Cerita dari Nina Septi Wardani: ‘Ada Apa dengan Portugal?’ Ketika ‘Suster’ pun Memilih!

Perkenalkan, saya Nina Septi Wardani, lahir di Taliwang, sebuah daerah di kabupaten Sumbawa Barat, NTB. Sebelumnya saya kuliah di Unive...


Perkenalkan, saya Nina Septi Wardani, lahir di Taliwang, sebuah daerah di kabupaten Sumbawa Barat, NTB. Sebelumnya saya kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) angkatan tahun 2007. Saya mendapatkan kesempatan untuk merasakan kuliah bachelor degree of nursing di University of Minho (Universidade do Minho/Uminho) Portugal dengan status Exchange Student dari program Erasmus Mundus External Cooperation Window program Bridging The Gap. 

Mungkin saja teman-teman belum familiar dengan kota-kota yang ada di Portugal. Braga, bukan salah satu jalan di Bandung, tapi itulah kota tempat saya tinggal, kota ketiga terbesar di Portugal. 
Mengapa harus ke “Portugal” di antara pilihan negara-negara Eropa lain? Yeah…secara, saat itu (tahun 2010) masih sedikit bahkan saya tidak mendapatkan referensi, kamus atau apapun mengenai Portugal di toko-toko buku di Malang, kecuali satu buah majalah yang isinya tentang Christiano Ronaldo (CR7) yang berasal dari Portugal. Modal rasa ingin tahu dan penasaran akan budaya, kehidupan, pariwisata dan bahasanya ditambah dengan ketertarikan pada kampusnya yang akhirnya memotivasi saya menetapkan pilihan ke negara ini. Dan lagi,  saya ingin memiliki satu cerita tentang Portugal yang bisa saya bagikan dengan teman-teman, seperti yang akan saya ceritakan di bawah ini bersama berkuliah.com yang mungkin juga penasaran dengan kehidupan masyarakat maupun kampus di Portugal.


Apa yang membuat kamu tertarik kuliah di Uminho? Dan apa kelebihan kampusnya?

Uminho, yang membuat saya tertarik dan kelebihannya adalah karena dari beberapa kampus yang menjadi patner program Exchange khususnya yang menyediakan jurusan keperawatan, kampus inilah yang paling informatif dalam memberikan informasi dan gambaran lengkap tentang perkuliahan di sana. Dari info-info tersebut, saya bisa merencanakan mata kuliah yang akan saya ambil menyesuaikan dengan mata kuliah yang belum saya ambil di Indonesia, sehingga saya bisa melanjutkan semester tanpa harus mengulang. 

Selain itu, Uminho yang berdiri sejak tahun 1973 ini setiap tahun menerima sekitar 500 mahasiswa asing. Hal ini tentu dari segi urusan mahasiswa asing, mereka sudah memiliki pengalaman yang baik sehingga menjadi kunci rasa aman saya sekaligus nilai tambah selain dari faktor geografis negaranya untuk memutuskan apply di kampus ini. Uminho juga memiliki 3 kampus dengan lokasi berbeda, yakni: Campus of Gualtar di Braga, School of Nursing di City Center Braga dan Campus of Azurém di Guimarães (Informasi mengenai kampus Uminho, silahkan teman-teman akses website ini: www.uminho.pt/en).


Apakah kelebihan dari School of Nursing, dan bisamkau sebutkan 3 jurusan favorit di kampus Uminho?

Kelebihan School of Nursing atau Escola superior de Enfermagem Uminho (ESE-UM), tempat saya menempuh perkuliahan selama di Portugal, merupakan salah satu sekolah keperawatan tertua, berdiri sejak tahun 1912, awal saya menjadi mahasiswa di sana tahun 2010 saja kami sudah merayakan ulang tahunnya yang ke-98, jadi saat ini usianya sudah lebih dari 1 abad. 

Ini juga menjawab pertanyaan mengapa jurusan saya memiliki kampus sendiri dan berusia lebih tua daripada Uminho, karena memang jurusan saya baru terintegrasi dengan Uminho pada juli 2004. ESE-UM merupakan salah satu referensi nasional dan internasional untuk teaching Nursing. Tahun 2006 pernah meraih Award of Honor for Excellence in Education dari Ibero-American Council in Honor of Educational Quality. Untuk informasi terbaru saat ini, tahun 2013 mendapatkan penghargaan The Sapientia Award for the Educational Exellence sekaligus penghargaan khusus untuk dekan jurusan “El Flechador del Sol” dari the ODAEE (Organizació de las Américas para la Excelencia Educativa).  Selain itu School of Nursing  memiliki beberapa program yang ditawarkan yakni degree in Nursing, Supplement Training Courses in Nursing, Specialized Training Courses, Post-graduate courses dan short term courses. (Informasi lengkap bisa mengakses www.ese.uminho.pt) .

Berbicara mengenai Jurusan Keperawatan, lama studi juga berbeda dengan di Indonesia yang harus melalui tahap sarjana untuk gelar Sarjana keperawatan dan profesi untuk gelar Ners yang ditempuh terpisah dari masa studi sarjana, lebih dari 1 tahun untuk menjadi perawat profesional. Sistem pendidikan di Portugal untuk lulusan keperawatan profesional cukup dengan mendapatkan gelar sarjana keperawatan dimana pemantapan teori dan pemantapan klinik atau clinal teaching di lahan praktek telah dilakukan setiap semester sehingga tidak ada lagi program profesi. Kalau jurusan favorit  sih sepertinya semuanya favorit, karena Uminho sendiri merupakan kampus unggulan di wilayahnya. Namun, kalau secara spesifik berdasarkan opini mahasiswa juga tidak bisa digeneralisasi,  karena Uminho sendiri memiliki 3 kampus yang terpisah yang setiap jurusan memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. (Kalau favoritnya versi saya sih tetap school of nursing dan ini sangat subjektif).


Apakah waktu itu di kampus Uminho ada peraturan aneh, unik dan menarik yang berbeda dengan di Indonesia?

Berbicara tentang peraturan  yang aneh-bin-unik-bin-menarik banyak sekali jika kita membandingkan kedua negara ini. Namun yang terasa sekali beda dan usaha keras menyesuaikan adalah tidak ada mushola di kampus (iyalah, negara ini hampir 80% Katolik Roma). Kalau mau sholat saya harus berburu ruangan kelas kosong dulu dan mencari, mengantri dan menunggu toilet sampai kosong untuk saya wudhu. Kalau urusan peraturan atau lebih tepatnya sih kebiasaan di kelas saya, mahasiswa bisa melakukan intrupsi langsung pada saat dosen menjelaskan atau saat teman lain sedang berbicara, yang menurut saya “kurang sopan” dan “tidak nyaman didengar” karena saling sahut menyahut saat berbicara, namun bagi mereka hal serupa sudah biasa. 

Salutnya lagi, meskipun sampai tegang, suasana bisa langsung cair setelah perdebatan selesai. Sehingga saya membayangkan ada peraturan tak tertulis di sini “tidak ada larangan berbicara kapanpun dimanapun gunakan hak demokrasi Anda!”. Satu lagi yang menarik adalah almamater Uminho yang bentuknya unik jas dan berjubah, dipakai setiap momen-momen penting termasuk saat wisuda. Terakhir adalah peraturan jam makan, kantin kampus di ESE-UM hanya menyiapkan menu makan siang tepat dari jam 12 sampai 2 dan metode pemesanan dilakukan terlebih dahulu di website kantin kampus minimal sehari sebelumnya dan menyesuaikan menu sesuai jadwal menu kampus. Jadi dicatat besar kapan menu selain babi dihidangkan, dan lebih sering juga bawa bekal sendiri (lebih aman meskipun rasa tak menjamin).



Apakah setiap mahasiswa asing harus memiliki kartu asuransi kesehatan? Jika ya, bagaimana cara membuatnya?

Bagi mahasiswa memang harus memiliki asuransi kesehatan, meskipun teman-teman bisa memanfaatkan layanan klinik kampus untuk kasus-kasus yang ringan. Saya pun pernah konsultasi dokter gratis di klinik Uminho tanpa harus verifikasi status mahasiswa asing. Namun, jika kasus yang berat tentu membutuhkan penangan lebih lanjut yang lumayan merogoh kocek, mengingat biaya kesehatan di Portugal mahal (jika dibandingkan di Indonesia dengan perbandingan kurs rupiah pun tetap termasuk mahal). 

Saat itu asuransi kesehatan saya sudah termasuk dalam beasiswa yang diuruskan oleh panitia program, jadi saya tidak tahu terkait prosedur pembuatan dari awal. Saya menggunakan SIP (Student Insurance Program) dari ACE European Ltd pada program yang khusus menangani International mobility insurance, info lebih lengkap bisa dibuka di www.expatinsurance.eu


Bagaimana karakter dosen di sana dalam menyampaikan mata kuliah? Dan bagaimana keterbukaan dosen ketika di luar jam kuliah?

Kalau berbicara dengan karakter dosen, pada prinsipnya tidak ada perbedaan signifikan dengan dosen-dosen di Indonesia, khususnya di kampus saya UMM. Karena saya mengikuti kelas reguler, jadi saya bisa merasakan langsung sistem pembelajaran di Portugal yang sesungguhnya sesuai dengan yang dirasakan mahasiswa reguler. Sedikit berbeda karena di kelas itu ada mahasiswa Erasmus dari Brazil (bahasa Portugis Brazil tidak jauh beda dengan bahasa Portugis Portugal, jadi mereka bisa nyambung komunikasinya), dan saya yang notabene tidak bisa berbahas Portugis (masih di level A1+ setelah kursus summer di Uminho) sehingga dosen seringkali menjelaskan poin penting dengan berbahasa Inggris juga. 

Selain itu, dosen-dosen disini aktif mengupdate blackboard portal e-learning mahasiswa dengan berbagai text book  yang akan diajarkan, sehingga saya bisa mengunduh terlebih dahulu materi untuk saya terjemahkan, dan mencari text book berbahasa Inggris sehingga pada saat di kelas, saya tinggal menyesuaikan penjelasan dosen dengan materi yang telah saya terjemahkan. 

Alhamdulillah dosen-dosen saya juga kooperatif meskipun ada yang tidak aktif berbahasa Inggris, namun dosen tersebut tetap berusaha membantu saya mendapatkan penjelasan tentang materinya baik melalui mahasiswa lain ataupun dari dosen lain. Sehingga saat di luar jam kuliah, dosen-dosen saya memberikan waktu luang khusus untuk diskusi tentang mata kuliah yang baru selesai diajarkan atau materi-materi lain yang filenya sudah saya download. 

Satu hal lagi, meskipun saya “berbeda” sendiri, dosen tidak membedakan dalam memberikan kesempatan untuk aktif di kelas, pernah suatu ketika saya ingin mencoba menjadi presenter materi kuliah dengan bahasa Portugis, meskipun berujung saya membaca text presentasi, tapi mereka memberikan apresiasi positif pada kita (ya saya sebut kita karena termasuk untuk masyarakat Indonesia, mereka berasumsi bahwa kita memiliki kemampuan adaptasi cepat untuk lafal percakapan bahasa asing, jika dibandingkan mereka sendiri saat melakukan lafal percakapan bahasa asing).



Apakah ada pengalaman menarik, menyenangkan, menggelikan bahkan membosankan ketika berada di Portugal?

Sepertinya tidak ada pengalaman yang membosankan yang saya rasakan, semua menarik, ada yang menggelikan, menyenangkan dan mengesankan. 

Pengalaman menarik adalah sejak kedatangan saya ke Portugal, dimana saya membiasakan diri membedakan berbagai alat transportasi, cara pembelian tiket dan jadwal keberangkatannya termasuk cara penggunaan loker dan troli di supermarket yang harus menggunakan “koin” sebagai jaminannya, termasuk sistem perjanjian pedagang dan pembeli dimana kita bisa menukar dan mengembalikan pakaian yang sudah kita beli dalam rentang waktu bahkan lebih dari 3 hari. Bahkan, kita bisa meminta pendagang menyimpan pakaian yang kita inginkan untuk kita beli kemudian meskipun tidak di hari yang sama (ini yang pernah saya coba) serta perjalanan mencari masjid yang akhirnya mempertemukan saya dengan teman-teman muslim lainnya dari berbagai benua.

Pengalaman menggelikan adalah saat saya salah persepsi tentang kata “Profesor “ yang saya kira semua dosen bahkan yang masih muda sudah bergelar professor, sehingga sempat membuat nyali ciut dan minder, eh ternyata usut punya usut, semua guru/ dosen memang dipanggil profesor (laki-laki) dan professora (perempuan). Juga saat saya pertama kali belajar bahasa Portugis dengan tambahan jenis huruf macam é, ã, î, ú, ç, circumflex, tilde dan lainnya yang ternyata memiliki makna dan cara baca tersendiri yang awalnya saya kira hanya sebagai hiasan saja (seperti gaya sms-an dulu).

Pengalaman yang menyenangkan adalah saat merintis pembentukan PPI Portugal dimulai dari mengumpulkan mahasiswa Indonesia yang berada di beberapa wilayah Portugal yang saat itu sudah termasuk “cukup” untuk mendirikan PPI, lalu menyusun pasal-pasal draft sidang untuk Kongres I dan masuk dalam kepengurusan awal PPI Portugal dan alhamdulillah PPI Portugal masih eksis sampai saat ini. Semangat persaudaraan dan seperjuangan bersama dengan teman-teman PPI Portugal adalah hal luar biasa yang akan selalu saya ingat.

Pengalaman yang mengesankan adalah saat para dosen menyampaikan bahwa School of Nursing Uminho baru memiliki saya sebagai mahasiswi keperawatan pertama dari Indonesia dan Asia, mahasiswi muslim pertama, dan mahasiswi berhijab pertama. Dan bagi saya, Uminho pun mecahkan rekor mewujudkan clinical teaching pertama saya sebagai perawat yang terjun langsung ke pelayanan di berbagai health unit Portugal. Meskipun sempat muncul kekhawatiran karena saya berhijab di mana di Portugal sendiri belum populer dengan muslimah berhijab di tempat umum, tapi alhamdulillah selama 6 minggu, saya diterima dengan baik oleh masyarakat meskipun bahasa Portugis sempat menjadi hambatan komunikasi (karena tidak semua orang Portugal bisa berbahasa Inggris). Satu lagi yang tak boleh terlewat adalah dengan mengenggam visa schengan dan student card kampus di Eropa, enjoy europe trip, keliling negara-negara Schengan lain di Eropa dan bisa dapat diskon bahkan gratis masuk ke beberapa tempat wisata di Eropa.


Bagaimana kebiasaan pemuda dan mahasiswa Portugal, terlebih yang masih seumuran, apa yang mereka lakukan untuk mengisi waktu luang mreka?

Kebiasaan pemuda dan mahasiswa yang seumuran dengan saya, hampir sama dengan di Indonesia. Kalau untuk mahasiswa di jurusan saya, untuk menikmati waktu luang jika tugas kuliah dan materi perkuliahan telah selesai dikerjakan atau dipelajari, jika perpustakaan dan bookstore telah selesai dikunjungi, maka saat break time siang hari biasanya ke cafe atau restaurant di dekat kampus untuk makan minum sambil diskusi atau mengobrol. Pemuda disini suka sekali bersosialisasi, keluar hang out, terlebih jika malam hari teman-teman kampus saya di Braga menghabiskan waktu malam dengan party di BA (Bar académico) atau Sardinha Biba (bar favorite mahasiswa). 

Kebiasaan lain berlaku untuk semua kalangan tua muda wanita laki-laki adalah menonton pertandingan sepakbola. Masyarakat sangat menyukai sepakbola jadi jika ada pertandingan sepakbola, hampir di setiap sudut cafe, channel yang diputar adalah sepakbola dan pengunjuang  pun berkumpul  untuk nonton bareng.


Tugas kuliah apa yang biasanya membuat galau para mahasiswa di Portugal?

Terkait penugasan yang bikin galau banget nggak ada sih. Hanya yang butuh konsentrasi full untuk tugas individu itu paper setelah praktek klinik. Kalo yang berkelompok itu project karya ilmiah, jadi seperti pembuatan skripsi kalo di Indonsia (di sini tidak ada skripsi untuk s1), bedanya di sini tidak sampai penelitian dan dikerjakan berkelompok.


Apakah di Portugal mahasiswa bisa membuat bisnis atau bekerja part time, sekedar untuk menambah penghasilan?

Kalau tentang ini saya tidak sempat melakukannya, tapi teman sekelas saya pernah bilang kalau untuk mahasiswa di Portugal memungkinkan bekerja part time. Kalau di bidang kesehatan khususnya di keperawatan, mereka dapat terlibat dalam kegiatan home care, penelitian dosen atau program khusus kampus yang bekerjasama dengan lembaga sosial atau pemerintah (namun saya tidak tahu terkait insentifnya), ataupun menulis artikel kesehatan di media masa (di Braga terdapat Healt Unit yang memiliki cabang khusus untuk menyalurkan aspirasi tulisan kita melalui Public health center yang telah bekerja sama dengan media masa setempat).


Bagaimana dengan biaya hidup di Portugal? (Transportasi, makan, tempat tinggal, dll) baik sendiri atau tinggal bersama keluarga?

Terkait dengan biaya hidup di Portugal, jika saya bandingkan langsung saat berkesempatan mengunjungi negara Eropa lain saat itu, Portugal termasuk negara dengan biaya hidup murah, bagi yang sendiri ataupun keluarga terutama di kota saya tinggal, Braga. Untuk transportasi di Braga, masyarakat lebih dominan menggunakan mobil, dan jalan kaki, karena di Braga sarana transportasi umum adalah bus atau taxi yang menghubungkan setiap tempat, namun secara umum di Portugal sendiri bisa kita temukan metro, trem, kereta, dan berbagai jenis bus. Sebagai mahasiswa, kita dapat harga khusus jadi bisa beli kartu bus di kampus yang bisa diisi ulang, jadi teman-teman dengan 1 kartu bisa kemana saja tanpa ada batasan perhari. Namun, biasanya kalau tidak terburu-buru, paling enak jalan kaki, udara yang bersih, panas tidak menyengat, kecuali kalau saat musim dingin, angin, hujan dan suhu dingin menjadikan bus sebagai teman jalan. 

Berbicara tentang makanan, yang jadi mahasiswa lagi-lagi bisa berhemat kalau makan di kantin kampus, tetapi bagi yang muslim, harus catat hari-hari menu makanan yang tanpa babi dulu. Pilihan makan lain di food court mall di city center yang harganya juga miring, ataupun restaurant yang dekat kampus lainnya, bahkan menu nasi tidak sulit untuk mencarinya di sini. Kalau mau hemat lagi, ya bisa masak sendiri dan terjamin bahan-bahan yang digunakan. 

Berbicara tentang tempat tinggal, teman-teman bisa menyewa apartemen untuk tinggal bersama keluarga maupun dijadikan apartemen bersama beberapa teman. Kalau tidak mau menyewa 1 apartemen, bisa menyewa kamar saja di apartemen yang kamarnya disewakan. Bagi mahasiwa asing, pihak kampus membantu mencarikan apartemen atau jika sudah lama tinggal bisa bertukar informasi dengan sesama mahasiswa. Untuk di Uminho sendiri, awal kedatangan saya tinggal di asrama mahasiswa sementara yang harganya jauh lebih murah namun ada batasan peralatan rumah tangga yang boleh dibawa.


Apakah ada tips spesial yang ingin kamu bagikan tentang apa yang sebaiknya dilakukan setelah lulus, kerja di sana atau pulang ke Indonesia?


Tips khusus tidak ada, karena saya rasa sudah banyak tips yang teman-teman catat dari pengalaman para senior sebelumnya. Kalau dari saya sendiri, formula percaya diri, dan serahkan segala urusan pada Allah SWT. Insya Allah jatuh bangun perjuangan tidak akan ada yang sia-sia. Menjadi sorotan karena kita “terlihat berbeda”  dengan mereka, adalah motivasi kita untuk siap menjadi duta, baik duta kampus, duta negri, duta agama bahkan duta profesi kita untuk menyuarakan bahkan mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaan dari mereka. Tak perlu takut dengan “perbedaan”, bersiaplah selalu mengambil peluang dan mencoba kesempatan yang ada, wait-see-do! Setelah kuliah di Portugal, mau kerja atau pulang lagi ke Indonesia adalah pilihan teman-teman semua, namun sepertinya pengangguran pun masih menjadi PR di Portugal.  

Salam berkuliah.com!
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Cerita dari Nina Septi Wardani: ‘Ada Apa dengan Portugal?’ Ketika ‘Suster’ pun Memilih!
Cerita dari Nina Septi Wardani: ‘Ada Apa dengan Portugal?’ Ketika ‘Suster’ pun Memilih!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFxDUTCNGLf8nya-L5KzYec_59mPayzhqc0ySSueVXlUe_GLmLrqAh5hky_nm8yzHPsGZX9YP5INAn1Aplb5z3Y7WFtzQlylpSII2cMzRsMWDVwwsZ0OnzoDWRCkdMMQDljmZQDTaKqnI/s1600/Bersama+Dosen+dan+teman+sekelas+ESE-Uminho.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFxDUTCNGLf8nya-L5KzYec_59mPayzhqc0ySSueVXlUe_GLmLrqAh5hky_nm8yzHPsGZX9YP5INAn1Aplb5z3Y7WFtzQlylpSII2cMzRsMWDVwwsZ0OnzoDWRCkdMMQDljmZQDTaKqnI/s72-c/Bersama+Dosen+dan+teman+sekelas+ESE-Uminho.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/12/cerita-dari-nina-septi-wardani-ada-apa-dengan-portugal-ketika-susterpun-memilih.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/12/cerita-dari-nina-septi-wardani-ada-apa-dengan-portugal-ketika-susterpun-memilih.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy