Perkenalkan, nama saya Habib Chairul Mustain, asal dari kota Reog Ponorogo Jawa Timur, saya alumni Pondok Modern Arrisalah Gundik - Sla...
Perkenalkan, nama saya Habib Chairul Mustain, asal dari kota Reog Ponorogo Jawa Timur, saya alumni Pondok Modern Arrisalah Gundik - Slahung - Ponorogo tahun 2007. Alhamdulillah sekarang saya menempuh jenjang studi S2 semester 3 (tahun akhir), Jurusan Studi Islam di Institut Dar El-Hadist Hassania – Rabat. Saya tinggal di kos yang tidak jauh dari kampus saya berkuliah di Rabat, ibukota Maroko.
Apa yang Choirul pikirkan tentang Maroko sebelum datang, dan apa alasan yang memotivasi untuk datang ke Maroko?
Hmm…Pada awalnya tidak terbayang sama sekali dalam pikiran saya untuk bisa kuliah di Maroko, jangankan mau kuliah di sini, nama Maroko masih asing bagi saya dulu. Yang saya tahu, Maroko itu negara di benua Afrika. Dulu saya mengira Maroko itu negara yang gersang, panas, penduduknya berkulit hitam layaknya orang Afrika di film. Akan tetapi, ketika menginjakkan kaki pertama kali di bandara, pikiran dan anggapan negatif saya tentang Maroko terbukti salah mutlak. Saya melihat negara ini cukup maju, dan penduduknya juga bukan berkulit hitam, mereka ramah-ramah, cuaca alamnya juga sangat mirip dengan tanah air, bahkan mungkin lebih nyaman kali yaa. Karena di sini ada 4 musim (panas, gugur, dingin dan semi) dan semuanya ada di sini, mau salju ada, mau padang pasir ada, mau air terjun ada, mau apa aja ada deh, jadi kerasa bukan seperti di luar negeri.
Kalo untuk alasan yang memotivasi saya datang ke sini sebenarnya tidak ada ya, karena dulu saya sama sekali tidak bercita-cita bisa kuliah di sini. Awalnya saya bercita-cita untuk bisa kuliah di al-Azhar Kairo, akan tetapi setelah mengikuti test seleksi ke dua di Kedutaan Mesir di Jakarta saya tidak lulus.
Nggak lama kemudian, kakak kelas saya di Pondok memberikan informasi beasiswa Maroko melalui DEPAG (ketika itu), jadi saya coba-coba daftar, siapa tahu masuk. Tidak lama kemudian, saya mencoba untuk mengajukan berkas-berkas yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Arab melalui penerjemah resmi ke KEMENAG pusat, ketika itupun saya tidak mengetahui dimana letak DEPAG, sehingga akhirnya saya kena tipu dengan Taxi di Jakarta, hingga harus membayar 50 ribu. Padahal sebenarnya saya sudah berada di depan masjid Istiqlal, tinggal jalan dikit lagi sampai kantor DEPAG, tapi karena ketidaktahuan akhirnya naik taxi deh hehehe. Setelah berhasil menemukan kantor DEPAG saya ajukan berkas pendaftaran beasiswa ke Maroko di bagian pendidikan tinggi DEPAG.
Di hari itu juga, saya mendaftarkan diri ke Lembaga Pengetahuan Islam dan Arab LIPIA Jakarta, setelah mengikuti test seleksi akhirnya saya berhasil lulus di LIPIA. Sekitar 1 bulan saya menjalani pendidikan di sana, tanpa saya duga tiba-tiba pihak DEPAG menelpon nomor saya. Seperti kesambar petir rasanya ketika mendengar kabar bahwasannya saya diterima kuliah di Maroko dan segera mengurus keberangkatan, sujud syukur langsung saya lakukan atas nikmat yang besar ini. Tak lupa kabar gembira itu segera saya sampaikan ke orang tua saya di Ponorogo, dan kemudian saya mempersiapkan diri untuk mengundurkan diri dari LIPIA dengan terhormat.
Jadi, singkatnya saya bisa sampai disini ini mungkin karena takdir tuhan, Dia telah memilihkan saya tempat (negara) yang terbaik untuk menuntut ilmu islam. Saya teringat janji Allah dalam surat al-baqarah ayat 216 “Boleh jadikamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu: Allah maha mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Dan yang membuat saya semakin yakin ini pilihan Tuhan, ketika beberapa tahun saya di sini, ketika di Mesir dan negara-negara sekitar mengalami Arab spring yang sangat menakutkan, tapi Alhamdulillah di sini aman-aman saja, cuman biasalah sedikit-sedikit demo dan itu masih dalam kategori aman.
Choirul kuliah di Maroko menggunakan beasiswa atau biaya sendiri? Jika beasiswa apa namanya dan bagaimana cara applynya sesuai dengan pengalaman Choirul?
Alhamdulillah sejak saya datang hingga sekarang, saya menggunakan beasiswa dari Maroko. Ya walaupun sebenarnya dulu sama sekali tidak terbayang akan seperti apa hidup di sini seandainya tanpa beasiswa, karena suatu hal yang tidak mungkin untuk meminta uang dari ortu yang hidupnya pas-pasan. Dulu yang tersimpan dalam benak saya hanyalah tekad dan prinsip hidup “pokoknya jadi orang baik pasti ada yang menolong, dimanapun dan kapanpun”, jadi bismillah saya berangkat.
Ketika masih di S1, saya mendapatkan beasiswa AMCI, (Agence Marocaine de Corporation Internationale) atau semacam agen kerjasama Internasional yang berdiri di bawah naungan KEMLU Maroko. AMCI inilah pintu gerbang keluar masuk mahasiswa asing ke Maroko, seluruh mahasiswa asing termasuk dari Indonesia masuk ke Maroko melalui pintu ini, artinya seluruh prosedur pendaftaran studi di sini harus melalui AMCI, mulai dari pendaftaran, pemberkasan, penentuan kampus dan pembeasiswaan.
Pihak Maroko melalui AMCI hanya memberikan 15 kuota untuk Indonesia, yaitu melalui KEMENAG sebagai mitra kerja AMCI di Indonesia. Jadi, seluruh proses pendaftaran dan penyeleksian dilaksanakan oleh KEMENAG, dan hasil akhir seleksi dan pemberkasan akan dikirimkan ke AMCI di Maroko melalui kedutaan Maroko di Jakarta.
Namun 3 tahun belakangan ini, beberapa pintu studi di Maroko mulai terbuka, terbukti dengan adanya kerjasama antara PBNU dan Kementerian Wakaf Maroko, hasil dari kerjasama tersebut, di tahun 2010 PBNU mengirimkan 15 delegasinya ke Maroko, kemudian disusul 7 delegasinya di tahun 2013 untuk mengikuti pendidikan di Lembaga Pendidikan dibawah naungan Kementerian Wakaf Maroko.
Begitu juga dalam 3 tahun belakangan ini, pihak STAINU Jakarta berhasil mengadakan kerjasama dengan Universitas Ibnu Tofail di Kenitra, kota yang tidak jauh dari ibukota Rabat. Hasil dari kerjasama tersebut, sejak tahun 2011 hingga sekarang STAINU telah mengirimkan 3 angkatan mahasiswanya untuk mengikuti kelas internasional selama 1 tahun di Univ. Ibnu tofail – Kenitra dan Univ. Malik Sa’di – Tetouan.
Kalo pengalaman saya pribadi untuk mendapatkan beasiswa, tahun 2008 saya hanya mengajukan terjemahan berkas pendaftaran yang yang dibutuhkan ke DEPAG, kemudian tinggal menunggu hasil seleksi berkas. Karena pada waktu itu hanya ada seleksi berkas saja, mungkin memang karena saat itu Maroko belum menjadi idaman bagi masyarakat Indonesia, jangankan menjadi idaman, nama Maroko saja masih belum familiar di telinga kita, yang dikenal hanya Arab Saudi, Mesir, Sudan dan Libya. Akhirnya pada tahun tersebut angkatan saya hanya 3 orang, satu orang lagi sakit dan mengundurkan diri, dan tinggallah kami berdua yang bisa berangkat ke sini dengan menggunakan biaya pribadi.
Perlu diketahui, AMCI hanya memberikan beasiswa dengan nominal 750 Dh = 900 ribu perbulan sebagai tunjangan saja, bukan beasiswa full, artinya tempat tinggal, biaya hidup dan transportasi ditanggung mahasiswa pribadi, akan tetapi untuk kuliah free.
Saya kagum kepada Maroko loh, walaupun SDA di sini tidak sekaya Indonesia tapi Maroko mampu menggratiskan pendidikan bagi warganya sejak SD hingga S3, bahkan Mahasiswa pendatang juga bisa merasakannya. Tidak hanya itu, di bidang kesehatan, keamanan dan biaya hidup di sini sangat terjangkau.
Maaf ya jadi nglantur kemana-mana, kita balik lagi ke topik. Nah, ketika terdaftar di S2, mulai tahun 2012 alhamdulillah saya bisa mendapatkan beasiswa dari kampus Dar El-Hadist Hasania yang nominalnya terbilang cukup besar, 2 kali lipat dari beasiswa AMCI. Gimana caranya? Caranya harus menjadi mahasiswa di kampus itu, kalau sudah terdaftar secara otomatis pasti dapat beasiswa, cuman masalahnya tes seleksi masuknya sangat ketat, nanti akan saya ceritakan. Oke?!
Apa kelebihan dari kampus dan jurusan yang saat ini Choirul tekuni? Dan mungkin bisa disebutkan 5 jurusan paling favorit di kampus Choirul?
Apa ya kelebihan kampus dan jurusan saya? Kayaknya banyak deh hehehe…
Pada tahun 2012 saya telah menyelasaikan S1 jurusan Ilmu al-Quran di Fakultas Sastra dan umaniora univ. Mohammad V – Rabat, dan sekarang saya mengambil S2 jurusan Ushul Fiqih di Institut Dar El-Hadist Hassania, yaitu satu-satunya Institut yang berkonsentrasi pada bidang Ilmu Syariah. Institute ini didirikan oleh raja kedua Jalalatul Malik Hassan II (Hassan dua) putra dari Raja Muhammad V proklamator kemerdekaan Maroko.
Institut ini berdiri langsung di bawah naungan Raja Maroko sekarang ini Muhammad VI melalui Kementerian Wakaf, maka wajar saja hanya lembaga ini yang memiliki sarana dan fasilitas pendidikan yang lebih memadai di bidang Ilmu Syariah. Selain itu, hanya lembaga ini yang memberikan beasiswa yang sangat besar sekitar 2 juta perbulan.
Selain dari kelebihan sarana dan fasilitas belajar, sebagai lembaga pendidikan yang berkonstrasi pada bidang Ilmu syariah, Dar El-Hadist memiliki sistem pendidikan yang lebih intensif. Kehadiran atau absensi menjadi suatu kewajiban, bahkan apabila mahasiswa tidak hadir lebih dari 30% dari jumlah pelajaran di setiap bulan, maka beasiswa tidak akan diberikan, bahkan apabila sengaja mahasiswa tidak lebih dari satu bulan tanpa sebab, maka akan dikenakan DO.
Selain itu, Dar El-Hadist mewajibkan mahasiswanya untuk memiliki 2 bahasa asing selain Arab (seperti Inggris, Perancis atau Spanyol). Dengan mendalami Ilmu Syariah dan penguasaan bahasa asing tersebut, diharapkan mahasiswa Dar El-Hadist dapat menjadi kader ulama yang berwawasan keagamaan yang luas, moderat dan kritis yang mampu memberikan solusi atas permasalahan umat. Kemudian, untuk bisa menjadi mahasiswa di sini harus mengikuti seleksi yang sangat ketat, itulah mengapa jumlah mahasiswa di Dar El-Hadist sangat terbatas.
Untuk mengenai jurusan, sekarang saya sedang berkonstrasi di jurusan Ushul Fiqih, persisnya di bidangTa’lil fiqh (kurang tahu persis apa terjemahannya dalam Bahasa Indonesia), cuma akan saya berikan gambaran secara umumnya saja.
Ta’lil Fiqhi ini adalah proses inti untuk mengetahui Maqasid Syariah (tujuan dari ditetapkannya suatu syariah) dengan menggali dalil-dalilnya baik dari al-Quran, sunnah dan ijma’ kemudian melihat sebab atau alasan serta tujuan hukum dari dalil-dalil tersebut. Karena begitu urgennya, ta’lil fiqihi harus dimiliki setiap mujtahid untuk berijtihad.
Kalau mengenai jurusan di kampus saya hanya ada 2 jurusan: pertama Ta’lil fiqhi sebagaimana yang sudah saya singgung di atas, dan kedua Ikhtilaf fiqhi, yaitu mengkaji perbedaan-perbedaan hukum syariah serta mencarikan solusi atas perbedaan tersebut.
Bagaimana karakter masyarakat Maroko terhadap mahasiswa asing?
Alhamdulillah masyarakat Maroko sangat welcome, ramah dan antusias kepada mahasiswa asing, khususnya mahasiswa Indonesia. Mereka sangat segan sekali dengan kita, karena di mata mereka orang Indonesia itu baik-baik, sopan dan ramah. Mereka kagum dengan Indonesia yang katanya negara muslim terbesar di dunia, apalagi bagi mereka yang pernah pergi haji, pasti mereka memuji Indonesia, karena jamaah haji Indonesia terkenal dengan tertib dan sopannya. Dengan image positif itulah, mereka sangat mudah membantu kami di sini, karena mereka juga selalu ingat jasa-jasa presiden pertama kita Soekarno untuk kemerdekaan Maroko.
Jadi di sini, seakan-akan kami seperti menemukan keluarga baru dan negara kedua. Pokoknya enak, mau coba, datang ke sini yaaa..
Bagaimana keseharian mahasiswa Indonesia di Maroko selain berkuliah?
Seperti biasa, mahasiswa dalam kesehariannya selain berkuliah pasti ada aktifitas pribadinya baik yang ilmiah seperti mengikuti kajian-kajian keagamaan (Karasi Ilmiah) di beberapa masjid kota besar pada hari-hari tertentu, atau aktifitas non-ilmiah tapi menghasilkan uang, seperti membuat tempe dan tahu sebagai obat rindu tanah air. Ada juga yang menjadi guide wisata bagi para touris dari tanah air, ya hitung-hitung untuk tambahan isi dompet mahasiswa yang selalu cekak.
Tapi, pada hari-hari libur kerap kali kami berkumpul di sekretariat PPI untuk mengadakan acara PPI seperti diskusi, perlombaan olahraga, silaturahmi dan sholat jum’at bersama di KBRI.
Bagaimana akses trasportasi di Maroko? Dan di mana saja tempat-tempat menarik yang wajib dikunjungi mahasiswa Indonesia agar bertambah wawasannya?
Secara umum transportasi di Maroko bisa dibilang lumayan maju dan nyaman ya, karena kita mau pergi kemana saja nggak repot-repot mikir mau naik apa, karena sarana trains dan bis sangatlah memadai, bahkan setiap jam pasti ada jadwal keberangkatan ke setiap kota di Maroko.
Di sini setiap bis memiliki halte berhenti yang dilengkapi dengan no jurusan. Jadi kalau kita sedang kebingungan mau menuju kemana, kita tinggal lihat no jurusan dan nama tempatnya. Kalaupun ternyata salah naik bis, tinggal bilang saja ke sopir untuk turun dari bis tanpa harus bayar.
Mulai tahun 2011, Maroko sudah memasang ‘tramway’ (sejenis monorel) untuk pertama kalinya di ibukota Rabat, setelah itu disusul pemakaian tramway di kota Casablanca, dan sekarang sedang menggarap kereta super cepat dari kota Tanger di ujung utara Maroko sampai kota Agadir di ujung selatan.
Tramway ini dilengkapi dengan rute dan nama setiap halte. Yang enaknya lagi, setiap berhenti di halte pasti ada pengumuman nama halte kita berhenti, jadi nggak usah khawatir kalo halte yang kita tuju kelewatan. Sarana lain di tramway ini, kita bisa membeli karcisnya di mesin penjualnya dengan otomatis, kemudian juga nggak perlu ada pengecekan karcis, karena sudah ada mesin khusus untuk mengecek karcis ketika memasuki tramway.
Bagi pengguna transportasi dengan reguler, pihak pelayanan umum menyediakan kartu langganan yang dibayar setahun sekali. Jadi klo kita ingin bepergian ke kampus setiap hari dengan tramway misalnya, kita cukup menggunakan kartu langganan perjalanan, dan enaknya pasti selalu ada paket khusus mahasiswa lhoo.. Jadi lebih murah dan bisa hemat.
Tapi bagi teman-teman yang ingin lebih nyaman bepergian dengan menggunakan kendara pribadi juga bisa kok, cukup dengan memiliki SIM dan Asuransi kendaraan yang bisa dibayar setiap 6 bulan sekali atau setahun sekali tergantung kemampuannya saja. Jadi, kalo misalnya terjadi pemeriksaan atau kecelakaan, pasti SIM dan Asuransilah yang pertama kali akan ditanya, kalo surat-suratnya lengkap, SIM dan Asuransinya ada bebas deh dari tilang..
Maroko seringkali dikenal dengan Negeri Senja, karena Maroko dalam bahasa Arab disebut al-Maghrib, yaitu tempat terbenamnya matahari. Padahal ya gitu juga kok (lebay). Atau dikenal juga dengan sebutan Negeri Seribu Benteng karena di setiap kota-kota di sini pasti dikelilingi benteng-benteng besar peninggalan masa dahulu. Maroko juga dikenal dengan istilah Negeri Seribu Bendera, karena setiap kali ada hari-hari besar kita pasti akan melihat bendera merah berbintah hijau di setiap sisi jalan, dan ini membuktikan kecintaan masyarakat Maroko kepada negaranya.
Nah, selain apa yang sudah disebutin di atas, Maroko ini menyimpan ribuan peninggalan sejarah sekaligus bukti dari masa keemasan islam di negeri ini yang masih bisa kita tapaki, di antaranya sebagai berikut:
1. Dharih / Tour Hassan
Dalam Bahasa Arab disebut (صمعة Øسان) yaitu menara Hassan. Sebenarnya menara ini adalah bagian dari masjid yang dibangun oleh Sultan Yacoub El Mansour, salah satu raja pewaris Dinasti Muwahidin pada tahun 1196. Menara yang diberdiri tegak menjulang angkasa dan berhiaskan ukiran dan ornament ala Maroko Andalusia, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun 1755, sehingga menara tersebut patah dan tersisa + 44 m saja.
Sisa menara tour hassan setelah mengalami gempa tahun 1755 M. |
Di sekitar Menara Hassan ini terdapat beberapa tempat bersejarah lainnya yang unik dan memikat hati para pengunjungnya, di antaranya: ada 3 makam pembesar Maroko yaitu Raja Muhammad V (Wafat thun 1961 M), putra mahkota raja Moulay ‘Abdullah (wafat 1983 M), dan Raja Hassan II (wafat 1999M) yang merupakan ayah dari Raja Muhammad VI yang berkuasa saat ini.
Makam raja-raja Maroko di Kota Rabat
|
2. Kasbah Oudaya-Rabat
Kasbah adalah benteng yang dibangun pada zaman Dinasti Murabithin untuk memerangi suku Berghouata, kemudian pada masa Dinasti Muwahidin, tempat ini sempat dikosongkan, barulah pada masa Dinasti Alawiyin (1757-1792M) tempat ini difungsikan lagi. Kini Kasbah berfungsi sebagai museum untuk menyimpan barang bersejarah yang sangat bernilai. Ditemui pula taman kuno yang masih terawat baik hingga sekarang. Para wisatawan bisa melepaskan lelah sambil memandang ke laut lepas di kafe Kasbah. Tidak jauh dari Kasbah, terdapat pasar kuno Oudayas yang menjual barang souvenir dan artisanat khas Maroko.
Tangga pintu masuk Kasbah Oudaya di Rabat |
3. Bab Chellah – Rabat
Pemandangan bab
Chellah dari luar gerbang pintu masuk.
|
Le Chellah atau dalam bahasa Arab disebut (شالة), yaitu Sebuah kota tua yang didirikan oleh Carthage dan ditaklukkan oleh Roma yang kemudian diteruskan di bawah kekuasaan suku Arab, seperti emperatur Marini terlihat dari tulisan Kufi pada gerbang pintu masuk Chellah. Kota ini terletak di dekat perairan Bou Regreg yang memisahkan antara kota Rabat dan Sale, kota ini dikelilingi dengan benteng kokoh sepanjang + 200 m.
Saat ini, Benteng Chellah hanya menjadi peninggalan sejarah yang banyak dikunjungi wisatawan dan ditempati oleh jumlah luar biasa burung Pelikan. Gelembung burung Pelikan ini berkembang biak terutama di musim semi. Selain pohon yang merindangi Benteng Chellah, burung-burung pelikan tersebut juga menjadikan menara tua sebagai sarangnya.
4. Jalan Soekarno
Photo Bung Karno memotong pita peresmian Jalan Soekarno di Kota Rabat. |
Tepat di depan Bank Al Maghreb dan sebelah kiri Post Maghreb, nama presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno tertulis sebagai nama jalan Rue Soekarno/Zankat Soekarno (Jalan Soekarno). Kerajaan Maroko sangat berhutang budi kepada Soekarno dan bangsa Indonesia karena semangat kemerdekaan yang ditunjukkan Indonesia untuk keluar dari penjajahan tahun 1945, berikut Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 dan kunjungan Presiden Soekarno pada 2 Mei 1960 yang terhitung sebagai kunjungan kepresidenan pertama untuk Kerajaan Maroko setelah kemerdekaannya pada tahun 1956. Selain nama Jalan Soekarno, di Rabat juga terdapat Jalan Indonesia dan Jalan Bandung. Kemudian terdapat masjid Indonesia juga di kota Kenitra yang tidak jauh dari kota Rabat.
5. Masjid Hassan II – Casablanca
Masjid Raja Hassan II, sebuah masjid yang relatif baru dan menjadi salah satu masjid kebanggaan warga Casablanca dan Maroko secara umum. Bagaimana tidak, masjid yang dibangun atas prakarsa Raja Hassan II dengan anggaran dana hasil sumbangsih dari sebagian besar komunitas muslim Maroko dan lokasinya yang di atas permukaan air laut, menjadikan Masjid Hassan II yang terbesar di Maroko dan terbesar ketiga di dunia.
Masjid Hassan II menjadi masjid kedua di Maroko yang terbuka untuk pengunjung non-muslim dengan pengaturan jadwal yang sudah ditetapkan. Keunikan, keindahan dan kekhasan fitur interior atap dan dengan menara khas Maroko yang tinggi, menjadikan Masjid Hassan II begitu megah dan banyak dikunjungi para wisatawan.
6. Makam Ibnu Bathutha – Tanger
Abu Abdellah Mouhammed Ibn Battouta seorang sarjana Islam keturunan suku Berber lahir di Tangeir tanggal 25 Februari 1304 dikenal sebagai pengembara yang telah mengelilingi hampir seluruh dunia. Selama 30 tahun perjalanannya, ia telah mengunjungi Afrika Utara dan Barat, Eropa Selatan dan Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Cina hingga Indonesia di Asia Tenggara. Kisah pengembaraannya ia tuangkan dalam buku yang diberi judul dengan, Rihla Ibn Battouta (Perjalanan Ibn Battouta). Dunia mengenalnya sebagai pengembara dunia ulung bahkan melebihi pendahulunya, Marcopolo.
7. Goa Hercules – Tanger
Terletak tepat di bagian barat 14 km dari pusat kota Tangeir terdapat Goa Hercules. Sebuah goa dengan keindahan alam yang menakjubkan dan menyimpan arkeologi besar. Goa inilah yang menjadi tempat peristirahatan tokoh mistis Hercules selama 22 tahun setelah menyelesaikan 12 peperangan yang dipimpinnya.
Mulut goa bagian dalam membuka ke arah Samudra Atlantik. Saat pasang, sebagian goa tergenang air dan ombaknya menyembur ke atas melalui lubang-lubang besar dari tanah dan lereng bukit, sangat mengesankan.
8. Masjid dan Universitas Kurowiyine – Fes
Universitas Al-Karaouine berdiri pada tahun 859 H oleh Fatima, putri muda seorang saudagar imigran yang sukses asal Qayrawani-Tunis. Fatima dan adiknya Mariam dididik dan dibesarkan dalam lingkungan keagamaan yang kental dan mewarisi sebagian besar kekayaan ayahnya, ia bersumpah untuk menghabiskan seluruh warisannya untuk masjid dan Universitas Al-Karaouine. Kisah yang sungguh luar biasa tentang peran dan kontribusi wanita dalam peradaban Islam.
Masjid al-Qarawiyyin tampak dari depan.
|
Dari Al-Qarawiyyin ini, lahir sarjana-sarjana kaliber dunia yang di antaranya, Ibnu Rusyd (1321 M), dan Ibn Khaldun (1395 M) serta beberapa tokoh nasional maupun internasional Maroko saat ini. Sebagai pusat intelektual dan peradaban utama di kawasan Mediterania sejak abad pertengahan Masehi, Universitas Al-Qarawiyyin tetap menjadi kekuatan tradisi keilmuan keislaman terutama dalam hukum Islam.
9. Volubilis – Meknes
Volubilis didirikan di atas pemukiman Carthaginian, kira-kira pada abad ke-3 pada masa penaklukan Kekaisaran Romawi melalui Afrika Utara. Kota Volubilis berfungsi sebagai pos administrasi paling barat Romawi di Afrika utara.
Volubilis peninggalan istana Roma di Meknes |
Setelah ditinggalkan oleh Roma, kota ini terkena gempa bumi pada akhir abad ke-4 dan pada 1700-an. Barulah pada awal 1900-an, Perancis menemukan kembali sisa-sisa Volubilis.
10. Djemaa El-FNA - Marakech
Djemaa El-FNA adalah area di mana aktifitas seni dan budaya diapresiasikan setiap malam di jantung kota Marrakech oleh sejumlah musisi dan penari tradisional Maroko, pendongeng dan hiruk-pikuk drum beats yang bersemangat dengan koor yang variatif. Atraksi pawang binatang dan kejaran para perempuan yang menawarkan henna (pacar) Maroko hampir pasti akan datang mendekati siapa saja, terutama orang asing yang berkunjung ke Djemaa El-FNA. Di Djemaa El-FNA tidak ada malam tanpa keriuhan, kegembiraan, dan hiburan yang ditunjukkan oleh hampir semua orang yang ada di sana.
11. Masjid Koutoubia - Marakech
Penamaan Koutoubia berawal dari saat sebelumnya dibangunnya masjid tersebut, bahwa lokasi yang saat ini menjadi lokasi masjid adalah tempat para penjual buku (kuotoub) yang menawarkan buku baru maupun bekas. Maka, setelah berdiri dengan megah lengkap dengan taman dan ruang parkir yang luas, masjid kebanggan warga Marrakech ini diberi nama Masjid Koutubia.
12. Istana Bahia - Marakech
Istana Bahia adalah salah satu istana di Marakech yang dibangun pada 19 di atas lahan 8 hektar. Istana ini didesain oleh arsitek Maroko Mohammed Al-Makki, atas perintah Sidi Moussa menteri keuangan Raja Hassan I. Kini istana tersebut menarik para tourist dari belahan dunia.
13. Istana Badi
Istana Badi dibangun antara 1578 dan 1594 untuk melayani tamu-tamu Raja Sa'did Ahmad al-Mansur yang berkuasa dari 1578-1603 M. Nama istana berasal dari "al-Badi", salah satu nama dari Asmaul Husna yang berarti “yang tak tertandingi." Pada saatnya, Istana Badi diakui secara luas sebagai sebuah prestasi arsitektur yang spektakuler dan termegah di Maroko. Arsitektur Maroko pada masa pemerintahan Raja Sa'did Ahmad al-Mansur sangat dipengaruhi oleh tradisi dekoratif Andalusia, Spanyol sekarang dan Istana Badi sebagai perpaduan artistik budaya Islam di Spanyol dan Afrika Utara.
Bagaimana kegiatan PPI di Maroko? Apa saja event yang paling sering adakan dan dimanakah letak sekretariatnya?
PPI yang merupakan organisasi para mahasiswa Indonesia di Maroko sangat berperan dan bermanfaat bagi mahasiswa di sini, banyak kegiatan yang sangat menunjang bakat dan prestasi anggotanya baik yang berbentuk kegiatan ilmiah seperti diskusi, bedah karya ilmiah bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya, bahkan khutbah jum’ah di KBRI PPI juga yang menghandle.
Selain dari itu, kegiatan PPI ada yang bersifat olahraga yang serat dengan ruh sportifitas, seperti jalan santai bersama dengan pegawai KBRI dan DUBES RI di sini, pertandingan sepak bola dan voly dengan persatuan Mahasiswa Thailand (TSAM) dan Persatuan mahasiswa Malaysia (PMMM).
Nah, kebetulan tahun ini PPI Maroko menjadi house untuk pertandingan olahraga mahasiswa Asia Tenggara-South East Asian Student (SEAS) Games ke-7, SEAS Games yang merupakan agenda rutin PPI per 2 tahun sekali diikuti oleh 3 negara ASEAN: Indonesia, Malaysia dan Thailand. Ada 5 cabang olahraga yang dipertandingkan dalam SEAS Games yaitu: Sepakbola, Bola Voly, Sepak takraw, Tenis Meja dan Bulu tangkis.
Biasanya SEAS Games diselenggarakan pada liburan musim panas, supaya seluruh anggota PPI yang tinggal di berbagai kota dapat berpartisipasi menyukseskan agenda ini. Dan di sinilah sebenarnya salah satu cara kami di sini membuktikan rasa cinta dan peduli kami untuk tanah air.
Kemudian juga ada kegiatan yang bersifat sosial, yaitu kegiatan yang bertujuan menguatkan tali persaudaraan dan kepedulian antar WNI di Maroko, misalnya acara Wisuda bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya baik S1, S2 dan S3, studi tour ke tempat-tempat bersejarah dan wisata alam di Maroko, kemudian juga penggalangan dompet peduli bagi korban bencana baik di tanah air maupun di luar negeri.
Sebenarnya masih banyak lagi agenda PPI yang lain, akan tetapi nggak bisa saya sebutkan satu persatu, nanti bisa dilihat di website PPI Maroko saja ya.
Dan yang paling penting dari rangkaian kegiatan PPI adalah Musyawarah Besar (MUBES) PPI, yaitu forum terntinggi PPI, di mana seluruh anggota PPI berkumpul untuk mengevaluasi perjalanan roda kepengurusan PPI dan bermusyawarah bersama untuk merancang kegiatan PPI kedepan. Di sinilah kami belajar bagaimana layaknya para DPR duduk bermufakat bersama membahas RUU di Gedung MPR. Jadi, harapannya dengan belajar dari hal kecil seperti organisasi PPI ini kami mampu untuk mempersiapkan diri menjadi kader pemimpin bangsa yang matang.
Dalam mubes ini pula, seluruh anggota PPI menggunakan hak suaranya untuk memilih ketua PPI untuk 1 tahun kepengurusan mendatang, dan inilah bentuk kecil demokrasi yang selalu kami pelajari dan praktekkan dalam tubuh PPI kami di Maroko.
Untuk sekretariat PPI sampai saat ini sifatnya masih menyewa di kota Rabat, sebenarnya kami berniat untuk memiliki sekretariat permanen akan tetapi masih dalam tahap menabung, jadi kami sangat mengharapkan ada dermawan yang ingin bersedekah atau mewakafkan sedikit rezekinya untuk kemaslahatan para mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di sini.
Apa saja syarat untuk masuk menjadi anggota PPI Maroko?
Sebenarnya nggak susah sih untuk bisa jadi anggota PPI Maroko, seperti yang tertera dalam AD/ART PPI, syarat menjadi anggota PPI Maroko adalah sebagai berikut:
1.Warga negara Indonesia yang sedang terdaftar pada jenjang pendidikan di Maroko.
2. Alumni yang masih di Maroko dan aktif di organisasi.
3. Mengajukan permohonan tertulis.
4. Bersedia mematuhi ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi.
Apakah mahasiswa Indonesia yang ada di Maroko bisa mendapatkan pekerjaan paruh waktu di Maroko? Jika iya, apa saja jenis pekerjaan tersebut?
Secara resmi Maroko tidak memperkenan para mahasiswa asing yang masih aktif mengikuti kuliah untuk bekerja baik full time ataupun part time, karena Maroko memang tidak menggunakan sistem kerja part time. Segala aktifitas kerja dimulai dari pukul 9 pagi hingga pukul 4 sore, kecuali aktifitas jual beli, dan mungkin hanya ini saja yang sepertinya memungkinkan bagi mahasiswa untuk ikut bekerja, namun itupun susah karena pihak Maroko akan lebih mengutamakan orang Maroko sendiri daripada warga asing.
Tapi, bagi mahasiswa yang sudah tidak aktif kuliah bisa untuk bekerja di Maroko, tinggal minat dan bakat yang bersangkutan, misalnya ikut bekerja di restorant Asia di Maroko, baik jadi waiternya atau chefnya sekalia. Kan, kita sudah punya modal muka Asia dan bermata sedikit sipit, jadi udah cocok deh untuk kerja di restoran Asian.. hehehe. Lagipula orang sini kalo liat muka Asia langsung dipanggil ‘chinois’ (orang China dalam bahasa Prancis) atau ‘chinui’ (dalam bahasa Darija Maroko).
Apakah Choirul bisa merekomendasikan bagi mahasiswa Indonesia yang hendak kuliah di Maroko, tentang di mana saja tempat yang aman dan nyaman untuk di jadikan tempat tinggal?
Ya, memang tempat yang aman dan nyaman itu pasti jadi idaman bagi warga asing khususnya mahasiswa, ditambah lagi kalo harga sewanya murah, udah lah rasanya udah kayak di negara sendiri.
Bagi mahasiswa Indonesia yang hendak kuliah di sini, saya rekomendasikan untuk bisa bertempat tinggal di Rabat, ya walaupun ibukota tapi percaya deh pasti nyaman di sini. Selain seluruh urusan birokrasi berpusat di Rabat, di sini juga dekat dengan KBRI, jadi kalo ada kegiatan PPI dan KBRI bisa selalu ikut dan pastinya bermanfaat banget lhoo..
Selain itu, keamanan disini sangat terjaga, yang penting tidak keluar terlalu malam di tempat sepi, apalagi kalo keluarnya sendiri, ya di mana-mana kewaspadaan pasti dibutuhkan. Tapi untuk di Rabat keamanan dan kenyamanan sangatlah diutamakan.
Ada rekomendasi kedua untuk tempat tinggal yang aman dan nyaman selain di Rabat, yaitu di kota Tetouan dan Tanger. Dua kota yang terletak di bagian utara Maroko ini terkenal dengan keasrian lingkungan dan keramahan masyarakatnya. Kotanya sejuk dan harga biaya hidup relatif murah. Kota ini juga sangat cocok bagi teman-teman yang ingin mengikuti pendidikan agama islam ala pesantren seperti di Indonesia, tapi sangat berbeda. Di pesantren sini sangat unik, contohnya untuk menghafal al-quran kita menggunakan ‘lawh’ (papak kayu) dan pena tinta untuk menulis ayat-ayat al-quran, kemudian setiap ayat-ayat itu selesai dihafal papan tersebut dicuci dengan air, dan begitu seterusnya setiap kali menghafal ayat-ayat al-quran. Dan masih banyak lagi sistem unik di pesantren di sini.
Adakah tips-tips yang ingin Choirul bagikan untuk para pelajar di Indonesia yang akan melanjutkan kuliah di Maroko? Motivasi dan persiapan apa saja yang benar-benar harus dilakukan?
Bagi teman-teman di Indonesia yang ingin melanjutkan kuliah di sini, Tips dari saya:
1. Persiapkan kemampuan berbahasa Arab baik reading, writing dan speaking, dan ikuti test TOAFEL untuk mengetahui tingkat bahasa kalian, karena setahu saya KEMENAG sudah mewajibkan niali TOAFEL sebagai syarat mengikuti test ke Maroko.
2. Kemudian bawalah asuransi kesehatan, karena beberapa tahun terakhir ini pihak AMCI mensyaratkan bagi mahasiswa baru untuk membawa asuransi kesehatan. Kalau ternyata tidak membawa nanti bisa diurus di sini, tapi harganya lumayan mahal sekitar 1400 Dh = 1.600.000 Rp.
3. Bawalah beberapa kamus bahasa Arab dan Perancis, karena kalo udah sampai di sini susah untuk dapat kamus berbahasa Indonesia. Dan ini penting banget bagi calon mahasiswa yang belum siap bahasanya.
4. Bawalah obat-obatan untuk menjaga kesehatan di hari-hari pertama di sini, karena biasanya ketika baru sampai di negara lain kondisi badan nge-down, jadi untuk itu siapkan obat-obatan dari rumah.
Motivasi:
Belajar di Maroko sangat banyak sekali kelebihannya, jadi dari kelebihan itu yang memotivasi kita untuk rajin dan giat belajar disini, di antara kelebihannya adalah :
1. Maroko mempunyai peran dalam pergerakan keilmuan islam sejak awal mula berdiri islam hingga sekarang, banyak sekali para ulama dan buku-buku islam berasal dari Maroko ini, karena letak geografisnya yang berdekatan dengan Andalusia. Nanti kalo udah sampai di sini akan mudah untuk mengakses buku-buku dan peninggalan-peninggalan kerajaan islam di Maghrib Arabi.
2. Kondisi alam di sini sangat mirip dengan negara kita, jadi insyallah akan betah di sini.
3. Maroko merupakan pusat pendidikan untuk wilayah Afrika, jadi jangan heran banyak sekali buku-buku baik Arab, Inggris dan Perancis, dan sarapa perpustakaan sangat banyak sekali, jadi nggak usah takut kekurangan buku bacaan.
4. Ini yang paling jarang didapatkan di negara-negara lain : Maroko ini merupakan salah satu negara yang menggunakan 3 bahasa : Arab, Perancis dan Engish atau Spanyol, jadi kamu bisa kuliah di sini, berarti kamu memiliki kesempatan luas untuk bisa menguasai bahasa-bahasa dunia.
So, ngapain masih bingung mau kuliah di mana, cepetan ikuti tes seleksi ke Maroko ya! Sampai jumpa di sini!
Salam berkuliah.com.