Menjelajah Negeri Ginseng, kali ini berkuliah.com akan mengajak kamu untuk mengenal kuliah di sana. Tim kami berhasil mewawancarai Sabian, m...
Menjelajah Negeri Ginseng, kali ini berkuliah.com akan mengajak kamu untuk mengenal kuliah di sana. Tim kami berhasil mewawancarai Sabian, mahasiswa asal Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di Korea Selatan. Simak hasil wawancara berikut.
Namanya Sabian Abid Sarasati atau yang biasa dipanggil Sabian. Sabian kuliah di Korea Selatan dari program beasiswa yang diadakan pemerintah Korea dengan pemerintah Indonesia. Memang telah santer terdengar bahwa pemerintah Korea sedang gencar mempromosikan universitasnya. Hal ini dilakukan untuk menarik mahasiswa luar negeri agar tertarik kuliah di Korea.
Di tingkat Asia, banyak universitas di Korea Selatan yang menduduki peringkat atas. Sabian mengambil kuliah di Kyungsung University jurusan arsitektur tepatnya di kota Busan. Sabian sendiri juga memperoleh beasiswa tambahan dari lembaga atau pemerintahan Korea yang membuka kesempatan untuk mahasiswa asing. Siapa saja yang sudah mendapatkan beasiswa masih bisa memperoleh lagi. Pastinya kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Sabian.
Budaya dan biaya hidup
Biaya hidup di korea tergantung pada kota yang ditinggalinya. Sama halnya di Indonesia, setiap kota memiliki biaya hidup yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya jumlah UMR tiap kota. Biaya hidup di kota-kota besar pastinya lebih mahal. Bahkan apartemen di kota besar sangat mahal.
Sopan santun orang-orang Korea tergantung pada umur. Kebanyakan wanita di korea tidak suka difoto tanpa izin. Baik tua maupun muda, bisa-bisa kalian akan dimaki dan ditampar. Orang Korea pada umunya ramah meski ada beberapa yang tidak. Itu semua kembali pada pribadi masing-masing. Bahkan orang Korea yang sudah pernah tinggal dan kuliah di luar negeri tentunya akan sangat ramah dengan orang asing. Mungkin karena memiliki pengalaman yang sama sebagai mahasiswa asing. Mereka lebih mengerti karena perasaan yang sama saat ingin bersosialisasi dengan penduduk lokal.
Soal makanan bagi kaum muslim akan bermasalah karena kebanyakan daging babi. Meskipun ada daging sapi atau ayam tetap saja bekas penggorengannya bekas daging babi. Menurut Sabian ada beberapa makanan bersertifikat halal namun restoran tersebut jauh dari universitas yang ditinggalinya. Sabian sendiri mengaku sulit mengatur pola makan yang seperti itu. Dia mengaku tidak terlalu memikirkan hal itu, jika dia sangat berhati –hati maka sulit menemukannya. Jadi dia makan apa saja yang penting bukan makanan yang diharamkan.
Kerja paruh waktu
Bagi mereka mahasiswa asing yang mendapat beasiswa bila ingin kerja paruh waktu atau part time harus lapor pada pihak universitas dan lembaga dari Indonesia karena itu merupakan tangung jawab mereka juga. Part time juga perlu memperhatikan waktu. Di Korea jam kerja untuk mahasiswa dibatasi. Namun bila ingin kerja paruh waktu tidak semua semester bisa melakukannya karena jadwal kuliah yang padat. Menurut Sabian sendiri lebih leluasa part time di semester satu karena jadwal kuliah yang masih leluasa. Sedangkan untuk semester selanjutnya akan lebih sibuk dengan jam kuliah karena lebih banyak praktikum dalam kelas.
Sama seperti di Indonesia setiap jam kuliah di Korea berbeda berdasarkan jurusan. Di kelas Sabian sendiri terkadang jam kuliah bisa menghabiskan dua kali lipat dari yang sudah dijadwalkan karena jurusan arsitektur lebih banyak pada praktek.
Persiapan sebelum berangkat
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk kuliah di Korea. Pastinya persiapkan bahasa Inggris dan bahasa Korea. Minimal harus menguasai bahasa Korea untuk bahasa sehari-hari. Penguasaan bahasa Korea ini merupakan peraturan dari pemerintah Korea dan lembaga dari Indonesia Selain itu akan lebih banyak membantu untuk bersosialisasi dengan warga sekitar. Meski belum terlalu lancer dan terkesan susah, setelah beberapa bulan tinggal disana akan terbiasa dengan bahasa tersebut. Sepeti halnya di Indonesia yang memiliki banyak bahasa daerah, selama tinggal di daerah tertentu pastinya sedikit demi sedikit akan menguasai bahasa daerah tersebut.
Ada yang menarik di Korea bila membicarakan tentang umur. Bayi yang baru lahir sudah berumur satu tahun. Sangat berbeda di negara-negara lain. Jad bisa dipastikan umur mereka lebih tua dari penduduk di negara lainnya. Ini merupakan kebiasaan sejak zaman kerajaan kuno di Korea Selatan.
Kecepatan internet di Korea merupakan yang tercepat di dunia dengan akses internet mencapai 14 megabyte perdetik. Dengan kecepatan akses internet secepat itu memudahkan mahasiswa untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui skype atau media sosial lainnya.
Sabian bercerita tentang pengalamannya selama tinggal di Korea Selatan. Banyak orang Korea yang tidak tahu tentang Indonesia. Bahkan terkadang mereka terbalik antara Indonesia dan India. Tentunya kita sebagai warga Indonesia merasa sedikit kecewa. Banyak pengalaman menyenangkan yang Sabian dapatkan.
Yang umum diketahui orang Indonesia tentang korea adalah musiknya atau K-Pop, drama, dan tempat romantis yang sukses melambung di dunia. Banyak tempat wisata yang Sabian kunjungi bahkan Sabian sendiri mengatakan banyak pengalaman menyenangkan yang dia lakukan. Dari cerita Sabian, pastinya Korea sangat menyenangkan untuk dikunjungi kecuali makanannya.
Pada awalnya Sabian tidak memiliki rencana kuliah di Korea Selatan. Dia datang kesana sejak umur 17 tahun. Ternyata dia cukup berani juga untuk mandiri di usia yang sangat muda. Kebetulan ada program beasiswa tersebut dan Sabian pun berangkat kuliah. Tidak hanya asal ikut beasiswa saja, dia juga mecari informasi tentang jurusan arsitektur dan ternyata program kurikulum disana lebih baik dari pada di Indonesia.
Banyak pertimbangan yang dia lakukan. Kakaknya sendiri juga kuliah di Korea, jadi tidak sulit bagi Sabian untuk mengenal lebih lanjut tentang korea sebelum berangkat. Ketika sabian lulus SMA kebetulan kakaknya sudah lulus sarjana di salah satu universitas di Korea Selatan. Dengan kesepakatan keluarga akhirnya Sabian berangkat ke Korea. Negara Korea Selatan yang penuh wisata menarik tidak membuat Sabian lupa pada tanah air. Sabian sudah 3 kali pulang ke Indonesia untuk melepas rindu pada keluarganya.
Semoga informasi di atas dapat menambah informasi kalian. Kami sangat berterimakasih dengan Sabian yang telah bersedia untuk diwawancari di tengah kesibukannya.
Namanya Sabian Abid Sarasati atau yang biasa dipanggil Sabian. Sabian kuliah di Korea Selatan dari program beasiswa yang diadakan pemerintah Korea dengan pemerintah Indonesia. Memang telah santer terdengar bahwa pemerintah Korea sedang gencar mempromosikan universitasnya. Hal ini dilakukan untuk menarik mahasiswa luar negeri agar tertarik kuliah di Korea.
Di tingkat Asia, banyak universitas di Korea Selatan yang menduduki peringkat atas. Sabian mengambil kuliah di Kyungsung University jurusan arsitektur tepatnya di kota Busan. Sabian sendiri juga memperoleh beasiswa tambahan dari lembaga atau pemerintahan Korea yang membuka kesempatan untuk mahasiswa asing. Siapa saja yang sudah mendapatkan beasiswa masih bisa memperoleh lagi. Pastinya kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Sabian.
Budaya dan biaya hidup
Biaya hidup di korea tergantung pada kota yang ditinggalinya. Sama halnya di Indonesia, setiap kota memiliki biaya hidup yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya jumlah UMR tiap kota. Biaya hidup di kota-kota besar pastinya lebih mahal. Bahkan apartemen di kota besar sangat mahal.
Sopan santun orang-orang Korea tergantung pada umur. Kebanyakan wanita di korea tidak suka difoto tanpa izin. Baik tua maupun muda, bisa-bisa kalian akan dimaki dan ditampar. Orang Korea pada umunya ramah meski ada beberapa yang tidak. Itu semua kembali pada pribadi masing-masing. Bahkan orang Korea yang sudah pernah tinggal dan kuliah di luar negeri tentunya akan sangat ramah dengan orang asing. Mungkin karena memiliki pengalaman yang sama sebagai mahasiswa asing. Mereka lebih mengerti karena perasaan yang sama saat ingin bersosialisasi dengan penduduk lokal.
Soal makanan bagi kaum muslim akan bermasalah karena kebanyakan daging babi. Meskipun ada daging sapi atau ayam tetap saja bekas penggorengannya bekas daging babi. Menurut Sabian ada beberapa makanan bersertifikat halal namun restoran tersebut jauh dari universitas yang ditinggalinya. Sabian sendiri mengaku sulit mengatur pola makan yang seperti itu. Dia mengaku tidak terlalu memikirkan hal itu, jika dia sangat berhati –hati maka sulit menemukannya. Jadi dia makan apa saja yang penting bukan makanan yang diharamkan.
Kerja paruh waktu
Bagi mereka mahasiswa asing yang mendapat beasiswa bila ingin kerja paruh waktu atau part time harus lapor pada pihak universitas dan lembaga dari Indonesia karena itu merupakan tangung jawab mereka juga. Part time juga perlu memperhatikan waktu. Di Korea jam kerja untuk mahasiswa dibatasi. Namun bila ingin kerja paruh waktu tidak semua semester bisa melakukannya karena jadwal kuliah yang padat. Menurut Sabian sendiri lebih leluasa part time di semester satu karena jadwal kuliah yang masih leluasa. Sedangkan untuk semester selanjutnya akan lebih sibuk dengan jam kuliah karena lebih banyak praktikum dalam kelas.
Sama seperti di Indonesia setiap jam kuliah di Korea berbeda berdasarkan jurusan. Di kelas Sabian sendiri terkadang jam kuliah bisa menghabiskan dua kali lipat dari yang sudah dijadwalkan karena jurusan arsitektur lebih banyak pada praktek.
Persiapan sebelum berangkat
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk kuliah di Korea. Pastinya persiapkan bahasa Inggris dan bahasa Korea. Minimal harus menguasai bahasa Korea untuk bahasa sehari-hari. Penguasaan bahasa Korea ini merupakan peraturan dari pemerintah Korea dan lembaga dari Indonesia Selain itu akan lebih banyak membantu untuk bersosialisasi dengan warga sekitar. Meski belum terlalu lancer dan terkesan susah, setelah beberapa bulan tinggal disana akan terbiasa dengan bahasa tersebut. Sepeti halnya di Indonesia yang memiliki banyak bahasa daerah, selama tinggal di daerah tertentu pastinya sedikit demi sedikit akan menguasai bahasa daerah tersebut.
Ada yang menarik di Korea bila membicarakan tentang umur. Bayi yang baru lahir sudah berumur satu tahun. Sangat berbeda di negara-negara lain. Jad bisa dipastikan umur mereka lebih tua dari penduduk di negara lainnya. Ini merupakan kebiasaan sejak zaman kerajaan kuno di Korea Selatan.
Kecepatan internet di Korea merupakan yang tercepat di dunia dengan akses internet mencapai 14 megabyte perdetik. Dengan kecepatan akses internet secepat itu memudahkan mahasiswa untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui skype atau media sosial lainnya.
Sabian bercerita tentang pengalamannya selama tinggal di Korea Selatan. Banyak orang Korea yang tidak tahu tentang Indonesia. Bahkan terkadang mereka terbalik antara Indonesia dan India. Tentunya kita sebagai warga Indonesia merasa sedikit kecewa. Banyak pengalaman menyenangkan yang Sabian dapatkan.
Yang umum diketahui orang Indonesia tentang korea adalah musiknya atau K-Pop, drama, dan tempat romantis yang sukses melambung di dunia. Banyak tempat wisata yang Sabian kunjungi bahkan Sabian sendiri mengatakan banyak pengalaman menyenangkan yang dia lakukan. Dari cerita Sabian, pastinya Korea sangat menyenangkan untuk dikunjungi kecuali makanannya.
Pada awalnya Sabian tidak memiliki rencana kuliah di Korea Selatan. Dia datang kesana sejak umur 17 tahun. Ternyata dia cukup berani juga untuk mandiri di usia yang sangat muda. Kebetulan ada program beasiswa tersebut dan Sabian pun berangkat kuliah. Tidak hanya asal ikut beasiswa saja, dia juga mecari informasi tentang jurusan arsitektur dan ternyata program kurikulum disana lebih baik dari pada di Indonesia.
Banyak pertimbangan yang dia lakukan. Kakaknya sendiri juga kuliah di Korea, jadi tidak sulit bagi Sabian untuk mengenal lebih lanjut tentang korea sebelum berangkat. Ketika sabian lulus SMA kebetulan kakaknya sudah lulus sarjana di salah satu universitas di Korea Selatan. Dengan kesepakatan keluarga akhirnya Sabian berangkat ke Korea. Negara Korea Selatan yang penuh wisata menarik tidak membuat Sabian lupa pada tanah air. Sabian sudah 3 kali pulang ke Indonesia untuk melepas rindu pada keluarganya.
Semoga informasi di atas dapat menambah informasi kalian. Kami sangat berterimakasih dengan Sabian yang telah bersedia untuk diwawancari di tengah kesibukannya.