Halo, saya Dewi Anggraeni, asal kota dari Majalengka-Jawa Barat. Saya mahasiswi Pasca Sarjana di Universitas Hasan Tsani-Casablanca M...
Halo, saya Dewi Anggraeni, asal kota dari Majalengka-Jawa Barat. Saya mahasiswi Pasca Sarjana di Universitas Hasan Tsani-Casablanca Moroko. Jurusan Teologi dan Perbandingan Agama.
Sebelum saya ke Maroko saya mengikuti tes 3 negara: Mesir, Tunis dan Maroko. Dikarenakan keberangkatan ke Mesir di tangguhkan 1 tahun setelah dinyatakan lulus tes, maka saya mencari opsi lain dengan mengikutin tes ke Tunis. Namun karena ijazah saat itu belum keluar, maka keberangkatan saya ke Tunis pun harus ditangguhkan. Di saat semua pintu tertutup, kabar baik dari Kemenag bahwa saya dinyatakan lulus untuk studi di Maroko. Tanpa pikir panjang saya langsung ambil tawaran beasiswa ke Maroko.
Bisa dicaritakan tentang beasiswa yang kamu dapat selama di sana? Apa beasiswanya, dan bagaimana cara apply sesuai dengan pengalaman kamu.
Beasiswa saya dapatkan ketika menempuh pendidikan S1. Dengan nominal 750 Dh (90 $). Uang 750 dh itu cukup jika kita tinggal di asrama negeri. Karena di asrama negeri gratis, makan pun gratis, untuk kuliah pun memang gratis tidak dipugut bayaran apapun sama sekali. Jadi uang beasiswa itu seperti uang saku.
Namun pada hakikatnya, tidak semua mahasiswa asing mendapatkan asrama negeri, bahkan umumnya mahasiswa Indonesia di Maroko menyewa rumah. Sementara standar minimal biaya hidup di Maroko 1000 dh. Artinya beasiswa itu masih jauh dari cukup. Perolehan beasiswa secara otomatis akan didapat ketika kita dinyatakan lulus stui ke Maroko melalui birokrasi antara dept. Pendidikan Maroko dan Kemenag.
Untuk S2 semenjak tahun 2012 beasiswa Maroko dihapuskan, kecuali jika daftar melalui 15 kouta dr Indonesia.
Pemerintahan Maroko memberikan peluang beasiswa ke pada pelajara Indonesia melalui jalur Kemenag untuk 15 orang meliputi S1, S2 dan S3.
Jalur kedua melalui kerja sama antara Kementrian Agama pemerintahan Maroko dengan PBNU. Untuk kementrian agama dan PPBNU disyaratkan hafal al Quran.
Jadi, sangat beresiko bagi mereka yang ingin studi di Maroko dengan terjun bebas tanpa melalui dua jalur di atas. Semua proses pendidikan orang asing di Maroko melalui Dept. Pendidikan.
Apa saja kelebihan dari kampus kamu di sana? Mungkin dari segi fasilitas, kurikulum, birokrasi, dan suasana.
Kelebihan kampus saya menurut saya pribadi dari segi muamallah antara dosen dengan mahsiswa, dosen tidak memperlakukan kita sebagai mahasiswa, tapi lebih dari itu sebagai anak-anak mereka, apalagi kepada kami selaku mahasiswa asing. Lebih diutamakan dibandingkan dengan mahasiswa Maroko sendiri.
Apa menariknya jurusan yang Dewi ambil, dan apakah pernah menemukan kesulitan? Mungkin bisa disebutkan 3 jurusan favorit di kampus kamu?
Saya mengambil perbandingan agama melihat kondisi Indonesia yang majemuk. Dan konfik-konflik yang memicu SARA, kerap menjadi boomerang yang mengganggu kesatuan Tanah Air.
Kesulitan ketika studi, kita dituntut untuk bisa berbahasa Perancis, karena bahasa kedua di Maroko adalah bahas Perancis, dan buku-buku dalam teologi selain bahasa Arab kita banyak mengambil buku-buku dengan bahasa Perancis.
Jurusan favorit untuk S2. Selain Teologi dan perbandingan Agama, ada jurusan Lingustik meliputi bahasa Spanyol, Inggris dan Perancis. Kemudian ada jurusan sejarah kebudayaan Islam untuk kawasan Magrib arabi ( kawasan barat Arab hingga Andalus Spanyol)
Menurut Dewi, bagaimana karakter dosen dalam menyampaikan mata kuliah? Dan bagaimana sikap mahasiswa asli Maroko terhadap mahasiswa asing?
Khususnya kepada kita mahasiswa asing mereka menaruh perhatian penuh, agar apa yang disampaikan dapat kita pahami. Kesulitan yang sering kita alami dalam penyampaian dosen adalah mereka kerap menggunakan bahasa ‘Darijah’ (bahasa sehari-hari orang Maroko, dan ini sangat jauh dengan bahasa Arab).
Secara umum, orang Maroko sangat menghormati mahasiswa asing. Di jurusan saya selain orang Indonesia ada pula Malaysia, Codevoar, Turki, dan Thailand. Dan hubungan kami dengan warga pribumi memang sangat baik.
Pengalaman menarik dan membosankan apa yang pernah dialami Dewi selama di Maroko?
Pengalaman menarik ketika saya tinggal dengan keluarga orang Maroko, dimana saya bisa belajar kebudayaan mereka secara langsung.
Hal yang paling membosankan ketika kangen makanan Indonesia hehe…
Makanan di Maroko dari ujung A-Z satu jenis Tajin, Sawarma, Couscous satu jenis, hanya rasa dan penyajian yang berbeda.
Apakah kamu pernah mengalami kesulitan dalam memilih tempat tinggal? Bagaimana suasana tempat tinggal di sana?
Ia, kesuliatan utama mahasiswa Indonesia di Maroko adalah sewa rumah, biaya sewa yang cukup mahal, standar 2500 dh. Sementara beasiswa hanya 750 dh.
Tempat tinggal di Maroko umumnya berupa apartement.
Berapa biaya hidup untuk satu bulan? Adakah tempat belanja yang murah dan bagaimana cara mengirit pengeluaran di sana?
Standar hidup sekitar 1000 dh. Banyak tempat-tempat ekonomis di Maroko, dan ini ada di setiap kota. Selain biaya kost yang mahal, kebutuhan sekunder seperti pakaian dan lain sebagainya bisa dikatakan mahal, karena hampir kebanyakan barang ekspor dari Eropa.
Transportasi antar kota lumayan mahal untuk kantong mahasiswa. Lain halnya biaya hidup (makan) bisa dikatakan terbilang murah.
Bagaimana sistem transportasi di Maroko? Nyaman atau tidak dan bagaimana ketersediaannya?
Ini yang saya suka di Maroko, kita tak ada kesulitan soal transportasi. Pemerintah Maroko sangat memeperhatikan hal ini, banyak fasilitas transportasi yang disediakan, pilihan utama adalah kereta. Dan itu adalah transportasi yang paling nyaman. Jauh dari kemacetan dan sistem waktu jadi patokan.
Adakah pesan yang ingin Dewi sampaikan buat adik-adik di Indonesia, agar mereka tetap semangat untuk belajar dimanapun, kapanpun, dan sampai dimanapun?
Punya keinginan yang kuat, semangat yang tinggi! Kesulitan sebesar apapun akan dapat terlewati. Kecerdasan seseorang tak hanya diukur dengan nilai dan angka-angka. Kecerdasan mental dan spiritual yang akan mengantarkan kita kepada kesuksesan.
Mohon maaf hanya ini yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat.
Salam berkuliah.com!