Sudah pernahkah kamu melihat indahnya bunga sakura? Atau melihat seseorang piawai memainkan pedang samurai? Semua pemandangan itu akan lebih...
Sudah pernahkah kamu melihat indahnya bunga sakura? Atau melihat seseorang piawai memainkan pedang samurai? Semua pemandangan itu akan lebih berkesan jika disaksikan langsung di Jepang. Ingin ke Jepang? Yuk simak wawancara berikut ini.
Q : Kuliah di universitas mana? Ambil jurusan apa? Dan sejak kapan berada di Jepang?
A : Nama saya Radian Furqon, saya dari Bandung, datang ke Jepang sejak tahun 2007. Saya kuliah di Jepang menggunakan beasiswa. Sebelum mengambil D3 saya terlebih dahulu belajar bahasa Jepang selama 1 tahun. Setelah itu saya mengambil D3 selama tiga tahun di daerah Chiba, lalu saya lanjut S1 di daerah Tokyo, dan sampai sekarang saya mengambil S2 dan ini baru tahun pertama saya mengambil jenjang S2. Berarti untuk saat ini saya memasuki tahun ke tujuh di Jepang. Untuk S2, saya mengambil konsentrasi Mechanical Engineering and Intelligent Systems di Tokyo University of Electronic and Communication.
Banyak orang disini mengatakan bahwa orang Jepang itu disiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Q : Kalau menurut mas Radian sendiri bagaimana karakteristik orang Jepang?
A : Sebenarnya sama saja dengan di Indonesia. Kalau untuk yang muda hampir sama dengan pemuda di Indonesia, ya mungkin mereka bertanggung jawab akan tetapi tidak terlalu disiplin dan memiliki etos kerja tinggi. Masih banyak juga yang malas, ogah-ogahan dalam belajar sama seperti orang di Indonesia, tapi yang membedakan adalah mereka bertanggung jawab dan memiliki rencana hidup yang bagus. Misalnya, kalau mereka malas belajar mereka tahu kedepannya mereka akan menjadi apa dan sebaliknya. Mungkin yang lebih disiplin adalah orang-orang tua yang seangkatan dengan orang tua kita. Memang orang-orang tua lebih memiliki etos kerja yang tinggi. Banyak juga yang mengorbankan waktu untuk keluarganya buat belajar atau bekerja.
Q : Mas Radian kan mendapatkan beasiswa. Apakah sifat beasiswanya ini full atau hanya biaya kuliah saja?
A : Jadi beasiswa yang saya dapatkan sampai dengan S1 bersifat full meliputi biaya hidup, tempat tinggal, dan kuliah. Sehingga saya tidak perlu terlalu banyak mengeluarkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Untuk beasiswa S2 saya berganti beasiswa, biaya kuliah saya harus membayar sendiri, akan tetapi untuk biaya hidup saya dibiayai oleh beasiswa ini.
Di Jepang jika biaya hidup kita kurang, bisa meminta keringanan untuk membayar separuh saja biaya kuliah atau bahkan tidak membayar sama sekali. Alhamdulillah saya pernah mendapatkan keringanan untuk membayar kuliah separuh, jadi sangat cukup beasiswa yang saya dapatkan untuk memenuhi biaya hidup, saya masih bisa main dan membeli barang-barang lain.
Q : Mas Radian tinggal dimana dan dengan siapa di Jepang?
A : Saya pernah tinggal di asrama dan apartemen. Saat ini saya tinggal di asrama, dan sebentar lagi akan pindah ke apartemen. Untuk tinggal dengan siapa, saya biasanya tinggal sendiri atau kalau tinggal dengan teman saya tinggal dengan mahasiswa Jepang atau orang asing.
Q : Jepang terkenal dengan biaya hidup tinggi, misalnya teman-teman dari Indonesia yang di Jepang kehabisan uang, apakah bisa mengambil pekerjaan sampingan?
A : Kebanyakan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Jepang menggunakan beasiswa, jadi untuk kebutuhan ekonomi mereka masih bisa diatasi menggunakan beasiswa. Tapi ada juga mahasiswa yang datang dan kuliah menggunakan biaya sendiri, karena itu mereka biasanya akan mengambil pekerjaan sampingan guna mencukupi kebutuhan dan itupun diperbolehkan oleh pemerintah Jepang. Akan tetapi ada aturan mengenai kerja paruh waktu, bahwa untuk mahasiswa yang mengambil pekerjaan sampingan dalam satu minggu dibatasi maksimal hanya 30 jam kerja.
Di Jepang pada umumnya untuk biaya hidup perbulan akan menghabiskan sekitar 10 juta rupiah. Sedangkan di Tokyo biaya hidup perbulan sekitar 8 sampai dengan 10 juta. Pekerjaan sampingan di Jepang upahnya dihitung per jam, dan setiap jamnya dihargai 90 sampai dengan 100 ribu. Jadi untuk satu minggu kemungkinan mahasiswa ini memiliki penghasilan sekitar 2 sampai 3 juta. Tentunya tidak setiap pekerjaan, tapi itu hanya rata-rata saja.
Q : Dari segi makanan di Jepang, bagaimana rasa, harga, dan kehalalan?
A : Menurut orang Indonesia mungkin kalau untuk rasa bisa dibilang tidak berasa sama sekali, soalnya orang Jepang lebih menghargai rasa asli dari setiap makanan seperti daging ayam, ikan, babi, dan lain-lain. Jadi dalam masakannya tidak terlalu banyak diberi bumbu. Di Jepang hampir setiap makanan disini dimasak setengah matang.
Harganya relatif, jadi tidak bisa memastikan dan menentukan. Untuk kehalalanya, sekitar dua tahun yang lalu masih sangat jarang. Saat ini pemerintah mulai memperhatikan halalnya makanan, karena ingin mendatangkan wisatawan-wisatawan muslim jadi mulai banyak makanan halal dan tempat-tempat ibadah.
Q : Jadi untuk tempat ibadah sudah banyak sekali?
A : Emm… tidak banyak sih, tapi mulai ada dan jarang-jarang, akan tetapi lebih mending saat ini, karena dulu belum ada sama sekali.
Q : Bagaimana dengan transportasi di Jepang? Jika kuliah menggunakan sepeda, kereta, atau motor sendiri?
A : Kalau di Tokyo kebanyakan orang memakai kereta atau sepeda, ya kalau dekat menggunakan sepeda kalau jauh menggunakan kereta. Kebanyakan letak universitas di Jepang itu di pinggiran kota karena untuk menjauhkan dari kebisingan, agar kegiatan belajar tidak terganggu. Lalu untuk transportasi di desa dan daerah pinggiran banyak menggunakan bus, mobil, atau dengan sepeda. Kalau saya sendiri di Tokyo menggunakan kereta.
Q : Buat teman-teman yang ingin kuliah di Jepang, menurut Mas Radian hal-hal vital apa yang harus di persiapkan?
A : Lebih dikhususkan targetnya. Tujuan dan apa yang akan dipelajari di Jepang harus diperjelas. Cari tahu semua informasi tentang tujuannya. Hal lain adalah perbaiki keterampilan bahasa Inggrisnya, karena untuk program S2 sangat penting. Untuk bahasa Jepang bisa belajar disini, karena ada juga program gratis belajar bahasa Jepang.
Q : Mas Radian sendiri sudah tujuh tahun di Jepang, tentunya memiliki banyak sekali pengalaman menarik, dan apa istimewanya Jepang?
A : Ya soalnya dulu datang ke Jepang sejak D3, terus saya betah disini karena saya merasa masih banyak sekali yang harus saya pelajari disini. Kebetulan juga saya belajar tentang robotik, dan Jepang juga memiliki teknologi yang maju tentang robot. Saya juga bisa belajar di negara lain, tapi ya sudah terlanjur di Jepang dan disini tersedia, maka ya ga saya sia-siakan.
Q : Sudah berapa kali Mas Radian pulang ke Indonesia?
A : Kalau saya sih setahun sekali pulang, pokoknya setiap tahun sekali kalau ada waktu libur.
Q : Apa yang Mas Radian rasakan ketika pulang ke Indonesia, tepatnya pandangan tentang Indonesia?
A : Apa ya…. Indonesia sudah cukup terbangun dan mulai bangkit, akan tetapi ada satu hal yang terasa sangat beda, mungkin karena di Jepang memiliki pelayanan yang sangat baik. Mulai dari restoran, supermarket, alat transportasi, dan lain-lain. Semua pelayanan dalam bidang jasa sangat terkordinir dengan baik. Tapi saya optimis Indonesia suatu saat akan menjadi negara yang lebih baik dari Jepang.
Q : Apakah Mas Radian sering kumpul dengan teman-teman Indonesia?
A : Ya Alhamdulillah kalau ada acara-acara saya pasti datang.
Q : Apakah PPI di Jepang sering membuat acara?
A : Itu jarang sih, tapi waktu saya menjabat jadi PPI seksi olahraga saya sering bikin acara futsal bareng atau badminton.
Q : Apakah ada yang pernah mengontak dan meminta bantuan? Khususnya mahasiswa Indonesia?
A : Ada sih ..pernah juga. Saya pernah membantu mencarikan tempat tinggal, dan menyelesaikan masalah kuliah atau apalah.
Q : Selama di Jepang pernah kemana aja?
A : Pernah sih ke Gunug Fuji, tapi belum pernah naik ke atas.
demikian tadi bincang-bincang tim berkuliah.com bersama mas Radian Furqon yang sedang kuliah di Jepang
Q : Kuliah di universitas mana? Ambil jurusan apa? Dan sejak kapan berada di Jepang?
A : Nama saya Radian Furqon, saya dari Bandung, datang ke Jepang sejak tahun 2007. Saya kuliah di Jepang menggunakan beasiswa. Sebelum mengambil D3 saya terlebih dahulu belajar bahasa Jepang selama 1 tahun. Setelah itu saya mengambil D3 selama tiga tahun di daerah Chiba, lalu saya lanjut S1 di daerah Tokyo, dan sampai sekarang saya mengambil S2 dan ini baru tahun pertama saya mengambil jenjang S2. Berarti untuk saat ini saya memasuki tahun ke tujuh di Jepang. Untuk S2, saya mengambil konsentrasi Mechanical Engineering and Intelligent Systems di Tokyo University of Electronic and Communication.
Banyak orang disini mengatakan bahwa orang Jepang itu disiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Q : Kalau menurut mas Radian sendiri bagaimana karakteristik orang Jepang?
A : Sebenarnya sama saja dengan di Indonesia. Kalau untuk yang muda hampir sama dengan pemuda di Indonesia, ya mungkin mereka bertanggung jawab akan tetapi tidak terlalu disiplin dan memiliki etos kerja tinggi. Masih banyak juga yang malas, ogah-ogahan dalam belajar sama seperti orang di Indonesia, tapi yang membedakan adalah mereka bertanggung jawab dan memiliki rencana hidup yang bagus. Misalnya, kalau mereka malas belajar mereka tahu kedepannya mereka akan menjadi apa dan sebaliknya. Mungkin yang lebih disiplin adalah orang-orang tua yang seangkatan dengan orang tua kita. Memang orang-orang tua lebih memiliki etos kerja yang tinggi. Banyak juga yang mengorbankan waktu untuk keluarganya buat belajar atau bekerja.
Q : Mas Radian kan mendapatkan beasiswa. Apakah sifat beasiswanya ini full atau hanya biaya kuliah saja?
A : Jadi beasiswa yang saya dapatkan sampai dengan S1 bersifat full meliputi biaya hidup, tempat tinggal, dan kuliah. Sehingga saya tidak perlu terlalu banyak mengeluarkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Untuk beasiswa S2 saya berganti beasiswa, biaya kuliah saya harus membayar sendiri, akan tetapi untuk biaya hidup saya dibiayai oleh beasiswa ini.
Di Jepang jika biaya hidup kita kurang, bisa meminta keringanan untuk membayar separuh saja biaya kuliah atau bahkan tidak membayar sama sekali. Alhamdulillah saya pernah mendapatkan keringanan untuk membayar kuliah separuh, jadi sangat cukup beasiswa yang saya dapatkan untuk memenuhi biaya hidup, saya masih bisa main dan membeli barang-barang lain.
Q : Mas Radian tinggal dimana dan dengan siapa di Jepang?
A : Saya pernah tinggal di asrama dan apartemen. Saat ini saya tinggal di asrama, dan sebentar lagi akan pindah ke apartemen. Untuk tinggal dengan siapa, saya biasanya tinggal sendiri atau kalau tinggal dengan teman saya tinggal dengan mahasiswa Jepang atau orang asing.
Q : Jepang terkenal dengan biaya hidup tinggi, misalnya teman-teman dari Indonesia yang di Jepang kehabisan uang, apakah bisa mengambil pekerjaan sampingan?
A : Kebanyakan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Jepang menggunakan beasiswa, jadi untuk kebutuhan ekonomi mereka masih bisa diatasi menggunakan beasiswa. Tapi ada juga mahasiswa yang datang dan kuliah menggunakan biaya sendiri, karena itu mereka biasanya akan mengambil pekerjaan sampingan guna mencukupi kebutuhan dan itupun diperbolehkan oleh pemerintah Jepang. Akan tetapi ada aturan mengenai kerja paruh waktu, bahwa untuk mahasiswa yang mengambil pekerjaan sampingan dalam satu minggu dibatasi maksimal hanya 30 jam kerja.
Di Jepang pada umumnya untuk biaya hidup perbulan akan menghabiskan sekitar 10 juta rupiah. Sedangkan di Tokyo biaya hidup perbulan sekitar 8 sampai dengan 10 juta. Pekerjaan sampingan di Jepang upahnya dihitung per jam, dan setiap jamnya dihargai 90 sampai dengan 100 ribu. Jadi untuk satu minggu kemungkinan mahasiswa ini memiliki penghasilan sekitar 2 sampai 3 juta. Tentunya tidak setiap pekerjaan, tapi itu hanya rata-rata saja.
Q : Dari segi makanan di Jepang, bagaimana rasa, harga, dan kehalalan?
A : Menurut orang Indonesia mungkin kalau untuk rasa bisa dibilang tidak berasa sama sekali, soalnya orang Jepang lebih menghargai rasa asli dari setiap makanan seperti daging ayam, ikan, babi, dan lain-lain. Jadi dalam masakannya tidak terlalu banyak diberi bumbu. Di Jepang hampir setiap makanan disini dimasak setengah matang.
Harganya relatif, jadi tidak bisa memastikan dan menentukan. Untuk kehalalanya, sekitar dua tahun yang lalu masih sangat jarang. Saat ini pemerintah mulai memperhatikan halalnya makanan, karena ingin mendatangkan wisatawan-wisatawan muslim jadi mulai banyak makanan halal dan tempat-tempat ibadah.
Q : Jadi untuk tempat ibadah sudah banyak sekali?
A : Emm… tidak banyak sih, tapi mulai ada dan jarang-jarang, akan tetapi lebih mending saat ini, karena dulu belum ada sama sekali.
Q : Bagaimana dengan transportasi di Jepang? Jika kuliah menggunakan sepeda, kereta, atau motor sendiri?
A : Kalau di Tokyo kebanyakan orang memakai kereta atau sepeda, ya kalau dekat menggunakan sepeda kalau jauh menggunakan kereta. Kebanyakan letak universitas di Jepang itu di pinggiran kota karena untuk menjauhkan dari kebisingan, agar kegiatan belajar tidak terganggu. Lalu untuk transportasi di desa dan daerah pinggiran banyak menggunakan bus, mobil, atau dengan sepeda. Kalau saya sendiri di Tokyo menggunakan kereta.
Q : Buat teman-teman yang ingin kuliah di Jepang, menurut Mas Radian hal-hal vital apa yang harus di persiapkan?
A : Lebih dikhususkan targetnya. Tujuan dan apa yang akan dipelajari di Jepang harus diperjelas. Cari tahu semua informasi tentang tujuannya. Hal lain adalah perbaiki keterampilan bahasa Inggrisnya, karena untuk program S2 sangat penting. Untuk bahasa Jepang bisa belajar disini, karena ada juga program gratis belajar bahasa Jepang.
Q : Mas Radian sendiri sudah tujuh tahun di Jepang, tentunya memiliki banyak sekali pengalaman menarik, dan apa istimewanya Jepang?
A : Ya soalnya dulu datang ke Jepang sejak D3, terus saya betah disini karena saya merasa masih banyak sekali yang harus saya pelajari disini. Kebetulan juga saya belajar tentang robotik, dan Jepang juga memiliki teknologi yang maju tentang robot. Saya juga bisa belajar di negara lain, tapi ya sudah terlanjur di Jepang dan disini tersedia, maka ya ga saya sia-siakan.
Q : Sudah berapa kali Mas Radian pulang ke Indonesia?
A : Kalau saya sih setahun sekali pulang, pokoknya setiap tahun sekali kalau ada waktu libur.
Q : Apa yang Mas Radian rasakan ketika pulang ke Indonesia, tepatnya pandangan tentang Indonesia?
A : Apa ya…. Indonesia sudah cukup terbangun dan mulai bangkit, akan tetapi ada satu hal yang terasa sangat beda, mungkin karena di Jepang memiliki pelayanan yang sangat baik. Mulai dari restoran, supermarket, alat transportasi, dan lain-lain. Semua pelayanan dalam bidang jasa sangat terkordinir dengan baik. Tapi saya optimis Indonesia suatu saat akan menjadi negara yang lebih baik dari Jepang.
Q : Apakah Mas Radian sering kumpul dengan teman-teman Indonesia?
A : Ya Alhamdulillah kalau ada acara-acara saya pasti datang.
Q : Apakah PPI di Jepang sering membuat acara?
A : Itu jarang sih, tapi waktu saya menjabat jadi PPI seksi olahraga saya sering bikin acara futsal bareng atau badminton.
Q : Apakah ada yang pernah mengontak dan meminta bantuan? Khususnya mahasiswa Indonesia?
A : Ada sih ..pernah juga. Saya pernah membantu mencarikan tempat tinggal, dan menyelesaikan masalah kuliah atau apalah.
Q : Selama di Jepang pernah kemana aja?
A : Pernah sih ke Gunug Fuji, tapi belum pernah naik ke atas.
demikian tadi bincang-bincang tim berkuliah.com bersama mas Radian Furqon yang sedang kuliah di Jepang