Rusia adalah negara yang terbentuk setelah runtuhnya Uni Soviet. Banyak yang mengecap negara ini sebagai negara komunis, atheis, berpenduduk...
Rusia adalah negara yang terbentuk setelah runtuhnya Uni Soviet. Banyak yang mengecap negara ini sebagai negara komunis, atheis, berpenduduk dingin, dan sebagainya. Namun apakah benar demikian? Tentunya tidak separah itu. Yuk kita simak penuturan Nyoman yang disajikan kru berkuliah.com buat kamu yang ingin ke Rusia.
Mengapa Rusia?
Nyoman kuliah di salah satu universitas di Moskow, jurusan Hubungan Internasional untuk meraih gelar S2. Ia tinggal di Rusia sejak tahun 2012 di asrama khusus yang disediakan oleh pihak kampusnya. Di masing-masing asrama, tinggal berbagai mahasiswa dari negara-negara lain khususnya dari negara dunia ke-3 seperti Vietnam, Malaysia dan lain-lain. Ia kuliah di Rusia dengan beasiswa dari Kementrian Pendidikan Rusia.
Beasiswa tersebut menanggung biaya kuliah, sedangkan biaya tempat tinggal dibayar sendiri dengan bantuan subsidi dari pemerintah. Mahasiswa yang sedang kuliah di Rusia tidak boleh bekerja meskipun secara legal. Namun apabila ada pekerjaan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), mahasiswa Indonesia bisa mendapatkan gaji dari proyek-proyek di sana.
Nyoman menempuh pendidikan S1 di Universitas Jayabaya, Jakarta dengan program studi Hubungan Internasional. Ia memutuskan untuk memilih Rusia sebagai negara tujuan studi S2 karena sejak dulu sudah tertarik untuk mempelajari bahasa Rusia, sehingga ingin menerapkan pengetahuannya di negara aslinya. Ia bisa mengetahui informasi tawaran beasiswa saat mengikuti kursus di pusat kebudayaan Rusia selama 1,5 tahun.
Kehidupan di Rusia
Menurut Nyoman, orang Rusia awalnya terkesan dingin. Namun apabila sudah kenal lebih dekat, mereka akan benar-benar baik hati dan peduli pada orang lain. Toleransi beragama di Rusia cenderung netral karena kebanyakan penduduknya atheis dan tidak mau mencampuri urusan agama orang lain.
Di Moskow banyak mahasiswa asing yang sering berjalan-jalan di salah satu tempat pariwisata paling terkenal yaitu Red Square. Di sana ada Museum Sejarah Uni Soviet, Katedral Santo Basil yang dibangun pada abad XIV, dan berbagai bangunan tua zaman Tsar yang sangat bagus. Turis yang datang dari bandara ke pusat kota bisa dikenai biaya hingga Rp600.000 apabila salah memilih berkendara dengan taksi-taksi gelap yang gemar menaikkan tarif. Oleh karena itu, sebaiknya memilih untuk naik kereta ekspres jika bepergian dari bandara ke pusat kota karena hanya membutuhkan tarif sekitar Rp90.000.
Cuaca di Rusia cukup ekstrem, musim dingin dapat mencapai minus 40 deajat Celcius di luar Moskow. Pada umumnya, orang-orang Rusia lebih teratur daripada orang-orang Indonesia. Walaupun Moskow pernah dicap sebagai kota terjorok di Eropa, secara keseluruhan masih lebih teratur daripada kota-kota di Indonesia.
Tips kuliah di Rusia
- Karena beasiswa pendidikan di Rusia tidak penuh, keuangan harus benar-benar disiapkan karena Moskow adalah salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia.
- Sebelum berangkat kuliah ke Rusia, sebaiknya calon mahasiswa banyak mencari sponsor seperti beasiswa dari Kementrian Pendidikan atau dari lembaga-lembaga lain.
- Rusia tidak seperti negara-negara Eropa Barat pada umumnya. Jadi jangan terlalu berharap untuk mendapatkan tempat kuliah yang mewah seperti di Prancis atau Jerman, karena setiap negara di Eropa mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Mengapa Rusia?
Nyoman kuliah di salah satu universitas di Moskow, jurusan Hubungan Internasional untuk meraih gelar S2. Ia tinggal di Rusia sejak tahun 2012 di asrama khusus yang disediakan oleh pihak kampusnya. Di masing-masing asrama, tinggal berbagai mahasiswa dari negara-negara lain khususnya dari negara dunia ke-3 seperti Vietnam, Malaysia dan lain-lain. Ia kuliah di Rusia dengan beasiswa dari Kementrian Pendidikan Rusia.
Beasiswa tersebut menanggung biaya kuliah, sedangkan biaya tempat tinggal dibayar sendiri dengan bantuan subsidi dari pemerintah. Mahasiswa yang sedang kuliah di Rusia tidak boleh bekerja meskipun secara legal. Namun apabila ada pekerjaan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), mahasiswa Indonesia bisa mendapatkan gaji dari proyek-proyek di sana.
Nyoman menempuh pendidikan S1 di Universitas Jayabaya, Jakarta dengan program studi Hubungan Internasional. Ia memutuskan untuk memilih Rusia sebagai negara tujuan studi S2 karena sejak dulu sudah tertarik untuk mempelajari bahasa Rusia, sehingga ingin menerapkan pengetahuannya di negara aslinya. Ia bisa mengetahui informasi tawaran beasiswa saat mengikuti kursus di pusat kebudayaan Rusia selama 1,5 tahun.
Kehidupan di Rusia
Menurut Nyoman, orang Rusia awalnya terkesan dingin. Namun apabila sudah kenal lebih dekat, mereka akan benar-benar baik hati dan peduli pada orang lain. Toleransi beragama di Rusia cenderung netral karena kebanyakan penduduknya atheis dan tidak mau mencampuri urusan agama orang lain.
Di Moskow banyak mahasiswa asing yang sering berjalan-jalan di salah satu tempat pariwisata paling terkenal yaitu Red Square. Di sana ada Museum Sejarah Uni Soviet, Katedral Santo Basil yang dibangun pada abad XIV, dan berbagai bangunan tua zaman Tsar yang sangat bagus. Turis yang datang dari bandara ke pusat kota bisa dikenai biaya hingga Rp600.000 apabila salah memilih berkendara dengan taksi-taksi gelap yang gemar menaikkan tarif. Oleh karena itu, sebaiknya memilih untuk naik kereta ekspres jika bepergian dari bandara ke pusat kota karena hanya membutuhkan tarif sekitar Rp90.000.
Cuaca di Rusia cukup ekstrem, musim dingin dapat mencapai minus 40 deajat Celcius di luar Moskow. Pada umumnya, orang-orang Rusia lebih teratur daripada orang-orang Indonesia. Walaupun Moskow pernah dicap sebagai kota terjorok di Eropa, secara keseluruhan masih lebih teratur daripada kota-kota di Indonesia.
Tips kuliah di Rusia
- Karena beasiswa pendidikan di Rusia tidak penuh, keuangan harus benar-benar disiapkan karena Moskow adalah salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia.
- Sebelum berangkat kuliah ke Rusia, sebaiknya calon mahasiswa banyak mencari sponsor seperti beasiswa dari Kementrian Pendidikan atau dari lembaga-lembaga lain.
- Rusia tidak seperti negara-negara Eropa Barat pada umumnya. Jadi jangan terlalu berharap untuk mendapatkan tempat kuliah yang mewah seperti di Prancis atau Jerman, karena setiap negara di Eropa mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.