Bercerita mengenai Prancis, tentunya membuat kamu semuanya ingin sekali mengunjungi negara ini. Karena Perancis terkenal memiliki banyak se...
Bercerita mengenai Prancis, tentunya membuat kamu semuanya ingin sekali mengunjungi negara ini. Karena Perancis terkenal memiliki banyak sekali spot-spot yang benar-benar indah dan menarik. Ada cerita juga bahwa pria Prancis terkenal romantis. Nah, buat kamu yang perempuan pastinya sangat ingin mencoba berkuliah di sana sambil berkenalan dengan banyak teman bule yang memiliki wajah yang ‘handsome’ dan otak yang cemerlang. Tapi stop dulu, karena sekarang kita akan membahas tentang kehidupan perkuliahan mahasiswa Indonesia di luar negeri, khususnya di Perancis ini.
Kali ini tim berkuliah.com sudah berhasil mewawancarai salah satu mahasiswi asal Indonesia yang kuliah di Perancis. Untuk kamu yang menyukai dunia seni musik, ulasan berikut ini bisa menjadi bahan informasi baru buatmu. Nah, kamu ingin tahu siapa dia, dan bagaimana cerita pengalamannya? Mari kita simak selengkapnya di bawah ini.
Salam kenal. Mungkin bisa diceritakan sedikit tentang profil diri kamu? Serta apa alasan yang membuat kamu memilih Perancis sebagai tujuan studi?
Halo! Saya Shinta Melodiyana Putri, mahasiswi di Conservatoire de Caen de Basse Normandie, FRANCE. Saya mengambil bidang studi di jurusan Musik Jazz, khususnya Vocal dan sedikit piano. Saya berasal dari Yogyakarta.
Kenapa saya memilih Perancis? Perancis adalah negara yang terkenal dengan dunia mode dan seninya. Banyak musisi-musisi dan "Jazzman" legendaris yang belajar di Perancis juga. Maka dari itu, Perancis adalah negara yang sangat ideal untuk menuntut ilmu dan memperdalam pengetahuan seni kita.
Mengapa kamu memilih jurusan di bidang musik ini?
Saya memilih jurusan ini, karena musik dan menyanyi adalah passion saya sejak kecil. Keluarga saya juga bisa dibilang keluarga berdarah seni juga. Jadi, menurut saya akan sangat sayang sekali jika saya sudah berada di negara yang bisa dibilang akar dari musik Jazz melewatkan kesempatan untuk memperdalam musikalitas saya, dan juga karena di Indonesia masih kurang sekali sekolah musik yang benar-benar sekolah music, bukan sekedar tempat "les" musik. Conservatoire de Musique di Perancis juga bekerja sama dengan Berkley Music College, di mana nanti pelajar-pelajar dari Perancis bisa melanjutkan tahun terakhirnya atau satu tahunnya di Berkley Music College, Amerika.
Apakah Shinta pernah merasakan kesulitas dari jurusan yang diambil? kalau iya, lalu bagaimana cara kamu mengatasinya?
Kesulitan yang biasa dan sering kali dihadapai pelajar-pelajar asing di Perancis adalah kendala bahasa. Rata-rata Universitas dan berbagai sekolah tinggi di Perancis menggunakan Bahasa Prancis. Cara mengatasinya adalah, sebelum masuk ke Universitas atau sekolah disini biasanya kita harus belajar Bahasa Prancis dulu sampai level B2. Jika di kampus kita merasa kesulitan untuk mengikuti pelajarannya, kita bisa meminjam catatan dari teman, atau berdiskusi bersama Profesor-profesor atau teman-teman kita setelah kelas selesai. Ada juga yang membawa rekaman agar bisa merekam pelajaran selama di kampus dan didengarkan kembali di rumah.
Bagaimana karaker masyarakat di sekitar tempat tinggal Shinta?
Saya tidak tinggal di Paris yang notabene Ibukota Prancis. Saya tinggal di Caen, daerah Normandie, Bagian Barat Laut negara Perancis. Karakter masyarakat di sini sangat ramah. Biasanya memang masyarakat yang tinggal di luar Paris rata-rata lebih ramah daripada masyarakat yang tinggal di Paris. Banyak pelajar-pelajar asing juga di sini jadi masyarakat setempatpun tidak asing dan kaget melihat orang-orang luar Perancis. Mereka juga masih kuat budaya dan rasa kekeluargaannya. Tingkat toleransi satu sama lain untuk ukuran Perancispun masih tinggi dan murah senyum.
Bagaimana karakter dosen-dosen di sana saat menyampaikan mata kuliah?
Dosen-dosen di sini sangat pengertian terhadap pelajar-pelajar asing, dan mereka tidak pilih kasih terhadap kita. Terkadang, untuk mata kuliah tertentu kita sebagai pelajar asing diperbolehkan membawa kamus saat ujian.
Lalu, bagaimana perbedaan antara Perancis dan Indonesia dari segi kondisi kelas, cara mengajar dosen, kurikulum, dan cara belajar mahasiswanya?
Perbedaan sistem di Prancis dan Indonesia adalah :
- Biasanya tahun ajaran di mulai dari September - Juni.
- Untuk Jurusan Normal, jika menuntut ilmu di Universitas di Prancis : (seperti ekonomi, hukum, dan lainnya): dari kondisi kelas, di sini ada kelas yang dinamakan CM (Cours Magistraux), di mana semua pelajar (ratusan pelajar) berada dalam satu ruangan semacam ruangan teater (Amphitheatre) dan dosen mengajar di depan menggunakan microphone selama 1-3 jam dan murid-murid mencatat pelajarannya. Setelah itu, ada yang namanya TD (Travaux Dirigées) di mana murid-murid dibagi menjadi beberapa Group untuk mengikuti pelajaran di kelas masing-masing sesuai mata pelajaran yang di ambil juga. Untuk Fakultas tertentu ada yang mempunyai sistem TP (Travaux Pratiques) atau dengan kata lain (Kerja Praktek).
Untuk jurusan Seni: biasanya kita lebih sering praktek, dan teorinya hanya beberapa dengan sistem CM tadi.
Untuk Kurikulumnya, di jurusan selain Seni : mahasiswa S1 tahun pertama biasanya pelajarannya lebih General, dan akan semakin merucut pada ttun-ahun berikutnya. Dan di tahun ketiga baru kita bisa memilih jurusan khusus kita. Tiap semester ada 30 kredit, ada ujian ulangan (remedial) jika nilai belum cukup, dan tidak ada Semester Pendek (SP).
Untuk Jurusan seni (Conservatoire de Musique, Danse atau Ecole de beaux Arts), sejak dari tahu pertama kita sudah dijuruskan secara spesifik sesuai bidang yang diminati.
- Cara belajar mahasiswanya cukup Independen dan Individual. Dalam artian, kita mendengarkan di kampus, lalu belajar sendiri sendiri di rumah. Guru tidak selalu menanyakan apakah kita merasa kesulitan atau tidak, karena mereka mengasumsikan jika kita tidak bertanya atau mengahadap mereka, artinya kita tidak mempunyai kesulitan apa-apa dalam hal pelajaran.
Apakah Shinta kuliah di sana dengan beasiswa? Kalau iya, apa namanya dan bagaimana cara applynya?
Saya tidak mendapakat Beasiswa. Mungkin jika ingin mendapatkan info tentang beasiswa bisa melihat di link ini : http://www.ppifrance.fr/
Adakan tempat-tempat menarik yang pernah dikunjungi, dan memiliki arti penting dalam hidup Shinta? Mungkin bisa diceritakan.
Ada banyak sekali tempat-tempat yang indah untuk dikunjungi di Perancis ini. Di setiap daerahnya juga terdapat tempat-tempat atau objek wisata khas dan menarik untuk di kunjungi. Jika kamu suka seni, akan sangat senang sekali berada di Perancis karena banyak museum-museum, taman-taman, dan bangunan-bangunan bersejarah dan penuh arti di sini. Untuk saya pribadi, di Perancis setiap bangunannya mempunyai arti tersendiri. Seperti Musee du Louvre, Cite de la Musique, Eiffel Tower, Notredame, Mont Saint Michel, Montmartre (Sacre Coeur) dan lainnya. Saya pribadi sangat menyukai Montmartre. Di sana kita bisa merasakan keindahan Paris dari atas, di depan Gereja yang indah sambi mendengarkan musik khas Prancis dan tidak jauh dari Museum Dali. Terasa sekali Nuansa Prancis di daerah sini.
Apakah kamu pernah mengalami Culture Shock? Jika iya, lalu bagaimana cara kamu mengatasinya?
Saya pribadi kurang merasakan ‘culture shock’, mungkin dikarenakan saya dulu sebelumnya juga sempat tinggal di Australi dan Malaysia. Tetapi, cara menghilangkannya jika memang ada beberapa hal yang kurang biasa dirasakan oleh kita orang Timur dengan membiasakan diri, dan mencoba mengerti bahwa di sini memang begitu budayanya. Mencoba untuk "open minded". Tetapi, kita juga tetap harus ingat darimana kita berasal dan tetap mempunyai pendirian jangan terus ikut-ikutan semua hal di sini dan melupakan budaya kita sendiri. Masyarakat di sini pun sangat menghargai budaya kita.
Apakah Shinta aktif di PPI? kalau iya, apa saja kegiatan yang pernah diadakan?
Saya cukup aktif di PPI. Sudah 2 tahunan ini saya menjabat menjadi ketua PPI Wilayah Caen-Basse Normandie-Normandie. Kegiatan PPI baik di wilayah atau pusat cukup banyak dan cukup menarik. Ada Ski bersama, Tournamen Olaharaga Antar Pelajar Indonesia di Eropa, ada juga Acara Malam Budaya dan masih banyak lagi.
Apakah di Perancis ada hari libur kuliah, selain hari minggu? Seperti tanggal merah di Indonesia?
Hari libur kuliah tentu ada dan lumayan banyak. Ada hari Libur Nasional seperti Hari Kemerdakaan Prancis tanggal 14 Juli, hari Buruh, Paskah, Natal, dan masih banyak lagi. Karena Perancis dulunya adalah negara yang menganut agama Katolik, maka banyak libur-libur Agama Katolik. Tetapi, tentunya tidak ada libur agama Islam, Hindu, Budha, Tionghoa, dan lain lain.
Adakah tips yang bisa Shinta bagi untuk teman-teman di Indonesia, tentang apa saja yang harus dipersiapkan sebelum mendaftar kuliah di Perancis?
Tips-tipsnya adalah:
- Belajar bahasa prancis dengan benar, karena itu kunci awal untuk masuk Perguruan Tinggi disini.
- Sebelum memasuki perguruan tinggi di sini harus benar-benar melihat program kuliahnya, jangan sampai salah jurusan.
- Mulailah mencari-cari tempat tinggal di kota penerimaan Universitas, jangan menunggu ketika tiba di Prancis.
- Siap mental, dan juga tidak di pungkiri harus siap juga "Financial"nya.
- Legalisir semua data, Ijazah, akta kelahiran dan lain lain.
- Jangan takut, karena di sini juga ada nasi, beberapa produk makanan Indonesia seperti Kecap manis, Indomie, sambal Abc dan lainnyapun bisa ditemukan.
- Bagi Umat Islam, di sini juga ada Masjid.
Untuk Informasi lainnya kamu bisa lihat di website PPI Prancis http://www.ppifrance.fr/ atau bisa mengubungi Humas PPI Prancis di Facebook, atau bisa juga ke IFI di Indonesia.
Nah, itu tadi sobat semuanya sebuah cerita yang menarik dari sahabat kita Shinta Melodyana. Bagaimana? Apakah kamu terinspirasi? Jangan sia-siakan kesempatan yang ada, jika kamu memiliki impian untuk kuliah di negara Perancis, bergegaslah, dan selalu semangat! Jika kamu ingin mencari informasi yang lebih banyak mengenai dunia perkuliahan di luar negeri, baik itu Perancis atau negara lain, kamu bisa pantau terus berkuliah.com. Salam sukses!