Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika Kamu memutuskan untuk belajar di luar negeri, tidak sedikit di antaranya adalah mengenai ...
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika Kamu memutuskan untuk belajar di luar negeri, tidak sedikit di antaranya adalah mengenai hal keselamatan. Bepergian ke negara asing dapat menjadi sesuatu yang membingungkan bagi siapa saja yang baru pertamakalinya, belum lagi tinggal di luar negeri untuk jangka waktu yang panjang. Namun asal pikiran kita sehat, Kamu berhak untuk yakin dalam menjaga keselamatan Kamu ketika Kamu belajar di luar negeri. Karena dengan pikiran yang sehat, Kamu dapat melakukan improvisasi dalam segala kondisi yang menyangkut keselamatan Kamu.
Bepergian, baik itu ke luar kota atau ke luar negeri selalu merupakan pengalaman yang menarik. Untuk membantu orang menikmati perjalanannya dan terhindar dari insiden yang tidak diinginkan seperti misalnya kehilangan paspor atau barang-barang lain seperti koper dan sebagainya, maka yang terbaik adalah bersiap-siap untuk menghindari hal-hal seperti itu terjadi.
1. Pelajari Kota
Sebelum Kamu meninggalkan rumah untuk studi di luar negeri, berbicaralah dengan penasihat sekolah (Guru BK) dan siswa yang telah mengunjungi kota pilihan Kamu sebelumnya. Orang-orang ini dapat sangat berharga dalam memberikan nasihat tentang bagaiamana menjaga kemanan Kamu dengan menghindari daerah-daerha yang berbahaya, daerah di mana kita harus tinggal dan bagaimana perjalanan menuju kota aman. Dan sebaiknya Setelah Kamu tiba di kota yang akan Kamu huni. Cobalah berjalan-jalan di siang hari agar dapat merasakan lingkungan Kamu sedini mungkin, sebelum Kamu benar-benar harus berada disana untuk waktu yang lama.
Pelajari rute-rute ke berbagai tempat penting, seperti toko makanan, rumah sakit, Kedutaan negara Kamu, book store dan tempat-tempat lain yang menurut Kamu perlu untuk diketahui. Semakin hafal Kamu dengan rute yang ada, akan semakin mudah adnda ber mobilitas kemanpun Kamu mau.
2. Sembunyikan Barang Berharga Kamu
Jika Kamu berjalan melewati kota, maka bawalah tas Kamu dan letakan di dekat diri Kamu (jangan sampai terlalu bawah sehingga tidak sadar saat ada yang menyentuhnya), selain itu juga jagalah ponsel atau iPod Kamu dengan menyelipkannya di saku. Hal lainnya lagi adalah Jangan pernah memperlihatkan uang tunai Kamu saat berjalan, hal tersebut akan membuat Kamu tidak terlihat kaya, namun akan memposisikan Kamu di zona bahaya. Hidup di negara lain tidak jauh berbeda daripada tinggal di negara sendiri; tetaplah untuk meneruskan kebiasaan baik Kamu dalam menjaga barang, sama seperti Kamu berjalan di jalan-jalan kota sendiri.
3. Kabari Teman/keluarga
Hal ini mungkin membuat Kamu akan sedikit merasa bebas karena harus memberi kabar setiap Kamu keluar, tetapi pastikanlah Kamu tetap berhubungan dengan teman dan keluarga di rumah. Jika Kamu memiliki teman sekamar, cobalah untuk mebiarkan mereka tahu di mana Kamu akan pergi untuk hari tersebut, Jika sesuatu terjadi pada Kamu, Kamu akan senang bahwa seseorang tahu di mana Kamu berada karena keberadaan orang yang paling dekat.
4. Ber-sosialisasi dengan Bijak
Bagian dari kegembiraan kota baru adalah melihat tempat populer dan pergi keluar ke pusat kota. Jika disana Kamu berencana untuk keluar malam ke kota dengan teman-teman yang baru, maka jagalah cara bersosialisasi Kamu, jangan terpangaruh untuk minum alkohol. Kamu tidak perlu mabuk di pub untuk memiliki hubungan sosial yang baik dengan mereka atau sekedar mendapatkan kemeriahan dalam berteman. Pasalnya Alkohol akan menurunkan penilaian baik pada diri sendiri.
Cobalah untuk menjaga prinsip Kamu saat bersosialisasi dengan teman disana, karena di luar neger sana kehidupan sangat heterogen. Meski begitu, Kamu tetap harus menjaga sopan santun saat menolak ajakan yang tidak sesuai dengan prinsip Kamu.
Kemampuan ber-sosialisasi memang selalu diidentikkan dengan kemampuan berkomunikasi Kamu dengan lingkungan. Namun tentu saja bukan asal komunikasi yang harus dilakukan, Kamu harus memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Karena melalui sosialisasi yang baik dapat mengantarkan Kamu ke gerbang kesuksesan baik dalam karir maupun akademik.
5. Jangan Tertutup
Orang-orang di sekitar Kamu, tidak akan menutup diri disaat Kamu sebagai orang asing memulai unutuk membuka sebuah pembicaraan dengan mereka, disini kami akan memberikan beberapa poin yang telah dipaparkan oleh pustaka nilna yang membedakan antara pribadi orang yang terbuka dan tertutup. Kemudia tentukanlah sikap Kamu.
Sifat Orang Yang Terbuka
Pertama, seorang yang bersifat terbuka biasanya menilai pesan secara obyektif, dengan menggunakn data dan keajegan logika.
Kedua, orang terbuka rata-rata lebih mampu membedakan sesuatu dengan mudah, mampu melihat nuansa-nuansa.
Ketiga, orang yang bersifat terbuka lebih banyak berorientasi pada isi (content) ketimbang orangnya,
bungkus atau polesan-polesannya.
Keempat, orang ini mau mencari informasi dari berbagai sumber, tidak hanya puas dengan satu nara sumber.
Kelima, ia lebih profesional dan bersedia tanpa malu-malu dan tanpa khawatir bersedia untuk mengubah kepercayaannya, keyakinannya, pendapatnya, jika memang itu terbukti salah.
Sifat Mereka Yang Tertutup
Pertama, ia suka menilai pesan berdasarkan motif pribadi. Orang dogmatis tidak akan memperhatikan logika suatu proposisi, ia lebih banyak melihat dan membacasejauh mana proposisi itu sesuai dengan dengan dirinya. Argumentasi yang obyektif, logis, cukup bukti akan ditolak mentah-mentah. “Pokoknya aku tidak percaya” begitu sering diucapkan orang dogmatis. Setiap pesan akan dievaluasikan berdasarkan desakan dari dalam diri individu (inner pressures). Rokeach menyebut desakan ini, antara lain, kebiasaan, kepercayaan, petunjuk perseptual, motif ego irasional, hasrat berkuasa, dan kebutuhan untuk membesarkan diri. Orang tuadogmatis sukar menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan.
Kedua, cara berpikirnya simplistis. Bagi orang dogmatis, dunia ini hanya hitam dan putih, tidak ada kelabu. Ia tidak sanggup membedakan yang setengah benar setengah salah, yang tengah-tengah. Baginya kalau tidak salah, ya benar. Tidak mungkin ada bentuk antara. Dunia dibagi dua: yang pro-kita dimana segala kebaikan terdapat, dan kontra-kita dimana segala kejelekan berada.
Ketiga, lebih banyak berorientasi pada sumber. Bagi orang dogmatis yang paling penting ialah siapa yang berbicara, bukan apa yang dibicarakan. Ia terikat sekali pada otoritas yang mutlak. Ia tunduk pada otoritas, karena seperti umumnya orang dogmatis ia cenderung lebih cemas dan mempunyai rasa tidak aman yang tinggi.
Keempat, kalau ia mencari informasi ia akan mencari dari sumber-sumbernya sendiri. Orang-orang dogmatis hanya mempercayai sumber informasi mereka sendiri. Mereka tidak akan meneliti tentang orang lain dari sumber yang lain. Pemeluk aliran agama yang dogmatis hanya mempercayai penjelasan tentang keyakinan aliran lain dari sumber-sumber yang terdapat pada aliran yang dia anut.
Kelima, secara kaku mempertahankan dan membela sistem kepercayaannya. Berbeda dengan orang terbuka yang menerima kepercayaannya secara provisional, orang dogmatis menerima kepercayaannya secara mutlak. Orang dogmatis kuatir, bila satu butir saja dari kepercayaanya yang berubah, ia akan kehilangan seluruh dunianya. Ia akan mempertahankan setiap jengkal dari wilayah kepercayaanya sampai titik darah penghabisan.
Dan yang terakhir, ia tak mampu membiarkan inkonsistensi. Orang dogmatis tidak tahan hidupdalam suasana inkonsisten. Ia menghindari kontradiksi atau benturan gagasan. Informasi yang tidak konsisten dengan desakan dari dalam dirinya akan ditolak, didistorsi, atau tidak dihiraukan sama sekali.
Demikian hal-hal yang perlu Kamu perhatikan saat berada di luar negeri. Semoga Kamu memeperhatikan saran yang kami berikan agar keberadaan Kamu tetap aman di negeri orang bahkan saat berbergian.
Bepergian, baik itu ke luar kota atau ke luar negeri selalu merupakan pengalaman yang menarik. Untuk membantu orang menikmati perjalanannya dan terhindar dari insiden yang tidak diinginkan seperti misalnya kehilangan paspor atau barang-barang lain seperti koper dan sebagainya, maka yang terbaik adalah bersiap-siap untuk menghindari hal-hal seperti itu terjadi.
1. Pelajari Kota
Sebelum Kamu meninggalkan rumah untuk studi di luar negeri, berbicaralah dengan penasihat sekolah (Guru BK) dan siswa yang telah mengunjungi kota pilihan Kamu sebelumnya. Orang-orang ini dapat sangat berharga dalam memberikan nasihat tentang bagaiamana menjaga kemanan Kamu dengan menghindari daerah-daerha yang berbahaya, daerah di mana kita harus tinggal dan bagaimana perjalanan menuju kota aman. Dan sebaiknya Setelah Kamu tiba di kota yang akan Kamu huni. Cobalah berjalan-jalan di siang hari agar dapat merasakan lingkungan Kamu sedini mungkin, sebelum Kamu benar-benar harus berada disana untuk waktu yang lama.
Pelajari rute-rute ke berbagai tempat penting, seperti toko makanan, rumah sakit, Kedutaan negara Kamu, book store dan tempat-tempat lain yang menurut Kamu perlu untuk diketahui. Semakin hafal Kamu dengan rute yang ada, akan semakin mudah adnda ber mobilitas kemanpun Kamu mau.
2. Sembunyikan Barang Berharga Kamu
Jika Kamu berjalan melewati kota, maka bawalah tas Kamu dan letakan di dekat diri Kamu (jangan sampai terlalu bawah sehingga tidak sadar saat ada yang menyentuhnya), selain itu juga jagalah ponsel atau iPod Kamu dengan menyelipkannya di saku. Hal lainnya lagi adalah Jangan pernah memperlihatkan uang tunai Kamu saat berjalan, hal tersebut akan membuat Kamu tidak terlihat kaya, namun akan memposisikan Kamu di zona bahaya. Hidup di negara lain tidak jauh berbeda daripada tinggal di negara sendiri; tetaplah untuk meneruskan kebiasaan baik Kamu dalam menjaga barang, sama seperti Kamu berjalan di jalan-jalan kota sendiri.
3. Kabari Teman/keluarga
Hal ini mungkin membuat Kamu akan sedikit merasa bebas karena harus memberi kabar setiap Kamu keluar, tetapi pastikanlah Kamu tetap berhubungan dengan teman dan keluarga di rumah. Jika Kamu memiliki teman sekamar, cobalah untuk mebiarkan mereka tahu di mana Kamu akan pergi untuk hari tersebut, Jika sesuatu terjadi pada Kamu, Kamu akan senang bahwa seseorang tahu di mana Kamu berada karena keberadaan orang yang paling dekat.
4. Ber-sosialisasi dengan Bijak
Bagian dari kegembiraan kota baru adalah melihat tempat populer dan pergi keluar ke pusat kota. Jika disana Kamu berencana untuk keluar malam ke kota dengan teman-teman yang baru, maka jagalah cara bersosialisasi Kamu, jangan terpangaruh untuk minum alkohol. Kamu tidak perlu mabuk di pub untuk memiliki hubungan sosial yang baik dengan mereka atau sekedar mendapatkan kemeriahan dalam berteman. Pasalnya Alkohol akan menurunkan penilaian baik pada diri sendiri.
Cobalah untuk menjaga prinsip Kamu saat bersosialisasi dengan teman disana, karena di luar neger sana kehidupan sangat heterogen. Meski begitu, Kamu tetap harus menjaga sopan santun saat menolak ajakan yang tidak sesuai dengan prinsip Kamu.
Kemampuan ber-sosialisasi memang selalu diidentikkan dengan kemampuan berkomunikasi Kamu dengan lingkungan. Namun tentu saja bukan asal komunikasi yang harus dilakukan, Kamu harus memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Karena melalui sosialisasi yang baik dapat mengantarkan Kamu ke gerbang kesuksesan baik dalam karir maupun akademik.
5. Jangan Tertutup
Orang-orang di sekitar Kamu, tidak akan menutup diri disaat Kamu sebagai orang asing memulai unutuk membuka sebuah pembicaraan dengan mereka, disini kami akan memberikan beberapa poin yang telah dipaparkan oleh pustaka nilna yang membedakan antara pribadi orang yang terbuka dan tertutup. Kemudia tentukanlah sikap Kamu.
Sifat Orang Yang Terbuka
Pertama, seorang yang bersifat terbuka biasanya menilai pesan secara obyektif, dengan menggunakn data dan keajegan logika.
Kedua, orang terbuka rata-rata lebih mampu membedakan sesuatu dengan mudah, mampu melihat nuansa-nuansa.
Ketiga, orang yang bersifat terbuka lebih banyak berorientasi pada isi (content) ketimbang orangnya,
bungkus atau polesan-polesannya.
Keempat, orang ini mau mencari informasi dari berbagai sumber, tidak hanya puas dengan satu nara sumber.
Kelima, ia lebih profesional dan bersedia tanpa malu-malu dan tanpa khawatir bersedia untuk mengubah kepercayaannya, keyakinannya, pendapatnya, jika memang itu terbukti salah.
Sifat Mereka Yang Tertutup
Pertama, ia suka menilai pesan berdasarkan motif pribadi. Orang dogmatis tidak akan memperhatikan logika suatu proposisi, ia lebih banyak melihat dan membacasejauh mana proposisi itu sesuai dengan dengan dirinya. Argumentasi yang obyektif, logis, cukup bukti akan ditolak mentah-mentah. “Pokoknya aku tidak percaya” begitu sering diucapkan orang dogmatis. Setiap pesan akan dievaluasikan berdasarkan desakan dari dalam diri individu (inner pressures). Rokeach menyebut desakan ini, antara lain, kebiasaan, kepercayaan, petunjuk perseptual, motif ego irasional, hasrat berkuasa, dan kebutuhan untuk membesarkan diri. Orang tuadogmatis sukar menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan.
Kedua, cara berpikirnya simplistis. Bagi orang dogmatis, dunia ini hanya hitam dan putih, tidak ada kelabu. Ia tidak sanggup membedakan yang setengah benar setengah salah, yang tengah-tengah. Baginya kalau tidak salah, ya benar. Tidak mungkin ada bentuk antara. Dunia dibagi dua: yang pro-kita dimana segala kebaikan terdapat, dan kontra-kita dimana segala kejelekan berada.
Ketiga, lebih banyak berorientasi pada sumber. Bagi orang dogmatis yang paling penting ialah siapa yang berbicara, bukan apa yang dibicarakan. Ia terikat sekali pada otoritas yang mutlak. Ia tunduk pada otoritas, karena seperti umumnya orang dogmatis ia cenderung lebih cemas dan mempunyai rasa tidak aman yang tinggi.
Keempat, kalau ia mencari informasi ia akan mencari dari sumber-sumbernya sendiri. Orang-orang dogmatis hanya mempercayai sumber informasi mereka sendiri. Mereka tidak akan meneliti tentang orang lain dari sumber yang lain. Pemeluk aliran agama yang dogmatis hanya mempercayai penjelasan tentang keyakinan aliran lain dari sumber-sumber yang terdapat pada aliran yang dia anut.
Kelima, secara kaku mempertahankan dan membela sistem kepercayaannya. Berbeda dengan orang terbuka yang menerima kepercayaannya secara provisional, orang dogmatis menerima kepercayaannya secara mutlak. Orang dogmatis kuatir, bila satu butir saja dari kepercayaanya yang berubah, ia akan kehilangan seluruh dunianya. Ia akan mempertahankan setiap jengkal dari wilayah kepercayaanya sampai titik darah penghabisan.
Dan yang terakhir, ia tak mampu membiarkan inkonsistensi. Orang dogmatis tidak tahan hidupdalam suasana inkonsisten. Ia menghindari kontradiksi atau benturan gagasan. Informasi yang tidak konsisten dengan desakan dari dalam dirinya akan ditolak, didistorsi, atau tidak dihiraukan sama sekali.
Demikian hal-hal yang perlu Kamu perhatikan saat berada di luar negeri. Semoga Kamu memeperhatikan saran yang kami berikan agar keberadaan Kamu tetap aman di negeri orang bahkan saat berbergian.