Turki merupakan sebuah negara besar yang terletak di wilayah Eurasia. Wilayah Turki sendiri meliput dua benua, yaitu Asia dan Eropa. Karena...
Turki merupakan sebuah negara besar yang terletak di wilayah Eurasia. Wilayah Turki sendiri meliput dua benua, yaitu Asia dan Eropa. Karena diapit oleh dua benua, membuat negara ini memiliki keberagaman baik dari segi bahasa, agama, kebudayaan maupun kondisi sosial masyarakatnya. Turki memiliki sejarah panjang sebagai sebuah bangsa. Wilayah Turki pernah menjadi pusat kekaisaran Bizantium Roma dengan ibukotanya yang terletak di Konstantinopel. Kaum Bani Seljuk dan Kesultanan Usmani juga tercatat pernah menjadikan Turki sebagai wilayah pusat pemerintahan mereka. Kini Turki menjadi sebuah negara republik setelah presiden pertama mereka sekaligus pendiri republik Turki yaitu Mustafa Kemal Ataturk mencetuskan transisi sekaligus penghapusan sistem kesultanan.
Selain menjadi negara bersejarah, dalam bidang pendidikan Turki juga memiliki universitas-universitas terbaik di dunia. Berikut ini Faraby, seorang mahasiswa asal Indonesia di Turki akan berbagi pengalamannya berkuliah di negara tersebut. Simak ulasannya di bawah ini:
- Profil
Faraby lahir di Aceh 20 Mei 1994. Ia kini sedang menempuh tahun pertama di kota Musa Turki, jurusan Administrasi Bisnis. Kampus tempat ia belajar, penuh menggunakan bahasa turki dalam aktivitas kuliahnya. Jadi, kurang lebih satu tahun yang lalu ia harus mengambil pelajaran bahasa Turki terlebih dahulu.
- Proses panjang meraih beasiswa
Faraby bisa berkuliah di Turki karena mendapat beasiswa dari PASIAD, yaitu organisasi yang menaungi perihal pemberian beasiswa universitas-universitas Turki. Mereka mengkhususkan diri untuk menawarkan beasiswa kepada sekolah-sekolah yang sifatnya relijius seperti pondok pesantren. Dari pondok pesantren tempat Faraby belajar, kemudian dipilihlah 8 orang termasuk Faraby sendiri untuk mengikuti pelatihan selama 3 bulan dari lembaga tersebut. Pelatihan tersebut meliputi bimbingan bahasa Turki sekaligus berbagai persiapan lain untuk menghadapi Ujian Nasional. Kemudian ia harus menghadapi tahap tes beasiswa yang diikuti oleh seluruh siswa sekolah pilihan seantero Aceh. Dari seleksi tersebut terpilihlah 10 orang yang berhak mendapat beasiswa kuliah di Turki dan dipersilakan memilih sendiri jurusan apa yang ia mau. 10 orang yang terpilih kemudian diterbangkan ke Jakarta untuk mendapatkan camp intensif mengenai persiapan-persiapan berkuliah di Turki selama 3 bulan. Jika sudah menyelesaikan tahapan tersebut, barulah mereka siap untuk berangkat ke Turki.
Adapun fasilitas yang disediakan dari beasiswa tersebut sudah meliputi segala bentuk kebutuhan-kebutuhan pokok. Mahasiswa yang memperoleh beasiswa disediakan uang saku 100 USD per bulan yang lebih dari cukup. Untuk tempat tinggal mereka disediakan flat serta layanan transportasi gratis ke kampus khusus mahasiswa yang memperoleh beasiswa.
- Dilema antara Turki atau Malaysia
Selain Turki, Faraby ternyata juga mendapatkan beasiswa kuliah di negeri Jiran, Malaysia. Pada akhirnya ia memutuskan Turki sebagai tujuan, karena menurutnya Turki sudah banyak berkembang terutama dari sektor ekonomi. Baginya, ada korelasi khusus untuk jurusan yang ia ambil dengan kondisi negara yang ditinggali. Alasan lain adalah, dalam segi sosial. Indonesia, terutama Aceh mempunyai hubungan sosial yang dekat dengan Turki. Pertimbangan lain adalah, Turki merupakan salah satu negara yang berbatasan langsung dengan dua benua, Asia dan Eropa. Percampuran dari dua kebudayaan yang berbeda inilah yang memunculkan daya tarik tersendiri menjadikan Turki sebagai tujuan kuliah. Turki juga merupakan negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, jadi akan meminimalisir ‘culture shock’ bagi para muslim sepeti Faraby. Dari segi transportasi, Turki sangatlah baik. Berbagai jenis modal transportasi disediakan dan dikelola dengan baik untuk memudahkan masyarakat bepergian.
- Kehidupan beragama dan bermasyarakat di Turki
Meski mayoritas penduduknya beragama Islam, negara Turki banyak mengadopsi unsur-unsur dari kebudayaan Eropa di berbagai aspek kehidupan mereka. Beberapa perempuannya juga banyak yang tidak berjilbab apalagi bercadar. Sebagai negara sekuler, pemerintah Turki tidak membatasi warga negaranya soal memeluk agama tertentu. Bahkan ada beberapa teman Faraby yang atheis, atau tidak memeluk agama.
Hal tersebut banyak dipengaruhi dari segi administrasi, bahwasanya Turki lebih condong ke Eropa meski hanya 30% wilayahnya yang masuk di Benua Eropa. Mulai dari sistem pemerintahan, pendidikan bahkan olahraga sekalipun. Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki pun juga tergabung dalam PPI regional Eropa. Meski demikian, Turki belum menjadi bagian dari Uni Eropa, hingga kini perundingan masih terus berlangsung untuk menjadikan Turki sebagai bagian dari Uni Eropa.
Penduduk Turki kebanyakan bisa berbahasa Inggris dengan fasih, terutama mereka yang tinggal di kota-kota wisata seperti Istanbul dan sebagainya. Namun, ada baiknya kamu juga menguasai bahasa Turki untuk percakapan sehari-hari. Itu akan banyak membantu ketika misalnya kalian sedang tersesat di daerah yang belum kalian kenal dengan baik. Turki juga memiliki kedekatan tersendiri dengan Jerman, jadi jangan heran beberapa masyarakatnya juga fasih berbahasa jerman selain bahasa Turki dan Inggris.
- Tips mempersiapkan diri untuk berkuliah di Turki
Untuk persiapan kalian berkuliah di Turki yang pertama adalah bahasa. Terutama bahasa Inggris. Kemudian, paling tidak kamu sedikit menguasai bahasa Turki untuk menghadapi kegiatan perkuliahan yang kadang menggunakan bahasa Turki sebagai pengantar. Nilai kamu juga harus bagus untuk bisa kuliah di sana. Untuk program S1, yang dilihat saat pengajuan beasiswa adalah nilai-nilai kamu secara keseluruhan ketika di SMA. Yang terakhir adalah tingkatkan pengetahuan umum serta pemahaman bahasa Inggris secara lebih mendalam.
Yang tidak kalah utama yaitu skill. Kamu harus terus mengasah bakat dan kemampuan tidak hanya di bidang akademis namun juga bidang-bidang lain yang relevan dalam pendidikan. Contohnya skill dalam bidang olahraga, komunikasi, organisasi dan sebagainya. Selain itu, kamu juga harus mempersiapkan kemungkinan diberlakukannya tes-tes tertulis untuk mendapatkan beasiswa. Menurut pengalaman, tes ini kadang diberlakukan tidak hanya di Turki namun juga apabila kamu ingin berkuliah di negara-negara lain seperti Amerika, Inggris dan sebagainya. Jika kamu merasa nilai UN tidak terlalu bagus, manfaatkanlah tes-tes tertulis ini untuk terus mengejar beasiswa ke negara yang diinginkan. Jikapun nilai UN sudah dirasa memenuhi syarat, janganlah berbangga hati dulu, ini hanya untuk berjaga-jaga jika ada perubahan kebijakan dari negara tujuan kuliahmu untuk tetap memberlakukan tes tertulis bagi para pemohon beasiswa.
- Hal-hal yang harus kamu perhatikan ketika berada di Turki
Seperti masyarakat di belahan dunia manapun, masyarakat Turki juga memiliki keberagaman sifat dan perilaku. Bagi para wanita khususnya, kamu harus tetap berhati-hati terutama ketika harus bepergian di malam hari. Ingat Turki bukanlah sebuah negara yang semua penduduknya taat beragama, jadi selalu ada kemungkinan dimana kamu akan menghadapi hal yang tidak diinginkan ketika berada di luar rumah. Pandai-pandailah menjaga diri sendiri. Jalanan Turki tengah malam sangatlah berbahaya terutama buat kamu para wanita.
Turki adalah salah satu negara yang memiliki 4 musim, berbeda jauh dengan yang kita alami di Indonesia. Terkadang, kamu akan menghadapi kondisi cuaca yang ekstrim ketika berada di sana. Persiapkanlah mental serta segala fasilitas pendukung guna menghadapi situasi semacam itu.