Alasan Kenapa Kamu Perlu Mempertimbangkan Kuliah di Kyoto, Jepang!

Jika bicara tentang Kyoto, hal pertama yang terlintas di benak saya adalah Yogyakarta. Ya, sebagian orang, terutama yang suka hal-hal berba...

Jika bicara tentang Kyoto, hal pertama yang terlintas di benak saya adalah Yogyakarta. Ya, sebagian orang, terutama yang suka hal-hal berbau Jepang, menganggap bahwa Kyoto itu ibarat Jogja-nya Jepang.

Image Credit
Jumlah siswa internasional meningkat tiap tahunnya. Mereka memilih untuk belajar di Kyoto yang merupakan ibukota kuno Jepang, karena banyaknya pelajaran budaya yang bisa didapatkan di kota yang dikelilingi oleh candi-candi bersejarah dan kuil, seni dan kerajinan industri tradisional, dan melimpahnya keindahan alam ini. Jumlah mahasiswa asing di kota meningkat menjadi hingga 7.017 pada tahun 2010 dari 5.157 pada 2009, menurut Badan Antar-universitas di Kyoto yang menghimpun data statistik.

Menurut organisasi lain, Japan Student Services Organization, Kyoto, yang mana meskipun kotanya relatif kecil, memiliki populasi terbesar ke-4 mahasiswa asing di Jepang, di bawah Tokyo (yang merupakan tuan rumah bagi hampir setengah dari total mahasiswa asing di Jepang), Osaka, dan Fukuoka. Lantas apa yang menarik dari Kyoto? Kebanyakan pelajar akan mengatakan bahwa yang memikat dari kota tua ini adalah campuran kekayaan geografi dan tempat budaya yang unik, lanskap sejarah dan pendidikan Jepang. Oleh karena itu, saya pribadi mengatakan bahwa kota ini memang patut disebut Jogja-nya Jepang.


Sekilas tentang Kyoto sebagai ‘Kota Pelajar, Budaya, dan Seni’

Dengan populasi sekitar 1,47 juta, kota ini terkenal karena lokasi wisatanya, termasuk istana kuno dan kompleks Imperial Palace, musium Manga, pusat perusahaan teknologi kelas dunia seperti Nintendo, Kyocera, dan Omron, serta konferensi lingkungan yang diselenggarakan di kota ini pada tahun 1997. Jika Jogja dikenal sebagai kota pelajar, kota Kyoto sebenarnya kurang dikenal sebagai kota pelajar, akan tetapi jika menilik lebih jauh, ada lebih dari lima puluh perguruan tinggi dan universitas di dalam dan sekitar kota, sehingga agak seperti Kota Boston di Amerika, yang telah menjadi sister city selama lebih dari setengah abad.

Menurut salah seorang mahasiswa asing dari Vancouver, Kanada, Tokyo mungkin tempat terbaik untuk tinggal, tetapi Kyoto adalah tempat terbaik untuk belajar. Sama seperti sebuah opini yang dikatakan seorang teman saya yang membandingkan dua universitas besar di Indonesia:

“Kalau ingin membangun koneksi atau jaringan dengan banyak orang, maka UI adalah tempatnya. Tapi kalau ingin pintar, kuliah di UGM. 

Sekalipun memiliki opini-opini seperti sah-sah saja, namun tentunya tiap-tiap universitas memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, bukan?

Terletak di wilayah Kansai di pusat Pulau Honshu, pulau terbesar di Jepang, Kyoto dan kota-kota tetangganya, Osaka dan Kobe, bersama-sama membentuk pusat ekonomi terbesar kedua di Jepang, setelah Tokyo. Tapi tidak seperti Tokyo, Kyoto lebih tersusun rapi, padat, dan erat didefinisikan, tidak terpencar bercabang-cabang. Kyoto adalah sebuah kota dan desa pada saat yang sama, di mana kamu naik sepeda akan memandang pegunungan di hampir segala arah. Tokyo merupakan kota yang begitu besar, tapi Kyoto adalah sebuah kota yang lebih mudah dikelola. Kota ini tidak terlalu bising, tidak terlalu perkotaan. Kamu akan sangat suka candi dan kuil di seluruh Kyoto dan kamu tidak perlu berusaha keras untuk mencari tempat-tempat ini karena tersebar di mana-mana.

Jika ingin merasakan suasana tradisional khas kota kecil, pusat kota Kyoto cukup kaya dengan kehidupan malamnya. Terdapat banyak bar dan restoran yang berada di gang-gang kecil. Jika kamu mengenal sebuah daerah populer bernama Gion, ini merupakan bagian dari Kyoto yang telah menjadi tempat hiburan pilihan untuk orang kaya dan berkuasa selama berabad-abad, terkenal dengan rumah-rumah tradisional perjamuan dan geisha-nya, yang dikenal secara lokal sebagai maiko, atau wanita-wanita penari.

Jalinan erat nuansa kota ini memiliki keunggulan dari sudut pandang akademik. Di Tokyo, kamu akan terlalu terganggu. Seniman memiliki kesempatan lebih baik untuk diakui di Kyoto, sementara Tokyo memiliki terlalu banyak galeri yang cukup bersaing dalam menarik perhatian. Skala ‘keintiman’ Kyoto cukup membantu dalam membina hubungan kerja yang erat.

Daisaku Kadokawa yang merupakan walikota dan mantan kepala dewan pendidikan kota, mendorong kuat gagasan untuk membawa lebih banyak mahasiswa asing ke Kyoto. "Selama lebih dari 1.000 tahun, kami telah memelihara dan menghasilkan budaya, seni, kerajinan, dan manufaktur, dan berbagai studi serta penelitian," katanya. "Hal ini sangat relevan untuk memiliki orang-orang dari seluruh dunia untuk datang dan belajar bersama dalam lingkungan bersejarah ini." 

Untuk itu, kota ini telah memperkenalkan subsidi parsial untuk asuransi kesehatan mahasiswa internasional, memfasilitasi perumahan, dan menawarkan diri untuk melayani sebagai penjamin, dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa internasional untuk mempresentasikan kebudayaan mereka kepada anak-anak di sekolah dasar setempat. Siswa internasional mungkin akan merasa terisolasi dan kesepian di negeri asing. Gagasan tersebut diharapkan akan meningkatkan jumlah mahasiswa internasional hingga 10 ribu pada 2017 nanti.

Salah satu ambisi walikota Kyoto adalah menyetarakan kota ini dengan Boston. Boston adalah sebuah kota besar, dengan 25 persen dari penduduknya merupakan mahasiswa. Di Kyoto, rasio sekarang 10 persen, dan hal ini jauh di bawah standar ‘Bostonian', namun masih kepadatan tertinggi daripada kota lain di Jepang. Universitas-universitas sendiri berusaha keras untuk meningkatkan nuansa internasional di kampus-kampus mereka. 

Shiro Yamada, wakil presiden di Doshisha University, mengatakan bahwa hampir semua mahasiswa internasional dari berbagai program menerima beberapa jenis beasiswa. Mungkin ini memang membebani secara finansial, akan tetapi manfaat dalam keragaman budaya dan latar belakang serta merangsang mahasiswa lain untuk meraih prestasi merupakan hal yang lebih penting.



Geografi Kota Kyoto

Kyoto terletak di sebuah lembah, bagian dari Lembah Yamashiro (atau Kyoto), di bagian timur wilayah pegunungan yang dikenal sebagai Dataran Tinggi Tamba. Lembah Yamashiro dikelilingi oleh pegunungan di tiga sisinya yang dikenal sebagai Higashiyama, Kitayama, dan Nishiyama, dengan ketinggian di atas 1.000 meter (3.281 ft) di atas permukaan laut. Dengan posisi seperti ini, Kyoto menjadi tempat yang cukup panas di musim panas dan cukup dingin di musim dingin. 

Ada tiga sungai di lembah, Sungai Ujigawa mengalir ke selatan, Sungai Katsuragawa mengalir ke barat, dan Sungai Kamogawa ke timur. Kota Kyoto mencakup 17,9% dari keseluruhan tanah prefektur dengan luas 827,9 kilometer persegi (319,7 sq mi).

Tata letak kota diatur sesuai dengan feng shui Cina tradisional yang mana mengikuti model ibukota kuno Cina, Chang'an (sekarang Xi'an). Istana kekaisaran menghadap ke selatan, sehingga di Ukyo (sektor kanan ibukota) berada di barat sementara Sakyo (sektor kiri) adalah di sebelah timur. Sementara jalan-jalan di gang-gang modern Nakagyo, Shimogyo, dan Kamigyo-ku masih mengikuti pola grid (kisi – kisi).

Sekarang ini, kawasan bisnis utama terletak di sebelah selatan Istana Kekaisaran lama, dengan wilayah utara tidak terlalu padat dan mempertahankan daerah hijau. Area sekitarnya tidak mengikuti pola grid yang sama seperti pusat kota. Kyoto berada di atas sebuah ‘bak’ air alami sangat besar yang cukup menyediakan air sumur tawar yang segar untuk seluruh penjuru kota. Namun karena skala urbanisasi yang besar, jumlah air hujan yang tertampung semakin menipis dan sumur di daerah tersebut mengering cepat.


What to Do in Kyoto???

Satu julukan sejarah untuk kota ini adalah Kota Sepuluh Ribu Kuil. Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan di Kyoto. Selain belajar, traveling tentu saja. Siapa yang nggak suka jalan-jalan?

Dalam bahasa Jepang, kota ini telah lama disebut Kyō (京), Miyako (都), atau Kyō no Miyako (京 の 都). Pada abad ke-11, kota ini berganti nama menjadi Kyoto ("ibukota") setelah kata Cina untuk ibu kota, Jingdu (京都). Setelah Edo berganti nama menjadi Tokyo (yang berarti "Ibukota Timur") pada tahun 1868, Kyoto dikenal sementara sebagai Saikyo (西京, yang berarti "Ibukota Barat"). Ejaan lama untuk nama kota ini adalah Kioto; yang mana sebelumnya dikenal orang Barat sebagai Meaco (Jepang: 都; miyako, yang berarti "kursi istana kekaisaran" atau "ibukota"). Istilah lain yang umum digunakan untuk merujuk ke kota dalam periode pra-modern adalah Keishi (京師), yang berarti "metropolis" atau "ibukota".

Saya sendiri belum pernah ke Jepang, namun siapa tahu tiba-tiba mendapat kesempatan ke Jepang, saya sudah mempersiapkan banyak hal mulai dari sekarang sebelum pergi ke sana. Hal-hal yang bisa kamu pelajari di Kyoto pastinya tidak terlalu jauh dari bau-bau sejarah, budaya, dan kesenian. Keuntungan lainnya adalah keindahan alam Kyoto yang unik dan beragam. Bagi kamu yang berangan-angan untuk berkunjung ke Kyoto, ada kalanya kamu perlu mencetak gambar pemandangan indah Kyoto di atas kertas dan menempelnya di kamarmu, siapa tahu hal itu akan menjadi motivation booster buat kamu. Nah, berikut ini merupakan sekilas rekomendasi yang bisa kamu jadikan pertimbangan untuk melanjutkan studimu di Kyoto! 

Image Credit

Pendidikan Tinggi di Kyoto

Rumah bagi 37 lembaga pendidikan tinggi, Kyoto adalah salah satu pusat akademik di Jepang. Kyoto University dianggap sebagai salah satu universitas negeri ranking atas nasional. Menurut daftar universitas rangking atas The Times Higher Education Supplement, Universitas Kyoto adalah peringkat kedua universitas terbaik di Jepang setelah University of Tokyo, dan peringkat 25 secara keseluruhan di dunia pada tahun 2010. Kyoto Institute of Technology juga salah satu universitas paling terkenal di Jepang dan dianggap sebagai salah satu universitas terbaik untuk arsitektur dan desain di negeri matahari terbit ini. Perguruan tinggi swasta populer, seperti Universitas Doshisha dan Universitas Ritsumeikan juga terletak di kota ini. 

Kyoto juga memiliki jaringan pendidikan tinggi yang unik yang disebut Konsorsium Perguruan Tinggi di Kyoto, yang terdiri dari 3 perguruan tinggi nasional, 3 perguruan tinggi negeri (prefektur dan kota), dan 45 perguruan tinggi swasta, sebagaimana kota dan 5 organisasi lainnya. Kombinasi tersebut tidak menawarkan gelar, tapi menawarkan kelas/mata kuliah sebagai bagian dari gelar di universitas yang tergabung sebagai anggotanya. 

Selain universitas dan college Jepang, universitas-universitas Amerika yang dipilih juga beroperasi di kota ini untuk kepentingan pendidikan dan penelitian. Kyoto Consortium for Japanese Studies (KCJS) adalah kombinasi dari 14 universitas Amerika yang mensponsori program akademik 2 semester untuk sarjana yang ingin melakukan pekerjaan profesional dalam bahasa Jepang dan kajian budaya. Bahkan Universitas Stanford memiliki Japan Center sendiri di Kyoto.


Oleh karena itu, kamu tak perlu khawatir jika ingin melanjutkan kuliah di Kyoto, karena ada banyak pilihan perguruan tinggi yang bisa kamu pilih di kota ini. Itu tadi hanya beberapa universitas yang disebutkan. Ada banyak lagi universitas yang bisa kamu cari referensinya melalui Google.



5-Must-Visit Tourism Spots

Kinkaku-ji (Paviliun Emas)

Baik itu diselimuti oleh salju di musim dingin atau dengan latar belakang hijau subur di musim panas, tidak ada yang lebih simbolis di Kyoto seperti pantulan emas Kinkaku-ji yang berkilauan di atas permukaan kolam. Tidak juga banyaknya wisatawan yang datang dalam jumlah ribuan bisa mengurangi kemegahan Kinkaku-ji yang tak diragukan lagi.

Kinkaku-ji buka setiap hari 09:00 - 17:00. Biaya masuknya adalah ¥400. Kamu bisa mengambil bus nomor 101 atau 205 dari Stasiun Kyoto ke halte bus Kinkaku-ji Michi. Kalau kamu datang berkunjung dari daerah lain di kota, kamu juga bisa mengambil bus nomor 59 dan 12 ke halte bus Kinkaku-ji Mae.

Gion

Kamu pernah menonton Memoirs of A Geisha?

Ini bukanlah satu-satunya distrik geisha yang tersisa di Jepang. Namun Gion – sebuah koleksi jalanan yang dapat dideskripsikan sebagai jalanan yang dipenuhi bangunan kayu tua, kedai-kedai teh, dan restoran eksklusif Jepang – adalah salah satu tempat populer di Kyoto. Menghabiskan satu jam berkeliaran di daerah ini, kemungkinan kamu akan sering melihat sekilas satu – dua geisha berjalan menuju kedai-kedai teh dengan sandal Zōri dan kimono indah mereka. Gion bukan cuma tentang Geisha. Setiap Juli, pesona mereka akan terpancar di acara Gion Matsuri, festival yang menarik lebih dari satu juta pengunjung untuk melihat prosesi festival berlangsung serta pertunjukan musik tradisional.

Untuk menuju ke sana cukup mudah. Sejumlah rute bus dari Stasiun Kyoto dan daerah lain berhenti di halte bus Gion.

Fushimi Inari Taisha

Tempat kece satu ini juga sempat muncul di film Memoirs of A Geisha lho! Kalau kamu berkesempatan kuliah di Kyoto, pastikan kamu mengunjungi tempat ini. Jangan diam di kos terus, Bro!

Fushimi Inari Shrine (伏 見 稲 荷 大 社, Fushimi Inari Taisha) adalah kuil Shinto penting di Kyoto selatan. Tempat ini terkenal dengan ribuan dari gerbang torii berwarna merah menyala, yang berbaris di belakang bangunan utama. Jalannya mengarah ke hutan kayu Gunung Inari suci, yang berdiri setinggi 233 meter dan masih merupakan satu tanah dengan kuilnya. Fushimi Inari adalah salah satu kuil paling penting dari beberapa ribu kuil yang didedikasikan untuk Inari, dewa padi dalam kepercayaan Shinto. Rubah dianggap sebagai utusan Inari, sehingga banyak patung rubah di lapangan kuil. Fushimi Inari Shrine memiliki asal-usul kuno.

Fushimi Inari Shrine terletak tepat di luar Stasiun JR Inari, stasiun kedua dari stasiun Kyoto sepanjang jalur JR Nara (5 menit, ¥140 sekali naik dari Stasiun Kyoto, kereta cepat tidak tersedia untuk jalur ini). Kuil juga dapat dicapai dengan berjalan kaki singkat dari Stasiun Fushimi Inari di sepanjang jalur utama Keihan. Tempat ini buka setiap hari (24 jam) dan bebas biaya masuk.

Arashiyama

Arashiyama (嵐山) adalah distrik wisata indah yang terletak di pinggiran barat Kyoto. Daerah ini telah menjadi tujuan populer sejak Periode Heian (794-1185), ketika bangsawan ingin menikmati keindahan alamnya. Arashiyama sangat populer selama sakura mekar dan warna musim gugurnya. 

Jembatan Togetsukyo merupakan landmark utama yang terkenal di Arashiyama. Banyak toko-toko kecil, restoran, dan atraksi lain yang bisa kamu temukan di dekatnya, termasuk Candi Tenryuji, rumpun bambu Arashiyama yang terkenal, dan jalan – jalan di sungai dengan kapal yang bisa disewa. 

Jalan setapak yang membelah perkebunan bambu bisa ditelusuri dengan jalan kaki maupun naik sepeda. Bambu-bambu ini digunakan untuk memproduksi berbagai produk, seperti keranjang, cangkir, kotak, dan tikar di pusat kerajinan lokal selama berabad-abad. 

Sebelah utara pusat Arashiyama jarang dikunjungi turis dan lebih pedesaan, dengan beberapa kuil kecil yang tersebar di sepanjang dasar pegunungan berhutan. Wilayah utara dari Jembatan Togetsukyo juga dikenal sebagai Sagano, sedangkan nama "Arashiyama" secara teknis hanya mengacu pada pegunungan di tepi selatan sungai namun umumnya digunakan untuk nama keseluruhan distrik tersebut.

Candi Kiyomizudera

Kiyomizudera (清水寺, secara harfiah "Candi Air Murni") adalah salah satu kuil paling terkenal dari Jepang. Kuil ini didirikan pada tahun 780 di situs Air Terjun Otowa di bukit berhutan sebelah timur Kyoto. Candi ini awalnya dikaitkan dengan sekte Hosso, salah satu sekolah tertua dalam agama Buddha Jepang, tapi membentuk sendiri sekte Kita Hosso pada tahun 1965. Pada tahun 1994, candi ini ditambahkan ke dalam daftar situs warisan dunia UNESCO.

Kiyomizudera dapat dicapai dari Stasiun Kyoto dengan bus nomor 100 atau 206 (15 menit, ¥230). Turun di halte bus Gojo-zaka atau Kiyomizu-michi, lalu sepuluh menit berjalan kaki menanjak ke kuil. Atau, 20 menit berjalan kaki dari Stasiun Kiyomizu-Gojo sepanjang Jalur Kereta Api Keihan. Tempat ini dibuka mulai pukul 6:00 - 18:00 setiap hari dengan membayar biaya masuk sebesar ¥300. Untuk melihat kuil dalam keadaan terang yang hanya dilaksanakan spesial pada musim semi dan musim gugur, dibuka mulai pukul 18:30 - 21:30 (pertengahan Maret – pertengahan April dan pertengahan November – awal Desember) dengan biaya masuk ¥400.

Nah, begitulah sedikit gambaran yang bisa kamu jadikan pertimbangan untuk melanjutkan studimu di Kyoto. Tempat yang indah dan nyaman pastinya akan membuat waktu belajarmu lebih produktif. Jika suntuk karena terus-menerus belajar pun kamu bisa tinggal memilih salah satu dari ratusan tempat wisata yang bertebaran di seluruh penjuru Kyoto untuk dijadikan tempat refreshing. Selain itu, biasanya banyak festival budaya yang berlangsung di Kyoto yang bisa kamu lihat pada waktu-waktu tertentu.



Sebenarnya ada banyak aktivitas menarik lainnya yang bisa kamu lakukan di Kyoto. Misalnya, ikutan upacara minum teh, atau kalau bosen sama tempat-tempat bersejarah, kamu bisa berkunjung ke Kyoto International Manga Museum yang memiliki koleksi 300 ribu komik dan manga yang bisa kamu baca sampai mabuk entah kapan ‘khatam’nya, dan masih banyak hal lain yang bisa kamu lakukan.

Jangan lupa juga untuk belajar budaya dengan penduduk lokal juga, ya!

Salam berkuliah.com
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Alasan Kenapa Kamu Perlu Mempertimbangkan Kuliah di Kyoto, Jepang!
Alasan Kenapa Kamu Perlu Mempertimbangkan Kuliah di Kyoto, Jepang!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUz2V1bCq3CbGTOCnif6hqthQy5IiDjL6gW5dSCAxBde2gIlKKPPZfos10-MpIjjaWHnyq-wdT7sSkfHkhsjWjjwF-UnGLHTP7EBekYQITqkelDxNZMRDaIPiE5ejO6yKATn3O6sMm0-Y/s1600/wgwab.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUz2V1bCq3CbGTOCnif6hqthQy5IiDjL6gW5dSCAxBde2gIlKKPPZfos10-MpIjjaWHnyq-wdT7sSkfHkhsjWjjwF-UnGLHTP7EBekYQITqkelDxNZMRDaIPiE5ejO6yKATn3O6sMm0-Y/s72-c/wgwab.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/11/alasan-kenapa-kamu-perlu-kuliah-di-kyoto-jepang.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/11/alasan-kenapa-kamu-perlu-kuliah-di-kyoto-jepang.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy