Salam kenal. Nama saya Thafhan Muwaffaq, asal dari Tangerang Selatan. Saya kuliah di Aarhus University, mengambil jurusan Cognitive Semioti...
Salam kenal. Nama saya Thafhan Muwaffaq, asal dari Tangerang Selatan. Saya kuliah di Aarhus University, mengambil jurusan Cognitive Semiotics.
Aarhus University |
Mengapa memilih Denmark? Ya, alasannya simpel saja, karena studi Cognitive Semiotics adanya di Denmark. Hehe.
Gimana cerita kamu sebelumnya saat mandaftar kuliah di Denmark? Apa semua proses pendaftarannya dilakukan sendiri?
Cara mendaftarnya melalui website, dan sepengalaman saya semua proses bisa dilakukan sendiri, maka itu bisa saja berlaku bagi semua.
Kuliah di Denmark, apakah kamu melalui beasiswa? Jika iya, bisa dijelaskan perilah tentang beasiswanya dan bagaimana sifat beasiswa tersebut? Gimana cara applynya dari awal sampai kuliah sekarang?
Ya, saya penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia dari LPDP program Kemenkeu, yang sifatnya sebagai sponsor. Cara pengajuan diri bisa dicek langsung di website resmi LPDP. Biarpun ada uji seleksi, namun kesempatan terbuka lebar untuk siapa saja.
Apakah ada ketentuan dan menjadi syarat mutlak agar beasiswa terus didapatkan sampai akhir dan lulus?
Syarat mutlaknya IP tidak boleh lebih rendah dari 3.25.
Bagaimanakah cara kamu menyikapi kurikulum dan kegiatan belajar mengajar disana? Apakah kamu menemukan perbedaaan dan masalah? Bagaimana cara kamu mengatasinya?
Menyikapi kurikulum, saya lakukan dengan cara menggiatkan volume belajar. Jelas ada perbedaan dalam segi cara belajar, khususnya bagaimana orang-orang Eropa bisa lebih percaya diri mengemukakan pendapat dan pemahaman karena telah terbiasa. Lalu, masalah paling utama adalah tidak digunakannya Bahasa Indonesia di sini. Solusinya adalah beradaptasi sesegera mungkin dan jangan pernah mau tertinggal pelajaran.
Seberapa aktifkah Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Denmark? Kegiatan apa yang biasanya dilakukan oleh PPI di Denmark?
Saya sendiri tidak begitu tahu, ya. Mungkin karena saya sendiri kurang aktif di forum jejaring sosial PPI Denmark.
Bagaimana tentang gambaran biaya hidup di Denmark? Mulai dari tempat tinggal, makanan, dan transportasi?
Biaya hidup di sini lumayan tinggi. Tapi, asal mau berhemat dalam segi gaya hidup, saya kira relatif murah.
Apa kamu pernah mengalami culture shock? Jika iya, seperti apa itu dan bagaimana cara kamu mengatasinya?
Saya kira tidak merasa culture shock. Kalau umpamanya iya, adaptasi lagi-lagi menjadi solusi.
Image Credit |
Apa kamu punya tips buat mahasiswa Indonesia yang sudah mau berangkat ke Denmark? Baik dari dokumen yang harus benar-benar disipakan, barang yang harus di bawa, dan kemampuan bahasa asing?
Yang paling pertama adalah kesadaran bahwa kamu yang akan datang ke sini, terutama penerima beasiswa, bukan bertamasya. Maka, jangan heran jika mengalami kesulitan atau kesusahan apapun. Diri kamu dituntut harus siap ketika sudah sampai di sini. Karena jika tidak, yakinlah kalau kamu akan kalah tertinggal jauh. Dan jika misalnya hal itu terjadi, sebaiknya kamu pulang atau tidak usah ke sini, ganti negara tujuan saja. Soal dokumen pasti akan dijelaskan pihak universitas. Lalu, bahasa pasti minimal sudah lumayan kuasai bahasa Inggris, karena toh jika tidak tidak mungkin kamu sampai di sini, kan? Hehe. Mungkin itu saja dari saya. Semoga memberi manfaat.
Salam berkuliah.com!