Halo, sobat berkuliah.com! Sesuai dengan namanya, pada ulasan kali ini kamu kembali lagi berjumpa dengan berkuliah.com dengan berbagai ulas...
Halo, sobat berkuliah.com! Sesuai dengan namanya, pada ulasan kali ini kamu kembali lagi berjumpa dengan berkuliah.com dengan berbagai ulasan yang berkenaan dengan dunia pendidikan, khususnya perkuliahan.
Nah, kali ini kita kembali akan mengulas tentang berbagai pengalaman dari para putra dan putri Indonesia yang menjalani studi kuliah mereka di luar negeri, dengan berbagai cerita serta informasi yang mereka bagikan akan menambah wawasan serta informasi kamu nantinya.
.png)
Tim berkuliah.com kali ini telah berhasil menginterview salah seorang mahasiswi, yang mungkin kelihatannya ia seperti orang Cina. Tapi, jangan salah! Dia adalah salah satu puteri terbaik bangsa asli asal Indonesia yang kebetulan dirinya saat ini sedang menjalani studinya di negara Taiwan sana.
Cina dan Taiwan. Apa yang kamu tangkap dari kedua negara ini? Secara historis singkatnya, Taiwan dan Cina ini sama saja. Taiwan merupakan negara pecahan dari Cina. Makanya, ketika kamu melihat orang-orang di sana, secara umum wajah mereka tidak jauh berbeda bahkan persis seperti orang Cina. Sejak satu dasawarsa lalu, bersamaan dengan negara Korea Selatan, Hongkong, dan Singapura, negara Taiwan ini mulai memprioritaskan pembangunan negaranya yang bermula dari sektor agraris, kemudian ‘berhijrah’ ke bidang industri. Dan kini, kita bisa melihat bahwa negara Taiwan tampil sebagai salah satu negara yang maju di Asia. Bersama dengan Korea, Taiwan dijuluki sebagai macan industri dunia baru yang memiliki perekonomian yang pesat.
Nah, berkenaan dengan hal tersebut, lalu bagaimana gambaran tentang dunia pendidikan yang ada di Taiwan? Pertanyaan tersebut salah satunya akan dijawab oleh Lidya, yang akan kamu temukan dalam cerita pengalamannya saat berkuliah di Taiwan pada ulasan berikut ini:
Halo, Lidya! Salam kenal ya. Sebelumnya, bisakah kamu ceritakan profil singkat tentang diri kamu? Apa yang menjadikan kamu memilih Taiwan sebagai negara tujuan studimu?
Halo, perkenalkan. Saya Lidya Kristanti Sumadi. Saya berasal dari Surabaya. Di Taiwan, saya kuliah dan mendapat beasiswa di Chung Yuan Christian University, Chungli, dan mengambil program Master Degree di jurusan Industrial and System Engineering.
Alasan saya memilih Taiwan mungkin simpel saja. Saya ingin mempelajari budaya luar dan ingin belajar mandiri.
Apa yang Lidya bayangkan sebelum datang ke Taiwan, dan apa yang dirasakan setelah satu minggu berada di sana?
Sebelum datang ke Taiwan, yang saya bayangkan tentunya adalah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi dan juga hal-hal yang ditakutkan. Hal-hal menyenangkannya seperti berkenalan dengan banyak teman asing dari berbagai negeri, dan hal yang ditakutkan adalah kendala berkomunikasi karena perbedaan bahasa.
Setelah beberapa saat di sana, saya merasa sangat betah menjalani kehidupan di Taiwan, karena masyarakatnya yang ramah, dan mereka mau membantu jika kita mengalami kesulitan. Meski terhalang kendala bahasa, tetapi masyarakat Taiwan tetap akan berusahan membantu kita.
Bagaimana karakter para dosen di sana dalam menyampaikan perkuliahan? Bagaimana keterbukaan mereka ketika di luar kelas?
Karakter para dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan sangat bagus, sehingga para mahasiswa dapat mengerti dan memahami isi materi perkuliahan. Ketika berada di luar kelas, para dosen juga sangat ramah dan friendly, bahkan ada aktivitas di luar kampus yang melibatkan para dosen seperti bermain bowling bersama dengan seluruh mahasiswa System Engineering.
Adakah hal yang membuat Lidya merasa nyaman dan betah kuliah dan berlama-lama di kampus? Dari segi apapun baik peraturan, sahabat, kelengkapan referensi, fasilitas dan hal lainnya?
Hal-hal yang membuat saya betah berada di kampus adalah suasana lab yang nyaman, fasilitas internet yang cepat, akses jurnal yang sangat mudah, dan teman-teman lab yang friendly, sehingga mendukung motivasi belajar.
Bagaimana dengan kebudayaan di Taiwan? Adakah perbedaan yang mencolok dengan Indonesia?
Perbedaan yang mencolok adalah moral manusia itu sendiri. Contohnya dari segi keamanan, kenyamanan, ketertiban. Saya pernah pulang dari kampus menuju asrama tengah malam pun masih aman. Di mana-mana terpasang cctv yang ditujukan bila terjadi sesuatu (seperti pencurian, kecelakaan, dan hal lainnya), maka pihak kepolisian dapat melacaknya. Selain itu pernah terjadi bencana banjir besar yang melumpuhkan sebagian kota, banyak took-toko yang berani meletakkan barang di luar saat melakukan pembersihan karena bebas dari penjarahan liar. Masyarakat tidak akan mengambil apa yang bukan miliknya.
Dari segi kenyamanan, yang saya rasakan adalah kenyamanan dalam transportasi. Meski tidak memiliki kendaraan sendiri, saya bisa berpergian ke mana-mana dengan mudah karena transportasi umum yang mendukung dan aman (bebas dari copet). Selain itu, masyarakat tidak akan membuang sampah sembarangan. Jika tidak menemukan tempat sampah, mereka akan menyimpan di dalam tas atau kantong baju atau celana dan membuangnya saat menemukan tempat sampah.
Dari segi ketertiban, masyarakat lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri. Seperti di jalan raya, sangat minim sekali mendengar suara klakson mobil atau motor meskipun mereka sedang mengalami kemacetan. Mau mengalah dengan kendaraan lain yang ingin putar balik. Bahkan, jika ingin buang air kecil di tempat umum pun harus antri di depan pintu masuk kamar mandi, bukan di depan pintu toilet (sehingga sesuai antrian, yang antri pertama yang masuk toilet duluan).
Bagaimana karakter mahasiswa di Taiwan? Apa yang mereka kerjakan di sela-sela kuliah dan hari libur? Apakah mereka banyak yang tahu tentang Indonesia?
Di sela-sela waktu kuliah, mereka memiliki aktivitas pengakraban seperti lunch atau dinner bersama atau pergi membeli kebutuhan stationary bersama.
Tidak semua mahasiswa mengenal mengenai Indonesia, tetapi mereka mengenal apa itu Bali. Lucunya, mereka tidak tahu bahwa Bali adalah bagian dari Indonesia. Beberapa dari teman saya ada yang sudah pernah ke Bali dan terpukau dengan keindahan Bali. Di saat kami sedang membicarakan indahnya Bali, saya sempatkan memperkenalkan beberapa tempat indah lainnya yang ada di Indonesia.
Apakah Lidya punya tempat makan atau berkumpul dengan teman-teman Indonesia? Jika punya, di manakah itu dan apa kelebihannya?
Mengingat rasa makanan yang disajikan di Taiwan tidak terlalu tajam, maka tempat makan favorit untuk berkumpul dengan teman-teman Indonesia di kampus adalah resto Korea dekat kampus (jalan kaki sekitan 10 menit dari kampus), karena takaran ‘pedas’ di resto ini sesuai dengan lidah teman-teman Indonesia.
Apakah Lidya pernah mengalami kejadian unik di Taiwan? Atau pernahkah melihat kejadian-kejadian yang aneh dan berbeda, dan itu tidak ditemukan di Indonesia?
Hal yang tidak saya temukan di Indonesia adalah ketertiban masyarakat Taiwan. Seperti budaya antri yang sangat bagus, taat pada peraturan yang berlaku, ataupun kemudahan mengurus administrasi yang berhubungan dengan negara tanpa dipersulit.
Adakah tips khusus yang ingin Lidya bagikan tentang bagaimana cara agar mahasiswa bisa menjalani kuliah dengan sukses, survive dengan kehidupan di sana, dan mudah beradapatasi?
Pesan saya bagi mereka-mereka yang ingin studi lanjut di luar adalah membuka pola pikir kita dan mau merubah kebiasaan yang buruk. Apa yang selama ini kita dapat di Indonesia, jika diterapkan di negeri orang akan sangat berbeda terkesan “malu-maluin”. Dimanapun kita berada, kita harus bisa mengikuti aturan yang ada. Jangan egois, harus mau mengalah demi kepentingan orang lain, banyak-banyak punya teman karena teman akan sangat membantu kita untuk survive di saat kita butuh bantuan (mengingat kita tidak memiliki sanak saudara yang dapat membantu, maka peran teman akan sangat penting).
Well, demikian cerita pengalaman yang bisa dibagikan oleh Lidya Kristanti Sumadi selama menjalani studi kuliahnya di luar negeri. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Salam berkuliah.com.
