Austria adalah sebuah negara kecil di Eropa Tengah yang berbatasan langsung dengan Jerman, Republik Ceko, Hongaria dan Italia. Ibukotanya a...
Austria adalah sebuah negara kecil di Eropa Tengah yang berbatasan langsung dengan Jerman, Republik Ceko, Hongaria dan Italia. Ibukotanya adalah Wina atau Vienna dalam bahasa Inggris. Menurut sejarahnya, awalnya Austria adalah sebuah negara yang berbentuk kekaisaran. Saat Perang Dunia I meletus, kekaisaran Austria terpecah menjadi negara-negara bagian yang salah satunya adalah Republik Austria yang menjadi cikal bakal Austria modern. Pada Perang Dunia II wilayah Austria direbut oleh Jerman dibawah bendera Nazi. Tidak heran bahasa resmi yang digunakan negara ini adalah bahasa Jerman.
Selain terkenal dengan musik klasik dan sudut-sudut kotanya dipenuhi bangunan-bangunan bersejarah khas Eropa nan eksotis, Austria dan Indonesia juga telah membuka hubungan kerja samanya di bidang pendidikan. Itu artinya kamu semua memiliki kesempatan untuk melanjutkan studi di Austria. Menarik bukan, jika kita bisa berkuliah di salah satu negara bersejarah dan eksotis di Eropa ini?
Seperti yang sedang dijalani oleh kak Wienne, yang sekarang sedang mengambil program doctor di University Of Natural Resources and Applied Life Science atau dalam bahasa Jerman Universität für Bodenkultur Wien (BOKU) di Wina, Austria. Universitas tersebut mirip dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) di Indonesia. Kak Wienne berkuliah di Wina sejak 2012 saat ini sudah menempuh 5 semester. Ia belajar di bawah Institute of Forest, Environmental and Nature Resources Policy yang mengurusi bidang kehutanan. Ia bisa sampai belajar ke Wina, Austria karena mengikuti suaminya yang kebetulan bekerja di negara tersebut. Berikut kisah yang bisa kak Wienne bagi untuk kamu tentang pengalamannnya.
Biaya Hidup Di Austria beserta tips menambah penghasilan paruh waktu
Sebelumnya, kak Wienne mengambil program S2 di Australia. Menurutnya biaya hidup di Austria jika dibandingkan dengan Australia jauh lebih tinggi. Hal senada juga disampaikan teman-temannya yang juga berkuliah di sana. Austria sendiri merupakan salah satu negara yang tertinggi di Eropa dari segi kemakmurannya. Jadi secara tidak langsung, penduduknya juga memiliki standar hidup yang tinggi pula. Namun, bagi para mahasiswa jangan khawatir karena setiap program beasiswa yang didapatkan pasti juga telah disesuaikan dengan standard biaya hidup di Austria.
Untuk kamu yang ingin kuliah sambil bekerja untuk menambah penghasilan, Austria memungkinkan untuk itu. Meski kamu tidak bisa bekerja paruh waktu secara formal di tempat-tempat yang membutuhkan izin kerja seperti restoran dengan visa pelajar. Namun banyak dari teman-teman kak Wienne yang bekerja di bidang informal, seperti memberi pelajaran tambahan untuk anak-anak staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), mengasuh bayi atau ikut program asisten di kampus tempat mereka berkuliah. Jadi, selalu ada peluang untuk kamu bekerja menambah uang saku sendiri di sektor informal.
Kehidupan Masyarakat dan toleransi beragama di Austria
Orang-orang Austria seperti kebanyakan orang di belahan dunia mana pun, beragam sifat dan tabiatnya. Meski di Austria bahasa yang digunakan adalah bahasa Jerman, tapi rata-rata pendudukanya juga bisa berbahasa Inggris, jadi tidak akan ada kesulitan soal komunikasi jika kalian menguasai bahasa Inggris.
Di Austria toleransi dinjunjung tinggi, tidak ada perlakuan diskriminatif untuk kaum tertentu. Terutama karena kak Wienne sendiri adalah seorang muslimah yang berkerudung, ia mengaku merasa nyaman tinggal di Austria. Komunitas muslim di negara ini sendiri sudah ada sejak lama. Jadi mereka sudah menjadi bagian dari masyarakat setempat. Menurut sejarah, Austria memang pernah menjadi wilayah jajahan Turki. Keberadaan orang muslim di sana sudah tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang janggal, termasuk orang berkerudung dibanding beberapa negara lain di eropa yang pernah kak Wienne kunjungi seperti Portugal. Ada bangunan masjid di Austria, Islamic Centre-nya juga besar.
Tips dari kak Wienne untuk kamu yang ingin kulian di Austria
Salah satu kantor pusat Persatuan Bangsa-Bangsa ada di Austria jadi para mahasiswa S2 atau S3 memiliki peluang untuk kerjasama keilmuan di kantor PBB. Ini sangat bermanfaat untuk kamu yang gemar melakukan riset atau penelitian. Sebagai persiapan yang utama adalah administrasi. Karena universitas di Austria terkenal dengan seleksi administrasinya yang ketat. Banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengajuan beasiswa.
Jika kamu menempuh program master (S2) di luar negeri seperti kak Wienne dan ingin melanjutkan kuliah program doctoral di Austria, berkas-berkas kuliah termasuk ijazah dilegalisasi oleh kementrian luar negeri di negara tempat kamu belajar.
Saran dari kak Wienne, yaitu kamu perlu menyiapkan waktu khusus, mungkin sebulan untuk mempersiapkan perihal administrasi. Jangan mudah putus asa di tahap administrasi, karena tahapan berikutnya setelah administrasi sangatlah mudah.
Selain itu, kamu harus memastikan program yang akan diambil apakah berbahasa Inggris atau Jerman. Informasi yang kak Wienne peroleh untuk program doctoral (S3) semua berbahasa Inggris. Namun untuk master (S2) tidak semua program memiliki kelas internasional. Jadi pastikan dulu program yang akan kamu ambil tersebut membuka kelas internasional atau tidak. Karena, kalau tidak maka kamu juga harus menguasai bahasa Jerman.
Mahasiswa Indonesia di Austria
Di Austria kebanyakan mahasiswa asal Indonesia mengambil program S3. Skema kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Austria dalam hal beasiswa hanya untuk program S3. Tapi tidak menutup kemungkinan akan dibuka juga untuk program S2. Banyak juga teman-teman mahasiswa dari Indonesia yang mengambil program S1 bahkan diploma. Kebanyakan jurusan seni. Tidak heran karena Wina adalah kota yang terkenal dengan musik klasik.
Kesan kak Wienne selama berkuliah di luar negeri
Keuntungan bisa belajar di luar negeri salah satunya adalah kita bisa melihat negara kita sendiri dari perspektif yang berbeda. Selama ini kita sudah menjadi bagian di dalam negara Indonesia, dengan berada di luar negeri kita bisa melihat Indonesia yang lebih obyektif. Kita bisa memandang permasalahan yang ada di Indonesia sesuai dengan bidang yang kita pelajari di luar negeri. Di luar negeri kita belajar dan berdiskusi dengan orang-orang baru tentang masalah yang sama. Tentu saja kita mendapat view yang berbeda dari sebuah permasalahan.
Sekolah di luar negeri membuka pikiran dan memperluas sudut pandang kita, sehingga menegaskan bahwa tidak ada satu pendapat yang paling benar. Bukan berarti orang-orang di luar negeri lebih pintar. Pada intinya, kita jadi lebih menghargai berbagai cara pandang terhadap sebuah permasalahan. Begitulah penuturan dari kak Wienne.
Demikianlah sedikit cerita, pengalaman dan informasi yang bisa kamu dapatkan dari kak Wienne tentang berkuliah di Austria. Pakah kamu juga tertarik untuk bekuliah di Austria? Terus kejar apa yang kamu inginkan, dan tetap semangat!