Halo, Alfan. Salam kenal, ya. Untuk perkenalan nih, bisa diceritakan sekilas profil tentang diri kamu? Nama saya Alfan Rezani,...
Halo, Alfan. Salam kenal, ya. Untuk perkenalan nih, bisa diceritakan sekilas profil tentang diri kamu?
Nama saya Alfan Rezani, teman-teman biasa memanggil saya Alfan, tapi kalau di keluarga panggilannnya Reza. Saya lahir dan besar di Jakarta, dan saat ini saya sedang menempuh studi pascasarjana di Aarhus University, Denmark dengan jurusan Studi Marketing. Pendidikan S1 saya tempuh di Universitas Bakrie di Jakarta
Saya sejak lulus S1 punya keinginan untuk lanjut ke jenjang S2, terutama di luar negeri melalui program beasiswa. Dan dalam proses pencarian beasiswa tersebut, saya tidak pernah menetapkan negara tujuan tertentu, karena yang saya cari memang kesempatan belajar dan life experience yang didapat dengan belajar di lingkungan internasional, tentunya saya tetap melihat kualitas pendidikan dan keadaan negara tujuan.
Dalam proses pencarian beasiswa, kebetulan saya menemukan beasiswa dari AU, setelah saya mencari informasi lanjut mengenai AU, negara Denmark, dan terutama proses aplikasinya beasiswa, saya memutuskan untuk mengajukan aplikasi. Saya bersyukur karena saya lolos seleksi dan diberi kesempatan untuk belajar di the World’s happiest country.
Bagaimana cara kamu mendaftar ke universitas di Denmark, apakah bisa melakukan semua proses pendaftaran sendiri?
Semua proses pendaftaran dilakukan lewat internet dengan mengunggah dokumen persyaratan aplikasi ke sistem admisi. Dokumen yang diminta antara lain sertifikat TOEFL/IELTS dan hasil scan kelengkapan dokumen-dokumen pendidikan sarjana asli beserta hasil translasi dokumen-dokumen tersebut ke dalam bahasa Inggris atau bahasa Denmark.
Bisa kamu jelaskan perihal tentang beasiswa yang kamu dapatkan? Apa nama beasiswanya dan bagaimana sifat beasiswa tersebut serta cara apply nya dari awal sampai kuliah sekarang?
Ya, saya mendapatkan beasiswa dari Aarhus University. Beasiswa tersebut bernama “Strategic Scholarship for Indonesia and Chinese Students in 2014”. Beasiswa ini ditujukan khusus untuk mahasiswa dari Indonesia dan Tiongkok guna memperkuat hubungan kerjasama Aarhus University dengan universitas-universitas di kedua negara tersebut. Beasiswa ini hanya untuk jurusan yang bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan meliputi biaya pendidikan di luar buku serta tunjangan hidup tiap bulan.
Selain itu, beasiswa ini tidak mengikat, sehingga setelah lulus penerima beasiswa boleh menetap dan bekerja di Denmark maupun pulang ke negara asal. Proses aplikasi beasiswa digabung dengan proses aplikasi ke universitas dan calon mahasiswa tidak bisa menyatakan kalau ia mengajukan aplikasi beasiswa. Calon mahasiswa mendaftar ke AU, dan jika diterima baru direview dari dokumen aplikasi ke universitas apakah mahasiswa tersebut layak beasiswa atau tidak.
Apakah ada ketentuan dan menjadi syarat mutlak agar beasiswa terus didapatkan sampai akhir dan lulus?
Syarat agar status beasiswa tetap diberikan ialah mahasiswa harus lulus minimal 30 ECTS tiap semester yang ia tempuh selama masa pendidikan 22 bulan yang ditempuh untuk program master di AU. Jika disamakan dengan sistem pendidikan di Indonesia, ECTS mungkin bisa disamakan dengan SKS.
Bagaimanakah cara kamu menyikapi kurikulum dan kegiatan belajar mengajar disana? Apakah ada perbedaaan dan masalah yang ditemukan? Dan bagaimana cara kamu mengatasinya?
Perbedaan besar yang saya temui di sini ialah kegiatan perkuliahan yang bertumpu pada kemandirian mahasiswa. Di jurusan saya, dosen tidak pernah memberikan tugas setiap minggunya, dan para mahasiswa hanya diberikan jurnal atau artikel wajib yang menjadi materi untuk setiap pertemuan tanpa ada perintah khusus dari pengajar. Hebatnya, semua mahasiswa datang mengikuti perkuliahan dengan materi perkuliahan yang sudah di kepala. Hal menarik lain yang saya temui ialah jika pada ujian pertama mahasiswa dinyatakan tidak lulus, mahasiswa diberikan kesempatan sampai 2 kali untuk melakukan ujian guna mendapatkan nilai kelulusan.
Seberapa aktifkah Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Denmark? Kegiatan apa yang biasanya dilakukan oleh PPI di Denmark?
Selama 6 bulan saya bergabung, PPI Denmark belum pernah mengadakan kegiatan sehingga boleh dibilang tidak terlalu aktif, apalagi jika dibandingkan dengan PPI di negara-negara dengan jumlah pelajar Indonesia yang banyak. Meskipun begitu, saya merasa terbantu sekali dengan PPI Denmark, karena memberikan banyak panduan dan informasi mengenai memulai hidup di Denmark.
Bagaimana tentang biaya hidup di Denmark? Mulai dari tempat tinggal, makanan, dan transportasi?
Biaya hidup untuk pelajar di Denmark berkisar 6000 DKK tiap bulan dan sudah mencakup biaya transportasi. Namun, tentunya angka ini bergantung pada gaya hidup masing-masing individu. Biaya tempat tinggal, makanan dan transportasi di Denmark bisa dibilang cukup tinggi jika dibandinkan dengan negara lain.
Sebagai gambaran, satu orang bisa menghabiskan 150 DKK untuk satu porsi makanan beserta minumannya di restoran. Untuk transportasi, biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli tiket bus langganan tiap bulan ialah 365 DKK. Sedangkan sewa apartemen berkisar antara 2000-5000 DKK tiap bulan. Tentunya biaya hidup yang cukup tinggi ini bisa disiasati dengan menyesuaikan gaya hidup, misalnya dengan membawa bekal hasil masak sendiri alih-alih makan di restoran/cafetaria dan mengendarai sepeda untuk mobililasi sehari-hari. Mengenai kesehatan, pelajar tidak perlu mendaftar asuransi kesehatan ke pihak swasta selama tinggal di Denmark, karena biaya kesehatan kecuali obat dan gigi ditanggung penuh oleh pemerintah.
Pernahkah kamu mengalami culture shock? Jika iya, apakah itu dan bagaimana cara mengatasinya?
Sejauh ini tentu saya merasakan perbedaan budaya, namun belum pada tahap mengalami culture shock. Untuk menghindari culture shock, menurut saya langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menggali informasi mengenai budaya negara tujuan kita, sehingga sudah bisa mendapat gambaran kira-kira bagaimana budaya di negara tersebut meskipun belum tinggal di sana.
Apakah kamu punya tips bagi mahasiswa Indonesia yang sudah mau berangkat ke Denmark? Baik dari dokumen yang harus benar-benar disipakan, barang yang harus di bawa, dan kemampuan bahasa asing?
Siapkan biaya untuk apply residence permit, karena biaya yang dibutuhkan cukup besar yaitu sekitar Rp. 7.000.000,-
Belilah tiket keberangkatan dengan menunjukkan student visa, karena beberapa maskapai penerbangan memberikan potongan harga untuk pelajar.
Usahakan mendaftar ke student housing sedini mungkin, bahkan saya anjurkan untuk mendaftar sebelum keputusan admisi keluar. Hal ini dikarenakan pihak universitas tidak menyediakan housing sehingga mahasiswa harus mencari housing secara mandiri. Tidak jarang kasus pelajar yang terlunta-lunta belum mendapatkan tempat tinggal tetap, bahkan ketika perkuliahan sudah dimulai karena telat mendaftar housing.
Di Denmark, mayoritas penduduknya bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, sehingga kemampuan bahasa Denmark tidak wajib dimiliki sebelum. Namun, jika ingin belajar bahasa Denmark, pelajar akan diberi fasilitas kursus belajar bahasa secara gratis selama masa pendidikan.
Denmark tidak menggunakan mata uang Euro. Namun, saya sarankan tetap menukar mata uang ke Euro karena Danish Krone cukup sulit didapatkan di Money Changer di Indonesia. Begitu sampai di Denmark, kemudian baru Euro ditukar ke Danish Krone.
Salam berkuliah.com