Negeri ini terkenal dengan negeri kincir angin. Yap negara yang dimaksud adalah negara belanda. Penduduk disana juga terkenal akan kerapian ...
Negeri ini terkenal dengan negeri kincir angin. Yap negara yang dimaksud adalah negara belanda. Penduduk disana juga terkenal akan kerapian dan ketaatannya dalam mematuhi peraturan pemrintah. Yuk simak kisah perjalanan Erlinda Jaya Kartika atau yang biasa dipanggil Linda.
Dia orang asli Madiun namun tinggal di Sumatra Barat. Linda menempuh pendidikan S1-nya di IPB. Sambil bekerja, Linda mencoba mencari beasiswa sana-sini. Akhirnya dia berhasil mendapatkan beasiswa di Belanda ini dengan jenjang S3 di Wageningen University jurusan Forest and Nature Conservation. Beasiswa tersebut dia dapatkan dari Nuffic Neso Indonesia melalui program STUNET.
Saat kami mewawancarainya Linda menjawab dengan wajah yang bahagia dan penuh dengan senyum. Menggambarkan betapa senangnya dapat membagi pengalamannya dengan tim kami. Linda sangat beruntung mendapatkan beasiswa ini. Beasiswa yang dia dapatkan meliputi biaya kuliah, asuransi, tempat tinggal, dan biaya riset ketika pulang ke Indonesia.
Sebelum berangkat ke Belanda Linda mendapat pelatihan bahasa Inggris selama 3 bulan di Jakarta dan dibiayai oleh pihak lembaga. Pelatihan ini untuk memperlancar bahasa Inggris yang nantinya akan digunakan komunikasi di sana. Jelas sekali bahwa bahasa Inggris merupakan modal utama untuk kuliah di luar negeri.
Dalam wawancara, kami menanyakan apa yang membuat Linda bisa terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa ini. Linda menuturkan selama proses seleksi ada wawancara seperti miotivasi dan wawancara bahasa Inggris. Ada satu wawancara di mana Linda bercerita tentang pekerjaannya selama di Sumatra. Dia sering menangkap harimau dan hewan-hewan lainnya untuk diperiksa kondisinya kemudian dilepaskan kembali ke hutan. Hewan yang sudah dilepas juga dipantau keberadaan dan kondisinya. Mungkin hal ini yang menjadi pertimbangan pihak lembaga.
Hal ini membuktikan bahwa dengan pekerjaan Linda yang mulia peduli terhadap hewan membukakan jalan untuk meraih kesempatan kuliah di luar negeri. Pekerjaan mulia apapun yang ditekuni pasti akan mendapat imbalan yang sepadan. Dengan ilmu yang didapatkan Linda selama kuliah di Belanda membuat hewan Sumatra terjaga dengan baik.
Soal makanan di Belanda tidak perlu khawatir jika rindu dengan masakan Indonesia. Tidak seperti negara-negara lain, di Belanda bisa dijumpai tahu, tempe, trasi, daun salam, kangkung dan beberapa bahan lainnya. Kemungkinan bahan-bahan tersebut ada karena diproduksi oleh orang Indonesia yang sudah menjadi penduduk Belanda. Zaman dulu saat ada RMS, beberapa orang di Maluku diangkut ke Belanda. Hingga sampai saat ini meski sudah di Belanda, budaya mereka masih mendarah daging.Maka jangan heran jika menemukan bahan-bahan khas Indonesia. Di sana juga terdapat restoran yang menjual makanan Indonesia namun sedikit mahal. Bagi kaum Muslim di Belanda juga ada toko yang berlabel halal. Linda lebih memilih memasak sendiri karena untuk mencari bahan dan kehalalannya tidak sulit.
Untuk toleransi beragama di Belanda sangat tinggi. Meski penduduknya ada yang tidak mempercayai Tuhan, mereka tetap menghargai mereka yang percaya adanya Tuhan. Mereka sangat menghormati dan menghargai orang yang sedang melaksanakan ibadah. Di masing-masing kota terdapat masjid untuk umat muslim beribadah meski bentuknya tidak seperti masjid pada umumnya. Bahkan di salah satu kota, masjid sudah diperbolehkan mengumandangkan adzan dengan keras. Namun untuk adzan subuh dan isyak dilarang mengumandangkan dengan keras karena takut akan mengganggu warga sekitar yang bukan muslim. Penduduk yang beragama Islam setiap beberapa minggu sekali selalu mengadakan pengajian. Hal ini menjadikan ajang berkumpulnya orang muslim dari berbagai negara dan orang-orang Indonesia. Dengan ini, mereka menjalin keakraban dan tali silaturahmi.
Tips dan biaya hidup
Biaya hidup disana memang mahal, transportasi saja disana sangat mahal. Mau bagaimana lagi transportasi merupakan kebutuhan umum. Linda selalu memasak karena lebih hemat. Tetap saja di negara manapun kalau soal biaya hidup harus cermat-cermat berhemat. Ini sudah menjadi tantangan yang umum dialami. Tidak seperti di Indonesia yang bisa mendapatkannya dengan harga murah. Meski biaya hidup mahal tentunya hal ini tidak mematahkan semangat untuk kuliah di luar negeri seperti di Belanda.
Jika kalian berminat kuliah di Belanda, berikut tips yang didapatkan melalui wawancara bersama Linda. Minimal skor untuk tes IELTS di Belanda adalah 6 sudah cukup. Terus tekuni bidang yang diinginkan. Seperti yang Linda lakukan, dengan tekun dan konsentrasi pada bidang konservasi. Apalagi bagi yang mendapatkan beasiswa jangan sia-siakan fasilitas yang telah diberikan. Menurut Linda, mereka yang pernah menempuh pendidikan di luar negeri untuk mendapatkan gelar lainnya akan lebih mudah. Misalnya setelah lulus Master untuk mendapatkan gelar Doctor tidak begitu sulit.
Pesan dan kesan
Tentunya setiap orang yang pernah belajar di luar negeri memiliki cara pandang dan pemikiran yang berbeda. Linda sendiri mengaku dia lebih berpikir jauh ke depan ketika akan mengambil keputusan dan berbicara. Jika dulu dengan pengetahuan yang dimilikinya bisa berbicara dengan tegas namun sekarang ketika akan mengutarakan pendapat Linda perlu mencari data yang spesifik dan akurat.
Kemampuan analisisnya jadi bertambah lebih detail. Dulu dengan analisis seadanya dia berani bertindak. Sekarang butuh proses yang panjang untuk bertindak. Dia lebih terbuka lagi dengan pemikirannya. Menurut Linda sistem pendidikan di Indonesia harus dirubah agar mampu bersaing dengan universitas di luar negeri.
Banyak yang Linda dapatkan manfaatnya setelah kuliah di belanda. Hal ini juga berdampak pada konservasi hewan dan hutan yang ada di Sumatra. Mereka sangat terjaga habitatnya. Indonesia memang memerlukan orang-orang seperti Linda. Bekerja menjaga hewan langka dan asli Indonesia dari pemburu liar.
Tidak sedikit yang melirik pekerjaan seperti Linda. Tidak mudah baginya untuk mendapatkan beasiswa ini karena dia harus mengalami kegagalan berkali-kali. Namun dia tidak patah semangat. Mungkin Linda memang ditakdirkan untuk menjaga alam Indonesia dengan berbagai ilmu yang didapatkannya.
Bagaimana menurut kalian mengenai cerita Linda tersebut. Pekerjaan Linda bisa memotivasi untuk mencintai Indonesia dengan cara apapun. Dia tidak memiliki hal yang istimewa untuk mendapatkan beasiswa namum dia memiliki pekerjaan yang patut untuk dibanggakan. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan sebelum berangkat kuliah ke Belanda.
Dia orang asli Madiun namun tinggal di Sumatra Barat. Linda menempuh pendidikan S1-nya di IPB. Sambil bekerja, Linda mencoba mencari beasiswa sana-sini. Akhirnya dia berhasil mendapatkan beasiswa di Belanda ini dengan jenjang S3 di Wageningen University jurusan Forest and Nature Conservation. Beasiswa tersebut dia dapatkan dari Nuffic Neso Indonesia melalui program STUNET.
Saat kami mewawancarainya Linda menjawab dengan wajah yang bahagia dan penuh dengan senyum. Menggambarkan betapa senangnya dapat membagi pengalamannya dengan tim kami. Linda sangat beruntung mendapatkan beasiswa ini. Beasiswa yang dia dapatkan meliputi biaya kuliah, asuransi, tempat tinggal, dan biaya riset ketika pulang ke Indonesia.
Sebelum berangkat ke Belanda Linda mendapat pelatihan bahasa Inggris selama 3 bulan di Jakarta dan dibiayai oleh pihak lembaga. Pelatihan ini untuk memperlancar bahasa Inggris yang nantinya akan digunakan komunikasi di sana. Jelas sekali bahwa bahasa Inggris merupakan modal utama untuk kuliah di luar negeri.
Dalam wawancara, kami menanyakan apa yang membuat Linda bisa terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa ini. Linda menuturkan selama proses seleksi ada wawancara seperti miotivasi dan wawancara bahasa Inggris. Ada satu wawancara di mana Linda bercerita tentang pekerjaannya selama di Sumatra. Dia sering menangkap harimau dan hewan-hewan lainnya untuk diperiksa kondisinya kemudian dilepaskan kembali ke hutan. Hewan yang sudah dilepas juga dipantau keberadaan dan kondisinya. Mungkin hal ini yang menjadi pertimbangan pihak lembaga.
Hal ini membuktikan bahwa dengan pekerjaan Linda yang mulia peduli terhadap hewan membukakan jalan untuk meraih kesempatan kuliah di luar negeri. Pekerjaan mulia apapun yang ditekuni pasti akan mendapat imbalan yang sepadan. Dengan ilmu yang didapatkan Linda selama kuliah di Belanda membuat hewan Sumatra terjaga dengan baik.
Soal makanan di Belanda tidak perlu khawatir jika rindu dengan masakan Indonesia. Tidak seperti negara-negara lain, di Belanda bisa dijumpai tahu, tempe, trasi, daun salam, kangkung dan beberapa bahan lainnya. Kemungkinan bahan-bahan tersebut ada karena diproduksi oleh orang Indonesia yang sudah menjadi penduduk Belanda. Zaman dulu saat ada RMS, beberapa orang di Maluku diangkut ke Belanda. Hingga sampai saat ini meski sudah di Belanda, budaya mereka masih mendarah daging.Maka jangan heran jika menemukan bahan-bahan khas Indonesia. Di sana juga terdapat restoran yang menjual makanan Indonesia namun sedikit mahal. Bagi kaum Muslim di Belanda juga ada toko yang berlabel halal. Linda lebih memilih memasak sendiri karena untuk mencari bahan dan kehalalannya tidak sulit.
Untuk toleransi beragama di Belanda sangat tinggi. Meski penduduknya ada yang tidak mempercayai Tuhan, mereka tetap menghargai mereka yang percaya adanya Tuhan. Mereka sangat menghormati dan menghargai orang yang sedang melaksanakan ibadah. Di masing-masing kota terdapat masjid untuk umat muslim beribadah meski bentuknya tidak seperti masjid pada umumnya. Bahkan di salah satu kota, masjid sudah diperbolehkan mengumandangkan adzan dengan keras. Namun untuk adzan subuh dan isyak dilarang mengumandangkan dengan keras karena takut akan mengganggu warga sekitar yang bukan muslim. Penduduk yang beragama Islam setiap beberapa minggu sekali selalu mengadakan pengajian. Hal ini menjadikan ajang berkumpulnya orang muslim dari berbagai negara dan orang-orang Indonesia. Dengan ini, mereka menjalin keakraban dan tali silaturahmi.
Tips dan biaya hidup
Biaya hidup disana memang mahal, transportasi saja disana sangat mahal. Mau bagaimana lagi transportasi merupakan kebutuhan umum. Linda selalu memasak karena lebih hemat. Tetap saja di negara manapun kalau soal biaya hidup harus cermat-cermat berhemat. Ini sudah menjadi tantangan yang umum dialami. Tidak seperti di Indonesia yang bisa mendapatkannya dengan harga murah. Meski biaya hidup mahal tentunya hal ini tidak mematahkan semangat untuk kuliah di luar negeri seperti di Belanda.
Jika kalian berminat kuliah di Belanda, berikut tips yang didapatkan melalui wawancara bersama Linda. Minimal skor untuk tes IELTS di Belanda adalah 6 sudah cukup. Terus tekuni bidang yang diinginkan. Seperti yang Linda lakukan, dengan tekun dan konsentrasi pada bidang konservasi. Apalagi bagi yang mendapatkan beasiswa jangan sia-siakan fasilitas yang telah diberikan. Menurut Linda, mereka yang pernah menempuh pendidikan di luar negeri untuk mendapatkan gelar lainnya akan lebih mudah. Misalnya setelah lulus Master untuk mendapatkan gelar Doctor tidak begitu sulit.
Pesan dan kesan
Tentunya setiap orang yang pernah belajar di luar negeri memiliki cara pandang dan pemikiran yang berbeda. Linda sendiri mengaku dia lebih berpikir jauh ke depan ketika akan mengambil keputusan dan berbicara. Jika dulu dengan pengetahuan yang dimilikinya bisa berbicara dengan tegas namun sekarang ketika akan mengutarakan pendapat Linda perlu mencari data yang spesifik dan akurat.
Kemampuan analisisnya jadi bertambah lebih detail. Dulu dengan analisis seadanya dia berani bertindak. Sekarang butuh proses yang panjang untuk bertindak. Dia lebih terbuka lagi dengan pemikirannya. Menurut Linda sistem pendidikan di Indonesia harus dirubah agar mampu bersaing dengan universitas di luar negeri.
Banyak yang Linda dapatkan manfaatnya setelah kuliah di belanda. Hal ini juga berdampak pada konservasi hewan dan hutan yang ada di Sumatra. Mereka sangat terjaga habitatnya. Indonesia memang memerlukan orang-orang seperti Linda. Bekerja menjaga hewan langka dan asli Indonesia dari pemburu liar.
Tidak sedikit yang melirik pekerjaan seperti Linda. Tidak mudah baginya untuk mendapatkan beasiswa ini karena dia harus mengalami kegagalan berkali-kali. Namun dia tidak patah semangat. Mungkin Linda memang ditakdirkan untuk menjaga alam Indonesia dengan berbagai ilmu yang didapatkannya.
Bagaimana menurut kalian mengenai cerita Linda tersebut. Pekerjaan Linda bisa memotivasi untuk mencintai Indonesia dengan cara apapun. Dia tidak memiliki hal yang istimewa untuk mendapatkan beasiswa namum dia memiliki pekerjaan yang patut untuk dibanggakan. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan sebelum berangkat kuliah ke Belanda.