Negara yang bertetangga dengan Indonesia ini memang tidak memiliki luas negara seperti hanya negara Cina atau Spanyol. Bahkan, jika dibandi...
Negara yang bertetangga dengan Indonesia ini memang tidak memiliki luas negara seperti hanya negara Cina atau Spanyol. Bahkan, jika dibandingkan dengan pulau Kalimantan sekalipun, luas Singapura masih dikatakan lebih kecil. Tapi, entah mengapa banyak sekali mahasiswa dari manca negara yang ingin menjalani pendidikan di negara dengan julukan ‘Negeri Seribu Satu Larangan’ ini. Singapura dikenal sebagai negara yang tidak begitu luas, namun memiliki daya tarik tersendiri bagi para penuntut ilmu. Mahasiswa Indonesia yang ada di Singapura sendiri jumlahnya dapat ditaksir mencapai 18 ribu orang! Banyak sekali bukan? Penasaran, dengan apa yang menjadi ‘magnet’ di Singapura ini? Marik kita simak cerita menarik yang akan dibagi oleh salah satu mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di Singapura berikut ini.
1. Hallo kak Maria. Mungkin, bisa bercerita tentang profil lengkapnya? Baik nama, asal, kuliah dimana dan jurusan apa yang diambil? Sekarang tinggal dimana, serta kuliah di Singapura dengan beasiswa atau biaya sendiri?
Oke. Nama lengkap Saya Ngo Maria Christina, dan biasa dipanggil Christina. Saya berasal dari Surabaya. Saat ini, Saya sedang mengambil kuliah S2 di Singapura dengan biaya sendiri, dengan jurusan International of Tourism and Hospitality Management, di James Cook University, Singapora selama 1 tahun, dari periode bulan Juli 2013 hingga Agustus 2014.
2. Apakah bisa diceritakan, mengenai universitas tempat kakak Maria kuliah? Hal-hal apa saja yang paling disukai dari universitas tersebut?
James Cook University, Singapura merupakan cabang kampus James Cook University Australia. Jadi, sertifikasi dan kurikulumnya mengikuti kampus yang ada di Australia.
Jurusan yang paling banyak diminati di JCU adalah Psikologi, IT, dan bisnis. Selama menjalani kuliah di JCU, Saya banyak bertemu dengan teman-teman dari Indonesia. Untuk mahasiswa Indonesia sendiri memiliki jumlah terbesar ke-3 selain China dan India. Tapi di JCU juga banyak mahasiswa dari Amerika, Eropa seperti Denmark, Austria, Jerman dan lainnya.
Hal yang paling Saya sukai dari JCU adalah teman-teman dari International Students, sehingga bisa saling mengenal budaya-budaya dari masing-masing negara dan bisa berbagi serta menambah ilmu pengetahuan dan koneksi dalam hal bisnis.
3. Jika tanpa beasiswa, berapa rata-rata biaya kuliah di Universitas James Cook itu sendiri?
Untuk biaya dari jurusan Master of Business sendiri sekitar 33,000 SGD per 12 bulan, atau per semester nya 11,000 SGD (= 104,500,000 IDR).
Untuk beasiswa sendiri sebenarnya bisa dilakukan dengan mengajukan loan kepada pemerintah Singapura, dan nantinya ada prosedurnya sendiri. Dan untuk International Students akan mendapatkan student pass dan dilarang keras untuk bekerja. Jika melanggar dengan bekerja part time atau hal yang berhubungan dengan bekerja lainnya, sanksinya mahasiswa akan dipulangkan ke negara masing-masing.
4. Apakah ada jaringan alumni mahasiswa dari Singapura di Indonesia yang bisa diajak berkonsultasi bagi teman-teman yang ingin berangkat dari tanah air?
Kalau untuk jaringan Alumni sendiri, biasanya ada di website JCU nya dan sampai sekarang Saya pun masih berhubungan dengan para alumni yang ada di Indonesia. Terkadang, JCU juga bekerja sama dengan para alumni untuk mengadakan acara reuni, seperti halnya alumni yang berada di Vietnam, Filipina dan negara-negara lain.
5. Bagaimana perasaan kak Maria saat pertama kali tinggal dan belajar di luar negeri dan jauh dari rumah dan orang tua di Indonesia?
Untuk bulan-bulan pertama (1 hingga 3 bulan pertama), Saya sendiri merasa sedikit kesulitan untuk mengikuti kuliah di JCU dengan sistem yang berbeda seperti yang ada di Indonesia. Kita harus memiliki inisiatif sendiri untuk mencari dan belajar lebih extra sehingga mampu mengikuti materi yang disampaikan. Untuk tugas-tugas yang diberikanpun menurut Saya lebih berat karena dibandingkan dengan kuliah S1 yang sebelumnya saya jalani, Saya menjadi jauh lebih rajin belajar dan research sendiri saat kuliah di JCU karena sistem penilaiannya pun berbeda. Contohnya, walaupun pada tugas-tugas mendapatkan nilai yang tinggi, tapi ternyata nilai ujian finalnya tidak melampaui dari 50%, maka Kamu akan dinyatakan failure atau gagal sehingga harus menggulang. Untuk International Student, Kami tidak bisa mengulang tepat ke semester selanjutnya, tapi semester terakhir. Dan menurut Saya, jika gagal dan harus mengulang pada semester terakhir itu rasanya berat, karena ada tugas akhir yaitu business plan atau research yang sangat membutuhkan waktu extra untuk dilakukan research secara lebih dalam.
Jadi, bagi yang ingin mengambil kuliah di JCU harus benar-benar memperhatikan nilai di ujian final nya, karena harus lulus dari 50%. Selain itu, penilaian tidak hanya dinilai dari JCU Singapura, namun kertas ujian mahasiswa akan dikirim ke Australia untuk dicek lagi, dan pihak Australia yang akan menentukan kelulusan atau nilai final dari Mahasiswa tersebut.
6. Berapakah sebenarnya minimal biaya hidup di Singapura? Apakah ada penghematan-penghematan signifikan yang bisa dilakukan? Khususnya terkait dengan pengalaman kakak sendiri?
Untuk biaya hidup di Singapura sebenarnya relatif saja, tergantung dari keluarga dan keperluan serta pengeluaran dari mahasiswanya sendiri. Tapi, menurut Saya untuk biaya hidup minimal di Singapura sekitar 1500-2000 SGD berupa untuk biaya kos, makan, transportasi, dan uang jajan.
Untuk penghematan, bisa dicoba jika ada teman-teman yang sama-sama dari Indonesia, bisa sewa 1 unit apartemen sehingga lebih hemat. Untuk urusan makan, mungkin bisa membeli di kampus karena harganya cukup murah mulai dengan harga 2.50 SGD saja, sudah dapat makanan dan lauk yang cukup. Jadi, Kita bisa menghemat ataupun bisa juga masak sendiri karena untuk makan di luar paling murah harganya sekitar 5 SGD (Food Court / Kopitiam).
7. Bagaimana caranya agar Kita bisa survive dan menikmati kuliah serta tinggal di Singapura? Apakah ada tips spesial dari kak Maria?
Untuk Tips sendiri, berikut beberapa dari Saya:
- Refreshing ‘Window Shopping’ di mall-mall atau nonton film di bioskop, karena sound system dan layarnya yang ada di sini sangat bagus, sehingga bisa memberi kepuasan dan menyenangkan diri.
- Usahakan weekend dengan jalan-jalan, baik di daerah Orchard atau Marina. Karena dengan jalan-jalan bisa membuat Kita lebih fresh dan memicu semangat untuk kembali belajar.
- Konsumsi Vitamin, karena di Singapura Kita akan banyak sekali jika ingin mencapai suatu tempat dengan berjalan kaki. Makanya, Kita memerlukan banyak energi untuk jalan kaki ini dan supaya badan tetap dalam keadaan fit.
- Mengunjungi tempat wisata seperti River Safari Zoo, Garden by the bay, Bugis, Universal Studio Singapore.
- Tidak perlu khawatir jika merasa bosan belajar di kos. Kita bisa belajar di cafe-cafe seperti Starbucks, karena semua tempat ini memiliki free wi-fi dan plug power , dan beberapa tempat di Starbucks sendiri ada yang buka 24 jam.
- Lakukan wisata kuliner, karena begitu banyak makanan dari berbagai negara yang ada di Singapura. Kita bisa menggunakan kesempatan selama tinggal disana untuk bisa mencicipi makanan-makanan yang tidak ada di Indonesia, yang tentunya memiliki citra rasa yang khas dan berbeda dari masakan Indonesia.
Demikian ulasan mengenai wawancara yag dilakukan dengan kak Maria Christina di Singapura. Secara keseluruhan, Singapura merupakan negara yang sangat layak dijadikan sebagai tujuan kuliah. Suasananya, negaranya, dan orang-orang Indonesia yang ada di dalamnya maupun orang Singapura sendiri cukup ramah. Semoga informasi ini cukup bermanfaat bagi Kamu yang memiliki ketertarikan untuk mencoba menjalani pendidikan di luar negeri, khususnya di Singapura sendiri, seperti yang telah dilakukan oleh kak Maria. Semangat!