“Jika Saya Menjadi Menteri Pendidikan” (Part 4)

Bangsa yang hebat bisa dilihat dari pendididikan yang didapat, apakah sudah tertata dengan baik dan berkualitas ataukah sebaliknya. Lalu, b...

Bangsa yang hebat bisa dilihat dari pendididikan yang didapat, apakah sudah tertata dengan baik dan berkualitas ataukah sebaliknya. Lalu, bagaimana dengan sistem pedidikan yang ada di Indoesia saat ini? Inilah beberapa tanggapan dan pendapat dari beberapa orang tentang pendidikan yang ada di Indonesia. 


Abdul Aziz: Mahasiswa S1 UMY


Menurut saya, kinerja MenDikBud belum cukup baik. Mengapa demikian? Karena pada kurikulum baru, MenDikBud akan mengurangi atau meniadakan mata pelajaran bahasa Inggris. Padahal, bahasa Inggris itu sangat penting karena pada tahun 2015 kita semua menghadapi AEC (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY). Dengan hilangnya pelajaran bahasa Inggris, maka bisa dibayangkan bagaimana kita dapat menghadapi AEC jika bekal utama kita, yaitu bahasa saja tidak maksimal. Saya sendiri yang mempelajari bahasa Inggris sejak SD hingga kuliah saja masih belum expert, bagaimana jika mata pelajaran tersebut ditiadakan di tingkat SD, SMP? Tentu akan semakin sulit, bukan?

Kita bisa melihat atau mencontoh negara lain seperti Thailand yang sudah sangat siap dalam menghadapi AEC. Hal ini terlihat dari kelas-kelas di sekolah-sekolah yang banyak bertuliskan READY FOR AEC 2015. Selain itu, dari pemerintahnya pun telah menyiapkan rakyatnya, dalam hal ini para pelajar-pelajar Thailand untuk menghadapi AEC tersebut.

Jika saya terpilih jadi Menteri Pendidikan, saya akan membuat program-program yang akan mencetak pelajar-pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi tidak hanya untuk di dalam negeri saja, namun hingga ke luar negeri. Hal ini dikarenakan ke depannya nanti, Indonesia akan bersinergi bersama negara-negara lain. Salah satu bentuk programnya adalah dengan merubah mind set orang Indonesia yang beranggapan jika bahasa asing itu tidak penting, dan saya akan meningkatkan pemberian beasiswa serta terus bekerjasama dengan negara-negara lain, sehingga dapat mendukung pelajar Indonesia untuk bepikir secara global. Untuk di daerah-daerah tertinggal akan dilakukan pemerataan pendidikan dan tidak terlalu fokus kepada daerah Jawa dan Jakarta saja, namun harus menaruh perhatian lebih terhadap masyarakat seperti di Papua, NTT dan daerah tertinggal lainnya.


Adrianus Venda: Mahasiswa S1 UGM


 Kalau saya menjadi Menteri Pendidikan, saya akan memberikan ruang kebebasan yang lebih kepada anak-anak agar memiliki jiwa wirausaha. Jiwa wirausaha bisa dimulai sejak tingkat SD. Pada tingkat SD bisa dimulai dari praktek yang sederhana, dan ketika jejangnya semakin naik, maka akan menerima praktek yang lebih seulit. Pada tingkat SMA, obyek kajiannya akan dibedakan dengan SMK. Minimal untuk anak SMA bisa bekerja dengan kreatif dan lebih memiliki jiwa mencipta dan berdikari. 

Menurut saya, kebebasan sangat dibutuhkan agar anak-anak paham akan sesuatu hal kerena berasal dari kesadarannya sendiri, dan bukan atas arahan orang lain semata, dan praktek dibutuhkan agar anak-anak bisa menjalani sebuah proses “mengalami”. Karena dari proses “mengalami” inilah yang akan yang akan membuat anak-anak semakin paham terhadap suatu hal. 


Haris Setiawan: Mahasiswa S1 UAD (fresh graduate)

Pendidikan di Indonesia menurut saya cukup baik, karena saya melihat cukup jelas perbedaaan hasil yang signifikan jika dibandingkan dengan menteri yang terdahulu. Namun, masyarakatnya sendiri cenderung masih belum bisa menerima perubahan tersebut dalam waktu yang relaitif cepat. Perbedaan yang terlihat nyata mulai dari penataan dan perubahan kurikulum dari yang awalnya KBK, kemudian berlanjut ke KTSP. Kemudian menteri baru datang dan merevisi kurikulum tersebut dan munculah kurikulum 2013. Kurikulum ini merupakan hasil akhir dari revisi yang merujuk pada kompetensi, di mana para siswa menjadi lebih aktif dan guru berperan sebagai pendukung. Standar kompetensi dan kompetensi  dasar sekarang diubah menjadi kompetensi inti yang di mana psikomotorik, afektif, dan kognitif lebih ditekankan. Siswa yang belum siap menerima kurikulum baru, sehingga terkesan “kaget”. Seharusnya penataan kurikulum dimulai dari kesiapan guru baru diturunkan ke siswa. Guru yang masih menggunakan metode pengajaran konvensional tentu akan kaget jika kurikulumnya lagsung diubah menggunakan kurikulum baru. Perlu diingat karena tidak semua guru bisa mengikutinya, terlebih guru yang menginjak usia 50 tahun ke atas. 

Ketika saya terpilih menjadi Menteri Pendidikan, saya akan membuat progaram baru yang kurikulumnya mirip dengan kurikulum 2013. Namun, untuk memulai kurikulum ini, saya akan melakukannya secara bertahap. Dalam penanaman metode pembelajaran bisa dilakukan selama 3 tahun, dan dalam pelaksanaanya dilakukan secara bertahap. Pengenalan kurikulum dimulai dari para calon guru hingga ke para guru. Namun, setelah para calon guru selesai mempelajari kurikulum ini, kurikulum tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang cukup lama. 

Contoh perubahan kurikulum yang menurut saya baik adalah seperti kurikulum 1996 hingga KBK 2004. Dengan teggang waktu yang cukup lama, saya dapat mengubah isi kurikulum, namun tidak secara signifikan. Perkenalan kurikulum tidak diberikan kepada beberapa orang guru, namun diberikan kepada semua guru agar semuanya lebih  paham tentang kurikulum ini. Untuk bisa mengenal kurikulum ini, saya juga akan memberikan waktu khusus agar nantinya para murid tidak terlantar dalam proses kegiatan belajarnya.  Penerapan kurikulum baru dimulai dari SD dan secara betahap naik ke jenjang SMP lalu ke SMA. Waktu penerapannya tidak disamakan waktunya. 


Masrukhan Sukarjan: Mahasiswa S1 UMY


Pendidikan saat ini masih banyak yang perlu dibenahi seperti Ujian Nasional, fasilitas yang tidak merata di seluruh Indonesia, kualitas, dan sistem pembelajarannya. Contohnya saja adalah kasus Ujian Nasional yang dalam pengiriman soalnya terlambat dan permasalah tender. Kalau saya jadi Menteri Pendidikan, saya akan meratakan pendidikan, meningkatkan kualitas guru, mengubah sistem pembelajaran, dan mengubah kurikulum dengan menambahkan unsur yang membentuk karakter anak.


Acmad Zulikar: Mahasiswa Pasca sarjana Universitas Hasanuddin  


 Menteri Pendidikan saat ini memiliki sisi baik dan buruk. Sisi baik menurut saya adalah karena saat ini kementrian mampu mengidentifikasikan permasalahan di lapangan seperti BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk membantu opersional sekolah, sehingga setiap anak bisa sekolah dengan gratis. Kemudian dengan adanya besiswa Bidik Misi, akan memudahkan anak yang kurang mampu untuk terus menimba ilmu ke bangku kuliah. Hal ini merupakan salah satu terobosan yang dipuji di dunia internasional. Namun, dalam pelaksanaanya masih diperlukan pembenahan. Lalu, dalam meningkatkan kualitas SDM S2 dan S3, dijalankan kebijakan BPP-DN dan LN yang memungkinkan lulusan dari S1 untuk naik ke jenjang berikutnya. 

Sisi buruknya adalah pada masalah kurikulum. Kurikulum masih menjadi tugas karena kurang siapnya sarana dan prasarananya yang bisa menyebabakan kurikulum yang seharusnya menjadi masterpiece, malah berbalik menjadi beban untuk anak didik. Kemudian permasalahan yang diterima oleh penerima BPP-LN adalah keterlambatan dalam penyaluran beasiswa. 

Jika jadi Menteri Pendidikan, saya akan membuka ruang partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa memberi masukan terhadap kinerja pendidikan saat ini. Penyampaian bisa dilakukan melalui sms, web atau email. Usulan dari masyarakat akan masuk dan ditampung, lalu akan dikaji dan timbang agar bisa dibuat kebijakan baru. Dalam implementasinya nanti akan diawasi secara bersama, baik dari masyarakat maupun dari pemerintah.


Eko Binti Lestari-Mahasiswi S1 UMY (fresh graduate)


Pendidikan sekarang saya rasa sudah cukup baik, karena pemerintah sudah sering mengadakan evaluasi dan menyediakan banyak bantuan beasiswa, sehingga masyarakat bisa melanjutkan sekolahnya. Namun, jika saya menjadi Menteri Pendidikan, saya akan memberikan kurikulum dengan menambahkan unsur moral, menambahkan program beasiswa, bantuan penelitian dan sebagainya, agar guru dan murid semakin maju, mengadakan seminar untuk para wali murid dalam mendampingi anak-anak untuk belajar serta mengembangkan minat dan bakat tiap anak.


Ady Sasongko: Pegawai swasta


 Saat menjadi Menteri Pendidikan, saya akan menambah jumlah  guru dan mengurangi jumlah murid di dalam kelas, sehingga dalam satu kelas akan berisi maksimal 15 anak. Pengurangan ini bertujuan agar guru dapat mengikuti dan mengawasi tumbuh kembang anak. Lalu, saya akan tetap menjadikan Ujian Nasional sebagai ujian penentu, karena nantinya akan digunakan sebagai penyaring murid. Jika diterapkan sistem 50% UAS dan 50% UN, maka bisa terjadi ketidakadilan dari sekolah, karena mudah memberikan kelulusan sehingga nantinya hasil lulusannya kurang berkualitas. 


Muh. Rikaz Prabowo: Mahasiswa Pasca sarjana UGM


Pendidikan sekarang sudah baik karena sekarang akses pendidikan dari SD hingga SMA sudah mudah didapat. Dengan Bidik Misi, semua anak sekarang bisa melanjutkan pendidikanya ke bangku kuliah. Namun, dari sisi pembangunan infrastruktur masih kurang dan pemerintah masih terkesan memaksakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 masih memerlukan persiapan yang matang dari para guru, dan ini dipersulit dengan banyaknya guru yang belum menguasai IT. Penyebaran buku juga belum disalurkan dengan merata. Kurikulum 2013 memang membuat murid menjadi lebih aktif, namun guru juga tidak boleh lepas tangan dalam mengarahkannya. Saat menjadi menteri nanti, saya akan mengadakan pelatihan atau workshop selama seminggu untuk para guru, kemudian membuat sekolah gratis yang layak dari segi lingkungan hingga SDM guru dan melanjutkan program bidik misi.


Novella Saputri: Mahasiswi S1 UMY


Kinerja Menteri Pendidikan sudah baik, namun program pendidikannya kurang merata ke  seluruh penujur Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya anak yang belum bisa sekolah, padahal pendidikan merupakan hak segala bangsa. Lalu, kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila yang bisa terjadi karena pembawaan dari guru yang kurang menyenangkan sehingga bosan didengar oleh murid. Hal ini menyebabkan banyak generasi Indonesia yang kurang cinta pada negerinya sendiri. Kalau saya jadi Menteri Pendidikan, saya akan membuat tim khusus yang terdiri dari gabungan orang yang lulus dari departemen pendidikan dengan dari pemuda pilihan tiap daerah, sehingga akan memajukan daerahnya dan menumbuhkan sisi nasionalisme. 


Habibi Rachman: Wiraswasta


 Menurut saya, perubahan kurikulum saat ini semakin tidak karuan. Kurikulum sekarang hanya meningkatkan kemampuan berpikir dan mengesampingkan moral, sehingga tidak ada peningkatan dalam moral bermasyarakat. Beberapa kasus pernah terlihat seperti adanya gambar-gambar yang tidak pantas diberikan, dan gambar tersebut justru ada pada buku kurikulum. Pelaksanaan sekolah gratis juga belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, dan hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya sekolah yang memungut biaya dan membedakan antara murid yang kaya dan yang miskin. Di daerah pedalaman juga terlihat banyak fasilitas yang kuang mendukung, seperti adanya kelas yang kurang layak untuk dihuni. Saat menjadi Meteri Pendidikan nanti, saya akan merevisi kurikulum, melaksanakan sekolah gratis dari tingkat SD hingga SMA, dan memperbaiki fisilitas sekolah. 


Satwika Citahariasmi H: Editor, Penerjemah


Menurut saya, pengimplementasian pendidikan secara umum masih kurang pas, terutama dalam hal penekanan prestasi dan mengabaikan potensi individu (pemaksaan pada standarisasi alias keseragaman). Jika menjadi menteri, saya akan menajamkan kembali pengembangan potensi tiap individu berdasarkan moral dan etika bermasyarakat dalam lingkup konstitusional NKRI. Salah satu progaramnya adalah membuat sistem sekolah konvensional, yang di dalamnya memberikan pendidikan etika dan moral bermasyarakat sekaligus membantu agar tetap berkembang sesuai dengan potensinya. 


Maulana Arief: Mahasiswa S1 UMY


Kurikulum sekarang belum bisa menciptaka karakter bangsa sesuai dengan amanat para pendiri bangsa, terutama dalam budi pekerti. Baiknya hanya pada aspek psikomotorik saja. Jika menjadi Menteri Pendidikan, saya akan membuat kurikulum yang lebih menekankan pada sepek psikomotorik dan afektif, sehingga bisa menciptakan lulusan yang berkulitas.


Vierdy Septa Ardika: Mahasiswa S1 UGM, Pengusaha salak


Program pendidikan saat ini kurang tepat sasaran, karena masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan akses pendidikan. Padahal, 20% anggaran negara sudah disedikan untuk pendidikan, sehingga menimbulkan pertanyaan kemanakah hilangnya anggaran tersebut. Beberapa progaran memang sudah bagus, seperti adanya sekolah gratis dari tingkat SD dan bidik misi untuk jengjang perkuliahan. Program seperti ini yang diharapkan dapat terus berjalan dan dapat diikuti oleh menteri yang berikutnya. Saat menjadi menteri, saya akan menggunakan dana pedidikan untuk biaya sekolah gratis dan meningkatakan kualitas dan metode pembelajaran. Lalu saya akan menambah gaji guru untuk memancing minat kerja anak muda dan membuat metode belajar baru dengan membuat hari khusus untuk mengembangan minat anak.


Cahyo Fendi Setya Wijayanto: Freelancer


Menurut saya, kinerja pendidikan yang sekarang kurang optimal, terbukti dari berubahnya sistem kurikulum pendidikan yang belum diterima dan belum dipakai secara merata di tiap sekolah. Carut marutnya sistem ujian nasional, bahkan masih banyak ketimpangan dalam hal fasilitas pendidikan di tiap sekolah, bahkan yang berada di tengah kota sekalipun. 

Jika menjadi Menteri Pendidikan, saya akan mengoptimalkan arti kata SEKOLAH, saya akan melanjutkan sistem yang sudah dibuat, tetapi dengan penyesuaian yang ramah dengan anak-anak. Contohnya adalah merubah pola sekolah fullday menjadi efektif dan memberikan pemahaman kepada para pendidik agar menangani anak didik secara tepat. Efektif yang saya maksud di sini adalah dengan memberikan waktu anak didik di sekolah selama maksimal 6 jam. Dengan rentang waktu tersebut, maka guru akan lebih mudah mengontrol anak sehingga ilmu yang diberikan bisa seimbang, anak memiliki waktu untuk bersosialisasi di luar sekolah dan pengawasan dan perhatian dari orang tua tetap terjalin. 


Agung Kurniawan: Mahasiswa S1 UMY


Banyak program yang dikeluarkan pemerintah saat ini memiliki tujuan dan fungsi yang sangat baik dalam membangun pendidikan lebih maju. Hanya saja, sasaran program yang dituju kurang mengena karena berbagai alasan. Selain itu, penyimpangan pergaulan anak muda sudah sangat mengkhawatirkan akibat menyebar luasnya budaya asing yang tidak sesuai etika sosial masyarakat. Hal ini dapat kita minimalisir dengan berkoordinasi antar kementrian yang memiliki wewenang dalam menangkal dan membatasi masuknya paham yang dapat merusak moral generasi penerus, baik melalui media informasi dan sosial, maupun budaya yang berkembang di tengah masyarakat. 

Satu hal lain yang sering terlupakan oleh pemerintah, yaitu pemberdayaan generasi muda di sekolah. Kita ketahui bersama bahwa masa remaja merupakan masa untuk menunjukkan eksistensi diri. Mereka mengaktualisasikan diri dengan melakukan berbagai kegiatan, dan seringkali kegiatan itu adalah perilaku yang bertentangan dengan etika sosial masyarakat. 

Untuk itu, bila menjadi Menteri Pendidikan, saya akan lebih konsen terhadap pelaksanaan, distribusi dan efektifitas dari program yang telah dikeluarkan tersebut. Saya juga akan membuat program yang dapat mewadahi jiwa muda mereka lewat kegiatan positif yang bermanfaat. Pada bidang inilah saya akan membidik secara serius dengan mengeluarkan program khusus kawula muda dengan mengeluarkan dana secara cuma-cuma kepada para siswa remaja melalui proposal yang mereka ajukan apapun dan kapanpun kegiatan itu, asal memberikan dampak positif dan dapat menyalurkan energy mereka. Menurut saya, ini merupakan cara jitu untuk membentengi pergaulan mereka dari kegiatan yang mengarah pada kenakalan dan tindakan anarkis. 


Rama Rizana: Mahasiswa S2 King Fahd University of Petrolum and Minerals (Saudi Arabia)


Saat menjadi Menteri Pendidikan nanti, saya tentunya akan melanjutkan apa yang sudah bagus dari yang ada sekarang. Dengan melihat sistem di Saudi Arabia, saya akan membagi kementeriannya menjadi kementerian pendidikan tinggi, dan kementerian pendidikan sehingga akan memiliki pendekatan yang berbeda untuk keduanya. Untuk kementerian pendidikan dasar dan menengah harus lebih diperhatikan, karena ini merupakan fondasi awal pendidikan generasi muda. Kurikulumnya didesain agar anak sedini mungkin sudah bisa menemukan dan mengasah minat bakatnya. Saya akan mengapus ujian nasional dan evaluasi pembelajaran diserahkan sepenuhnya ke sekolah karena mereka yang lebih tahu, adapun untuk ujian negara bisa dilakukan untuk mengetahui tingkat pemerataan pendidikan, bukan untuk menentukan kelulusan. 

Kemudian terkait dengan SDM pengajarnya termasuk dosen, yang saya melihat waktu beliau-beliau banyak tersita untuk hal yang kurang penting, bahkan tidak berdampak signifikan terhadap mutu pendidikan, seperti menscan sertifikat atau ijazah untuk diupload saat sertifikasi, membuat laporan tiap semester yang lagi-lagi membutuhkan scan berkas, dan masih banyak lagi. Saya akan memfokuskan para dosen supaya bisa melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.


Rahman Budiawan: Wiraswasta


Menurut saya, kinerja menteri pendidikan masih kurang baik. Contohnya banyak terjadi kekisruhan dalam kasus pembagian dana BOS, terjadi banyak kesalahan dalam konten buku bagi sekolah dasar, peningkatan angka putus sekolah, dan penurunan prestasi belajar siswa. Seharusnya kurikulum yang diterapkan antara tingkatan sekolah dasar, menengah dan atas itu memiliki perbedaan pada titik berat tujuan. Misalkan kalau untuk SD, kurikulum seharusnya dititikberatkan pada masalah nilai-nilai dasar, moralitas, dan agama. Untuk tingkatan menengah dititikberatkan pada wawasan serta softskill dalam rangka mempersiapkan menuju jenjang berikutnya. Di perguruan tinggi, kurikulum dititikberatkan pada interpretasi serta implementasi teori yang sudah diperoleh dan memperbanyak praktek supaya lebih berguna bagi masyarakat. 

Kalau saya menjadi menteri pendidikan, saya akan mencoba menawarkan sistem baru, yaitu sistem pendidikan satu pipa di mana dimulai dari paud sampai dengan perguruan tinggi berada dalam satu sistem pendidikan yang sama. Contohnya si A dari paud sekolah di paud muhammadiyah, TK muhammadiyah, SD muhammadiyah, SMP muhammadiyah, SMA muhammadiyah dan PT juga muhammadiyah, sehingga output yang dihasilkan lebih terjamin.


Ikbal Rizki Putra: Mahasiswa S1 UMY


  Menurut saya, pendidikan di Indonesia saat ini masih kurang baik, hal ini dibuktikan dengan beberapa hal seperti paket ujian yang jumlahnya mencapai 20 paket. Hal ini tentu akan sangat memberatkan para murid. Lalu adanya teori tentang berpacaran pada buku Penjakes yang kasusnya dimuat beberapa waktu lalu. Hal ini tentu bisa mempengarui moral anak-anak yang masih di bawah umur, dan yang menurut saya paling parah adalah dengan dihilangkannya bahasa Inggris dalam  mata pelajaran. Padahal dalam waktu dekat ini, Indonesia akan menghadapi AEC (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY) yang dalam bekerja semuanya menggunakan bahasa asing. Selain itum kurangnya pengoptimalan dalam pendidikan gratis yang dibuktikan dengan masih adanya pemungutan biaya sekolah dan masih banyaknya anak yang terlantar karena tidak mampu sekolah. Dengan dasar-dasar seperti ini, jika saya menjadi Menteri Pendidikan, yang saya lakukan adalah:

- Menghilangkan Ujian Nasional. Karena menurut saya dengan adanya Ujian Nasional, maka hasil belajar murid selama 3 tahun akan percuma karena kelulusannya ditentukan lewat ujian yang berlangsung selama 3-4 hari saja. 

- Menyeimbangkan pendidikan agama (moral) dan ilmu pengetahuan. Hal ini didasari dengan mulai banyaknya tindakan-tindakan asusila yang pelakunya masih merupakan anak di bawah umur. 

- Mengadakan pendidikan bahasa Inggris yang sesuai dengan tingkatan kelas dan kemampuan belajar anak.

- Memberikan peringatan keras bagi sekolah yang masih memungut biaya, serta memberikan beasiswa secara adil kepada siswa berprestasi dan siswa tidak mampu.

Salam berkuliah.com
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: “Jika Saya Menjadi Menteri Pendidikan” (Part 4)
“Jika Saya Menjadi Menteri Pendidikan” (Part 4)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFDUBwZzqIP6JfsiNM425tOwJNOMTSeG_drKMpAPyjCwfZ3tM8E6X5w2Y34Bqf9MXHOn7glmRHPH7FzatRUyaGaIQT0v2cwni8n1vZVd_frY2HDIHECpXs_ybLz4QWtLE13Sl2U8lv1lU/s1600/zvzvzv.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFDUBwZzqIP6JfsiNM425tOwJNOMTSeG_drKMpAPyjCwfZ3tM8E6X5w2Y34Bqf9MXHOn7glmRHPH7FzatRUyaGaIQT0v2cwni8n1vZVd_frY2HDIHECpXs_ybLz4QWtLE13Sl2U8lv1lU/s72-c/zvzvzv.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/11/jika-saya-menjadi-menteri-pendidikan.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/11/jika-saya-menjadi-menteri-pendidikan.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy