Abdur Rohman: Bahagianya Menjalani Studi di Jepang Bersama Keluarga

Halo, sobat berkuliah.com! Bagaimana kabar kamu hari ini? Tentunya harus selalu tetap semangat ya. Apalagi sebagai generasi muda, kamu haru...

Halo, sobat berkuliah.com! Bagaimana kabar kamu hari ini? Tentunya harus selalu tetap semangat ya. Apalagi sebagai generasi muda, kamu harus memiliki semangat yang berkobar-kobar untuk menuntut ilmu. Apa kata dunia? Jika mudapun tidak semangat, bagaimana dengan masa tuanya? Jangan mau kalah dengan nara sumber interview kita yang satu ini. Bersama keluarga, dirinya selalu memiliki semangat yang kuat demi menuntut ilmu, hingga sampai membawa dirinya untuk terbang ke ‘negeri sakura’, Jepang. Nah, siapakah dia? Kamu penasaran? Baiklah, simak ulasannya berikut ini.



Untuk perkenalan, bisakah diceritakan mengenai profil diri kamu? 

Nama saya Abdur Rohman. Saya lahir di Banyuwangi, Jawa Timur. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan S3 di TUAT (Tokyo University of Agriculture and Technology), jurusan Agricultural and Environmental Engineering (Teknik Lingkungan dan Pertanian). Saya tinggal di Kashiwa, perfektur Chiba, sekitar 30 km dari Tokyo. 


Untuk kuliah di Jepang, apakah Rohman kuliah dengan beasiswa atau dari biaya pribadi?

Alhamdulillah, dalam menempuh studi ini saya mendapat beasiswa dari pemerintah Jepang (Monbukagakusho). 


Bagaimana dengan sistem perkuliahan yang ada di kampus Rohman di Jepang? Apa perbedaan yang paling terasa dibandingkan dengan yang ada di Indonesia?

Untuk dapat lulus dalam program S3 yang saya jalani saat ini, setiap mahasiswa harus menyelesaikan 12 sks dalam waktu standar 3 tahun, mempublikasikan karya ilmiah di jurnal internasional yang memiliki reputasi baik, dan menulis penelitiannya dalam bentuk buku disertasi. 

Mengenai perbandingan sistem perkuliahan di Jepang dengan di Indonesia, yang paling terasa buat saya adalah dalam hal budaya bimbingan riset. Di sini, setiap mahasiswa S1 pada tahun ke  3  sudah memilih calon dosen pembimbing skripsi. Begitu masuk tahun ke 4, mahasiswa tersebut mulai bergabung ke laboratorium tempat dosen tersebut melakukan penelitian. 

Di laboratorium, biasanya ada juga mahasiswa tahun ke4 yang sedang menyelesaikan skripsi. Ada juga mahasiswa master atau doktor. Mereka semua menjadi satu tim. Mereka menjalankan riset masing-masing, tapi dengan bidang yang sama sesuai dengan bidang penelitian sang dosen. Ada juga yang bekerja sama sebagai tim yang menjalankan suatu penelitian besar. Tiap orang menjalankan bagian yang berbeda-beda. 

Yang paling menarik menurut saya adalah budaya ‘zemi’ atau seminar. Pada tiap pecan, semua anggota laboratorium mengadakan pertemuan yang disebut ‘zemi’. Dalam pertemuan itu, masing-masing anggota lab menampilkan kemajuan risetnya. Dengan cara seperti ini, banyak manfaat yang didapat semua anggota, antara lain :

- perkembangan riset tiap orang dapat terpantau dengan baik. Kalau ada masalah, masalah itu dapat dideteksi sejak dini, dan solusinya dipikirkan bersama. Saya belum pernah mendengar ada skripsi yang tidak selesai tepat waktu. 

- Tiap orang terlatih untuk berpikir ilmiah, berbicara dalam forum ilmiah, menerima saran dan kritik, mempertahankan argumentasi, dan belajar dari riset orang lain. 
- Keakraban antar anggota laboratorium dapat meningkat terus, karena sedikitnya tiap pekan bertemu satu kali. 

Setahu saya, budaya ‘zemi’ ini sudah menjadi budaya di semua kampus yang ada di Jepang. Sewaktu saya S1 di ITB dulu, setahu saya, sangat sedikit dosen yang menerapkan budaya zemi ini kepada anak-anak S1 yang mereka bimbing. Mudah-mudahan saat ini sudah semakin banyak yang menerapkannya. 


Selain beasiswa yang populer, apakah ada beasiswa di negara Jepang yang jarang didengar oleh kita di Indonesia?

Ada. Misanya: 

- Beasiswa dari organisasi : 

1. Honjo Scholarship. Beasiswa ini diperuntukkan untuk orang asing yang menempuh S2 atau S3. Besarnya 150 ribu-200 ribu Yen/bulan. Infonya bisa dilihat di sini : http://hisf.or.jp/english/sch-f/

2. Hashiya Scholarship. Beasiswa ini khusus untuk orang Indonesia. Besarnya tahun lalu 100 ribu Yen/bulan. Infonya ada di sini (bahasa Jepang) : http://www.tsukishima.co.jp/zaidan/scholarships.html

Selain itu, ada juga beasiswa dari perusahaan. Misalnya dari Tokyu (perusahaan kereta). dan Kirin (perusahaan minuman). Teman-teman saya ada yang berhasil mendapatkan sebagian dari beasiswa-beasiswa tersebut. Saya sarankan bagi teman-teman yang berminat mencari beasiswa, untuk mengikuti milis beasiswa atau menghubungi PPI Jepang untuk mendapatkan informasi terkait dengan beasiswa. 


Apakah ada lembaga atau komunitas negara Jepang di Indonesia yang bisa kita ikuti dalam rangka mempersiapkan keberangkatan ke sana?

Ada. Dalam bentuk lembaga, misalnya Kedubes Jepang (http://www.id.emb-japan.go.jp). Di sana telah tersedia informasi terkait imigrasi (misalnya bagaimana mendapatkan visa untuk anggota keluarga yang akan tinggal bersama kita di Jepang), info mengenai budaya Jepang, dan tentunya info beasiswa. 

Lembaga lainnya misalnya The Japan Foundation (http://www.jpf.or.id). Lembaga ini memiliki perpustakaan yang terbuka untuk umum. Lembaga ini juga menyelenggarakan kursus bahasa, kursus budaya, dan seminar. Kalau komunitas, mohon maaf saya kurang tahu kalau yang di Indonesia. Tapi, justru organisasi-organisasi mahasiswa Indonesia di Jepang biasanya sangat siap membantu teman-teman yang akan berangkat ke Jepang. 

Contohnya : PPI Jepang (level pusat), PPI Korda (level daerah), dan PPI di kampus-kampus.
Bagi kamu yang akan berangkat ke Jepang, saya sangat menyarankan agara menghubungi PPI Jepang atau senior yang sudah tinggal di Jepang. Cara ini sangat efektif dan efisien. 


Apa yang kamu rasakan di bulan-bulan pertama tinggal dan belajar di Jepang?

Bahagia, terharu, sedih, penasaran, cemas, dan kagum. ‘Bahagia dan terharu’ karena akhirnya tiba di Jepang dengan selamat setelah melewati proses yang panjang. Proses seleksi yang panjang. Proses imigrasi yang panjang. Proses transportasi yang panjang juga. Yang lebih membahagiakan saya, saya dapat tinggal di Jepang bersama istri saya setelah sebelumnya kami terpisah beberapa bulan, karena istri saya harus lebih dulu memulai studinya di Jepang. Segala puji bagi Allah atas semua karunia ini. 

‘Sedih’ karena sekali lagi harus jauh dari orang tua, setelah sebelumnya sudah jauh dari orang tua sewaktu saya kuliah S1. Yang membuat saya sedih adalah karena tidak dapat membantu orang tua dari dekat ketika mereka memerlukan bantuan. Juga tidak dapat berjumpa setiap saat ketika mereka merindukan saya. 

‘Penasaran’ dengan hal-hal baru yang saya temui, misalnya kereta yang tidak pernah telat. ‘Cemas’ dengan tantangan studi dan riset yang nampaknya berat. ‘Kagum’ dengan prestasi para kakak senior di sini yang sudah berhasil dalam studinya dan dalam berkarya untuk masyarakat. 


Berapa biaya hidup super minimalis untuk tinggal di daerah tempat kamu tinggal di Jepang? Seperti misalnya biaya makan dan tempat tinggal?

Saya tinggal di Kashiwa, berjarak sekitar 30 km dari Tokyo. Ini hitungan kasar untuk biaya hidup di sini secara minimalis : 

- Untuk makan dan minum, kalau masak sendiri 30 ribu Yen/bulan bisa cukup. 

- Sewa rumah untuk 1 orang dengan ukuran sekitar 18 meter persegi, ada yang 30 ribu Yen/bulan. Kalau untuk keluarga kisarannya 45 ribu Yen ke atas.

- Listrik, air, gas 6 ribu Yen/bulan. 

- Asuransi kesehatan 2 ribu Yen/bulan. 

- Transportasi tergantung jarak ke kampus. Kalau diasumsikan, sama dengan jarak dari rumah saya ke kampus saya yang perlu naik kereta sekitar 40 menit lalu naik sepeda. Biayanya kira-kira 9 ribu Yen/bulan (ini harga tiket langganan atau teikiken). Catatan : Sepeda didapat dari pemberian teman di kampus yang sudah pulang ke Indonesia, jadi gratis. Kalau beli sendiri yang bekas sekitar 5 ribu Yen. 

- Biaya telepon tanpa internet sekitar 3 ribu Yen/bulan. 

Jadi, total keseluruhannya yaitu : 80 ribu Yen/bulan, atau sekitar 8.8 juta Rupiah/bulan. 

Biaya tersebut juga bisa saja bertambah kalau untuk sewa rumah perlu ada uang kunci, uang jaminan, dan uang tanda terima kasih. Bisa 4 kali lipat biaya sewa per bulan, tapi dibayar sekali saja di awal. Tapi, sebaliknya, bisa juga biayanya berkurang drastis kalau bisa tinggal di asrama kampus atau asrama milik pemerintah daerah. Biaya sewa di asrama kampus bisa kurang dari 20 ribu Yen/bulan


Apakah ada jaringan usaha milik orang Indonesia di sana yang bisa digunakan sebagai tempat mencari pekerjaan sampingan?

Ada, tapi sangat sedikit. Sebab, sangat sedikit orang Indonesia yang berbisnis di Jepang. Kebanyakan bekerja sebagai karyawan. Yang berbisnis misalnya membuka restoran. Contohnya, restoran Surabaya di Yokohama. Ada beberapa kawan saya yang bekerja sampingan di sana.
Kebanyakan, pekerjaan sampingan atau ‘arubaito’ itu banyak tersedia di tempat usaha orang Jepang. Karena itu, untuk bisa arubaito, kemampuan bahasa Jepang sangat diperlukan. 

Meski begitu, ada juga arubaito ke orang asing selain orang Indonesia. Alhamdulillah, saya sendiri pernah arubaito kepada orang Mesir yang tinggal di Tokyo. Juga pernah arubaito ke orang Sri Lanka yang tinggal di Tokyo. Bahasa Jepang tidak diperlukan dalam kondisi ini, tapi Bahasa Inggris mutlak diperlukan. 


Seberapa aktifkah Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jepang? Kegiatan apa yang biasanya dilakukan oleh PPI di Jepang?

Saya tidak aktif di PPI Jepang, juga tidak aktif di PPI Korda. Tapi dari pengamatan saya, nampaknya mereka sangat aktif. Biasanya mereka mengadakan penyambutan mahasiswa baru di bulan April dan Oktober tiap tahun. Mereka juga mengadakan seminar perpisahan untuk mahasiswa yang baru lulus. Mereka juga aktif menggalang dana untuk korban bencana, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain misalnya Palestina. Selain itu, PPI Jepang juga menerbitkan majalah online (Inovasi) dan mendokumentasikan karya-karya ilmiah mahasiswa Indonesia di Jepang. Mereka juga mengadakan kompetisi karya ilmiah. Dan tahun ini (2014) PPI Jepang akan mengadakan Simposium PPI Dunia, insya Allah.

Selain itu, PPI di kampus-kampus biasanya juga mengadakan acara kumpul-kumpul mahasiswa Indonesia beserta keluarganya dalam momentum tertentu. Contoh : ‘hanami’ (melihat bunga Sakura) di musim semi, ‘hanabi’ (melihat kembang api) di musim panas, ski di musim dingin, dan buka puasa di bulan Ramadhan (biasanya yang non-Muslim pun diundang untuk buka puasa). 
Untuk lebih lengkapnya, silakan cek website mereka, di antaranya http://ppijepang.org.


Apakah ada tips yang ingin kamu bagikan agar kita bisa sukses hidup dan kuliah di Jepang?

Untuk hidup di Jepang, tips dari saya : belajarlah bahasa dan budaya Jepang, dan hormati aturan yang ada meski sederhana (misalnya dalam memilah sampah). 

Karena saya belum bisa disebut sukses dalam kuliah, saya teruskan saja tips-tips untuk sukses kuliah S2/S3 di Jepang dari Dr. Khoirul Anwar. 

Beliau adalah doktor lulusan Nara Institute of Science and Technology, pemegang paten CI-FFT/OFDM yang menjadi konsep dasar teknologi 4G, penerima Indonesian Diaspora Award for Innovation (2012), dan saat ini menjadi Assistant Professor di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST). 

Beliau juga aktif berorganisasi. Beliau pernah menjadi Ketua PPI Kansai, Ketua KAMMI Jepang, Ketua ISTECS Jepang, dan Advisory Board Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4).

Dalam talkshow bersama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia di Jepang tanggal 14 Oktober 2012, beliau menyampaikan tips-tips sukses studi S2/S3 di Jepang sebagai berikut (dengan sedikit parafrase dari saya): 

1. Memahami pentingnya ilmu. 

2. Memiliki niat yang tulus. 

3. Memahami syarat lulus program. Misalnya untuk S2 : SKS, paper konferensi, tesis Master. Untuk S3 : SKS, paper jurnal, tesis PhD. 

4. Selalu menjaga motivasi. Cara yang beliau anjurkan : (1) Mengikuti acara-acara rohani/ pengajian (2) aktif berorganisasi (3) mengikuti kuliah umum/seminar/conference (4) banyak mencari nasehat.

5. Menjaga ide kreatif. Tips dari beliau : (1) Mulailah dari yang termudah (2) Bekerjalah sungguh-sungguh meski tidak ada untungnya saat itu. (3) Percayalah bahwa setiap kegiatan kita memberikan manfaat.

6. Bersabar dalam menghadapi kesulitan. Saat problem datang, tips beliau : (1) Tetap datang ke lab (2) Makin banyak baca paper dan buku (3) Memperbanyak eksperimen. 

7. Secara Umum tips dari beliau disingkat MORE : Motivation, Endurance, Character, and Feedback. Maknanya : motivasi tinggi, ulet, berkarakter baik, dan bersosialisasi.



Demikian ulasan dari hasil interview bersama Abdur Rohman mengenai pengalamannya selama menuntut ilmu di ‘negeri sakura’, Jepang. Menarik, bukan? Dan tentunya bahagia sekali ketika bisa mengajak keluarga untuk tinggal di sana. Well, jangan lupa simak terus berbagai artikel dengan topik lainnya, hanya di berkuliah.com. Semangat!
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Abdur Rohman: Bahagianya Menjalani Studi di Jepang Bersama Keluarga
Abdur Rohman: Bahagianya Menjalani Studi di Jepang Bersama Keluarga
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBOmLG-q9cMx-cfjVriLj5YprkJmikTy9ExXPa6inKlhBvHKzItIDNUcwz8CavFtz3RPtwkm-XFoqDddENX0fntPFhvI57tkZ8eWqUDU5pc-ZYhjYXJp5VV8R14njQ8Eu6UAFrzNe-Ris/s1600/dfefe.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBOmLG-q9cMx-cfjVriLj5YprkJmikTy9ExXPa6inKlhBvHKzItIDNUcwz8CavFtz3RPtwkm-XFoqDddENX0fntPFhvI57tkZ8eWqUDU5pc-ZYhjYXJp5VV8R14njQ8Eu6UAFrzNe-Ris/s72-c/dfefe.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/10/abdur-rohman-bersama-keluarga.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/10/abdur-rohman-bersama-keluarga.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy