Profil Tokoh Indonesia: Boediono

Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ketepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian Mungkin, inilah pantun yang cocok ...

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ketepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Mungkin, inilah pantun yang cocok untuk menggambarkan perjuangan hidup beliau yang memang dimulai dari Nol.

Pak Boediono

Siapa yang tidak kenal dengan Tokoh satu ini? Wah, kau benar-benar keterlaluan kalau tidak mengenalnya. Meskipun pengalaman beliau dalam ranah politik tidak populer, tapi prestasi beliau telah mengantarkannya hingga menjadi Wakil Presiden periode 2009-2014, mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (masa jabatannya berakhir di tahun ini). Beliau juga dikenal sebagai seorang ekonom bertangan dingin yang pada masanya pemerintahannya mampu mestabilkan kurs mata uang Rupiah. Nah, kamu penasaran bagaimana kisah pengalaman hidup dari pak Boediono ini? Simak ulasannya berikut ini. 


Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec. lahir di Blitar, Jawa Timur pada 25 Februari 1943. Beliau terlahir dari pasangan Alm.Siswo Sarjono bin Kromowigeno dan Alm.Hj Samilah binti Darso Suprapti. Sedangkan istrinya Ibu Herawati adalah anak ke-4 dari lima orang bersaudara. Ayahnya, Alm. Imam Suwignyo, adalah Kepala Pekerjaan Umum Kabupaten Blitar, dan ibunya adalah guru menjahit di Sekolah Kejuruan Pertama, Blitar.

Beliau bersekolah di SD Muhammadiyah. Seperti kebanyakan murid SD pada era 1950-an, beliau juga pergi ke sekolah tidak pakai sepatu, jangankan sepatu, sandal saja beliau tidak punya (kita wajib bersyukur karena sekarang kita berada di masa yang sudah jauh lebih baik), kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di SMP Negeri 1 Blitar dan kemudian melanjutkan di SMA Negeri 1 Blitar.
Setelah menyelesaikan masa SMA-nya, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya dengan masuk ke Fakultas Ekonomi di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Kenapa memilih fakultas ekonomi?Apakah beliau memang suka dengan ekonomi?
Jawabannya adalah tidak. Saat itu, beliau masuk ke sana hanya untuk senang-senang mendaftar bersama teman-temannya (kalau jaman sekarang, mungkin istilah kita hanya ikut-ikutan saja yang penting ada temannya). Tapi, ketika masuk di sana beliau mulai berpikir kalau ternyata pelajaran ekonomi itu bagus, meskipun beliau juga tidak mencintai pelajaran itu pada awalnya.

Apa yang membuat beliau mencintai ekonomi?
Bung Hatta adalah orang yang menginspirasinya, sebab setelah mendengar ceramah bung Hatta, beliau terkesima dengan apa yang disampaikan oleh salah satu tokoh nasional Indonesia tersebut. Apakah itu? Bung Hatta berpesan agar ekonom juga belajar ilmu lain, sehingga tidak hanya menjadi ekonom teknis.

Pengalaman itu membuat mata beliau terbuka dan membuat beliau menjadi hormat kepad bung Hatta, dan ketika telah mendalami pelajaran ekonomi, akhirnya beliau tersadar bahwa ekonomi adalah hal yang luar biasa.

Apakah beliau adalah orang yang aktif semasa kuliah? Organisasi atau kegiatan apa yang pernah beliau ikuti?
Tidak ada. Tidak ada satupun organisasi atau kegiatan yang beliau ikuti semasa kuliah di UGM. Beliau hanya pernah memiliki keinginan untuk ikut pencinta alam (yang saat ini popular dengan nama MAPALA), tapi beliau harus mengubur dalam-dalam keinginannya itu. Kenapa? Karena pada masa itu, pencinta alam adalah kegiatan yang mahal dan butuh biaya.

Apakah tidak ada kegiatan lain yang ingin beliau ikuti selain pencinta alam? Ada. Apakah itu? Paduan suara, tapi pada akhirnya beliau membatalkan niatnya karena merasa tidak memiliki bakat di bidang itu. Jadi, ketika di UGM beliau hanya berkosentrasi bagaimana caranya agar cepat lulus kuliah saja.

Biaya hidup yang mahal karena dampak dari inflasi yang terjadi pada tahun 1960-an membuat beliau berpikir keras untuk mencari jalan keluar untuk menemukan solusi keuangannya. Meskipun orangtua beliau masih mampu kalau hanya untuk membayar uang kuliah, akhirnya beliau memutuskan untuk mencari beasiswa, dan beliau mendapatkan beasiswa dari Colombo Plan untuk kuliah di Australia bersama 35 orang mahasiswa asal Indonesia lainnya. Beliau masuk di University of Western Australia bersama Abdillah Toha (yang menjadi tokoh Partai Amanat Nasional). Masa kuliah beliau di UGM selama setahun tidak diakui karena standarnya tidak sama.

Bagaimana kegiatan sehari-hari beliau selama di Australia?
Beliau bersama teman-temannya menyewa flat untuk menghemat biaya, memasak bergantian. Sedangkan uang beasiswa yang beliau dapatkan, sebagian beliau tabung untuk membeli buku. Perjalanan hidup beliau di Australia juga tidak mudah. Selain kuliah, beliau juga bekerja menjadi kuli angkut gandum dan mengumpulkan uangnya hingga bisa beli kamera dan mobil. Tapi, karena mahalnya biaya perawatan, mobil beliau hanya bertahan selama 2 tahun sebelum akhirnya dijual. Meskipun hanya 2 tahun, tapi beliau sudah sempat memakai mobilnya untuk keliling Australia Barat untuk lebih mengenal alam dan kebudayaan di sana.

Pada tahun 1965 ketika musim liburan tiba, beliau juga menyempatkan diri untuk pulang ke Blitar, dan memanfaatkan momen itu untuk bertukar cincin dengan Herawati (yang sekarang menjadi istrinya). Tak lupa, beliau juga memberi kenang-kenangan berupa jam tangan. Perlu dicatat, bahwa beliau dan Ibu Herawati hanya pacaran lewat surat yang datangnya 2 minggu sekali (tidak terbayang bagaimana jadinya kalau kamu berada di posisi beliau dan ibu Hera? Pacar kamu telat membalas sms 10 menit saja, kamu sudah ngomel). Ketika pulang ke Blitar, beliau juga melamar ibu Herawati, dan setelah itu beliau kembali lagi ke Australia untuk melanjutkan studinya.

Setelah lulus kuliah, beliau kemudian melanjutkan studinya ke Monash University, Melbourne, untuk menempuh gelar masternya (beliau memang memiliki tekad dan semangat yang tinggi untuk meraih cita-citanya).

Setelah mengambil gelar masternya di Monash University, Melbourne, beliau pulang ke Indonesia dan mengajar di UGM. Setelah itu beliau lalu melanjutkan sekolah lagi ke Amerika pada tahun 1975 dan kemudian memperoleh gelar S3 (Ph.D) dalam bidang ekonomi dari Warthon School, Universitas Pennsylvania pada tahun 1979. Saat kembali mengajar, beliau dan para ekonom Yogyakarta mulai meneliti gerakan ekonomi pancasila di tahun 1981. Pada tahun 1983, beliau mendapat tawaran pekerjaan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan dari sinilah perjalanan karir beliau mulai melesat.

Apa mazhab ekonomi yang beliau ikuti? Apakah benar beliau adalah seorang Neoliberalisme?
Mari kita simak jawaban yang pernah disampaikan beliau dalam beberapa kesempatan (meskipun saya tidak pernah mewawancarai beliau secara langsung).

Dalam sebuah wawancaranya, beliau mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang yang peduli dengan mazhab. Beliau hanya mengikuti apa yang bisa diterapkan dan memberikan manfaat. Berawal dari perubahan Indonesia dari komando (ekonomi terpimpin) menjadi Orde baru pada tahun 1960-an. Hal ini menjadi pelajaran baru buat beliau untuk mempelajari lebih banyak aplikasi. Jadi, beliau tidak mengenal mazhab, beliau hanya mengenal ekonomi Indonesia berdasarkan pengalaman nyata yang dilihatnya. Karena pada 1960-an, terjadi inflasi tinggi yang membuat harga pangan melonjak. Melihat hal ini, beliau berniat untuk mengatasinya. Beliau mulai membaca berbagai macam buku dan mendalami ekonomi, dengan cara menyesuaikan soal ekonomi dengan kultur yang ada di Indonesia. Kebijakan ekonomi harus dijalankan lewat kelembagaan, birokrasi, perangkat pemerintahan, semua instansi merupakan tempat masuknya nilai kultural. Jadi, kalau disebut ekonomi bebas dari kultur, itu tidak tepat. Kalau teori, pakai kurva saja bisa dan bisa lepas dari nilai-nilai. Begitu diterapkan, ada instansi yang merupakan wadah dari nilai-nilai lokal yang harus ditampung, karena kalau tidak ditampung maka tidak bisa jalan.

Bagaimana dengan isu neoliberalisme?
Sebelum membahas tentang neoliberalisme, ada baiknya kita mengerti dulu apas sih neolibralisme itu utnuk menghindari kesalahpahaman? Neoliberalisme adalah paham ekonomi yang mengutamakan kapitalis perdagangan bebas, ekspansi pasar, privatisasi/penjualan BUMN, penghilangan campur tangan pemerintah dan pengurangan peran negara dalam pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Neoliberalisme sendiri bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan pasar, dengan pembenaran mengacu pada kebebasan. Intinya, neoliberalisme adalah paham ekonomi yang egois jika diterapkan di negara berkembang seperti Indonesia, paham ini cocok diterapkan di negara yang sudah memiliki taraf hidup tinggi atau negara maju. Jadi, apakah menurut teman-teman beliau adalah seorang neoliberalisme ataukah tidak? Jawaban itu terserah teman-teman saja, saya tidak akan mendikte siapapun di sini.

Dalam sebuah wawancaranya, beliau pernah mengatakan jika kultur Yogyakarta dan UGM memberikan pengaruh yang sangat besar dalam membentuk karakter beliau, meskipun beliau hanya sempat menikmati belajar di UGM selama 1 tahun.


Beliau menikah dengan Herawati yang juga lahir di Blitar, pada 15 Februari 1996. Dan memiliki 2 orang anak, yaitu:
1. Ratriana Ekarini M. Bus
2. Dios Kurniawan, MSc

Penghargaan yang pernah beliau peroleh antara lain:
1. Mahaputra Adipradana pada tahun 1999
2. Distinguished International Alumnus Award dari University of Western Australia pada tahun 2007.

Perjalanan Karier:

1. Menjadi menteri pada tahun 1998 dalam Kabinet Reformasi Pembangunan, beliau menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. Ketika terjadi peralihan kabinet dan kepemimpinan dari Presiden BJ Habibie kepada Abdurrahman Wahid di tahun berikutnya, beliau kemudian digantikan oleh Kwik Kian Gie.

2. Beliau mendirikan Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan untuk mendorong terwujudnya reformasi bersama dengan beberapa tokoh nasional.

3. Pada tahun 2001, beliau kembali diangkat menjadi Menteri Keuangan dalam Kabinet Gotong Royong menggantikan Rizal Ramli. Beliau membawa Indonesia lepas dari bantuan Dana Moneter Internasional dan mengakhiri kerja sama dengan lembaga tersebut.

BusenessWeek memandang beliau sebagai salah satu menteri yang paling berprestasi dalam Kabinet Gotong Royong. Dalam kabinet ini bersama Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, mereka dijuluki “The Dream Team”, karena dinilai berhasil menguatkan stabilitas makro ekonomi Indonesia yang belum sepenuhnya pulih dari Krisis Moneter tahun 1998. Beliau juga berhasil membuat stabil kurs rupiah di angka kisaran Rp. 9.000 dolar AS.

4. Pada 5 Desember 2005, Boediono diangkat menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian, menggantikan Aburizal Bakrie. Hal ini mendapatkan respon yang sangat positif dari pasar sejak hari sebelumnya karena menguatnya IHSG serata kurs rupiah.

5. Pada tanggal 9 April 2008, DPR mengesahkan Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia, menggantikan Burhanuddin Abdullah. Beliau adalah calon tunggal yang diusulkan sendiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan didukung oleh Burhannudin Abdullah, Menkeu Sri Mulyani, Kamar Dagang Industri dan seluruh anggota DPR, kecuali dari fraksi PDIP.

6. Pada Mei 2005, nama beliau diumumkan sebagai calon wakil presiden mendampingi presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meskipun pada awalnya banyak pihak yang tidak bisa menerima dengan berbagai alasan. Alasan utamanya adalah karena beliau tidak memiliki pengalaman politik, dan berbagai alasan lain, seperti pendekatan ekonomi beliau yang liberal, sampai dengan alasan bahwa beliau adalah orang Jawa dan SBY juga orang Jawa (menurut saya ini adalah alasan paling tidak masuk akal). Namun, SBY juga memiliki alasan lain kenapa memilih Boediono. Kenapa? Karena SBY menilai beliau sangat bebas kepentingan dan konsisten dalam melakukan reformasi di bidang keuangan. Pasangan ini mendapat dukungan dari Partai Demokrat dan 23 pasrtai lainnya, seperti PKB, PPP, PKS, dan PAN. Pada Pemilihan Umum di 8 Juli 2009, pasangan ini menang atas 2 pesaingnya, yaitu Megawati-Prabowo dan Kalla-Wiranto.

Beliau menjabat sebagai wakil presiden periode 2009-2014 mendapaingi SBY. Beliau merupakan satu-satunya wakil presiden pertama terpilih yang memiliki latar belakang ekonomi dan non-partisipan setelah Mohhamad Hatta (wakil presiden pertama RI).

7. Menjadi Executive Board for Asia – Wharton Advisory Board, The Wharton School of the University of Pennsylvania.

8. Menjadi Commisioner of Commision On Growth and Development.

9. Menjadi Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta (sampai sekarang).


Berikut ini adalah berbagai karya beliau yang telah dipublikasi:

1. Boediono, Ekonomi Indonesia Mau ke Mana? Kumpulan Esai Ekonomi, 2009, PT Gramedia, Jakarta.
2. Stabilization in A period of Transition: Indonesia 2001-2004. Dalam The Australian Government- The Treasury, Macroeconomic Policy and Structural Change in East Asia: Conference Preoceedings, Sidney (2005).
3. Managing The Indonesian Economy: Some Lessons From The Past? Bulletin of Indonesia Economic Studies, December 2005.
4. Professor Mubyarto, 1938-2005. Bulletin of Indonesian Economic Studies, August 2005.
5. Kebijakan Fiskal: Sekarang dan Selanjutnya? Dalam Subiyantoro dan S. Riphat (Eds) 2004. Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Penerbit Buku Kompas.
6. The International Monetary Fund Support Program in Indonesia: Comparing Implementation Under Three Preseidents. Bulletin of Indonesia Economic Studies. December 2002.
7. Boediono. 2001. Indonesia menghadapi ekonomi global. BPFE. Yogyakarta.
8. Boediono. Strategi Industrialisasi: Adakah Titik Temu? Prisma, 1986.
9. Mubyarto, Boediono, Ace Prtadireja. 1981. Ekonomi Pancasila yang diterbitkan oleh BPFE, Yogyakarta.

Kasus yang pernah melibatkan beliau:

1. Kamu pasti tahu dong tentang kasus Bank Century? Nah, beliau juga terlibat dalam skandal Bank Century (2008). Kenapa begitu? Karena beliau sangat berperan dalam kebijakan FPJP dan bailout Bank Century sebesar Rp. 6,7 triliun, yang dinilai bermasalah dan berbau korupsi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan DPR. Namun, beliau menegaskan jika bailout Bank Century itu dilakukan untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman krisis keuangan global yang episentrumnya terjadi di Amerika. Beliau mengatakan bahwa keputusan itu diambil karena ada ketakutan mengenai terulangnya krisis finansial Asia pada akhir 1990-an yang menghancurkan perekonomian Indonesia. Tapi, saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang kasus Bank Century karena saya memang tidak berniat untuk mengusut kasus Bank Century yang sudah kusut. Yang jelas, pada akhirnya kita semua tahu bahwa beliau sama sekali tidak terlibat dalam kasus Bank Century ya teman-teman.

Apa yang ada dalam pikiran teman-teman ketika nama beliau tiba-tiba diumumkan menjadi calon wakil presiden Republik Indonesia pada 2009?
Kaget? Ya, saya juga kaget. Tapi saat itu saya terkejut karena bingung, saya benar-benar tidak tahu siapa dia, dari mana asalnya, kenapa tidak pernah terlihat di surat kabar maupun televisi (saat itu saya masih SMA, dan benar-benar tidak mengerti apapun tentang politik dan pemerintahan, saya cuma tahu bahwa orang itu terkenal atau tidak).

Tapi, bagi teman-teman dikalangan mahasiswa ataupun teman-teman seusia saya yang memang peduli dengan hal seperti ini, tentu keterkejutan mereka karena hal yang berbeda. Mereka pasti terkejut kenapa harus dia sih? Dia kan tidak tahu apa-apa tentang politik, dia kan tidak memiliki pengalaman apapun di bidang politik. Pastinya pertanyaan seputar itulah yang teman-teman miliki. Tapi, apapun pro-kontra yang teman-teman miliki, pada akhirnya beliau terpilih menjadi Wakil Presiden RI tahun 2009-2014 mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Di masa jabatannya sebagai wakil presiden, beliau memang seperti tidak terlalu dianggap, bahkan terkesan diremehkan. Orang selalu membanding-bandingkan dengan JK yang memerankan perannya dengan sangat baik ketika menjabat sebagai wakil presiden karena ia berani dan cepat mengambil keputusan. Maka, di saat semua elit politik sibuk, dan survey politik begitu ramai dipublikasikan, tidak ada satupun suara yang mengangkat beliau sebagai salah satu calon presiden atau wakil presiden.Ini adalah hal yang wajar karena beliau bukan saja tidak mempunyai partai politik, tetapi juga kinerjanya sebagai wakil presiden sepi dan senyap. Berbeda dengan JK dengan berbagai gebrakannya seperti perdamaian Aceh, Konvensi minyak tanah ke gas dan juga keberaniannya untuk mengeluarkan pernyataan-pernyataan panas dan kontroversial kepada media.

Pak Boediono dan JK memang dua orang dengan dua karakter yang juga berbeda, yang satu energik dan ceplas-ceplos sedangkan yang satunya lagi begitu tenang. Namun, membandingkan keduanya sebagai pihak yang sukses atau gagal juga kurang tepat.

Boediono

Tidak ada yang salah dengan pilihan SBY, JK hebat dan Pak Boediono pun baik. Masalahnya hanyalah peran yang ingin dimainkan oleh keduanya saja. Sebagai wapres sepertinya JK lebih ingin menunjukkan kemampuan kepemimpinannya, sedangkan beliau (Boediono) sebagai wapres tampaknya lebih ingin menunjukan kemampuan manajerial di dalam sector ekonomi dan kesra. Dan sebagai presiden, tentu hanya SBY yang mengerti apa yang ia butuhkan dari wakilnya. Dengan JK sebagai wakilnya, maka ia harus siap bergesek-gesekkan apalagi posisi JK sebagai Ketum Golkar yang tentu membuat self confindence nya naik. Dengan Pak Boediono yang tenang dan tidak berpolitik, tentu tingkat kenyamanan yang diperolehnya ketika bekerja dengan beliau (Boediono) lebih tinggi.

Menempatkan beliau yang professional, pintar, tenang dan tidak memiliki koneksi ke partai politik manapun sebagai wapres adalah pilihan yang tepat. Beliau bisa diposisikan sebagai orang yang bertanggung jawab penuh atas perekonomian Indonesia, atas peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, jadi presiden dan wakil presiden dapat membagi tugas yang jelas. Presiden kosentrasi penuh kepada masalah politik, hukum, dan kemanan dan beliau bisa kosentrasi penuh pada masalah ekonomi dan kesejahteraan. Bukankah begitu?

Dan bulan ini merupakan detik-detik terakhir beliau menjabat sebagai Wakil Presiden setelah terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-1019, yaitu Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Tapi, tentu saja ini akhir jabatan sebagai wapres bukan berarti akhir dari karir beliau. Beliau masih akan terus berkiprah dalam bidang ekonomi dan mengajar anak bangsa sebagai upaya untuk mencerdaskan bangsa.

Salam berkuliah.com
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Profil Tokoh Indonesia: Boediono
Profil Tokoh Indonesia: Boediono
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNzFA_Xm7diosaWTD7B64HbM7iaXOKAqhVMbPe-iyTKyNQoVVzvPrBj2yj33TGxkXNCNT6f4Uw-isa9r-bYxVaXRmVFOmSnZw4qJEq8t4_43B2tTVqxuDvWAiLc0b5HMVnVN57H-Tq89c/s1600/vzvzv.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNzFA_Xm7diosaWTD7B64HbM7iaXOKAqhVMbPe-iyTKyNQoVVzvPrBj2yj33TGxkXNCNT6f4Uw-isa9r-bYxVaXRmVFOmSnZw4qJEq8t4_43B2tTVqxuDvWAiLc0b5HMVnVN57H-Tq89c/s72-c/vzvzv.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/10/profil-tokoh-indonesia-boediono.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/10/profil-tokoh-indonesia-boediono.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy