Halo, sobat berkuliah.com! Kali ini, tim berkuliah.com kembali hadir menyajikan ulasan mengenai kisah pengalaman dari para pelajar Indonesi...
Halo, sobat berkuliah.com! Kali ini, tim berkuliah.com kembali hadir menyajikan ulasan mengenai kisah pengalaman dari para pelajar Indonesia yang menempuh studinya di berbagai negara di luar sana. Dan sekarang, salah satu negara yang menjadi topik kita adalah Finlandia!
Oke, jika kamu pernah membaca ulasan dari beberapa artikel sebelumnya, tentunya di berkuliah.com, kamu akan mengetahui bahwa Finlandia merupakan negara yang terkenal dengan sistem pendidikannya terbaik di dunia. Nah, tim berkuliah.com telah berhasil menginterview salah satu nara sumber kita asal Indonesia yang pernah menempuh pendidikan kuliahnya di Finlandia. Sedikit cerita, sebelumnya ia juga pernah berkuliah di Belanda. Tapi, kali ini kita akan membahas pengalaman berkuliahnya di Finlandia saja. Setuju? Baiklah, simak ulasan berikut ini.
Halo, Aji. Salam kenal, ya! Nah, supaya bisa lebih mengenal, bisakan diceritakan mengenai profil diri kamu?
Halo, sobat berkuliah.com! Perkenalkan, saya Ajimufti Azhari. Saya berasal dari Bogor dan saay ini berusia 24 Tahun. Sebelumnya, saya pernah menempuh studi S1 di ITB jurusan Teknik Kimia, dan kemudian melanjutkan studi S2 double degree di TU Eindhoven (Belanda) dan Aalto University, Finland. Jurusan yang saya ambil yaitu Sustainable Energy Technology.
Dulunya, alasan saya memilih Finland karena merasa cocok dengan spesialisasi yang ditawarkan, yaitu Biomass Technology dan Biorefinery. Kebetulan program beasiswanya satu tahun di Belanda tentang dasar energi terbarukan, lalu harus milih spesialisasi energi terbarukan yang ingin diperdalam. Jadi, pilihannya murni karena jurusan. Sebelum diterima program beasiswanya, saya bahkan tidak banyak mencari tahu tentang Finlandia.Tapi, justru saat sampai di negara tujuan, saya langsung jatuh cinta dengan negaranya. Intinya, ternyata saya tidak merasa kecewa dengan pilihan yang saya ambil. Hehe.
Apa kelebihan dari Kampus Aalto University, dan jurusan Sustainable Energy Technology yang kamu ambil dalam studimu di Finlandia? Mungkin dari segi gedung, fasilitas, teman-teman, dosen, dan birokrasinya?
Saya kuliah di Aalto University, salah satu universitas termuda yang sebetulnya gabungan dari beberapa kampus tua di Helsinki Metropolitan Area. Kelebihan kampusnya mungkin lebih tentang fasilitas yang modern dan banyak course yang multidisiplin. Jadi, benar-benar mendukung tidak hanya pembelajaran secara textbook, tapi bagaimana mengaplikasikan saat memecahkan masalah nyata yang membutuhkan solusi dari berbagai sudut pandang.
Untuk kualitas dosen, saya rasa Aalto menyediakan dosen yang cukup kompeten, walaupun tetap saja ada sebagian kecil yang masih belajar untuk mengajar, terutama para pengajar muda. Birokrasinya mudah dan pelayanannya cepat selama kita datang ke tempat yang tepat.
Salah satu keunggulan unversitas di Finlandia secara umum adalah tidak ada tuition fee, baik bagi mahasiswa lokal maupun internasional. Tambahannya, sebagai mahasiswa S1 dan S2 (student status), kita akan menerima banyak diskon yang mempermurah biaya hidup. Hehe.
Bagaimana dengan kurikulum pendidikan yang ada di Finlandia? Apakah ada aturan dan pelaksanaannya yang membuat kamu kesulitan? jika iya, lalu bagaimana cara menyelesaikannya?
Tidak sama sekali. Pengajarannya fokus pada pembagian merata beban kuliah sepanjang periode pengajaran. Absensi tidak pernah dihitung, dan mahasiswa boleh mengambil course tanpa mengambil ujian jika hanya ingin belajar tanpa dapat credit. Beberapa mata kuliah menerapkan sistem ujian, dan sebagian lainnya menggunakan sistem tugas.
Yang saya suka, selalu ada jeda singkat di tengah pelajaran untuk sekedar rileks atau menyeduh kopi. Kalau dapat dosen yang oke, kelas biasanya hidup dan penuh metode pengajaran yang tidak membuat ngantuk.
Mengenai makanan khas di sana, apa kira-kira yang mudah ditemui dan apakah banyak makanan halalnya? Selain itu, apakah ada tempat-tempat yang murah untuk belanja berbagai macam kebutuhan?
Makanan khas di sini sepertinya banyak divariasi roti, olahan salmon dan reindeer. Ada beberapa kantin tersebar di kampus-kampus, dan mahasiswa mendapat diskon yang cukup signifikan (hampir 50%). Makanan halal di kantin memang tidak disediakan, tetapi selalu ada menu vegetarian atau ikan yang bisa jadi subsitusi bagi yang tidak ingin berkompromi dengan daging tak halal. Setiap menu biasanya dilengkapi penjelasan bahan-bahan yang digunakan di dekat antrian, atau jika tidak disediakan, selalu ada petugas kantin yang siap menjawab.
Untuk toko, ada banyak toko yang menyediakan bahan pangan murah seperti LIDL. Di supermarket-supermarket besarpun selalu ada diskon pada saat-saat tertentu yang biasanya diburu oleh pelajar. Untuk makanan halal, ada beberapa spot halal store tersebar di Helsinki metropolitan area, bahkan ada restoran-restoran yang memakan label halal meskipun jumlahnya masih terbatas.
Bagaimana dengan tempat tinggal? Menurut Aji, apakah paling nyaman tinggal di flat, apartemen, sewa rumah atau bagaimana?
Saya lebih suka tinggal di dekat kampus karena memudahkan mobilitas (dan bisa bangun agak siang, hehe). Untuk tipe, saya rasa tergantung budget dan kebutuhan (single atau berkeluarga). Perlu dicatat bahwa mahasiswa S1 dan S2 dapat menggunakan fasilitas student housing yang disediakan, baik di area kampus maupun di area perkotaan. Harganya sangat bersaing, dan tipe ruangannya bisa dipilih sesuai kebutuhan (shared apartment, studio, family-apartment, dan lainnya).
Apakah mahasiswa Indonesia di Finlandia bisa mencari penghasilan tambahan jika mereka sedang kekurangan uang? Jika iya, pekerjaan apa saja yang paling mudah untuk dikerjakan?
Bisa. Beberapa mahasiswa mengambil part-time job di restoran, bar, atau di toko-toko untuk mencari tambahan uang saku. Bahkan, beberapa bisa memenuhi kebutuhan hidupnya hanya dengan part-time job karena standar upah yang cukup tinggi di sini. Selain itu, untuk beberapa jurusan dengan nilai investasi project yang tinggi (contohnya teknik), ada kesempatan untuk mengambil topik thesis yang didanai. Artinya, mahasiswa akan digaji ketika mengerjakan thesisnya. Gajinya bervariasi, tapi biasanya nilainya cukup menggiurkan. Tax untuk pelajar pun sangat rendah.
Apakah kamu pernah mengalami culture shock? Jika iya, bagaimana cara menghilangkannya?
Kebetulan tidak pernah sampai shock. Saya lebih memilih untuk memahami dan bertanya daripada membandingkan budaya di sini dengan budaya di Indonesa. Intinya, jangan berpikir aneh-aneh karena setiap negara punya cerita unik di balik budayanya masing-masing. Yang sedikit membuat saya ‘kagok’ di sini adalah tidak adanya panggilan hormat untuk yang lebih tua (selalu memanggil nama depan setelah perkenalan pertama).
Orang Finlandia terkenal sebagai komunitas yang menghormati personal space dan tertutup. Mungkin ini akan menjadi hambatan untuk dekat dengan orang-orang lokal. Cara yang paling efektif untuk dekat dengan penduduk lokal di sini adalah dengan belajar bahasa Finland (yang super sulit), serta mencari kesamaan hobi atau minat dengan ikut klub-klub kampus. Biasanya sedikit demi sedikit mereka akan terbuka dan mulai membangun pertemanan.
Apa saja hal paling unik yang pernah ditemui, dan tidak bisa kamu lupakan? Dan selama di Finlandia, kamu sudah kemana saja?
Hari pertama saya di Finland, saya disuguhi pemandangan orang-orang lokal yang duduk di teras ‘sauna’ (maaf) tanpa busana sama sekali (beberapa menggunakan handuk, sih). Ternyata memang mereka memiliki budaya sauna sepanjang tahun, dan di dalam sauna tidak dianjurkan menggunakan busana (bahkan baju renang atau handuk kecil sekalipun). Biasanya di antara sesi sauna, mereka akan mengobrol di luar ruangan atau melompat ke danau/laut/salju/kolam renang, baik di musim panas maupun di musim dingin! Patut dicoba. Hehe.
Selama di Finland, saya lebih fokus ke thesis. Jalan-jalannya sebagian besar di sekitar Helsinki. Namun, saya sempat juga mengunjungi beberapa kota seperti Lappeenranta di perbatasan Rusia-Finland dan Mikkeli. Bersama grup tari dari KBRI, saya juga pernah mengunjungi negara tentangga, Estonia, untuk promosi budaya. Satu lagi, ada cruise trip ke Stockholm (Swedia) yang juga sempat saya cicipi.
Apakah kamu aktif di PPI? apakah ada event spektakuler yang pernah diadakan oleh PPI Finlandia?
Saya hanya satu tahun di Finland untuk menyelesaikan tahun kedua magister, jadi tidak begitu aktif di PPI. Karena jumlah mahasiswa Indonesia di Finland yang sangat sedikit, saya lihat event PPI di sini lebih untuk menjalin kekeluargaan dan kebersamaan serta sharing ilmu. Tapi, ada satu event sharing knowledge yang cukup besar diadakan di Helsinki dengan mengundang beberapa teman pelajar dari negara-negara Nordic-Baltic.
Bagaimana cara agar kita bisa survive, menikmati kuliah dan tinggal di Finlandia? Apakah kamu punya tips spesial?
Untuk bisa survive, ada beberapa tips kecil yang mungkin bisa diaplikasikan:
1. Ikuti petunjuk! Setiap sistem di Finlandia dilengkapi petunjuk yang mudah untuk diikuti (dan sebagian besar diberikan dalam bahasa Inggris). Ikuti petunjuknya, maka akan selamat.
2. Jangan malu untuk bertanya dan mengekspresikan pendapat. Orang-orang di sini cukup straight-to-the-point, jadi tidak perlu banyak basa-basi jika memang merasa perlu untuk bertanya atau berpendapat.
3. Bersiaplah untuk menghadapi musim dingin yang gelap (matahari hanya sekitar 8 jam, kadang ditutupi awan sepanjang ‘siang’). Persiapkan kostum musim dingin yang layak, cukupkan diri berolahraga dan coba berkegiatan seperti biasa meskipun kondisi cuaca yang sangat menekan.
4. Meskipun tidak mudah, cobalah berbaur dengan beberapa orang lokal, dan pelajari bahasa Finlandia untuk kebutuhan sehari-hari.
5. Nikmati masa-masa summer! Karena musim panas di Finlandia penuh hiburan dan event-event menyenangkan dengan cuaca yang menurut saya ‘pas’ untuk menikmati kegiatan di luar ruangan.
Demikian ulasan hasil interview dari tim berkuliah.com kepada Ajimufti Azhari tentang pengalaman serunya selama berkuliah di Finlandia. Menarik, bukan?! Jangan lupa, simak terus artikel di berkuliah.com, ya! Salam sukses selalu, dan sampai jumpa!