Belanda merupakan salah satu negara di Eropa yang multikultural. Kita bisa menemukan dan melihat berbagai macam keragaman budaya di negara ...
Belanda merupakan salah satu negara di Eropa yang multikultural. Kita bisa menemukan dan melihat berbagai macam keragaman budaya di negara ini. Masyarakat Belanda terkenal memiliki sikap yang terbuka terhadap para pendatang. Jika kamu berkesempatan ke negara ini, kamu tidak akan kesulitan untuk menemukan permukiman orang Indonesia di Belanda, karena sudah banyak sekali orang Indonesia yang menetap di negara yag memiliki bendungan Dam ini. Bagi kamu umat muslim tentunya tidak usah khawatir, karena umat muslim juga dihormati, sama seperti lainnya. Selai itu, kamu juga tidak akan kesulitan menemukan masjid, teman sesama muslim, dan tentunya makanan halal di negara ini.
Berbicara tentang pendidikan di Belanda, tentunya kamu tidak usah merasa ragu lagi, karena banyak sekali mahasiswa Indonesia yang menjalani pendidikan di negara yang juga merupakan salah satu negara favorit untuk menimba ilmu bagi para mahasiswa dari Indonesia. Jika kamu penasaran, berikut ulasan hasil interview dengan Said, salah satu mahasiswa Indonesia yang berhasil menginjakkan kakinya di negeri Belanda untuk menuntut ilmu.
1) Halo Said. Bisakah diceritakan tentang profilnya?
Nama lengkap saya Said Al Faraby, dan biasa dipanggil Said. Saya saat ini sedang menjalani kuliah di Universiteit van Amsterdam, atau University of Amsterdam, di jurusan Master Artificial Intelligence, sejak Februari 2013. Saya kuliah dari jalur yang didapat dari beasiswa DIKTI. Saya berasal dari Pulau Lingga, Kepulauan Riau, dan melanjutkan kuliah lalu bekerja di Bandung sejak tahun 2006, sampai sebelum ke Amsterdam.
2) Saat memilih tempat kuliah, hal apa saja pilihat yang dilihat terlebih dahulu? Memilih berdasarkan negara, jurusan yang diminati, ataukah hal lainnya?
Pertama kali saya memilih berdasarkan jurusan, yaitu Artificial Intelligence. Saat itu universitas yang menawarkan program ini kebanyakan dari Amerika dan beberapa dari Belanda. Tapi , saat itu saya lebih memilih ke Eropa terutama Belanda setelah mencari informasi tentang kehidupan muslim yang ada di Belanda,tentang toleransi beragamanya, kemudahan menemukan tempat ibadah masjid, serta makanan yang halal.
3) Bisa diceritakan tentang biaya hidup di Belanda terutama di daerah tinggal? Mulai dari biaya makan, transportasi, akomodasi, dan lainnya.
Biaya hidup di Belanda terbilang cukup tinggi. Rata-rata biaya sewa kamar sekitar 500 Euro/bulan. Transportasi umum yang ada di sini sangat baik namun mahal, misalnya untuk tiket sekali pakai perjam 2.8 Euro. Tapi , alhamdulillah di Amsterdam dan Belanda secara umum, bisa menggunakan sepeda ke mana-mana karena luas wilayah yang tidak terlalu besar dan infrastruktur jalur sepeda dan cuaca yang sangat mendukung. Dulu, saya hampir setiap hari ke kampus menggunakan sepeda, dan sekarang ke tempat kerjapun juga tetap dengan sepeda. Orang-orang yang berkendara menggunakan mobil biasanya sangat empati dan suka mengalah dengan yang bersepeda dan pejalan kaki. Sedangkan untuk biaya makan relatif, bisa murah dan mahal, tergantung apakah memasak sendiri atau makan di restoran. Memasak sendiri dikatakn murah, karena bahan baku untuk membeli bahan-bahan masakan di sini tergolong murah, mungkin 100-150 Euro/bulan itu cukup. Tapi, kalau selalu makan di luar, kemungkinan bisa mengeluarkan biaya sekitar lebih dari 200 Euro/ bulannya.
Catatan : (Nilai 1 Euro = 15263.46 Rupiah)
4) Pernahkan Said mengalami culture shock selama di Belanda? Jikapun pernah, bisa diceritakan? Atau apakah ada pengamalan yang paling berkesan selama kuliah di sana?
Culture shock? Saya tidak ingat, mungkin tidak ada. Kesan saya dengan Amsterdam adalah kota yang dimiliki begitu tertata, dan orang-orangnya terutama orang Belanda asli, memiliki kesadaran yang tinggi terhadap peraturan dan lingkungan. Amsterdam adalah kota yang sangat multikultural, sehingga sangat mudah menemukan orang dari berbagai negara tinggal di sini. Pengalaman menarik bagi saya selama kuliah adalah saat kerja kelompok dengan teman-teman dari negara yang berbeda. Itu merupakan hal yang menyenangkan.
Meskipun sepertinya biasa, tapi entah mengapa saya senang jika harus sekelompok dengan teman-teman yang berasal dari negara yang berbeda. Misalnya sejauh ini saya pernah sekelompok dengan teman yang berasal dari Italia, Inggris, Belanda, Yunani, Romania, dan Spanyol. Mungkin karena sulit mendapatkan pengalaman seperti itu di Indonesia, setidaknya untuk saat ini. Masih lanjut tentang multikultural, sekarang saya magang di perusahaan yang lebih multikultural dari kampus saya, dimana karyawannya berasal dari 50 negara yang berbeda. Di tim kecil saya yang berkisar sekitar 10 orang saja, ada yang dari Chile, Yunani, Brazil, Argentina, Venezuela, Mesir, Rusia, dan Romania. Bagi saya, ini merupakan pengalaman yang sangat menarik dan sangat sulit didapat di Indonesia.
Hal lain yang membuat saya cukup betah di sini adalah menemukan teman untuk menyalurkan hobi saya, yaitu bermain futsal dan pingpong. Bisa menyalurkan hobi menurut saya adalah salah satu hal penting dalam memilih tempat kuliah, dan di Amsterdam ada banyak sekali komunitas seni, olahraga, edukasi, dan lainnnya sebagai tempat melepas penat dari perkuliahan.
Untuk mendaftar diri kuliah di Belanda, saya rasa tinggal mengikuti prosedur yang ada, ditambah dengan rajin mencari informasi dari internet tentang tips motivation letter dan hal lainnya yang sudah sangat banyak dan mudah didapat. Mungkin itu saja dari saya.