Halo, Nafisah. Untuk perkenalan nih, mungkin bisa bercerita tentang profil diri kamu? Baik nama, kota asal, di mana kuliah dan jurusan yang...
Halo, Nafisah. Untuk perkenalan nih, mungkin bisa bercerita tentang profil diri kamu? Baik nama, kota asal, di mana kuliah dan jurusan yang diambil, dan tinggal dimana ketika di Spanyol?
Halo, semuanya. Nama saya Nafisah Wulandari dan biasa dipanggil Wulan. Sebelumnya saya berkuliah di Hubungan Internasional UGM dan sempat bekerja sebagai PR Consultant di Jakarta selama 1 tahun. Saat ini saya baru saja menyelesaikan kuliah saya di program European Master in Tourism Management dengan beasiswa Erasmus Mundus (sekarang disebut Erasmus+) dan bekerja sebagai konsultan untuk salah satu badan pengembangan pariwisata di Jerman.
Program master saya ini bisa dibilang cukup unik, karena saya selalu pindah universitas setiap semester. Semester pertama di Esbjerg, Denmark, lalu semester kedua pindah ke Ljubljana, ibukota Slovenia, dan yang terakhir di Girona, Spanyol, yang berjarak sekitar 100 km dari Barcelona.
Apa sih, enaknya dan nyamannya kuliah di Eropa? Mungkin alasan yang membuat Nafisah kuliah di sana?
Alasan yang membuat saya kuliah di Eropa sih sebenarnya karena dapet beasiswa Erasmus Mundus. Tapi, kalau ditanya kenapa saya tertarik untuk mendaftar beasiswa di Eropa, adalah karena saya ingin belajar bahasa-bahasa Eropa. Selama saya di sini, saya mencoba untuk belajar bahasa Spanyol, Jerman dan Denmark. Kemudahan untuk yang suka traveling juga menjadi salah satu alasan saya. Naik kereta 3 jam sudah di wilayah negara lain, naik pesawat 3 jam sudah sampai di ujung benua Eropa.
Secara khusus kenapa saya memutuskan untuk kuliah di program master saya ini (European Master in Tourism Management) juga karena saya tahu, mahasiswanya berasal dari berbagai macam negara. Di kelas saya ada 30 mahasiswa yang berasal dari 23 negara yang berbeda. Jadi, kesempatan besar juga buat saya untuk belajar tentang kebudayaan dari negara-negara lain dan bagaimana implementasi pariwisata di masing-masing negara.
Apa kelebihan dari kampus Nafisah, dan hal apa yang membuat kamu nyaman berlama-lama di kampus? Mungkin dari segi fasilitas, birokrasi, sistem perkuliahan, dll?
Waktu di Denmark, saya senang sekali dengan universitas saya yang sangat modern dan artistik. Interiornya sama lah seperti interior khas Skandinavia yang sering kita lihat di katalog IKEA. Di Spanyol, kampus saya adalah salah satu dari kampus paling tua, yang dulunya sebenarnya adalah gedung katedral.
Di Slovenia, saya suka karena proses pembelajarannya lebih menekankan pada praktek dibanding teori. Selama semester di Slovenia, saya berkesempatan untuk belajar tentang religious tourism di Bosnia, island development di Kroasia, dan winter tourism di pegunungan Alpen.
Untuk masalah birokrasi, saya perhatikan memang kampus-kampus yang saya tempati tidak memiliki sistem birokrasi yang berbelit-belit. Setiap mengurus sesuatu selalu bisa diselesaikan dengan cepat dan tidak bertele-tele.
Apakah di kampus Nafisah ada jurusan-jurusan seperti pendidikan guru, pendidikan olahraga, bimbingan konseling? Jika ada, apakah sulit untuk apply ke jurusan tersebut?
Di kampus saya di Denmark, ada jurusan yang jarang saya lihat di Indonesia sebelumnya. Seperti jurusan Fisioterapi atau Pedagogi dan juga jurusan-jurusan lain yang kurang dianggap komersial di Indonesia.
Saya kurang tahu sesulit apa sebenarnya untuk mendaftar ke jurusan-jurusan tersebut. Tapi yang saya tahu, jurusan-jurusan yang di Indonesia kurang dihargai atau diminati, justru berbeda keadaannya dengan di Denmark. Misalnya untuk menjadi pedagog (pengajar untuk balita) di Denmark, profesi tersebut dikenal sebagai profesi dengan penghasilan yang besar dan sangat dihargai oleh orang-orang Denmark.
Kalau misalnya nih, kita benar-benar nggak mengerti dan kurang paham terhadap dosen, apakah kita bisa bertemu secara face to face dan meminta penjelasannya secara lebih detail?
Bisa banget. Semua dosen yang saya temui di Eropa sangat perhatian terhadap mahasiswanya, dan hubungan antara dosen dan mahasiswa pun bisa dibilang cukup informal. Kita bisa bertanya tentang teori-teori di kelas kapan saja. Hubungan melalui email pun selalu dibalas cepat. Sering juga dosen kami mengundang mahasiswa-mahasiswanya untuk makan kue dan minum teh bersama sambil berdiskusi tentang teori-teori di kelas yang telah beliau ajarkan sebelumnya.
Ljubljana, Slovenia
|
Saat pertama kali (mungkin 1 bulan pertama di Eropa), apa sih yang Nafisah rasakan?
1 bulan pertama sih masih ‘honeymoon period’ ya istilahnya. Masih senang-senangnya bisa hidup dan belajar di Eropa. Masih senang jalan-jalan dan menjelajah kota-kota di sekitar dan masih semangat-semangatnya belajar hal yang baru juga. 1 bulan pertama juga masa adaptasi, mulai dari perbedaan kultur, makanan, dan cuaca di sini yang beda jauh dengan di Indonesia.
Bagaimana karakter dan kebiasaan orang Eropa? Apakah mereka mudah dan senang dimintai tolong?
Banyak sekali karakter dan kebiasaan orang Eropa yang berbeda dengan orang Indonesia. Seperti kebiasaan mereka yang sangat tepat waktu, lebih mudah mengekspresikan apa yang mereka rasakan, lebih individualistis, dan lebih tidak terbiasa untuk basa basi.
Tapi untuk masalah dimintai tolong, mereka biasanya selalu terbuka dan senang kok. Belum pernah selama 2 tahun lebih saya tinggal di sini dan menemukan ada orang Eropa yang tidak mudah untuk dimintai tolong.
Menurut kamu, apa sih yang biasanya membuat mahasiswa Indonesia menjadi galau dalam menghadapi kuliah di Eropa?
Karena selama saya kuliah di sini saya jarang merasa galau, jadi saya kurang tahu juga ya alasannya. Kegalauan yang pernah saya rasakan sih lebih ke workload selama masa perkuliahan. Tugasnya banyak dan sering sekali ada ujian, jadi jarang-jarang punya waktu istirahat.
Yang paling parah adalah ketika semester di Slovenia, di mana tugas-tugasnya benar-benar banyak, dan selalu ada ujian setiap 2 minggu sekali. Bukan cerita baru lagi kalau kami sekelas sering banget tidur rame-rame di kelas, dan cuma pulang ke apartemen buat mandi. Karena pihak universitas mengetahui kalau kami sering tidur di kelas untuk mengerjakan tugas, pihak universitas sampai menyediakan coffee maker dan “kasur-kasuran” supaya kami bisa lebih kuat dalam mengerjakan tugas.
Apakah Nafisah pernah mengalami kejadian unik, menyebalkan, mengesalkan, menyenangkan, atau menjenuhkan selama di Eropa?
Yang paling berkesan dan agak menyeramkan buat saya, saya pernah lagi jalan sendirian di Jerman, jalannya sepi dan tiba-tiba ada sekelompok pemuda berpakaian ala neo-nazi. Dari jauh saya udah ketakutan banget, karena mereka terkenal benci dengan imigran dan banyak juga beberapa kasus imigran asal Turki atau Afrika yang terlibat perkelahian dengan kelompok ini. Ketika saya melewati mereka, saya usahain buat senyum (padahal ketakutan setengah mati). Tanpa diduga, mereka justru senyum balik ke saya, dan bilang “guten abend” (selamat malam). You never know the power of a smile!
Adakah Nafisah ada tips khusus tentang bagaimana cara mudah untuk masuk dan apply ke universitas Nafisah saat ini? Apa saja yang menjadi syarat utama?
Syarat utama untuk mendaftar adalah melampirkan surat aplikasi, surat rekomendasi, nilai hasil tes kemampuan bahasa inggris, dan terjemahan dari transkrip dan ijazah S1. Tips khusus untuk bisa diterima di program saya sih usaha supaya nilai tes bahasa Inggrisnya tinggi. Kalau bisa, nilainya jangan mepet-mepet batas minimum yang diminta.
Surat motivasi juga berpengaruh sangat besar dalam proses penilaian untuk mendapat beasiswa di program saya. Jangan lupa untuk menulis ‘latar belakang kenapa kamu tertarik untuk belajar di program ini, bidang apa yang ingin kamu tekuni sebagai spesialisasi dan mata kuliah apa yang sekiranya bisa membantu kamu untuk mencapai spesialisasi ini, dan yang terakhir, rencana kamu di masa depan setelah lulus dari pogram ini.’
Wisuda program European Master in Tourism Management
|
Sekedar tips saja, tema yang ‘seksi’ di bidang manajemen pariwisata saat ini adalah tentang sustainable tourism development. Jadi, kalau kabarmu tahu lebih banyak tentang hal ini, jangan ragu-ragu untuk menulis tentang hal ini di surat motivasi kamu.
Salam berkuliah.com!