Halo, sobat berkuliah.com! Perkenalkan, saya Delasya Mutiara, asal saya dari Bekasi. Saya kuliah di Universitas Indonesia dan meng...
Halo, sobat berkuliah.com! Perkenalkan, saya Delasya Mutiara, asal saya dari Bekasi. Saya kuliah di Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Management. Di Polandia, saya menjalani studi melalui Global Community Development Program AIESEC.
Apakah Program AIESEC yang kamu ikuti tersebut free atau menggunakan biaya sendiri?
Berkenaan dengan biaya, program saya di sana menggunakan biaya pribadi, tapi dapat akomodasi di sana makan dan tempat tinggal for free. Di Poland, saya tinggal di 3city Hostel, alamatnya ada di Targ Drzewny 12, 80-886 Gdańsk, Poland. Hostelnya ada di pusat pertemuan 3 kota di Poland yaitu Gdansk, Gdynia, Sopot.
Mengapa memilih ikut program di Poland?
Alasannya sih, karena menurut saya yang pertama pastinya karena Poland itu merupakan negara ‘safe contry’ dan bukan negara konflik. Terus, Poland sendiri untuk biaya hidupnya cenderung murah jika dibandingkan dengan beberapa negara di Eropa lainnya. Poland memiliki mata uang sendiri, yaitu Zloty dan kursnya nggak setinggi Euro ataupun Pounds. Selain itu, menurut saya negaranya juga bagus, punya banyak tourism site, ada di tengah-tengah benua Eropa. Dan yang paling penting, negara ini karena sudah masuk Uni Eropa jadinya saya bisa menggunakan Visa schengen (jangka waktu 90 hari) dan itu benar-benar memudahkan saya untuk travelling ke beberapa negara tetangga Poland.
Serba-serbi kuliner di Polandia
Kalo datang ke suatu negara, makanan khasnya emang yang paling saya cari. Belum sempat nyobain semua sih, tapi sudah nyobain beberapa. Misalnya Pierogi, kalo dilihat bentuk dan teksturnya sih agak mirip pangsit rebus di sini, tapi fillingnya bisa macam-macam, bukan cuma daging aja, tapi bisa buah-buahan atau sayuran. Ada yang isinya potato cheese itu enak banget, ada juga jamur campur mayonnaise, atau buah apel dicampur saus yang creamy banget.
Yang paling aneh saya pernah nyobain di salah satu restaurant vegetarian yaitu Spinach Pierogi yang isinya bayam campur sour cream, terus ada potongan kacang kecil-kecil. Duh, rasanya nggak karuan. Haha… Tapi tetep seru, rasanya unik.
Ada lagi ini sup paling terkenal di Poland, banyak restaurant di Poland yang punya menu ini. Namanya Zurek. Rasanya cukup enak, ada sedikit sensasi asemnya creamy juga. Sup ini berisi kentang, telur rebus, sosis, biasanya sup ini dimakan bareng sama roti. Tapi biasanya sup ini ada porknya, dan sosis di sana rata-rata memang dari daging babi bukan sapi. Karena saya pantang makan itu, biasanya saya pesan pakai sosis beef atau kurczak/ayam (harus sering nanya kurczak apa bukan, karena nggak semua orang Poland bisa bahasa Inggris). Ada kok beberapa yang jual atau emang jalan satu-satunya makan di restaurant vegetarian, biasanya mereka punya semua menu khas Poland, tapi ya emang disajikan cuma pake sayur-sayuran. Sejujurnya sih hmm kurang nendang rasanya hehe. Tapi untuk pecinta daging babi, katanya sih ini pilihan sup yang paling tepat dan harus dicoba.
Yang ketiga saya suka banget Kotlet, mengenyangkan soalnya hehe. Jadi, kotlet ini ya cuma daging yang digoreng pakai tepung kayak Katsu aja, tapi lebih pipih. Biasanya disajikan pakek mashed potato dan buah bit merah (baru tahu ada buah kayak gini dan baru ngerasain). Rasanya normal sesuai kaya lidah orang Indonesia. Eh, tapi lagi-lagi biasanya daging yang dipake yaitu daging babi, jadi saya minta kotlet kurczaka atau yang dibuat dari daging ayam. Saya makan ini di sekolah tempat saya biasa ngajar, dan untungnya mereka tahu kalau saya nggak makan daging babi, jadi mereka khusus buatin saya pakai daging ayam, hihi…baik banget.
Masih ada beberapa lagi makanan khas Poland yang sudah saya coba, apalagi Poland punya banyak jenis sup. Tapi kepanjangan kalo diceritain semuanya. Kalo untuk rasanya, ya jujur beda banget sama rasa Indonesia. Jadi biasanya agak kaget waktu pertama nyobain, tapi lama-lama enak juga kok.
Bagaimana gambaran belajar yang kamu dapat di Polandia?
Project saya ini sebenarnya project dari University of GdaÅ„sk, namanya ‘world of knowledge’ semacam workshop dan mengajar untuk anak-anak SMA di Poland dan membahas isu-isu bahas penting di dunia. Biasanya sih terkait budaya, ekonomi, sosial dan politik. Jadi, saya justru jarang ke kampusnya, hanya keliling ke SMA-SMA yang sebelumnya sudah ditentuin jadwalnya.
Bagaimana Transportasi di Polandia?
Kalo di sana gampang banget mau kemana-mana, karena sistem transportasi mereka sudah terintegrasi dan sangat jelas, dalam sehari saja, saya sudah paham betul cara dari satu tempat ke tempat lain sendiri.
Di Polandia punya 3 jenis transportasi umum yang sering digunakan, seperti: tram, train sama bus. Yang jadi favorit saya sendiri sih tram, bentuknya kayak kereta punya rel sendiri juga, tapi panjangnya paling sama kayak 2-3 gerbong kereta di Indonesia. Tapi enaknya tram ini waktu jalan di jalan umum, jadi kalo ada lampu merah ya berhenti juga. Kalo train dan bus sih sama kok kaya di sini, bedanya lebih disiplin dan on time aja hehe.
Apa saja peraturan dan keunikan yang kamu temui di Polandia?
Kalo larangan atau peraturan aneh sih seinget saya nggak ada ya, tapi ada yang beda. Jadi, untuk logo atau simbol toilet untuk pria dan wanita di sana berbeda, nggak seperti di Indonesia. Jadi, saya masih suka mikir banget waktu awal-awal datang kalo mau ke toilet umum. Di Poland, untuk toilet wanita simbolnya itu bulat atau lingkaran, sedangkan untuk pria simbolnya segitiga. Unik banget memang, padahal biasanya kan segitiga dijadiin lambang atau simbol untuk wanita karena bentuknya yang menyerupai rok ya, hehe.
Dimana tempat makanan favorit kamu di sana?
Tempat makan atau nongkrong yang paling saya suka itu namanya Bar Mleczny Neptun. Kenapa favorit? Soalnya mereka punya menu nasi hehehe. Susah banget buat dapat resto yang punya menu nasi, kecuali emang tempat makan Asia atau yang paling banyak Chinese Food Resto. Selain itu, tempatnya juga ada di pusat kota, di dalam wilayah Old Town. Harganya lumayan terjangkau dan rasanya enak, kalo menurut saya sih sesuai sama lidah saya, dan dia juga jual menu-menu ayam jadi banyak pilihan.
Selain itu, mereka juga menyajikan menu-menu khas Poland nggak ada yang terlewat, pokoknya all polish comfort food ada di sini semua. Ditambah lagi, tempatnya nyaman untuk nongkrong bareng, dekat sama toko-toko souvenir. Kekurangannya itu, mereka nggak terlalu bisa berbahasa Inggris. Untungnya Neptun ini jenis milk bar yang kita tinggal tunjuk aja makanan apa yang mau kita pilih di etalase dan nggak perlu repot. Ini recommended banget, setiap teman saya ada yang mau ke Poland, saya selalu merekomendasikan tempat ini. My fave old fashioned milk bar in town!
Bagaimana dengan peranan asuransi dan dokumen penting lainnya?
Kita wajib punya insurance, karena saat apply visa pun memiliki asuransi adalah salah satu syaratnya. Karena saat itu program saya di Poland nggak melebihi 3 bulan juga, jadi saya menggunakan travel insurance saat itu, yang bukan provide medical cover aja, tapi juga emergency assistance biar lebih aman aja.
Kalo kartu pelajar di sana, kita juga lebih baik punya lho. Dan menguntungkan banget karena kita bisa dapet potongan apapun kalo punya kartu pelajar. Bukan cuma untuk bayar transportasi umumnya, tapi juga tiket untuk masuk ke beberapa museum dan tempat wisata.
Karena di sana saya nggak sekolah atau belajar, tapi volunteering, jadi saya punya yang namanya ISIC (International Student Identity Card) sebagai tanda pengenal di sana.
Kalo buku tabungan sih nggak terlalu perlu rasanya. Saya masih menggunakan tabungan yang di Indonesia.Selama banknya memiliki kerjasama dengan VISA/Mastercard tetap aman kok digunakan di sana. Cara membuatnya mudah, datang aja ke penyedia layanan asuransi yang kamu pilih, dan untuk pembuatan kartu ISIC pun saya juga dibuatkan oleh pihak asuransi yang saya gunakan.
Bagaimana tentang hari libur di Poland, dan kondisi cuaca di sana?
Jujur aja saya nggak terlalu tahu untuk hari-hari libur di Poland. Tapi saat saya kesana, saya sempat sekitar 2 minggu istirahat dan nggak mengajar karena anak-anak SMA di polandia sedang winter holiday, karena saat itu memang awal tahun dan lagi bersalju. Dan yang saya lihat sih, biasanya kalau lagi libur musim dingin apalagi saat bersalju mereka main ski di Krakow, atau kalau dari pengakuan murid-murid saya sih, mereka biasanya malas kemana-mana karena dingin, dan lebih milih untuk tinggal di rumah aja. Dan kebanyakan dari mereka mengaku kalo nggak suka winter, katanya udaranya bikin males, jadi menghambat kegiatan. Dan mereka tergila-gila sekali lho sama matahari, summer emang yang paling ditunggu-tunggu.
Biaya hidup dan penghematan
Untuk biaya hidup di sana, memasak sendiri bisa menghemat pengeluaran banget. Mungkin berbeda-beda ya, tergantung keperluannya. Tapi kayaknya kalau untuk biaya hidup aja seperti makan dan transport mungkin PLN 600-800 perbulan sudah lebih dari cukup, itu exclude biaya tempat tinggal dan belanja-belanja yang nggak perlu ya, hehe.
Salam berkuliah.com!