Halo, salam kenal ya! Sebelumnya, bisa diceritakan sedikit profil diri kamu? Perkenalkan, saya Ridwan Bahrudin. Di Jordan, saya ku...
Halo, salam kenal ya! Sebelumnya, bisa diceritakan sedikit profil diri kamu?
Perkenalkan, saya Ridwan Bahrudin. Di Jordan, saya kuliah di Al al-Bayt University, Ushuluddin Syariah, Beasiswa, S1, angkatan 2011. Asal saya sari tirtayasa Serang-Banten, dan di Jordan saya tinggal di Mafraq-Jordan.
Bisa diceritakan tentang makanan khas di negara tersebut? Adakah makanan yang unik dan menarik baik dari rasa dan bentuknya? Apakah ada yang cocok dengan lidah orang Indonesia?
Di sini ada banyak sekali jenis makanan khas Arab. Dan pertama saya ke Jordan, saya tidak suka sama sekali jenis makanan di sini kecuali hanya pesan nasi dan ayam goreng. Akan tetapi, lambat laun berjalannya waktu karena sering di undang penduduk warga sini untuk makan bersama, lidah saya makin cocok dengan makanan yang ketika pertama kali hampir muntah ketika mau di telan, dan sekarang malah menjadi kesukaan saya. Dan inilah makanan khas Arab Jordan yang mashur disebut dengan ‘MANSAF LAHM’. Ada juga makanan yang menarik dan juga unik yaitu ‘HALAWIYYAT’, atau manisan dan ini juga makanan kesukaan warga sini. Yang cocok ada banyak, salah satunya ‘SYAWARMA’.
Bisa diceritakan tentang perihal akomodasi kamu selama di negara tersebut? Apakah kamu tinggal di apatemen atau di asrama kampus? Tinggal sendiri atau bergabung dengan mahasiswa dari negara lain?
Terkait akomodasi di sini, kalau mau pergi kemena-mana terpaksa harus naik mobil, karena memang transportasi utama yang ada di sini adalah mobil. Tidak seperti di Indonesia, di sini tidak ada motor. Jikapun ada, itupun terhitung jumlahnya orang yang punya. Karena kondisi di sini sendiri memang tidak memungkinkan adanya motor.
Tentang tempat tinggal, di Jordan saya tinggal di rumah sewaan (Kost-an) dan tinggal bersama teman-teman dari Indonesia juga.
Banyak mahasiswa dari luar negeri mengatakan bahwa, jika kuliah di luar negeri, kita harus pintar-pintar berhemat dalam hal keuangan. Nah, apa yang biasa kamu lakukan untuk menghemat pengeluaran? Mungkin dengan memasak sendiri atau lainnya.
Yah, memang betul demikian faktanya, apalagi tinggal di negara Jordan yang memang kebutuhan hidup di sini jauh lebih lumayan mahal dari Indo. Dan sayapun sama teman-teman kalau memang ketika kondisi kantong sudah mulai tipis, kami nggak berani makan di luar, dan akhirnya kami masak terus. Dan kalau untuk awal bulan bisa lah makan di luar.
Apa yang Ridwan rasakan pertama kali, mungkin ketika di bulan pertama sampai dan menjalani kuliah di Jordan?
Yang pasti, ketika pertama datang ke sini adatnya berbeda, terutama ketika makan bersama penduduk sini. Mereka makannya pake semua jari seperti anak kecil, dan kalau kita bertemu dengan sesama mengucapkan salam. Luar biasa hati saya mengatakan.
Kalau di kampus di bulan-bulan pertama ya kendalanya hanya bahasa, karena terkadang bahasa yang dosen gunakan terkadang keluar dari bahasa Fushah.
Adakah pesan-pesan atau motivasi yang ingin Ridwan sampaikan untuk adik-adik kita yang ingin kuliah di luar negeri?
Pesan saya kepada adik-adik yang mau belajar keluar negeri hanya ingin saya ucapkan selamat atas kehidupan baru kalian. Dan saya ucapkan atas kemahaiswaan kalian karena sekarang kalian sudah menjadi mhasiswa, dan kemahasiswaan kalian berbeda dengan yang lain.
Kalian mempunyai nilai lebih dan kesempatan yang lebih besar untuk menggali ilmu pengetahuan yang lebih luas. Dan pastinya, sebelum kalian berangkat ke luar negri, kalian harus benar-benar siap, siap mental dan siap segalnya. Dan jangan lupa, sebelum mulai belajar targetkan IP kalian dan juga cita-cita kalian selepas kalian lulus dari universitas tersebut.
Nah, sobat berkuliah.com. Itu tadi ulasan dari cerita yang telah bersedia dibagikan oleh Ridwan Bahrudin selama menjalani kehidupan kuliahnya di Yordania. Semoga menginspirasi, ya!
Salam berkuliah.com.