Berikut ini merupakan penuturan dari Filsa mengenai pengalamannya di Prancis. Saat ini dia tinggal di kota Strasbourg dan kuliah di Univers...
Berikut ini merupakan penuturan dari Filsa mengenai pengalamannya di Prancis. Saat ini dia tinggal di kota Strasbourg dan kuliah di Universite de Strasbourg. Universitas tersebut terletak di provinsi Alsace dan merupakan universitas terbesar kedua di Prancis setelah Universitas Aix-Marseille. Jumlah mahasiswanya mencapai 43.000 mahasiswa dengan 4.000 peneliti. Universitas ini cukup dikenal di Eropa karena risetnya.
Kota Strasbourg sendiri terletak di bagian timur Prancis. Lokasinya dekat dengan perbatasan Jerman. Nama kota ini mirip dengan nama-nama kota di Jerman. Dari segi sejarah, dulu penduduk kota ini menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa sehari-harinya. Kota ini merupakan perpaduan yang unik antara budaya Prancis dan Jerman dan juga perpaduan antara Katolik dan Protestan. Simak wawancara kru berkuliah.com dengan Filsa Bioresita.
1. Tolong perkenalkan tentang diri Anda Mbak Filsa?
Nama lengkap aku Filsa Bioresita. Aku ikut program beasiswa dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya, nama programnya fast track Prancis. Aku berkesempatan untuk kuliah S2 selama setahun di ITS dan setahun di Prancis. Setahun S2 di ITS aku mengambil program studi teknik geomatika. Di Prancis aku juga ambil Master Observation de la Terre et Geomatique di Universite de Strasbourg. Aku kuliah S2 di ITS, masuk tahun 2012. Jadi melanjutkan di Prancis tahun 2013. Asal aku dari kota Surabaya.
2. Apa alasan Mbak Filsa memilih Prancis?
Alasan aku pilih Prancis soalnya dosen-dosen di Teknik Geomatika ITS kebanyakan lulusan Prancis. Aku liat di bidang aku, negara Prancis memang bagus dalam pengembangan ilmu dan teknologinya. Jurusan yang aku tuju di Prancis juga sangat sesuai dengan ilmu yang sudah aku tempuh selama setahun di ITS. Meskipun memang kalau pilih Prancis wajib hukumnya bisa bahasa Prancis, tapi itu terbayarkan dengan ilmu yang aku dapat selama disana. Menurut aku, kalau kita pilih tempat kuliah, disesuaikan antara keinginan kita dan kemampuan kita.
3. Bagaimana biaya hidup di sana?
Menurut aku Prancis termasuk negara yang sangat membantu para pelajar. Biaya hidup di Prancis lebih murah daripada di negara lain. Selain itu banyak terdapat pengurangan harga untuk pelajar. Biaya untuk tempat tinggal, apabila di asrama universitas, adalah sekitar 250 Euro. Tapi untuk pelajar, kita dapat mengajukan subsidi hingga per bulan kita hanya membayar 160 Euro. Biaya transportasi juga sangat murah. Per bulan untuk pelajar di bawah usia 26 tahun adalah sekitar 26 Euro. Apabila kita mengajukan subsidi, bisa membayar hanya 10 Euro per bulan. Untuk makan, di kota Strasbourg Prancis, tidak terlalu mahal, apabila kita memasak sendiri, per minggu hanya menghabiskan sekitar 10-15 Euro. Ditunjang dengan adanya berbagai tempat untuk belanja gratis bagi pelajar. Sangat meringankan kantong.
4. Adakah culture shock?
Culture shock? Ada juga. Seminggu setelah aku sampai di Prancis, aku sudah harus mengikuti kegiatan field camp di Alpen selama seminggu di sana. Makan harus bersama-sama dengan teman-teman asing. Cara makan yang berbeda, dengan hidangan pembuka, penutup, dan lain-lain. Dan selalu ada wine yang terhidang tiap makan malam. Sempat membuat nafsu makan berkurang. Tapi mereka semua sangat menghormati aku. Jadi memudahkan aku untuk beradaptasi.
5. Adakah tips untuk teman-teman yang ingin kuliah di sana?
Untuk tips pendaftaran ini agak sulit. Karena setahu aku sistem tahun ini beda dengan tahun lalu. Waktu aku daftar dulu, itu mendaftar langsung ke universitas-nya. Tapi setahu aku sekarang harus melalui suatu sistem khusus dimana pelajar dapat memilih 15 universitas sekaligus. Yang utama kalau menurut aku, apabila ingin kuliah di Prancis adalah penguasaan bahasa Prancis. Agar tidak kesulitan saat studi disana dan tidak mengalami kesulitan berkomunikasi. Setelah diterima, di Prancis kita harus mengurus akun bank, securite social, baru dapat mendaftar administrasi di universitas.
Bagaimana? Cukup menarik bukan? Sisi lain Prancis terdapat di kota ini. Budayanya yang semi Jerman membuat kota ini semakin menarik. Dilengkapi dengan hadirnya Universitas Strasbourg sebagai lembaga pendidikan terkemuka menjadi nilai tambah tersendiri.