Perkenalkan, saya Fuji Kusuma Adynata, asal dari Bengkulu, dan kuliah di jurusan Sejarah Islam di Universitas Kairo, Mesir. Meng...
Perkenalkan, saya Fuji Kusuma Adynata, asal dari Bengkulu, dan kuliah di jurusan Sejarah Islam di Universitas Kairo, Mesir.
Mengapa memilih Mesir sebagai kota tujuan? Karena mesir merupakan impian saya sejak saya duduk di kelas 3 tsanawiyah (SMP). Saya banyak diceritakan oleh guru-guru saya yang tamatan Mesir. Guru-guru saya menyarankan untuk meneruskan studi di Al-Azhar.
Mesir merupakan negara yang sangat tepat untuk menuntut ilmu, karena Mesir kaya dengan ulama dalam bidangnya. terutama dalam bidang agama pastinya, khazanah warisan budaya dan sejarah yang dimilikinya sejak 3200 SM dari zaman pharanoic, hellenistic, romawi hingga islamic. (Dinasti Thoulouniyah 868-905 M, Ikhsyidi 935-969 M, Fatimiyah 969-1171 M, Ayyubiyah 1171- 1250 M, Mamalik 1250-1517 M, Turki Usmani ( 1517-1805 M, ekspedisi Perancis 1798-1802 M, Muhamad Ali Pasha 1805- 1953 M, sampai revolusi 25 januari 2011) yang mengangkat nama Mesir di puncak sejarah dunia.
Fakultas usuluddin universitas azhar mesir
|
Saya buktikan apa yang dikatakan guru-guru saya itu benar sekali, kalau Mesir salah satu negara yang cocok untuk menuntut ilmu. Alasannya banyak faktor, salah satunya faktor lingkungan yang sangat mendukung untuk belajar, karena mayoritas teman-teman yang merantau di sini niatanya untuk menimbah ilmu di Al-Azahar. Di samping itu, mahasiswa asing yang terbesar di belahan dunia semua berkumpul di Mesir. Jumlah WNI yang belajar di Mesir sendiri kurang lebih ada 6 ribu jiwa.
Di samping itu, mengenyam pendidikan belajar di Azhar sendiri bisa kita dapatkan lewat salah satunya peran dari masjid Azhar dan universitas Azhar. Semuanya sangat memberi nilai yang sangat bermanfaat bagi penuntut ilmu di sini yang mengimbangi pembelajaran di Azhar dan di luar Al-Azhar. Contohnya masjid Azhar sendiri yang sejak berdiri tanggal 29 jumadil ula 970 M oleh panglima Jauhar Al-Siqli dan pada tahun 7 Ramdhan 961 H resmi dibuka. Yang mana kita ketahui peran Azhar masih ada sampai sekarang.
Perlu kita ketahui bahwa besarnya peran Azhar disebabkan oleh banyaknya ulama-ulama yang bermuncalan dan dihasilkan dari Azhar sendiri seperti : Ibnu Kholdun Al-Farisi, Al-Syuti, Al- Farisi, Al-Suyuthi, Al-Aini, Al- Khawi,Abdul Latif Al-Baghdadi, Ibnu Khalqan, Al- Maqrizi dan lain-lainya.
Pembelajaran yang saya rasakan di masjid Al-Azhar sendiri sangat berbeda sekali dengan belajar di Universitas Al-Azhar. Di masjid Al-Azhar sendiri pembelajarannya berbasic tradisional, sedangkan kalo di Indonesia kita kenal seperti pondok salaf, titik tekanya kita banyak mempelajari kitab-kitab turos (warisan ulama dahulu) dalam berbagai macam disiplin ilmu, yang mana pengajarnya langsung dari para doctor-doktor atau masyikha-masyaikha Al-Azhar yang mana kita semua mengetahui para beliau tersebut mengajar dengan ikhlas tanpa ada gaji bulanan sedikitpun. Inilah yang menyebabkan Al-Azhar terus berjaya dan tersebar cabang- cabangnya di belahan dunia.
Di sisi yang lain peran universitas Al-Azhar yang tidak kalah dengan peran masjid Al-Azhar yang saya rasakan, di Al-Azhar sendiri kurikulum pembelajaannya bersifat modern. Al-Azhar berdiri sejak tahun 24 jumadil ula 970 M / 359 H, yang didirikan oleh Jauhar Al-Shiqili peresmianya tanggal 7 Ramdhan 361 H. Penggagas wakafnya : Al-Hakim bi-Amrillah, pengajar pertama : Qadhi Al-Qudhah Abu al-Hasan Ali bin Nu'man al-Qairawani ( mengajar fikih Mazhab syiah dari kitab Mukhtashar). Sejak berdiri, studi di Al-Azhar selalu terbuka untuk semua pelajar seluruh dunia hingga sampai sekarang. Azhar sendiri sampai sekarang memiliki lebih dari 50 fakultas dan memiliki cabang- cabangnya di berbagai propinsi di Mesir seperti di Thanta, Manshuro, Zaqaziq, Asyut, Dimyat, baik fakultas umum dan agama yang jumlah angka mahasiswanya lebih dari 250 ribu mahasiswa.
Saya pribadi mengambil fakultas Bahasa Arab jurusan Sejarah. Biaya kuliah di Universitas Al-Azhar sangat murah dan terjangkau, per tahunnya hanya membayar 150.000,00 dan biaya hidup sangat murah. Uang 1000.000 sudah sangat cukup sekali hidup di Negeri Kinanah ini. Dengan pengajar yang profesonal yang semua pengajarnya sudah mengenyam pendidikan S3, dan guru- guru besar yang menekuni di bidangnya masing-masing, itulah poteretan Azhar yang tegar samapai sekarang.
Bagaimana sih cara mendaftar ke universitas di Mesir, apakah kita bisa melakukan pendaftarannya sendiri?
Setiap tahun ada perubahan, sejak tahun ajaran 2006-2007 setiap lulusan Madrasah Aliyah (MA) atau SMA yang ingin melanjutkan studinya di mesir bisa mengikuti ujian seleksi yang diadakan kementrian Agama Indonesia (DEPAG), dan sejak tahun 2007-2009 yang mengadakan tes ke Mesir ada 2 tempat. Yang pertama dari Kementerian Agama, yang kedua dari Kedutaan Mesir yang ada di Indonesia yang langsung dites dari utusan Azhar yang menyeleksinya.
Dan tahun 2009-2014 yang mengadakan tes ada dari pihak agama dan juga dari pihak Kedutaan Mesir yang ada di Indonesia. Mahasiswa yang berhasil lulus tes dari Indonesia, akan di tes lagi di Mesir sebelum masuk universitas Al-Azahar Mesir. Kalo lulus berhak untuk menjadi mahasiswa baru universitas Al-Azhar, dan kalo tidak lulus diberikan kesempatan untuk sekolah mempersiapkan bahasa selama 1 tahun (daurohl lughoh). Lebih jelasnya bisa dilihat di webnya DEPAG.
Mungkinkah kita bisa mendaftarkan sendiri?
Mungkin bisa terjun langsung dengan menggunakan visa turis, dan setelah sampai di Mesir nanti ikut aja tes yang akan diadakan dari pihak Al-Azhar yang bekerja sama dengan pihak KBRI.
Mungkinkah kita mendapatkan beasiswa di tengah masa studi kita? Misalnya semester pertama kuliah menggunakan biaya sendiri, kemudian semester berikutnya mendapatkan beasiswa universitas?
Bisa saja. Ini yang dialami teman-teman yang non beasiswa awalnya berangkat ke Mesir tidak mendapatkan beasiswa dan tidak mendapatkan asrama mahasiswa. Tapi setelah kita lulus naik tingkat, misalnya dari tingkat 1 naik ke tingkat 2, kalo kita mendapatkan nilai memuaskan/ mumtas (cumlaud) atau minimal (jayid/bagus) kita bisa mencoba mengajukan lamaran beasiswa ke berbagai lembaga seperti Al-Azhar, Majlis A'lali syu'un Al-Islamiyah, Bait al- Zakat (quwaity) Jam'iyah Syari'yah, Badan Wakaf dan Amal Kesejahteraan Mahasiswa (BWAKM), Wamy (perkumpulan pemuda musim sedunia). Dari sumber-sumber di atas diperkenalkan memperoleh salah satunya saja, tidak boleh double.
Sedangkan asrama mahasiswa yang mungkin bisa kita ajukan misalnya seperti asrama Al-azhar (Madinatul Buuts al- Islamiah), Wamy (perkumpulan pemuda muslim dunia), Jam'iyah Thulab Wafid (perkumpulan asrama mahasiswa dunia).
Sedangkan asrama untuk mahasiswinya antara lain: asrama Al-azhar (Madinatul Buuts al- Islamiah), asrama Jami'iyah Syar'iyah li al-Thalibah, asrama Jami’iyah Mishr al-Mahrusah di Muqattam, dan masih banyak lagi asrama tempat tinggal yang gratis bagi mahasiswa/i asing. Dan hal ini menunjukan besarnya perhatian masyarakat Mesir terhadap para penuntut ilmu.
Berapa lama waktu minimal yang kita butuhkan untuk persiapan kuliah di Mesir? Mulai dari pendaftaran beasiswa sampai persiapan bahasa, dll?
Kurang lebih kita menunggu 1 tahun bahkan lebih, sesuai lobi dari Kementrian Agama dengan pihak Al-Azhar meliput kita menunggu hasil ujian, visa, isol (surat resmi kita diterima di lembaga tersebut).
Apakah ada tips dan trik spesial untuk mendapatkan pemasukan tambahan selama kuliah di sana? Dan bagaimana dengan biaya hidup, baik sendiri atau membawa keluarga?
Tipsnya sangat gampang saja, kita berusaha dengan maksimal untuk bisa lulus ujian pada tahun pertama, kalo bisa dengan nilai yang memuaskan. Setelah itu, lembaga-lembaga beasiswa yang saya sebutkan di atas banyak yang membuka pendaftaran, baik beasiswa, uang perbulanan atau asrama gratis. Atau untuk tambahan kita bisa bekerja di restoran orang Indonesia atau berbisnis. Biaya hidup berkeluarga di sini juga tidak terlalu tinggi, bisa kita cari tambahannya dengan berbisnis .
Budaya paling menarik apakah yang Fuji temukan di Mesir? Apakah ada hal-hal menarik di Mesir yang jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia?
Gambaran kehidupan budaya di Mesir sehari-hari laksana bangunan tua yang terlihat seolah-olah sangat lelah dan payah. Tiang-tiang bangunannya telah termakan usia perjalanan yang sangat panjang. Dindingnyapun dipenuhi tambal sulam perpaduan peradaban lama dan baru, beratapkan warna keruh tebal berdebu, bangunanya agak kurang memikat kala dilihat dengan mata telanjang. Dalam bangunan usang itu pernah hidup generasi silih berganti dengan corak karakter dan identitasnya. Sewaktu kekaisaran Romawi menduduki wilayah Mesir, penduduk Mesir masih menganut paganism. Ketika agama Kristen tersebar di Mesir pada pertengahan abad pertama masehi, tekanan pendududuk meningkat hingga tahun 39, kemudian Kristen diakui menjadi agama resmi negara menggantikan paganisme.
Sampai akhirnya datang umat islam dari Jazirah Arab tahun 641 M, membebaskan Mesir dari penindasan dan pemerasan bangsa Romawi. Islampun datang dengan cara membawa ajaran kasih sayang, banyak toleransi, saling memaafkan, tiada perbedaan kasta dalam bermasyarakat, yang mulia dan tinggi hanyalah yang bertakwa kepada Allah swt. Bangsa mesir yang mayoritasnya beragama koptik dan minoritas Yahudi terasa mendapatkan angin segar setelah lama diamuk dengan penindasan dari kediktatoran Romawi.
Sejarah mencatat bahwa rakyat Mesir masuk islam setelah setengah abad dari penaklukan. Keberadaan islam yang sangat toleran itu telah mampu mengubah peradaban, sosial budaya, etika, dan bahasa mereka. Mesir pun menjadi bangsa yang kuat dan beradab. Maka jangan heran, kalo ternyata kehidupan yang dipenuhi di Mesir warna islam kamu terus jumpai. Betapapun kamu jauh melangkah, pasti kamu akan mendapatkan masjid di kanan dan kiri, semangat shalat berjamaah adalah hal yang paling unik yang bisa kamu perhatikan.
Karena kalau kamu harus memperhatikan shalat dzuhurnya saja jama’ahnya membludak sampai belakang. Apalagi waktu bulan puasa Ramadhan, siang berpuasa, malam shalat Tarawih, setiap malamnya membaca 1 juz al-Qur’an, malamnya qiyamul lail sampai datangnya sahur. Kehidupan yang dipenuhi denagan nuansa islam yang menerangi seperti alunan al-Qur’an di jalan-jalan yang besa dinikmati. Mulai dari mall, supermarket, pertokoan, bus umum, bahkan sampai motor dan sepeda sekalipun tidak ketinggalan memasang tape player, jadi tidak ada waktu yang pantas disia-siakan. Walaupun terkadang ada lagu-lagu Arab yang riuh dan ribut, anggap saja itu warna-warni kehidupan.
Begitu juga tulisan ayat-ayat al-Qur’an yang dipasangkan di tempat-tempat keramaian, bis umum, mobil pribadi, sisi jalan, di depan pertokoan terpampang ayat-ayat qur’an, hadist, dan zikir. Seperti tulisan stiker ‘La tansa zikrullah’ (jangan lupa mengingat Allah) mungkin menjadi obat bagi kamu ketika bosan atau tersesat di jalan. Kamu juga bisa menemui banyak orang-orang membaca qur’an dan zikir di jalan-jalan atau di bis angkutan.
Selain itu, sisi unik yang tak boleh kita lupakan bahwa rakyat Mesir itu pandai-pandai menyanjung. Seperti ucapan ‘anata zay al’ asal’, yang artinnya kamu bagaikan madu. Itulah bahasa cerminan suatu bangsa. Kebudayaan sehari-hari masyarakat Mesir terkesan budaya beriman kepada Allah, saling mengucapkan kasih sayang, lapang dada, suka membantu, bahwa kamu sering bisa temukan seuntai doa seperti:”jazakallah khiran” atau “barakallahufik”. Disamping itu pulaperilaku sebagian besar mereka banyak bicara, suka marah, cepat puas, bangga dengan memuja keadaan yang ada, sehingga sering ada ungkapan seperti ” Mashr umm al- Dunya” (Mesir ibunya dunia), “Mashr Ahsan fil Alam” (Mesir paling indah di dunia), dan sebagainya. Mungkin ini disebabkan karena masyarakatnya kurang bebas untuk berkunjung keluar negeri karena faktor pemerintahannya yang dictator yang dipimpin oleh tentara Mesir. Di samping itu, kita sering menyaksikan perkelahian mulut di tempat keramaian, di pinggir jalan atau bahkan di tengah jalan. Kadang jalan macet karena banyak mobil yang suka bergaduh, kalo dicari sebabnya karena hawa alam yang panas sehingga mudah gerah, atau juga tabiat mereka yang jarang mau mengalah. Tapi jarang sekali ada yang sampai memukul atau dendam. Berbicara kriminalitas dan kejahatan di Mesir, sangat jarang saya temukan, karena mungkin pengamanan polisi dan tentara yang sangat kuat di sisi perkotaan. Bangsa Mesir merupakan bangsa yang memiliki cita dan citra di tengah problematika hidup yang menumpuk.
Kuliner di Mesir
Minum Syai (teh) merupakan minuman yang wajib setiap harinya. Teh itu bagaikan obat penggairah tubuh dan tidak lupa dengan Syisyah (rokok khas Arab yang dihisap lewat pipa karet sepanjang 1 meter). Pemandangan umum yang sering ditemui di kedai-kedai kopi (magha).
Pasar khon kholili di kairo lama |
Di Magha tersebut, orang tua dan muda melepaskan penatnya atau mungkin bermalas-malasan dengan menikmati suasana malam dengan main domino, dadu, nonyon TV dengan siaran sepak bola Ahly dan zamalik yang sedang bertanding. Dua klub tersebut mempunyai pendukung fanatik yang dikenal deanagn ‘Ahlawy’ (pendukung ahly) dan ‘zamalkawiy’ (pendukung zamalek). Sepak bola memang termasuk cabang olahraga Nomor 1 dan teater.
Pada dimensi lain, dalam status sosial orang cacat mempunyai tempat yang sama dan layak seperti yang saya lihat di Universitas al-Azhar , di berbagai tempat di bis dan lain-lainya. Kaum wanita juga sangat dijaga penuh hormat, walaupun terkadang kurang menghormati dirinya dengan berpakaian tidak sopan. Hal ini disebabkan karena danya pengaruh dari budaya Eropa yang semakin kian masuk di kalangan pemuda dan pemudi Mesir.
Apakah disana bisa dijumpai orang Indonesia yang berjualan makanan khas Indonesia? Jika pernah menemui, apa saja itu?
Makan khas Indonesia sangat mudah sekali ditemukan. Ini disebabkan karena masyarakat Indonesia yang ada di Mesir lebih dari 6 ribu jiwa, baik yang bekerja ataupun sekolah.
Makan Indonesia yang sebagian besar ada di Mesir seperti: indomie, ayam barmacam rasa, minuman ala Indonesia juga ada, bumbu-bumbu masakan yang instant atau non instan dari Indonesia, dan lain-lainnya.
Bagaimana cara membaur dengan masyarakat di Mesir agar kita mudah bergaul dengan mereka?
Yang harus diperhatikan adalah kita punya bahasa yang memadai, sopan, ramah, suka memuji, yang tanpa kita sadari orang Mesir sangat senang sekali dengan hal tersebut.
Apakah Fuji ada tips untuk mahasiswa Indonesia yang sudah mau berangkat ke Mesir? Apa saja persiapan terakhir yang perlu mereka lakukan? Atau, saat tiba pertama kali di Mesir, apa saja yang perlu mereka perhatikan?
Persiapan kesehatan, bahasa Arab dalam komunikasi dan baca kitabnya, hafalan al-Quran minimal 8 juz. Dan pelajari sedikit tentang budaya di Mesir biar kita tidak kaget dengan budaya dan cuaca ketika di Mesir.
Setibanya di Mesir yang harus diperhatikan: belajar budaya, bahasa, cuaca mesir dan cari teman Indonesia dan Mesir yang baik dan semangat, punya target yang jelas dan lakukan dengan istiqomah.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Salam berkuliah.com!