Apa yang kamu pikirkan ketika pertama kali mendengar ‘Belanda’? Tulip, Kincir angin, Keju, Oranye dan masih banyak lagi hal-hal yang menjad...
Apa yang kamu pikirkan ketika pertama kali mendengar ‘Belanda’? Tulip, Kincir angin, Keju, Oranye dan masih banyak lagi hal-hal yang menjadi ciri khas negara di Eropa ini. Belanda adalah negara yang memiliki kedekatan sejarah dengan Indonesia. Ya, benar sekali jika kamu masih mengingat pelajaran sejarah bahwa negeri ini pernah menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Namun, mari sejenak kita kesampingkan peristiwa memilukan itu, karena kini Belanda telah banyak berubah. Pemerintah kita dan pemerintah Belanda telah menjalin kerja sama dengan baik, termasuk kerja sama di bidang pendidikan. Pasti menyenangkan bukan, jika kamu bisa menuntut ilmu di negara asal Van Gogh dan Van Persie ini?
Linda Pluto adalah salah satu dari pemudi di negeri ini yang berhasil menimba ilmu ke ‘negeri kincir’ angin tersebut. Saat ini, ia sedang menjalani studi kuliah S2 di jurusan Forest and Nature Conservation di Wageningen University. Sebelumnya, ia memperoleh gelar S1 nya di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Linda tinggal di Belanda sejak tahun 2011 hingga 2013. Ada cerita unik, tentang bagaimana ia bisa sampai ke Belanda. Semua itu berawal dari harimau. Ada apa dengan harimau? Jika kamu tertarik, berikut kita simak cerita dan pengalaman dari Linda.
Memperoleh beasiswa StuNed
Beasiswa StuNed (Study In Netherlands) dari Lembaga Nuffic Nesso adalah program beasiswa bilateral antara Belanda dan Indonesia yang bertujuan untuk membantu pembangunan di Indonesia melalui penguatan Sumber Daya Manusia. Bagi mereka yang memperoleh beasiswa tersebut, fasilitasnya sudah termasuk pelatihan bahasa Inggris selama 3 bulan di Jakarta. Usai pelatihan, baru kita bisa terbang ke Belanda. Di belandapun semua fasilitas utama seperti tempat tinggal dan asuransi sudah ditanggung penuh oleh pihak pemberi beasiswa. Termasuk juga research fee, yaitu biaya yang diberikan untuk mahasiswa yang ingin melakukan riset di negaranya masing-masing.
Linda mengaku tidak ada yang istimewa dari dirinya hingga bisa memperoleh beasiswa tersebut. Ia berkisah, ada beberapa tahapan tes yang harus dijalani untuk mendapatkan beasiswa. Tahap pertama adalah seleksi administrasi. Setelah itu, ia harus menjalani tes TOEFL. Kemudian setelah itu masuk ke tahapan berikutnya yaitu tes wawancara. Bentuk wawancaranya sendiri ada 2 macam: Pertama, wawancara terkait apa motivasi yang membuat kamu ingin berkuliah di Belanda. Yang kedua, tes wawancara dalam bahasa Inggris untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bahasa Inggris yang kamu miliki.
Ada pengalaman menarik dari Linda ketika ia diwawancara perwakilan dari pemberi beasiswa. Linda ditanya perihal pekerjaannya, dan ia menjelaskan pekerjaannya sehari-hari di bidang konservasi alam. Kebetulan, sehari setelah wawancara, Linda akan melepas harimau yang baru ditangkap karena terlibat konflik dengan penduduk sekitar, ke alam liar terkait dengan pekerjaannya tersebut. Jadi, mungkin itu yang menurut Linda akhrinya membuatnya bisa diterima di program beasiswa tersebut. Beruntung sekali!
Bertemu ‘Indonesia’ di Belanda
Ada banyak makanan Indonesia yang tersedia di belanda. Kata Linda, kita dapat dengan mudah menemukan tahu, tempe, sampai bumbu dapur seperti terasi daun sereh, daun jeruk, bahkan kangkung dan jengkolpun ada! Menurut Linda, itu mungkin karena sebagian bekas anggota Republik Maluku Selatan (RMS) diangkut ke belanda. Sebagian dari mereka akhirnya menjadi warga negara Belanda. Secara tidak langsung, mereka membawa budaya dan kebiasaan-kebiasaan di Indonesia. Banyak ditemukan orang Indonesia di Belanda. Restoran-restoran Indonesia ada di setiap kota, meskipun kata Linda dari segi harga memang agak mahal.
Sebagai salah satu negara sekuler, mayoritas orang Belanda tidak beragama atau Atheis. Namun, jangan khawatir bagi kamu yang memiliki kepercayaan terhadap agama tertentu seperti Linda yang seorang muslim, masih bisa tetap merasa nyaman tinggal di sini. Mayoritas orang Belanda menghormati terhadap orang-orang yang memiliki kepercayaan. Perhimpunan mahasiswa Indonesia di Belanda bahkan punya forum pengajian untuk anggotanya. Forum tersebut diadakan sebulan sekali sebagai sarana berkumpul dan mempererat silaturahmi. Di setiap kota ada semacam masjid meski bentuknya tidak seperti di Indonesia, tapi ada bangunan atau rumah yang khusus diperuntukkan sebagai masjid. Bahkan, di kota Utrecht sudah boleh mengumandangkan adzan kecuali untuk waktu salat Subuh dan Isya.
Biaya hidup dan tips hemat di Belanda ala mahasiswa
Menurut Linda, jika dibandingkan negara Eropa lain, biaya hidup di Belanda termasuk cukup tinggi. Tarif transportasinyapun mahal. Tips sederhana dari Linda adalah memasak makanan sendiri. Karena, disamping biaya makan di luar mahal, makanan halal di Belanda juga cukup sukar ditemukan. Jadi, untuk mahasiswa muslim atau yang ingin berhemat disarankan untuk belanja di swalayan dan memasak makanan sendiri.
Tips dari Linda bagi kamu yang tertarik kuliah di Belanda
- Kuasai Bahasa Inggris, itu kunci utamanya. Untuk pengajuan beasiswa, kamu akan menghadapi tes IELST dan TOEFL. Untuk nilai IELST yang harus diraih minimal 6.
- Diutamakan kamu mempunyai kompetensi khusus, seperti Linda misalnya di bidang konservasi. Kamu juga harus serius menekuni bidang itu.
- Yang ketiga adalah tekun, atau jangan menyerah untuk mencoba. Karena akan sangat sukar jika kamu mengajukan baru satu kali, dan berharap untuk langsung diterima.
Kesan dari Linda tentang kuliah di Belanda
Yang Linda rasakan dari pengalamannya selama kuliah di Belanda adalah pola pikir yang lebih kritis. Ia kini lebih cenderung selalu berfikir matang ketika akan melakukan atau mengatakan sesuatu. Apapun yang dilakukan harus didasari data-data dan analisis yang akurat. Menurutnya, sistem pendidikan kita juga masih perlu banyak belajar. Karena Linda sendiri merasakan risetnya untuk gelar S1 masih sangat dangkal karena hanya fokus untuk menjawab rumusan pertanyaan saja.
Unik sekali, bukan? Pengalaman dan kisah yang telah disampaikan oleh Linda tentang kuliahnya di Belanda? Tentunya, masih ada banyak sekali pelajar seperti Linda yang juga memiliki pengalaman yang menarik terkait alasan mereka bisa sampai menjalani pendidikan di luar negeri. Yang terpenting, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada, dan tetap semangat menggapai apa yang kita impikan. Good Luck!