Perancis adalah sebuah negara yang memang sudah terkenal besar sejak berabad-abad silam. Berawal dari zaman kerajaan dan kali ini beralih m...
Perancis adalah sebuah negara yang memang sudah terkenal besar sejak berabad-abad silam. Berawal dari zaman kerajaan dan kali ini beralih mejadi negara republik, Perancis benar-benar tetap menjaga kualitasnya sebagai negara yang memiliki integritas. Selain pada bidang ekonomi, pertahanan keamanan, dan hukum, pemerintah negara ini juga begitu memperhatikan kualitas pendidikan di Perancis. Hal ini menjadikan banyak sekali mahasiswa dari luar negeri berramai-ramai kuliah di negeri Eiffel ini.
Kali ini tim berkuliah.com akan menampilkan hasil interview dengan salah seorang mahasiswi asal Indonesia yang sudah berhasil menempuh studi kuliahnya di Perancis. Dia akan berbagi pengalamannya selama kuliah di Perancis. Untuk mengetahui apa saja yang ia bagikan, mari simak penuturannya berikut ini.
Halo, salam kenal. Bisakah diceritakan mengenai profil diri kamu? Lalu, apa alasan yang membuat kamu memilih Perancis sebagai tujuan studi kuliahmu?
Nama lengkap saya Sylvia Ayu Bethari, biasa dipanggil Sylvia. Saya lulusan S1 Kimia ITB angkatan 2007, dan saya juga sudah menyelesaikan pendidikan S2 Kimia dengan mengikuti program double degree kerja sama ITB dan Universitasersité Claude Bernard Lyon 1 Perancis (M2 Synthesis, Catalyst, and Sustainable Chemistry program). Di Perancis, saya tinggal di Villeurbanne-Lyon, kalau rumah orang tua saya di Cirebon.
Alasan saya memilih Perancis, yang paling utama karena ada kesempatan mengikuti program beasiswa Double Degree Indonesia Prancis (DDIP). Kebetulan di sana ada salah satu lab terbaik yang mendukung topik riset yang saya minati dan memiliki fasilitas yang baik. Selain itu, Perancis terkenal dengan bahasanya yang paling romantis sedunia, sehingga saya tertarik dengan budayanya juga.
Bisakah Sylvia menceritakan profil singkat dari Universitasersité Claude Bernard Lyon, mungkin kelebihan dan keunikan dari kampus tersebut?
Universitasersite Claude Bernard Lyon 1 memiliki 13 kampus yang tersebar di sekitar Lyon, pusatnya terletak di jalan Boulevard 11 Novembre 1918 Villeurbanne. Sejarahnya, universitas ini merupakan pelopor bidang kedokteran di Perancis. Saat ini memiliki 40 ribu mahasiswa yang terbagi dari berbagai program, seperti 12 domain untuk sarjana, 39 program master, 57 program sarjana professional, dan 10 diploma di bidang kesehatan. Terdapat 1554 mahasiswa doktor yang tersebar di 67 unit riset dan memiliki mahasiswa asing sebanyak 10,5 % yang berasal dari 134 negara. Universitas Lyon 1 merupakan salah satu universitas terbaik di Perancis dan terkenal di mata internasional.
Bagaimana sistem perkuliahan yang ada di kampus tersebut?
Di sana menggunakan European Credits Transfer System (ECTS). Biasanya, 1 mata kuliah terdiri dari 3 ects, dan dilaksanakan pertemuan di kelas hanya 1,5 jam/minggu. Saya di sana merasakan M2 (master tahun kedua) dengan rincian kuliah di kelas hanya dilaksanakan dalam 1 semester selama 3 bulan (mid September-mid Desember) sebanyak 30 ects, ujian teori akhir di akhir bulan januari selama 1 minggu untuk 10 mata kuliah @1,5 jam, tidak ada quiz ataupun uts. Semester genap pelaksanaan magang di lab selama 6 bulan dengan bobot 30 ects, defense dilakukan di akhir periode. Di luar jadwal kelas bisa melakukan konsultasi dengan para dosen, langsung menemui beliau di ruangannya atau melalui email.
Bagaimana untuk fasilitas yang ada di kampus Lyon tersebut? Seperti perpustakaan, pelayanan adminitrasi, fasilitas lab, olahraga, atau lainnya?
Fasilitas yang ada di sana sangat baik, tersedia jelas denah gedung dan ruangan di sudut sudut jalan, dan sangat memperhatikan fasilitas jalan untuk orang disability. Ada 3 perpustakaan universitas dengan lokasi berbeda. Saya berada di Universitas Lyon 1 khusus domain Teknik dan Sains. Perpustakaan di sana memiliki 5 lantai yang menyediakan buku-buku textbook berbahasa Prancis dan sedikit buku berbahasa Inggris, dan koleksinya cukup banyak. Ada juga koleksi jurnal dan buku bacaan seperti majalah dan komik. Perpustakaan dilengkapi dengan AC dan heater, lemari dan buku tertata rapih, ada meja besar dan tersedia komputer, tersedia juga ruang baca khusus sendiri atau berkelompok selain meja baca reguler biasa. Saya pribadi sangat senang menghabiskan waktu di perpus, nyaman banget buat belajar. Kampus menyediakan wifi di segala penjuru, dan akses ke international journal yang sangat luas. Administrasinya sudah cukup baik, yang hal tersebut dapat dilihat dari semua dokumen yang teroganisir dengan baik. Hanya saja, mereka jarang yang bisa berbahasa Inggris, sedangkan kemampuan bahasa Prancis saya sendiri masih terbatas.
Sayangnya, Perancis terkenal dengan administrasi yang ribet, di mana kita harus datang langsung dan membawa dokumen yang dibutuhkan lengkap walaupun semuanya sudah memiliki skema yang jelas. Fasilitas olahraga di sana juga cukup mumpuni. Ada lapangan tenis, lapangan basket, lapangan bola, gym, kolam renang, aula, dan lainnnya. Selai itum tersedia juga kelas-kelas olahraga gratis untuk mahasiswa Universitas Lyon 1 seperti kelas salsa, taekwondo, fitnes, anggar dll. Selain itu ada juga fasilitas pembelajaran bahasa secara gratis, seperti bahasa Perancis, Inggris, Italia, Spanyol, dan Jerman. Sayangnya, saya tidak pernah merasakan fasilitas lab di dalam kampus. Karena magang yang saya lakukan di lab tersendiri namun terintegrasi dengan Universitas Lyon, CNRS (pusat riset prancis) dan industri walaupun masih di kawasan kampus.
Bagaimana skema untuk membayar biaya SPP?
Di Universitas Claude Bernard Lyon 1, SPP yang dibayarkan untuk master hanya €250/tahun. Dibayarkan di awal semester 1 kali saja.
Bagaimana karakteristik dari teman-teman asli Prancis, dan apa saja kebiasaan yang mereka lakukan disela-sela waktu belajar, baik itu di dalam dan di luar kelas?
Kebetulan saya dekat dan sering main dengan teman-teman internasional, jadi tidak hanya orang Perancis saja. Mereka berasal dari berbagai negara seperti Meksiko, China, Romania, Yunani, Italia, Polandia, Brazil, Mesir, India, dan lainnya. Mereka senang keluar untuk makan siang atau makan malem bareng, sebisa mungkin ikut biarpun sekedar membeli minuman. Semua orang tentu akan baik kalau kita juga bersikap baik. Seru banget bisa saling bercerita tentang budaya masing-masing dan saling berbagi perspektif yang berbeda. Oh iya, ada kebiasaan orang Asia yang tidak disukai oleh orang Perancis. Mereka tidak suka dengan kita yang terlalu sibuk dengan gadget kita, padahal itu adalah waktunya untuk berkumpul dan ngobrol bareng. Di sela-sela waktu istirahat kuliah, biasanya kami pergi ke perpustakaan.
Pada masa awal kuliah, apakah kamu sering menemui kesulitan dengan kegiatan perkuliahannya? Jika iya, apakah itu dan bagaimana cara kamu mengatasinya?
Saya rasa saya tidak mengalami kesulitan yang berarti, paling butuh waktu untuk beradaptasi mendengarkan dosen di kelas. Terbiasa mendengarkan materi dengan bahasa Indonesia di ITB, jadi saya agak sedikit merasa kaget, tapi dengan kemampuan bahasa yang cukup, 1 bulan pertama saya sudah mulai bisa menguasai materi di kelas.
Triknya, kita harus melengkapi diri kita dengan materi atau e-book yang bilingual, jadi kita bisa mengerti materi sekaligus memperdalam kemampuan bahasa kita. Oh ya, saya juga kaget mendapat 10 mata kuliah inti dalam 1 semester. Karena sepengalaman saya di ITB saya paling hanya mengambil maksimal 7-8 mata kuliah per semester, materinya juga berat karena mereka merasa mahasiswa master sudah sewajarnya menguasai materi yang mereka berikan. Ya, pintar-pintar saja membagi waktu buat belajar.
Apakah Sylvia kuliah di Perancis menggunakan beasiswa atau biaya sendiri? Mungkin bisa diceritakan tentang pembiayaan untuk kuliahnya? Jika beasiswa, bagaimana cara apply menurut pengalamannya Sylvia.
Saya mendapatkan beasiswa dari Diknas dengan program beasiswa unggulan dan boursier du Governement Français (BGF) dari pemerintah Perancis. Diknas menanggung biaya hidup saya, sedangkan BGF menanggung SPP dan asuransi. Saya awalnya mengikuti program DDIP yang merupakan program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Perancis, dengan universitas penyelenggara ITB. Pola belajarnya adalah 1 tahun pertama di ITB dan 1 tahun terakhir di Perancis, dengan kedua universitas saling mengakui dan adanya MOU. Saya mengikuti proses seleksi administrasi (seperti IPK dan minimal sks yang sudah saya ambil di ITB), memenuhi syarat bahasa (TOEFL&DELF), serta sudah memiliki Letter of Acceptance (LOA) dari profesor atau universitas yang akan dituju.
Khusus untuk mendapatkan LOA, sangat disarankan untuk rajin mencari contact profesor yang riset sesuai dengan bidang kita, kirim email yang banyak dan kita tunggu siapa yang merespon, tapi jangan memaksa juga. Oh ya, profesor di sana akan membuka peluang yang lebih kalau kita memang sudah punya beasiswa.
Bagaimana biaya hidup untuk mencukupi kebutuhan? Mulai dari makan, transport, dan tempat tinggal? Adakah cara unik agar kita bisa hidup lebih irit?
Saya memilih tempat tinggal yang berada di kawasan kampus. Kamar saya berukuran 12 m2 seperti studio kecil yang terdiri dari single bed, meja belajar dan kamar mandi minimalis, saya sharing dapur dengan penghuni 1 lantai. Alhamdulillah, saya mendapatkan studio dr CROUS (bagian dari pemerintah Perancis khusus difokuskan ke tempat tinggal dan fasilitas untuk mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Perancis), harganya murah hanya €240/bulan dibandingkan tempat tinggal private lainnya. Karena jarak kampus dan studio yang dekat, saya jarang memakai angkutan umum, hanya kalau ada keperluan khusus saja saya memanfaatkan angkutan umum seperti tram, metro, bus atau bahkan sepeda.
Perancis adalah salah satu negara yang sangat menghargai mahasiswanya, ada banyak subsidi untuk mahasiswa. Di Perancis ada kantor Caisse d'Allocation Famillialies (CAF), sangat berguna untuk kita karena bisa mengajukan bantuan tempat tinggal, saya bisa dapat subsidi 90-125€ per bulan. Lumayan. Untuk masak, kalau mau murah sih sediakan pasta dan beras saja, lauknya menyesuaikan. Kalau bisa, masak sendiri bisa jauh menekan pengeluaran. Ada toko Asia, ya walaupun tidak terlalu lengkap barang-barang khas Indonesia.
Menurut Sylvia, di mana sajakah daerah atau tempat yang aman dan nyaman untuk dijadikan tempat tinggal?
Pastinya tempat tinggal yang berada di kawasan kampus akan jauh lebih aman dan nyaman, karena bisa dipastikan tetangga kita itu para mahasiswa juga. Selain itu, mudahnya akses transportasi umum dan banyaknya tempat makan atau supermarket. Kalau memang ingin kuliah di Universitas Lyon 1 khusus bidanf Teknik dan Sains, saya sangat menyarankan tinggal di kawasan Villeurbanne.
Adakah tips spesial yang ingin Sylvia bagikan, tentang bagaimana agar kita bisa sukses dan dapat bersaing dengan mahasiswa lainnya sampai kita lulus?
Sering-seringlah bergaul dengan teman di kelas atau lab, karena kita akan sering bertukar pikiran dan saling memberi info tentang pemahaman materi di kelas dengan mereka. Kalau mereka sudah merasa dekat, gampang banget mereka bisa membantu kita. Jangan malu mengakui kalau kita merasa kurang paham, kapan saja konsultasikan dengan dosen yang bersangkutan untuk memohon bantuan tambahan waktu belajar. Mereka akan senang membantu kita kok. Oh ya, kalau kamu merasa cara belajarnya sks (sistem kebut semalem) lebih baik kamu hilangkan, karena beban kuliah di sini berat banget, dan tidak memungkinkan lulus kalau tidak mempersiapkan diri dari jauh hari.
Nah, bagaimana perasaanmu setelah menyimak cerita dari Sylvia? Senang? Campur aduk menjadi satu? Bimbang? Atau mungkin kamu sudah ingin cepat-cepat untuk mendapat kesempatan kuliah di Prancis? Gampang tentunya. Satu, kamu harus belajar rajin dan perbaiki kualitas bahasa asingmu. Kedua, rajin cari informasi-informasi tentang dunia perkuliahan di luar negeri, salah satunya di berkuliah.com. Ketiga, tetap semangat, selalu pegang kuat-kuat impianmu. Oke, salam sukses dan sampai jumpa!
