“Jalan-jalan nggak harus mahal!” Setidaknya, ungkapan itu sudah sering digaungkan oleh para pelancong yang biasa traveling dengan style b...
“Jalan-jalan nggak harus mahal!” Setidaknya, ungkapan itu sudah sering digaungkan oleh para pelancong yang biasa traveling dengan style backpacker. Weits... jangan salah. Bukan cuma backpacker yang bisa jalan-jalan keliling dunia dengan cara yang murah meriah!
Pada dasarnya, prinsip para backpacker adalah, “biaya sekecil-kecilnya, pergi sejauh-jauhnya.” Nah, jadi mahasiswapun perlu sekali-kali pergi traveling. Masak iya, jaman-jaman perkuliahan mau belajaaaaar mulu. Kuliah, organisasi, ikut(-ikutan temen) seminar, pulang ke kos, hedon nggak bermanfaat. Gaulnya di lingkup itu-itu saja. Syukur-syukur membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang banyak, lha kalo enggak? Ya sukurin!
Sekarang adalah waktunya buat kamu untuk keluar dari zona nyaman dan membuka kedua matamu untuk melihat dunia! Bagi kamu yang masih mahasiswapun bisa menerapkan prinsip ‘biaya sekecil-kecilnya, pergi sejauh-jauhnya’ itu, apalagi kalau bisa dapet beasiswa kuliah di luar negeri. Ngutil-ngutil duit beasiswa dikit buat jalan-jalan boleh lah ya... asal gak ketahuan aja.
Perlu kamu ketahui bahwa traveling adalah kesempatan besar bagimu untuk mempelajari budaya baru, memperluas wawasanmu, dan melihat dunia. Manfaatnyapun banyak, salah satunya di masa depan nanti, perusahaan lebih senang menerima orang-orang yang banyak pengalaman internasional dan mengerti wawasan serta isu-isu global. Berikut merupakan cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk menikmati indahnya dunia. Ingat! Kehidupanmu dimulai setelah kamu melangkah ke luar dari zona nyamanmu!
Jadi sukarelawan
Jadi sukarelawan merupakan alternatif lain selain mendaftar beasiswa. Banyak NGO (Non-Governmental Organization) seperti AIESEC salah satunya, yang membuka kesempatan bagimu untuk bisa jalan-jalan keluar negeri sekaligus mengikuti proyek sosial kemasyarakatan. Lumayan kan tuh pengalamannya bukan cuma jalan-jalan saja, tapi melatih jiwa sosialmu juga melalui proyek sosial. Dari sini kamu bisa melihat dan mengetahui secara langsung, isu-isu global yang selama ini kurang dipedulikan, atau bahkan tidak diketahui masyarakat dunia.
Sementara teman-temanmu membuang-buang waktu liburan semester dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, kamu bisa menghabiskan waktu buat melihat gajah dimandikan di Thailand, ataupun menjadi guru les anak yatim di panti asuhan. AIESEC sendiri merupakan organisasi internasional, non-govermental, non-for-profit, yang dijalankan oleh pelajar, bergerak di bidang kepemimpinan dan pertukaran pelajar. Organisasi ini sudah tersebar di 124 negara. Di Indonesia, AIESEC sudah dibentuk di beberapa universitas dan kota.
NGO lain yang bisa memberikan kamu kesempatan jalan-jalan adalah Project Abroad, yang mengatur perjalanan ke sejumla 24 negara di seluruh dunia, termasuk Argentina dan Kamboja. Kamu dapat melakukan perjalanan selama 6 bulan dan mendapatkan pengalaman berharga baik itu dalam bidang jurnalisme, bisnis, kedokteran, maupun profesi lainnya.
Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai dua NGO di atas, kamu bisa mengunjungi website resmi mereka di:
AIESEC : https://www.aiesec.org/
Project Abroad : http://www.projects-abroad.org/
WWOOF (Worldwide Opportunities on Organic Farms)
Bagi kamu mahasiswa jurusan pertanian dan sejenisnya, atau kalaupun kamu bukan mahasiswa pertanian tapi hobi bercocok-tanam, organisasi ini adalah tempat yang tepat buat kamu. WWOOF atau singkatan dari Worldwide Opportunities on Organic Farms merupakan organisasi yang menghubungkan para sukarelawan yang ingin mendapatkan pengalaman mengelola peternakan organik dengan petani yang mencari bantuan tenaga kerja untuk mengelola peternakannya. Bukan jadi TKI loh ya! Sebagai imbalan atas bantuan relawan, petani yang kamu bantu tadi akan menyediakan makanan, penginapan, dan kesempatan untuk belajar tentang gaya hidup organik.
Untuk mengikuti program WWOOF ini kamu bisa mendaftar menjadi anggota di situsnya http://www.wwoofindependents.org/. Hanya dengan membayar keanggotaan 15 Euro per tahun, kamu sudah bisa menjadi sukarelawan di manapun di 99 negara seluruh dunia (negara-negara anggota WWOOF).
Dengan menjadi sukarelawan di WWOOF, kamu diharapkan untuk membantu dan bekerja sama dengan petani dalam kegiatan sehari-hari di ladang pertanian atau peternakan kurang lebih 4 – 6 jam sehari. Kamu bisa juga diminta untuk membantu berbagai tugas mereka seperti menabur benih, terlibat dalam pembuatan kompos, berkebun, menanam, memotong kayu, penyiangan, panen, pengepakan, memerah susu, memberi pakan, memagari, membuat lumpur-bata, terlibat dalam pembuatan anggur, pembuatan keju, dan pembuatan roti.
Lamanya kamu tinggal di peternakan bisa dibicarakan secara langsung dengan host-mu. Sebagian besar kunjungan WWOOF adalah antara 1 hingga 2 minggu, meskipun beberapa mungkin paling singkat 2 atau 3 hari, atau bahkan selama 6 bulan sampai beberapa tahun.
Kalau kamu memutuskan untuk mencoba menjadi sekarelawan WWOOF, sangat penting bagimu untuk membuat perjanjian tertulis dengan host-mu. Di banyak negara, seperti Korea Selatan, orang berpikir perjanjian lisan sudah cukup. Namun, hal ini dapat membuat host-mu justru memanfaatkanmu. Nggak mau kan, jadi korban KDRT ala TKI? Jelaskan berapa jam kamu bersedia untuk bekerja membantu mereka per harinya dan apa saja yang mampu kamu lakukan dan tidak mampu kamu lakukan.
Jadilah pelit!
Kembali ke prinsip ‘biaya sekecil-kecilnya, pergi sejauh-jauhnya’.
Traveling bisa mahal, dan sebenarnya mahal atau murah itu tergantung bagaimana cara kamu jalan-jalan. Kalau maunya jalan-jalan yang enak terus, ya jangan kaget kalau pengeluaran membengkak. Biasanya, para backpacker adalah orang-orang cerdik yang mampu memanfaatkan peluang dan pintar mencari kesempatan. Jika kamu tergabung dalam grup facebook Backpacker Dunia, kamu akan mempelajari banyak tips jalan-jalan dengan cara murah; berburu tiket pesawat murah, penginapan murah atau bahkan gratisan, informasi tempat-tempat wisata, dan sebagainya.
Tidak jarang dari para pelancong low budget membawa kantong tidur lalu tidur di bandara. Nggak mau tidur seperti gembel di bandara? Alih-alih tinggal di hotel, alternatif lainnya adalah kamu bisa menghemat uang akomodasi dengan memesan kamar dormitory di sebuah hostel yang tentunya beberapa kali lipat lebih murah daripada harga kamar hotel bintang lima. Misalnya, kalau kamar hotel di luar negeri berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 per malamnya, di hostel yang satu kamar dapat diisi sepuluh orang kamu hanya membayar sepersepuluh dari harga kamar hotel mewah. Di negara-negara Asia masih banyak dijumpai hostel-hostel dengan harga yang sangat terjangkau.
Fasilitas hostel pun tidak kalah lengkap dengan hotel bintang lima. Kebanyakan hostel menawarkan fasilitas dapur. Hal ini tentunya poin plus yang cukup membantumu untuk menghemat anggaran makanmu. Daripada makan di luar, kalau kamu menginap untuk beberapa hari di hostel itu, kamu bisa membeli bahan makanan di pasar lokal dan memasak sendiri di hostel. Lalu, kalau kamu bener-bener nggak punya uang, kamu bisa bernegosiasi dengan pemilik hostel, mungkin aja kamu bisa bantu-bantu bersihin kamar mandi hostel, membuang sampah, mengepel, dengan imbalan nginep gratis 1-2 malam.
Tinggal di hostel adalah salah satu cara yang bagus untuk bertemu dan berkenalan dengan orang baru, apalagi kalau sekamar diisi beberapa orang. Cobalah menghabiskan beberapa jam di ruang santai atau lounge, dan memulai percakapan dengan satu atau dua orang pelancong lain. Bisa saja orang asing ini bisa menjadi sahabat barumu dan teman baru yang bisa menemani perjalananmu.
Kalau hostel tetap tergolong mahal bagimu, bergabunglah dengan komunitas ‘CouchSurfing’. Komunitas online ini beranggotakan orang-orang yang meminjamkan tempat tinggal mereka untuk para pelancong sebagai tempat singgah GRATIS! Anggota komunitas ini berada di mana-mana di seluruh dunia. Jadi, jalan-jalan ke manapun kamu nggak perlu khawatir nggak dapet tempat menginap. Siapa sih yang gak doyan gratisan?
Itu tadi adalah cara-cara yang bisa kamu lakukan untuk jalan-jalan yang bermanfaat. Pergilah jalan-jalan selagi masih muda. Jalan-jalan gak harus mahal!
Salam berkuliah.com