Prancis memang tidak ada habisnya untuk diceritakan. Setiap mahasiswa Indonesia yang pernah kuliah di sini tentunya memiliki kesan yang ber...
Prancis memang tidak ada habisnya untuk diceritakan. Setiap mahasiswa Indonesia yang pernah kuliah di sini tentunya memiliki kesan yang berbeda. Prancis telah melahirkan ribuan kesan bagi ribuan mahasiswa Indonesia yang pernah kuliah di sana. Setelah kisah dari teman-teman yang lain menceritakan kehidupan mereka di Prancis, kini tim berkuliah.com menghadirkan satu lagi cerita mengenai Prancis. Kali ini cerita ini dibawakan dari kota Angers oleh Mbak Made Ester Anggarani.
1. Mohon diceritakan profil singkat Anda Mbak Made?
Nama saya Made Ester Anggarani. Asal saya dari Bali. Saya baru saja lulus perkuliahan S1 jurusan Tourisme et Loisirs (Tourism Management) di ITBS Université d'Angers. Dan September ini saya melanjutkan program S2 saya di universitas yang sama, jurusan M1 Hospitality Management. Saya tiba di Prancis, tepatnya di kota Angers bulan September 2010 tepat setelah saya lulus SMA. Keberangkatan saya kesini adalah dengan biaya sendiri, tetapi tahun 2012/2013 pemerintah Prancis memberikan saya beasiswa yang besarnya 460€ per bulan.
2. Saat memilih tempat kuliah, Anda memilih berdasarkan negaranya dulu, berdasarkan jurusannya dulu, atau hal lain? Bisa diceritakan alasannya?
Saya memilih tempat kuliah ini karena berdasarkan negaranya. Empat bulan sebelum keberangkatan saya sudah mengikuti les bahasa Prancis di Alliance Français Bali. Saat itu saya yakin akan melanjutkan perkuliahan saya disini, tidak di negara lain. Setelah itu saya dibantu orang tua saya mencari tempat kuliah/kampus yang sesuai dengan keiinginan saya, yaitu di bidang pariwisata. Saya lalu mencari kontak yang dapat dihubungi di ITBS, mengirim CV dan juga motivation letter (surat keterangan motivasi). Kira-kira 2 minggu setelah itu, saya menerima letter of acceptance dari pihak kampus.
3. Bisa diceritakan secara detail, tentang biaya hidup di Prancis terutama di daerah Anda tinggal? Mulai dari biaya makan, transportasi, dan akomodasi.
Saya tinggal di Angers (1,5 jam dari Paris), kota yang sebagian besar penduduknya pelajar, Angers dianggap sebagai kota pelajar karena di sini ada banyak pilihan jurusan, kampus negeri maupun swasta. Biaya hidup di Angers bisa dibilang terjangkau. Pemerintah Prancis memberikan banyak subsidi untuk kaum pelajar, terutama yang berusia di bawah 26 tahun. Contohnya tempat tinggal, untuk apartemen sendiri besarnya 20 meter persegi, biayanya sekitar 298€, dan pelajar berhak mendapatkan subsidi dari pemerintah biasanya disebut APL (Aide Personalisée au Logement) dari CAF yang besar bantuan nya bisa mencapai 120-150€ dan ini berlaku di semua wilayah Prancis.
Untuk transportasi, berpergian dengan TGV untuk yang berusia di bawah 25 tahun mendapat diskon 20-50% dari harga tiket normal dengan membeli carte jeune. Ada juga pilihan lain untuk berjalan-jalan, seperti co-voiturage, yang harganya jauh lebih murah dan terlebih lagi membantu kita bersosialisasi. Di Angers sendiri, kami pelajar dapat membuat Carte Partenaire, kartu ini membantu kita mendapatkan potongan harga untuk kartu irigo (bis dan tram), yang harga normalnya 40€, dengan kartu ini kita hanya membayar 19€80. Kartu ini juga memberikan bantuan sayur dan buah setiap minggunya dengan hanya membayar 2€50/1kg. Jadi kalau bisa saya bilang 500-600€ per bulan cukup untuk tinggal disini. Tapi jangan disamakan dengan biaya di Paris, disana biaya akomodasinya lebih mahal, apartemen sendiri bisa minimal 500€ itu pun jarang sekali.
4. Pernahkan Anda mengalami culture shock di negara tersebut? Kalau iya, bisa diceritakan? Atau pengamalan yang paling berkesan selama kuliah disana?
Kalau culture shock ya pasti pernah, tahun pertama bisa dibilang tahun tersulit, disamping masalah bahasa dan juga waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan, cuaca (4musim), makanan, dan lain-lain. Yang paling berkesan mungkin selama perkuliahan, dengan bahasa Prancis saya yang masih kacau balau susah sekali untuk mengikuti metode perkuliahan disini, ditambah dengan susahnya berintegrasi dengan teman-teman di kampus.
Saat itu saya baru mengerti budaya individualisme, sifat orang Prancis yang tidak mau menggangu urusan orang lain dan juga tidak mau diganggu, mereka cenderung sangat berhati-hati dengan orang asing. Solusinya mungkin, memperbaiki bahasa Prancis kita dan berani untuk berbicara, mereka sangat menghargai orang asing yang bisa berbahasa Prancis. Satu lagi adalah perkuliahan yang padat, kuliah kami dimulai jam 8 pagi dan bisa selesai jam 8 malam, bayangkan saja musim dingin dan masih gelap. Kuliahnya bisa setiap hari dari Senin-Sabtu, Sabtu biasanya setengah hari saja. Jadi ya begini lah di sini, kuliahnya tidak main-main.
5. Tips untuk pelajar Indonesia yang ingin kuliah di kampus Anda?
Tipsnya dari saya, persiapkan diri sematang mungkin. Terus perkuat bahasa Prancis, itu penting sekali untuk bertahan. Cari info sebanyak mungkin terutama dari Campus France, info mereka sangat lengkap, dari biaya hidup, akomodasi, kampus, dan lain-lain. Cari info kota dimana kita akan tinggal nanti, karena beda kota beda regulasinya. Untuk mendaftar tempat kuliah, ikuti prosedur nya sedetail mungkin, siapkan semua dokumen yang diperlukan kalau perlu diterjemahkan ke bahasa Prancis. Kontak penanggung-jawab jurusan sebelum mendaftar, tanyakan lebih lanjut bagaimana prosedurnya.
Sebelum berangkat pastikan tahu dimana kita akan tinggal, dapat dilihat di website CROUS. Hubungi mereka melalui email atau minta bantuan Campus France untuk memesankan apartemen, langkah ini juga penting untuk mengurus visa. Lalu jangan ragu-ragu untuk menghubungi PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) setempat, mereka selalu siap menjawab semua pertanyaan kita dan memberikan informasi yang diperlukan. Saya sendiri berkolaborasi dengan Campus France.
Sudah cukup jelas bukan? Bagi kamu yang ingin kuliah di Prancis tapi ingin mencoba kota lainnya selain Paris, Angers bisa menjadi kota pilihan. Prancis memiliki banyak tempat menarik yang bisa dijadikan tujuan kuliah maupun wisata. Yuk lebih rajin lagi berbahasa Prancis.
