knight Ksatria memberikan sumbangan terbesar dalam sejarah untuk sekolah bisnis Stanford.
Phil Knight adalah pendiri dan ketua Nike, Inc. Pada 2014, Forbes menobatkan Knight sebagai orang terkaya ke-43 di dunia, dengan perkiraan kekayaan bersih US $ 18,7 miliar. Knight terkenal dermawan dan ia telah menyumbang ratusan juta dolar untuk kedua sekolahnya, Stanford dan University of Oregon. Pada 2006, Knight Ksatria memberikan sumbangan terbesar dalam sejarah untuk sekolah bisnis Stanford.
2. Sergey Brin dan Lawrence Page
Google, perusahaan yang sangat terkenal di seluruh dunia, didirikan oleh Sergey Brin dan Lawrence Page. Pada 2014, diperkirakan kekayaan pribadi Brin mencapai US $ 30 miliar. Sedangkan kekayaan pribadi Page diperkirakan mencapai US $ 32,3 milyar, membuat ia menduduki peringkat ke-19 dalam daftar miliarder Forbes. Brin dan Page bertemu di Stanford. Di kamar asrama, mereka membuat sebuah mesin pencari yang menggunakan sistem Brin. Program ini menjadi populer di Stanford. Mereka menunda studi PhD untuk memulai Google.
3. Reid Hoffman
Saat ini, LinkedIn merupakan jaringan sosial populer yang digunakan untuk berhubungan bisnis dan mencari pekerjaan. Reid Hoffman mendirikan LinkedIn pada Desember 2002 dengan beberapa rekannya. Pada November 2012, LinkedIn memiliki lebih dari 187 juta pengguna yang berasal dari 200 negara. Dengan IPO LinkedIn pada 19 Mei 2011, Hoffman memiliki saham senilai $ 2,34 miliar.
4. Steve Ballmer
Peringkat ke-32 orang terkaya di dunia diberikan Forbes pada Steve Ballmer. Ia adalah CEO Microsoft dari Januari 2000 sampai Februari 2014. Pada 2014, kekayaan pribadinya mencapai $ 20,7 miliar. Pada 4 Februari 2014, Ballmer pensiun sebagai CEO dan digantikan oleh Satya Nadella. Saat ini Ballmer menjabat sebagai Dewan Direksi Microsoft.
5. Marissa Mayer
Marissa Mayer lulus dari Stanford dengan gelar sarjana dalam sistem simbolis dan gekar master dalam ilmu komputer. Mayer adalah CEO Yahoo! sejak Juli 2012. Sebelumnya, ia menjabat sebagai eksekutif dan juru bicara utama Google. Mayer menduduki peringkat ke-8 dalam daftar pengusaha paling kuat di Amerika tahun 2013 oleh majalah Fortune.
6. Jeffrey Skoll
Kanada telah melahirkan seorang insinyur, pengusaha internet, sekaligus produser film yang luar biasa, Jeffrey Skoll. Dengan kekayaan sebesar $ US 3,8 miliar, Forbes menganugerahi Skoll peringkat terkaya ke-7 di Kanada dan 347 di dunia. Ia adalah karyawan pertama sekaligus presiden pertama dari perusahaan lelang internet eBay. Pada 1995, ia lulus dari Stanford Bussiness School dengan gelar Master of Business Administration.
Kanada telah melahirkan seorang insinyur, pengusaha internet, sekaligus produser film yang luar biasa, Jeffrey Skoll. Dengan kekayaan sebesar $ US 3,8 miliar, Forbes menganugerahi Skoll peringkat terkaya ke-7 di Kanada dan 347 di dunia. Ia adalah karyawan pertama sekaligus presiden pertama dari perusahaan lelang internet eBay. Pada 1995, ia lulus dari Stanford Bussiness School dengan gelar Master of Business Administration.
7. Yukio Hatoyama
Siapa sangka, universitas Amerika melahirkan seorang perdana menteri Jepang. Yukio Hatoyama adalah mantan politisi yang menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang dari 16 September 2009 sampai 2 Juni 2010. Ia adalah Perdana Menteri pertama dari Partai Demokratis. Pada 1976, ia lulus dari Stanford dengan gelar PhD di bidang Teknik Industri. Pada 1986, Hatoyama terpilih menjadi anggota DPR untuk pertama kalinya. Kemudian pada 2009, ia mengalahkan Partai Demokratis Liberal.
Siapa sangka, universitas Amerika melahirkan seorang perdana menteri Jepang. Yukio Hatoyama adalah mantan politisi yang menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang dari 16 September 2009 sampai 2 Juni 2010. Ia adalah Perdana Menteri pertama dari Partai Demokratis. Pada 1976, ia lulus dari Stanford dengan gelar PhD di bidang Teknik Industri. Pada 1986, Hatoyama terpilih menjadi anggota DPR untuk pertama kalinya. Kemudian pada 2009, ia mengalahkan Partai Demokratis Liberal.
8. Herbert Hoover
Presiden ke-31 Amerika Serikat adalah Herbet Hoover. Pada 1895 ia lulus dari Stanford dengan gelar di bidang geologi. Dalam pemilihan presiden tahun 1928, ia menjadi salah satu dari dua presiden yang terpilih tanpa pengalaman pemilu atau pangkat militer tinggi.
Presiden ke-31 Amerika Serikat adalah Herbet Hoover. Pada 1895 ia lulus dari Stanford dengan gelar di bidang geologi. Dalam pemilihan presiden tahun 1928, ia menjadi salah satu dari dua presiden yang terpilih tanpa pengalaman pemilu atau pangkat militer tinggi.
9. Susan Rice
Seorang alumnus Stanford, Susan Rice, pernah disebut-sebut sebagai pengganti Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Rice adalah Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat. Ia memperoleh Beasiswa Truman selama kuliah di Stanford. Pada 1986, ia lulus dengan gelar BA di bidang sejarah. Kemudian ia menjadi mantan diplomat AS, mantan rekan Brookings Institution, dan mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB. Rice bertugas di staf Dewan Keamanan Nasional, dan sebagai Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Afrika selama masa jabatan kedua Presiden Bill Clinton. Rice dikukuhkan sebagai duta PBB oleh Senat AS dengan persetujuan bulat pada 22 Januari 2009.
Seorang alumnus Stanford, Susan Rice, pernah disebut-sebut sebagai pengganti Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Rice adalah Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat. Ia memperoleh Beasiswa Truman selama kuliah di Stanford. Pada 1986, ia lulus dengan gelar BA di bidang sejarah. Kemudian ia menjadi mantan diplomat AS, mantan rekan Brookings Institution, dan mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB. Rice bertugas di staf Dewan Keamanan Nasional, dan sebagai Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Afrika selama masa jabatan kedua Presiden Bill Clinton. Rice dikukuhkan sebagai duta PBB oleh Senat AS dengan persetujuan bulat pada 22 Januari 2009.
10. Mae Jamison
Dokter dan astronot adalah kombinasi pekerjaan unik yang dimiliki oleh Mae Jamison. Ia merupakan wanita Amerika Afrika pertama yang melakukan perjalanan ke ruang angkasa. Jemison lulus dari Stanford pada 1977, dengan gelar BS di bidang teknik kimia. Pada 12 September 1992, ia pergi ke luar angkasa dengan pesawat Space Shuttle Endeavour. Setelah pendidikan kedokteran dan praktek umum singkat, ia dipilih oleh NASA untuk bergabung dengan korps astronot.
Dokter dan astronot adalah kombinasi pekerjaan unik yang dimiliki oleh Mae Jamison. Ia merupakan wanita Amerika Afrika pertama yang melakukan perjalanan ke ruang angkasa. Jemison lulus dari Stanford pada 1977, dengan gelar BS di bidang teknik kimia. Pada 12 September 1992, ia pergi ke luar angkasa dengan pesawat Space Shuttle Endeavour. Setelah pendidikan kedokteran dan praktek umum singkat, ia dipilih oleh NASA untuk bergabung dengan korps astronot.
Pada 1993, ia mengundurkan diri dari NASA untuk membentuk sebuah perusahaan yang meneliti penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Namun prestasinya tidak berhenti sampai di sana. Ia muncul di televisi beberapa kali, termasuk dalam sebuah episode Star Trek: The Next Generation. Selain itu ia bekerja sebagai penari dan dianugerahi sembilan gelar doktor kehormatan di bidang ilmu pengetahuan, teknik, sastra, dan humaniora.
11. Landry Fields
Tak disangka seorang pemain basket profesional Amerika memulai karier bisnisnya di Stanford. Saat ini Landry Fields bermain untuk Toronto Raptors NBA. Saat kuliah di Stanford, pada awalnya ia hanya menjadi pemain basket cadangan, kemudian di tahun akhir ia menjadi pemain top. Fields memiliki rata-rata 22 poin per game dan menduduki peringkat ke-8 di Amerika dalam jumlah skor.
12. David Chase
Tujuh Emmy Award telah disabet oleh alumnus Stanford, David Chase. Ia adalah seorang penulis, sutradara dan produser televisi Amerika. Ia pernah kuliah di Stanford University's School of Film. Chase telah bekerja di televisi selama lebih dari 30 tahun dan telah memproduksi berbagai acara seperti The Rockford Files, I’ll Fly Away, dan Nothern Exposure. Ia terkenal karena serial drama The Sopranos yang ditayangkan pada 1999-2007.
Tujuh Emmy Award telah disabet oleh alumnus Stanford, David Chase. Ia adalah seorang penulis, sutradara dan produser televisi Amerika. Ia pernah kuliah di Stanford University's School of Film. Chase telah bekerja di televisi selama lebih dari 30 tahun dan telah memproduksi berbagai acara seperti The Rockford Files, I’ll Fly Away, dan Nothern Exposure. Ia terkenal karena serial drama The Sopranos yang ditayangkan pada 1999-2007.
13. Robert Pinsky
Robert Pinsky mengawali karier gemilangnya dengan mempelajari penulisan kreatif di Stanford. Saat ini ia bekerja sebagai penyair, esais, kritikus sastra, dan penerjemah. Ia telah menulis sembilan belas buku yang sebagian besar adalah koleksi puisinya sendiri. Karya terjemahannya yang telah diterbitkan adalah The Inferno Dante Alighieri dan The Notebook. Saat ini menjadi pengajar di Boston University dan editor puisi di Slate.
Robert Pinsky mengawali karier gemilangnya dengan mempelajari penulisan kreatif di Stanford. Saat ini ia bekerja sebagai penyair, esais, kritikus sastra, dan penerjemah. Ia telah menulis sembilan belas buku yang sebagian besar adalah koleksi puisinya sendiri. Karya terjemahannya yang telah diterbitkan adalah The Inferno Dante Alighieri dan The Notebook. Saat ini menjadi pengajar di Boston University dan editor puisi di Slate.