Profil Tokoh: Dahlan Iskan

Dahlan Iskan, siapa di sini yang tidak mengenal beliau? Beliau merupakan salah satu putra bangsa yang mampu memajukan bangsa Indonesia. Mu...

Dahlan Iskan, siapa di sini yang tidak mengenal beliau? Beliau merupakan salah satu putra bangsa yang mampu memajukan bangsa Indonesia. Mungkin, belum banyak orang yang mengenal siapa beliau, oleh karena itu di artikel ini kami akan membahas sedikit tentang biografi dari Dahlan Iskan.

Dahlan Iskan

Memutuskan sendiri tanggal kelahirannya

Dahlan Iskan lahir di Magetan Jawa Timur, tepatnya di desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan, Jawa Timur pada tahun 1951. Dahlan Iskan tidak tahu dengan tepat tanggal dan bulan apa beliau dilahirkan, sehingga beliau memutuskan sendiri jika beliau lahir pada tanggal 17 Agustus 1951. 

Beliau memilih tanggal dan bulan ini dengan maksud tertentu, yaitu karena pada tanggal 17 Agustus bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, sehingga akan mudah diingat. Beliau merupakan putra dari pasangan suami-istri Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan merupakan putra ketiga dari empat bersaudara. Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati sedangkan adik bungsunya bernama Zainuddin.

Dahlan Iskan tidak lahir dari keuarga yang kaya, bahkan keluarganya termasuk ke dalam keluarga yang sangat miskin. Terkadang ada saat di mana Dahlan dan keluarganya merasa kelaparan karena tidak ada makanan, sehingga Dahlan mengakalinya dengan melilitkan sarung di perutnya. 

Dengan adanya keterbatasn tersebut, tidak menyurutkan semangat Dahlan untuk terus berjuang. Beliau tidak pernah mengemis atau meminta-minta, namun beliau justru semakin rajin bekerja dan berusaha. Beliau memegang teguh prinsip yang diajarkan oleh ayahnya yang berbunyi, “Kemiskinan yang dijalani dengan tepat akan mematangkan jiwa”. 


Masa kecil yang sederhana

Sejak kecil keluarga Dahlan sangatlah sedernaha, Dahlan hanya memiliki satu buah baju, satu buah celana, dan satu buah sarung. Sarung inilah yang menjadi barang kesayangan Dahlan. Beliau sudah menganggap sarung sebagai baju serba guna. Ketika akan berangkat sekolah, Dahlan dan saudaranya harus menempuh jarak puluhan kilometer. 

Jarak yang jauh ini menyebabkan lecet di telapak kakinya, karena Dahlan dan saudara-saudaranya pergi ke sekolah tanpa menggunakan sepatu atau alas kaki. Mengalami hal itu, Dahlan akhirnya bertekad agar suatu saat dirinya bisa membeli sepatu baru. 

Orang tua Dahlan merupakan orang tua yang sangat harmonis. Walaupun hidup dalam kesederhanaan, namun hampir tidak pernah ada pertengkaran yang terjadi di dalam keluarga kecil ini. Dahlan menuturkan jika pertengkaran yang terjadi di keluarganya hanya ada sekali, itu pun berasal dari hal yang cukup remeh. 

Cerita ini bermula dari adanya sebuah pohon pisang di sebelah rumah Dahlan. Ibunya suka sekali memandang daun pisang tersebut dan tanpa sepengetahuan ibuya, ayah Dahlan memotong daun pisang itu dan menjualnya ke pasar untuk dijual. Mengetahui hal tersebut, kontan saja ibunya menjadi sangat marah dan akhirnya terjadi adu mulut antar keduanya.

Suatu hari, ibu Dahlan terserang suatu penyakit. Penyakit tersebut menyebabkan bagian perut ibunya membesar. Karena Dahlan tinggal di desa dan tidak memiliki biaya untuk berobat, akhirnya ibu Dahlan mengembuskan nafas terakhirnya. 

Setelah beranjak dewasa, Dahlan baru tahu jika penyakit yang diderita oleh ibunya merupakan penyakit kista yang bisa sembuh dengan melakukan operasi kecil. Sejak saat itu, Dahlan terus bertekad untuk menjadi orang pintar agar tidak mengalami kejadian serupa. 

Semasa kecil Dahlan juga rajin bekerja untuk membantu kedua orang tuanya. Beliau terkadang bekerja sebagai penyabit rumput, penggembala kambing dan sebagainya. Walaupun masa kecil dahlan diisi dengan bekerja, Dahlan tetap tidak kehilangan waktu bermain. Dahlan tetap menjadi anak kecil yang ceria dan sedikit nakal.  

Dahlan pernah mencari uang ayahnya di lemari dan mendapat nilai merah saat ujian. Saat beliau memiliki sepatu idamannya, beliau tidak langsung memakainya untuk berangkat sekolah. Beliau hanya menenteng sepatunya saat berjalan, agar sepatunya tidak cepat rusak dan tetap awet.


Perjalanan pendidikan Dahlan Iskan

Dahlan Iskan mulai bersekolah di madrasah yang juga disebut Sekolah Rakyat. Setelah lulus, beliau melanjutkkanya di sekolah lanjutan tingkat pertama, dan lanjut lagi ke sekolah aliyah tingkat SLTA. Lulus dari SLTA, beliau melanjutkan pendidikanya ke fakultas hukum IAIN Sunan Ampel. 

Semasa kuliah, beliau lebih senang mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti Pelajar Islam Indonesia, menulis majalah mahasiswa dan koran mahasiswa daripada mengikuti kegiatan perkuliahan. Karena keasyikannya itu, ia jadi tidak meneruskan kuliahnya dan terpaksa berhenti atau drop out (DO) di semester IV.

Akhirnya Dahlan Iskan pindah ke Samarinda, Kalimantan Timur dan di sana beliau menumpang tinggal di rumah kakak tertuanya. Beliau menjalani rutinitas di sana sebagai reporter sebuah surat kabar lokal. 

Dahlan kembali ke Surabaya pada tahun 1976 dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Beliau menulis musibah yang bersejarah, yaitu tenggelamnya kapal Tampomas dan beliau meletakkan musibah tersebut di bagian Headline News Tempo. Tanpa diduga, respon yang diterima atas artikel tersebut sangatlah luar biasa dan banyak pembaca yang menyukai  gaya penulisan Dahlan. Dengan presatsi tersebut, pimpinan Tempo mengangkat Dahlan sebagai kepala biro Tempo Jatim.


Karir Dahlan Iskan

Awalnya, koran Jawa Pos bernama Java Post kemudian berganti lagi menjadi Djawa Post dan diganti lagi menjadi Jawa Pos. Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada tanggal 1 Juli 1949. Saat itu ,The Chung Shen merupakan seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena rutinitas beliau memasang iklan bioskop di surat kabar akhirnya, beliau tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. 

Sukses dengan Jawa Posnya, The Chung Shen akhirnya mendirikan koran dengan bahasa Mandarin dan Belanda. Namun, roda bisnis tidak selamnya di atas. Pada akhir tahun 1970an, omset Jawa Pos menurun dratis. Bahkan pada Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja. 

Pada tahun itu sudah banyak koran yang pensiun, dan akhirnya The Chung Shen memutuskan untuk menjual Jawa Pos karena sudah tidak mampu mengurusnya. Akhirnya Jawa Pos dibeli oleh Eric Samola yang merupakan Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo. Eric Samola melirik Dahlan yang memiliki prestasi lumayan dan melihat semangat Dahlan untuk berbuat lebih. Pada tahun 1982, Dahan dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos.

Media masa Surabaya saat itu banyak didominasi oleh KOMPAS dan Surabaya Post. Jawa pos saat itu sedang diambang kebangkrutan karena kalah bersaing. Perputarannya hanya 6.800 eksemplar. Namun, Dahlan terus berusaha dan tidak mudah berputus asa. Beliau lalu mencari solusi untuk menyelamatkan Jawa Pos. 

Waktu itu beliau sadar jika masyarakat mengkonsumsi koran hanya pada saat sore hari. Melihat hal ini, lalu munculah sebuah ide cemerlang. Beliau  memutuskan bahwa Jawa Pos akan diterbitkan dan dibagikan setiap pagi hari. Ide ini diutarakan agar Jawa Pos seolah-olah mampu memberikan berita lebih cepat dari koran lain. 

Ide Dahlan ini awalnya tidak disetujui oleh beberapa stafnya, karena mereka beranggapan jika pagi hari adalah waktu yang sibuk sehingga tidak akan sempat membaca koran, dan jika sudah sore makan masyarakat akan lebih santai. 

Akhirnya Dahlan meyakinkan para stafnya, dan pada akhinya mereka mau mengikutinya. Saat koran lain belum terbit dan masih terbit saat sore hari, Jawa Pos sudah mendahuluinya dengan terbit di pagi hari. Dengan membagikan koran di pagi hari, maka hal ini akan membentuk opini bahwa Jawa Pos lebih cepat dalam meliput sebuah berita dan membuat seolah-olah Jawa Pos lebih cepat mengetahui berita dibandingkan koran lain. 

Awalnya masyarakat masih kaget karena ada koran yang terbit di pagi hari, namun dengan penuh kesabaran, Dahlan dan timnya terus mengedukasi masyarakat untuk bisa membaca koran di pagi hari. Untuk hal ini, Dahlan Iskan ikut terjun langsung ke lapangan dalam memasarkan koran Jawa Pos. 

Dahlan Iskan

Selain memasarkan koran, Dahlan juga membentuk opini bahwa jika kita lebih cepat mengetahui berita yang up to date itu akan tampak lebih cerdas dan lebih keren. Tentu tidak mudah untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang membaca koran di sore hari. Namun, hal itu secara pelan-pelan mulai dapat di rubah dan masyarakat  mulai membaca koran saat pagi hari. Dengan mengetahui berita di pagi hari, tentunya orang akan lebih senang karena lebih cepat mengetahui apa yang terjadi di masyarakat. 

Hampir tidak ada saingan yang berarti karena koran-koran lain masih tetap terbit sore hari. Kegiatan ini mulai membuahkan hasil. Dalam waktu 5 tahun, yaitu dari tahun 1982 hinga 1987 Jawa Pos berhasil terbit dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos mencapai 10,6 miliar atau naik 20 kali lipat dari omset di tahun pertama yaitu tahun 1982. 

Dahlan Iskan mampu mengubah nasib sebuah surat kabar yang hampir bangkrut menjadi surat kabar yang paling spektakuler dan mampu  merubah kebiasaan masyarakat yang membaca koran di sore hari menjadi pagi hari. Melihat keberhasilan yang diraih oleh Jawa Pos, para pesaing juga ikut memasarkan korannya pada pagi hari agar tidak kehilangan para konsumennya.

Pada tahun 1993, Dahlan mengundurkan diri dari pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos karena ingin memberikan kesempatan kepada para pemuda lain untuk terus berkarya. Setelah mundur dari jabatannya, Dahlan Iskan fokus untuk mengembangkan jaringan media Jawa Pos. Jawa Pos membuat majalah dan surat kabar di daerah lain. Hal ini dikenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). 

JPNN merupakan salah satu jaringan media terbesar di Indonesia yang saat ini telah memimpin 190 surat kabar, tabloid dan majalah serta telah memiliki 40 percetakan, lokasinya tersebar di seluruh Indonesia. 

Pada tahun 1997, Dahlan mendirikan gedung pencakar langit di Surabaya yang akhirnya dikenal sebagai Graha Pena. Gedung ini dijadikan sebagai pusat aktivitas JPNN. Selain di Surabaya, gedung ini juga didirikan di Jakarta karena Jakarta merupakan ibukota Indonesia sekaligus membuat JPNN semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. 

Selain melirik di media cetak, Dahlan juga meilirik media eletronik. Beliau mendirikan stasiun TV lokal Surabaya yaitu JTV dan SBO, Batam yaitu Batam TV, di Pekanbaru yaitu Riau TV, FMTV di Makassar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung, dan di berbagai kota-kota lainnya yang totalnya mencapai 34 stasiun televisi lokal. 

Dengan memegang prinsip “Jangan meletakkan semua telur di keranjang yang sama”, Dahlan Iskan juga mendiversifikasikan usahanya ke dalam bisnis real estate, hotel dan perusahaan yang berkaitan dengan listrik, yaitu direktur pembangkit listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya. 

Pada awal tahun 2009, Dahlan Iskan membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan Surabaya-Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik mencapai 4.300 kilometer. Proyek ini berada di bawah naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC), dan beliau ditunjuk sebagai Komisarisnya.


Menjabat sebagai Direktor utama PLN

Dahlan Iskan akhirnya terkenal berkat kesuksesan dalam mengembangkan Jawa Pos Group. Berita tentang prestasi yang diraih oleh Dahlan Iskan akhirnya dilihat oleh Presiden SBY, dan karena waktu itu di Jakarta sedang musim mati lampu. Fahmi Mochtar yang menjabat menjadi Dirut PLN saat itu banyak menuai kritikan, sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan keputusan untuk mengangkat Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN. 

Awalnya banyak pihak yang menentang keputusan ini, bahkan ada yang mengatakan “Mana mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak lulus kuliah bisa memimpin PLN. Jangan samakan PLN dengan Jawa Pos.” 

Mendengar hal itu, Dahlan Iskan menjawab dengan santainya “PLN ini tempat berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan SMA jurusan terhebat, Fisika, jurusan yang dianggap paling pintar. Lalu, masuk fakultas teknik elektro ITB, yang juga terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior yang hebat. Tidak diragukan lagi, PLN adalah kumpulan orang-orang terhebat dan terpintar di negeri ini. Yang dibutuhkan sekarang adalah manusia bodoh seperti saya”.

Hari pertama saat beliau bekerja di PLN, beliau membuat gebrakan baru seperti bebas bayar pet se-Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan dan pencabutan capping, yaitu batas tarif listrik industri sehingga akan lebih adil dan dapat menumbuhkan iklim investasi di Indonesia. 

Dahlan Iskan juga membangun sejumlah besar proyek untuk PLN seperti membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011, karena sebelum kepemimpinan Dahlan, PLN hanya sanggup membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.


Kiprahnya mengabdi pada tanah air

Dahan Iskan hanya duduk di kursi Direktur Utama PLN selama 2 tahun, karena pada tanggal 19 Oktober 2011, Presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan untuk menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit. 

Ketika diangkat menjadi Menteri BUMN, ada sebuah pertanyaan yang ditujukan ke Dahlan, kurang lebih pertanyaannya seperti ini “BUMN adalah lembaga yang sering menjadi sasaran empuk korupsi, bagaimana menurut Anda?” 

Mendengar pertanyaan seperti itu, Dahlan pun tersenyum dan menjawab “ Menurut pengamatan saya, di lembaga ini ada 10% orang yang jujur dan ada 10% orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80% berada di tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin termasuk orang yang jujur, maka yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang jujur menjadi 90%. Sebaliknya, jika pemimpinnya tidak jujur, maka yang 80% juga ikut yang tidak jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%. Jadi, kembali lagi ke pemimpinnya”

Di dalam BUMN, Dahlan juga melakukan berbagai gerakan seperti membersihkan BUMN dari korupsi. Langkah yang dilakukan adalah dengan memberi kriteria khusus dalam mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah memiliki integritas yang tinggi dan memiliki antusias untuk maju. 

Dahlan tidak menyebut pandai sebagai persyaratan, karena semua orang sudah pasti pandai. "Satu integritas yang baik, kenapa bukan kepintaran, karena saya yakin semua orang sudah pintar, yang kedua adalah harus mempunyai antusias keinginan maju. Banyak orang integritas tinggi, tapi tidak punya antusias. Tapi, ada juga yang antusias tapi tidak integritas dia seperti kuda liar," jelas Dahlan.

Dahlan Iskan sebenarnya pernah terjangkit virus Hepatitis B, namun yang bersangkutan tidak sadar jika dirinya sedang terkena penyakit hepatitis B. Dahlan mengakui sebelum ini, ia sering hidup seenaknya, waktu kecil beliau sering minum air sungai mentah yang tak tahu bagaimana tingkat higienisitasnya dan suka makan disatu wadah sama-sama. 


Membangun keluarga yang harmonis dengan Nafsiah Sabri

Ketika bekerjapun beliau sering lupa istirahat. “Di balik keberhasilan seorang pria pastilah ada peran wanita hebat yang mendukungnya sepenuh hati”. Pepatah di atas pantaslah disematkan pada istri Dahlan Iskan, Nafsiah Sabri. Nafsiah Sabri adalah wanita pilihan Dahlan untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. 

Dahlan bertemu pertama kali saat sedang mengisi ceramah agama di sebuah radio di Semarang. Saat itu, Dahlan belum berani menyatakan isi hatinya dan hanya berani untuk menawarkan boncengan sepeda angin untuk Nafsiah saat akan berangkat siaran radio. Akhirnya pada tahun 1975, Dahlan Iskan yang berusia 25 tahun dan Nafsiah Sabri yang berusia 22 tahun melangsungkan pernikahan.

Dahlan Iskan dan Nafsiah Sabri akhirnya dikaruniai 2 orang anak, yaitu Azrul Ananda dan Isna Fitriana. Meski hidup dalam serba kekurangan, namun Nafsiah tetap setia dan mencintai Dahlan. Nafsiah selalu setia menemani Dahlan mulai dari Dahlan yang hanya seorang reporter lepas biasa ,sampai menjadi menteri BUMN. 

Bahkan, Nafsiah selalu menemani Dahlan saat ditransplatasi hati. Nafsiah sangat mendukung kegiatan suaminya sehingga saat Dahlan Iskan turun ke jalan untuk menjual e-toll card, Nafsiah juga ikut menjajakan e-toll card. Nafsiah merupakan istri yang pintar memasak, bahkan Dahlan sangat menyukai masaknya dan sering mengajak wartawan dan staffnya untuk ikut mencicipi hasil masakan istrinya.

Setelah pulih dari penyakitnya, Dahlan Iskan menjadi orang yang lebih menghargai waktu yang diberikan oleh Allah. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.” Itulah prinsip yang dipegang oleh Dahlan Iskan, yang akhirnya direalisisasikan dengan bekerja yang seluruhnya didedikasikan untuk kebaikan banyak orang. 


Menciptakan mobil listrik

Salah satu bentuk pengabdiannya pada negeri Indonesia dan masyarakat adalah dengan memfasilitasi dan mendukung produksi mobil nasional. Dahlan berpendapat, jika penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta ini akan sayang sekali jika Indonesia hanya menjadi konsumen. 

Akhirnya Dahlan memilih untuk mendukung mobil listrik, karena mobil listrik masih sedikit persaingannya, ramah lingkungan dan jika diproduksi secara massal akan lebih murah harganya dibandingkan dengan mobil yang berbahan bakar bensin.


Mobil listrik Dahlan yang pertama adalah “Tuxuci”. “Tuxuci” merupakan sejenis mobil sport yang dibuat oleh Danet Suryatama. Danet Suryatama pernah berkarir di bidang otomotif dan pernah bernaung dibawah bendera Chrysler dan Mitsubishi. Dalam mebuat mobil ini, Dahlan Iskan dibantu oleh sebuah tim yang bernama “Putra Petir”. “Tuxuci” mampu menempuh jarak 400 km atau 4 jam dengan baterai terisi penuh dan untuk mengisi baterai sampai penuh butuh waktu 6 jam. 

Namun, sayang saat waktu uji coba dari Solo menuju Surabaya, “Tuxuci” mengalami rem blong dan menabrak tebing di Magetan yang mengakibatkan Body “Tuxuci” mengalami rusak parah dan untungnya Dahlan Iskan tidak mengalami luka sedikitpun. Walau mengalami kejadian seperti itu, Dahlan Iskan terus berusaha. Beliau dan timnya tetap melanjutkan proyek mobil listriknya. 

Dahlan Iskan akhirnya membuat mobil listrik yang masih berbentuk mobil sport. Mobil ini bernama “Selo” yang dalam bahasa Jawa berarti batu. Bedanya mobil “Selo” dan “Tuxuci” terletak pada gearbox. 

Dahlan Iskan

Nah, bagaimana menurutmu uraian singkat tentang profil serta perjalanan hidup dari pak Dahlan Iskan ini? Sebagai saah satu tokoh di Indonesia yang sangat dikenal, tentunya beliau memiliki banyak sekali pengalaman hidup yang hebat serta karya-karya besar yang dihasilkan demi kebermanfaatan masyarakat yang begitu menginspirasi banyak orang. 

Semoga ulasan ini bisa menginspirasi kamu. Jangan lupa, ikuti selalu informasi lainnya hanya di berkuliah.com
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Profil Tokoh: Dahlan Iskan
Profil Tokoh: Dahlan Iskan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVWjfzS4G0c1wI1cjFax7BZrN0od1AUQfOEFI5hsTZbIMmfzl3-PKke4z8vMC6P650PhogdQcRl98CgMZfJV2Xv_D5j2juWGxDgnTTjhCCftjY9EJsr7kKEVtFvPAbMMIhSUq4KJmFhXA/s1600/xbxb.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVWjfzS4G0c1wI1cjFax7BZrN0od1AUQfOEFI5hsTZbIMmfzl3-PKke4z8vMC6P650PhogdQcRl98CgMZfJV2Xv_D5j2juWGxDgnTTjhCCftjY9EJsr7kKEVtFvPAbMMIhSUq4KJmFhXA/s72-c/xbxb.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/10/profil-tokoh-dahlan-iskan.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/10/profil-tokoh-dahlan-iskan.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy