Semester ini merupakan saat yang paling menantang bagi saya dari semester sebelumnya. Berpindah dari mahasiswa tingkat pertama untuk menjad...
Semester ini merupakan saat yang paling menantang bagi saya dari semester sebelumnya. Berpindah dari mahasiswa tingkat pertama untuk menjadi mahasiswa tingkat kedua bukanlah transisi yang mudah. Kelas menjadi lebih sulit, saya benar-benar mulai masuk ke arah fokus jurusan, dan juga mulai berpikir tentang apa yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kuliah. Meskipun semester terakhir lalu adalah salah satunya yang juga cukup sulit, tapi saya masih harus banyak belajar untuk kedepannya.
Menyampingkan semua yang telah dipelajari di kelas, berikut adalah beberapa hal dari pengalaman yang saya pelajari dari perguruan tinggi selama 4 bulan terakhir. Beberapa hal ini barangkali dapat membantu kamu yang sedang berada dalam kondisi akan menjalani studi di perguruan tinggi.
1. 18 SKS lebih sulit daripada kedengarannya
Sebenarnya itu hanya satu kelas tambahan, bukan? Secara teknis benar, ini adalah salah satu kelas tambahan yang datang dengan kerja ekstra juga. Waktu duduk ekstra berlama-lama di kelas, waktu ekstra untuk mengerjakan tugas kuliah, dan hany sedikit waktu untuk melakukan hal-hal lain.
Saya hanya mengambil 18 SKS untuk kembali ke jalur dan dapat lulus dalam jangka waktu 4 tahun, dan itu adalah satu-satunya alasan mengapa saya tidak keluar dari salah satu kelas saya dan menyerah pada 15 SKS di awal semester.
2. Ini memang sulit, tetapi kamu akan mencapainya
Jelas, saya berhasil mencapai akhir semester dan tidak harus keluar dari salah satu kelas yang saya ambil. Saya memiliki kebutuhan motivasi yang mendorong diri saya melalui tantangan, dan kemudian mengatasi tantangan tersebut. Jika kamu dapat melihat cahaya di ujung terowongan, maka kamu dapat membuatnya melalui semester sulitmu dan kelas yang sulit juga.
3. Satu nilai yang jelek tidak berarti kamu akan gagal di kelas
Mendapatkan nilai C pada ujian atau paper? Selama itu bukan proyek terbesar kamu dalam tahun ini yang senilai dengan 25% dari nilaimu, kamu masih dapat mengatasi hal itu. Tentu, itu akan cukup terasa menyakitkan, dan kamu tentunya ingin melakukan semua yang kamu bisa untuk menghindari nilai-nilai buruk tersebut. Tapi kamu akan memperbaikinya dan kamu dapat memiliki kelulusan, dengan nilai yang dapat diterima di kelas.
4. Kadang-kadang kamu harus mendevinisikan ulang ekspektasimu
Mungkin di SMA kamu mengharapkan banyak hal dari dirimu sendiri dan ingin membuat nilai A dalam setiap mata kuliah di setiap tahunnya. Bahkan, kamu mungkin akan memeras keringat dari tahun pertama kuliah untuk mencapainya. Namun, ketika sekarang ternyata pada kenyataanya kamu tidak bisa mencapainya, dan merasa marah dan kecewa karena kegagalanmu. Jangan melakukan hal itu.
Beberapa orang dapat memperoleh nilai 4.0 melalui perguruan tinggi, tetapi kebanyakan orang tidak bisa mencapainya. Jika kamu tidak masuk dalam salah satu dari beberapa orang tersebut, maka janganlah mengornbankan diri sendiri untuk keluar dan mencoba menjadi orang lain. Mendapatkan nilai A dengan 3.0 serta IPK yang lebih tinggi sebenarnya masih fantastis, terutama jika dibandingkan dengan sebagian besar mahasiswa hari ini, dan kamu harus bangga dengan itu.
5. Dosen yang kurang peduli
Berdasarkan pengalaman di kampus manapun, tentu kamu pernah menjumpai dosen ataupun profesor yang tidak peduli dengan nilai dan apa yang kamu kerjakan, dan lebih mementingkan urusan mereka sendiri. Jarang mengisi kuliah di kelas, memberikan nilai yang tidak sesuai dengan perjuangan yang kamu lakukan, dan lain sebagainya.
Berbicara dari pengalaman pribadi, kamu dapat mencoba untuk komplain dan protes tentang orang-orang tersebut dan melaporkannya kepada petinggi kampus. Tapi, terkadang memang sering terjadi ketika orang yang kamu laporkan ternyata berpihak dengan sesama anggota fakultas mereka daripada mendengarkanmu.
6. Jangan terlalu terlibat
Semester pertama di tahun lalu cukup berat. Tapi, semester selanjutkan ternyata bahkan lebih berat ketika saya ternyata memiliki kegiatan lain yang membuat saya sangat sibuk, seperti terlibat dalam organisasi sekaligus harus mempertahankan nilai-nilai saya.
Berusaha untuk menyeimbangkan antara kebutuhan berorganisasi dan kebutuhan untuk tetap mempertahankan nilai, serta mengatur waktu untuk hal itu memang bukanlah tugas yang mudah. Kondisi seperti ini biasanya merupakan salah satu cobaan bagi kamu sebagai seorang mahasiswa. Tentunya, kamu harus mulai memprioritaskan mengenai apa hal yang menjadi kebutuhan yang harus di dahului dan yang paling utama bagi diri kamu sendiri. Ingat, kamu saat ini sedang kuliah, dan tugas kamu yang paling utama adalah belajar. Jangan terlalu terlibat dengan hal-hal yang akan mengganggu fokusmu untuk kuliah.
7. 10 halaman paper bukanlah hal yang buruk
Meskipun hal tersebut adalah paper terpanjang yang pernah saya tulis di tingkat manapun, ternyata tidak begitu sulit untuk ditulis dan dikerjakan. Saya memulai menulis 4 halaman paper sejak bulan Februari. dan menyelesaikan 6 halaman lainnya beberapa minggu sebelum jatuh tempo atau deadhline. Saya mengerjakannya secara bertahap dan sedikit demi sedikit, agar tidak merasa banyak dan terbebani.
8. Memiliki jadwal lengkap adalah suatu keharusan
Sebelumnya, saya tidak menjalani semester ketika kuliah dengan membuat jadwal. Tapi, setelah saya membeli iPad pada pertengahan semester , saya mencoba membuat jadwal harian dan mingguan dengan sangat detail untuk kegiatan sehari-harinya. Dengan membuat jadwal tersebut tidak hanya bermanfaat membuat kegiatan saya lebih teratur, tetapi juga membuat saya lebih fokus untuk menyelesaikan tugas.
Ada begitu banyak kemungkinan hal yang dapat digunakan untuk membuat penjadwalan, misalnya dari aplikasi khusus dari kalender Google, dan aplikasi lainnya yang dapat kamu manfaatkan kegunaannya untuk mempermudah hidupmu. Saya berjanji kamu tidak akan menyesal jika melakukannya.
9. Tugas Kelompok yang Buruk
Di semester ini, saya mempunyai mata kuliah dimana tugasnya banyak dijkerjakan secara berkelompok. Ketika 50% orang dari kelas saya bergantung pada karya empat orang lainnya ditambah saya sendiri, saya menjadi sedikit gelisah dan emosi. Untungnya, orang-orang di kelompok saya ternyata rajin dan pintar, dan semua orang mengerjakan bagian mereka. Tapi, ketika kamu berada di situasi ini, ingatlah bahwa tidak ada satu pun orang yang suka dengan tugas kelompok, namun semua orang harus melakukannya dan melewatinya untuk lulus di mata kuliah tersebut.
10. Apapun yang terjadi, waktu akan berlalu
Ketika kamu melihat daftar hal-hal yang harus kamu lakukan dalam 2 minggu sebelum berakhirnya semester, dan mulai mendapatkan kesulitan, ingatkanlah diri sendiri bahwa waktunya akan datang ketika semester berakhir dan semuanya akan berlalu. Tinggalkanlah hal-hal yang buruk dan pengalaman yang kurang menyenangkan di semester ini. Itu akan bermanfaat buatmu. Terkadang, yang kamu perlukan adalah sedikit istirahat dan refreshing diri, dan kemudian setelah itu kamupun akan siap menghadapi apapun yang menimpa dirimu. Nikmati setiap moment dalam hidupmu.
Itulah beberapa hal dari pengalaman yang bisa saya bagikan di sini. Semoga apa yang tertulis dapat menjadi pengetahuan buat kamu, sehingga kamu dapat menjalani kuliah di perguruan tinggi dengan baik. Namun, beberapa hal di atas tidaklah menjadi ukuran yang sama yang dialami oleh setiap mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi. Setiap mahasiswa tentunya mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Oleh sebab itu, penting untuk melihat dan menilai bagaimana mahasiswa lain membagi pengalamannya ketika beberapa bulan menginjak di bangku perkuliahan. Tulisan ini barangkali bisa menjadi motivator lahirnya tulisan-tulisan lainnya yang sama, sehingga bisa bermanfaat bagi orang banyak. Tetap rajin ya!