Paris! Ini Salam dari Widya Emilia untuk Kamu yang Ingin Kuliah di Perancis!

Bonjour! Nama saya Widya Emilia Primaningtyas, bisa dipanggil Widya. Saya asli orang Surabaya, lahir di Surabaya, 30 jul...



Bonjour!

Nama saya Widya Emilia Primaningtyas, bisa dipanggil Widya. Saya asli orang Surabaya, lahir di Surabaya, 30 juli 1991, kecil di Surabaya, besar pun di Surabaya. Saya sudah mulai sekolah umur sejak usia 2 tahun di TK yang dikepalasekolahi sama nenek sendiri. Saya lulus TK umur 4 tahun. Dulu sempat nggak ada SD yang mau menerima karena terlalu kecil, akhirnya saya sekolah di SD Negeri Percobaan IKIP Surabaya yang lagi lagi dikepalasekolahi kakek saya, hehe. (Agak nepotisme, tapi ya sudah tak apa, hehe).

Setelah ikut tes diterima di SMP Negeri 1 Surabaya, saya lanjut di SMA Negeri 2 Surabaya, dan masuk Jurusan Teknik Material dan Metalurgi melalui SNMPTN pilihan ke-2, yang pilihan pertamanya Pendidikan Dokter UNAIR. Masuk S1 2008 lulus tepat waktu dan alhamdulillah dapet beasiswa Fresh Graduate untuk kuliah S2 angkatan pertama di jurusan yang sama, di akhir semester 1 ada pembukaan pendaftaran Program Joint Degree Indonesia Perancis, dan alhamdulillah lagi diberi kepercayaan untuk menuntut ilmu ke Perancis setelah belajar bahasa Perancis hanya selama 4 bulan dari jam 3 sore sampai jam 8 malam setiap hari, kecuali hari sabtu dan minggu. 

Di Perancis, saya berkuliah di Universite de Technologie de Compiegne di kota Compiegne sekitar 75 km di utara Paris. Disana saya mengambil Master tahun kedua, atau biasa disebut Master 2eme annee (M2) di Master Systeme Complexe en Interaction specialite BioMechanique et Bio Enginierie. Jadi, dari S1 yang belajar ilmu bahan yang lebih ke arah Metalurgi dan ekstraksi metalurgi, di jenjang master ini saya mengambil hal yang lebih spesifik, yaitu ilmu yang mempelajari dari mulai fabrikasi dan design dan mekanisme kerja material yang compatible atau sesuai, dan tidak membahayakan tubuh untuk aplikasi pembuatan organ buatan ataupun tools yang dapat digunakan di dunia medis.


Apa yang membuat Widya tertarik kuliah di universitas Widya saat ini? Apa saja kelebihan dari kampusnya?

Ketertarikan saya berawal dari iming-iming dosen saya yang juga lulusan UTC, di mana kota saya yang jaraknya relatif dekat dengan Paris, yang memungkinkan untuk pergi ke Paris setiap akhir pekan tanpa merasakan kejamnya hidup di Paris, di mana menurut saya sangat padat dengan manusia, bahaya copet, dan biaya hidup yang mahal. 

Yang ada dibenak saya saat itu adalah, saya bisa ke Paris sesuka hati saya, karena dekat tetapi tidak terlalu menguras besiswa oleh karena biaya hidupnya. Dan juga info yang saya dapat dari dosen saya bahwa Compiegne adalah kota yang tenang dan indah, membuat saya berharap sebelum saya berangkat ke Perancis bahwa kota ini dapat mendukung kegiatan belajar saya, dimana saya tidak terganggu dengan kebisingan dan keramaian. 

Kalo masalah Universitas, UTC juga merupakan salah satu Grand Ecole terbaik yang ada di Perancis. 


Apakah kelebihan dari jurusan yang Widya ambil? Mungkin bisa disebutkan juga 3 jurusan terfavorit di kampus Widya?

Tentang kelebihan dari jurusan saya, mungkin bisa dibilang jurusan yang saya ambil lebih memenuhi mimpi masa kecil saya yang ingin menjadi seorang dokter. Dengan belajarnya saya di jurusan ini membuat saya tahu bahwa belajar tentang kesehatan dan mekanisme kerja tubuh atau bisa dibilang di bidang medis, tidak harus menjadi dokter. Mimpi saya untuk belajar tentang itu dapat saya wujudkan dengan belajar di jurusan yang saya ambil. 

Malah, ilmu medis yang saya pelajari mungkin dapat dibilang lebih detail dari pada yang dipelajari lulusan sarjana kedokteran, karena untuk membuat organ tiruan ataupun tools yang dapat digunakan di dunia medis, kita harus mempelajari mekanisme kerja tubuh beserta bagian-bagiannya juga interaksi antar organ satu dan yang lain. Dan yang juga tidak kalah penting yaitu komponen penyusun yang menyusun organ tersebut agar dapat disesuaikan dengan organ tiruan yang akan dibuat.


Bagaimana kita bisa beradaptasi dengan perbedaan sistem perkuliahan di Perancis? Apakah ada yang harus kita persiapkan?

Perbedaan sistem kuliah mungkin tidak banyak, dosen sama-sama mengajar seperti perkuliahan di Indonesia. Yang mungkin menjadi kesulitan adalah bahasa, karena perkuliahan mayoritas menggunakan bahasa Perancis, di mana baru 4 bulan saya berkenalan dengan bahasa ini, beruntungnya kelas saya adalah kelas kecil yang hanya terdapat 7 orang mahasiswa sehingga saya dapat bertanya dan saya dapat meminta dosen untuk menjelaskan ulang ketika saya tidak mengerti.

Kunci kuliahnya hanya satu menurut saya, duduk paling depan dan simak baik-baik. Dan jangan lupa mencatat, karena tidak semua penjelasan dosen ada di hand out, dan duduk paling depan adalah salah satu cara untuk memaksa diri sendiri untuk mendengarkan menjelasan, tidak ngantuk dan fokus, karena pertanyaan kebanyakan dilontarkan kepada baris paling depan. 

Mungkin budaya yang berbeda adalah budaya bertanya. Entah mengapa mahasiswa Indonesia sangat jarang bertanya, ini saya rasakan sendiri. Saya pikir saya telah mengerti dan tidak ada yang perlu ditanyakan, tapi salah satu teman Perancis saya ada yang hobi bertanya walaupun pertanyaannya sedikit garing dan sebenarnya diapun mungkin sudah tau jawabannya, ternyata cara itu dipakai untuk men-triger dosen untuk menjelaskan lebih detail dan menjelaskan dengan cara yang fundamental tentang hal yang ditanyakan, sehingga ada pengetahuan baru yang tergali dari dosen tersebut.



Cara itu juga dipakai untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar mendengarkan penjelasan dosen dan dinilai sebagai mahasiswa yang aktif. Jadi , yang bisa kita persiapkan ya telinga yang siap mendengarkan bahasa planet lain dengan sungguh-sungguh, atau bisa juga ditambah dengan alat perekam supaya kita dapat mendengar penjelasan dosen beberapa kali. Dan ‘bruilon’ atau kertas coret-coretan untuk mencatat dengan cepat, kasar dan tidak terlalu rapi yang nantinya dapat disalin kembali dikesempatan setelah perkuliahan sekalian untuk belajar ulang.


Mengenai beasiswa yang pernah kamu dapatkan nih. Bisakah kamu jelaskan beasiswa apa, bagaimana sifatnya, dan cara applynya sesuai pengalaman Widya?

Saya mendapat beasiswa BPKLN yang disalurkan oleh atase pendidikan indonesia di KBRI Paris. Sifatnya turun perbulan dan mengcover biaya pesawat berangkat saja. 

Untuk cara applynya, saya apply di kantor joint degree ITS yang selanjutnya diseleksi berdasarkan IPK di tahun saya berangkat. Beasiswa ini mengambil mahasiswa fastrack dan freshgraduate. Saya sendiri waktu itu mahasiswa fresh graduate, jadi saya tidak lulus 3,5 tahun dan mendobel kuliah S2 atau bisa dikatakan akselerasi. Saya lulus tepat waktu dan Alhamdulillah, pada saat tahun saya berangkat mahasiswa FG diberikan kesempatan untuk apply. Setelah diseleksi berdasar IPK, kami di wawancara untuk kesiapan sekolah bahasa dan penarikan komitmen, selanjutnya terseleksi oleh alam di saat belajar bahasa dan pencarian LOA.


Apakah seorang mahasiswa harus memiliki seperti kartu mahasiswa, kartu pembayaran, kartu asuransi, atau buku tabungan jika berkuliah di sana? Jika iya, bagaimana cara membuatnya?

Jelas iya, mahasiswa harus punya kartu mahasiswa. Kalo nggak punya, tentunya nggak bisa masuk kampus. Cara membuatnya, setelah membayar kuliah atau bayar administrasi, tinggal bikin di secretariat. Setelah bikin ‘carte etudiante’,  kita bisa memanfaatkannya untuk dapat diskon kalo mau beli  sesuatu.  Kalo apply, misanya kita bisa gratis masuk musium louvre untuk pelajar yang umurnya kurang dari 26 tahun, bisa dapet diskon ‘carte jeune’ atau biasa disebut kartu diskon untuk mendapatkan diskon kalo mau naik kereta. Diskon yang didapat bisa sampai 50% tergantung hari dan jam keberangkatan. 

Kalo saya dulu prioritasnya bikin tabungan di bank Perancis, karena beasiswa saya di transfer melalui bank Perancis. Caranya datang ke bank bawa paspor, attestation logement atau surat tanda perumahan yang menunjukkan alamat kita, sama attestation scolarite atau surat tanda bersekolah supaya dibukakan rekening yang statusnya ‘etudiante’,  di mana kelebihannya tidak ada biaya administrasi.

Untuk asuransi, perlu banget. Soalnya kita kan jauh dari orang tua, jadi kita sendiri harus mengantisipasi kalau nantinya kita jatuh sakit. Karena saya mendapat BGF (bourse goverment francaise) atau beasiswa pemerintah Perancis, saya tidak membayar ‘securite social’ yang akan menjamin kita saat kita sakit. Tapi hanya 80% dari tarif yang ditentukan oleh pemerintah, selebihnya kita harus menambah asuransi yang namanya ‘mutuelle’, paling murah sekitar 130 Euros per tahun untuk membackup sisanya. Dan juga kita harus menambah asuransi untuk mata dan gigi. Jadi, ketika kita punya masalah mata atau gigi, kita dapat di back up oleh ‘mutuelle’, yang lain lagi perumahan kita juga harus diasuransikan. Asuransinya murah hanya sekitar 16 Euro per tahun. Bukti asuransi perumahan ini berguna untuk apply stage atau magang di semester kedua.



Bagaimana ketika ada mahasiswa Indonesia yang sakit dan ingin berobat? Apakah membutuhkan syarat-syarat tertentu?

Kalo sakit, sebelum punya ‘carte vital’ atau kartu kesehatan, pergi aja ke dokter. Tapi jangan lupa sebelumnya janjian dulu, karena dokter di Perancis tidak seperti di Indonesia yang bisa langsung antri. Kita harus bikin janji dan datang sesuai dengan jadwal yang disepakati. Tidak boleh terlambat, karena jika terlambat jadwal akan hangus dan diganti hari lain. Jika masalah itu terulang karena kita terlambat, kita akan di blacklist dari dokter umum yang telah kita pilih dan disuruh mencari dokter yang lain. 

Oh ya, sebelum berobat kita harus memilih doketer umum langganan atau pilihan. Jadi, dokter itu adalah dokter umum di mana menjadi tujuan utama ketika kita sakit, dan dokter yang berhak memberi rujukan ke dokter specialist. Setelah diperiksa, kita bayar dulu lalu diberi faktur, dan faktur itu dikirim ke kantor asuransi kita.


Bagaimana kebudayaan yang ada di Prancis  dari pemuda, orang tua, dan remaja di sana?

Kebudayaan di Perancis yang cukup shock buat remaja Indonesia adalah ‘bisous’ atau cipika cipiki. Tapi lama-lama juga kebiasaan, hehe. Dan kebudayaan Perancis yang saya suka adalah selalu menyapa di setiap berpapasan dengan orang, entah kenal ataupun tidak, walaupun hanya dengan kata ‘bonjour’, ‘salut’, atau ‘bonsoir’. Selain itu, budaya terimakasih juga menjadi budaya yang saya suka. Apapun bantuan yang diberikan walaupun kecil, orang selalu berkata ‘merci’. Selain itu juga salam perpisahan jika berpisah, ‘au revoir’, ‘a bientot’, baik kenal maupun tidak.

Mungkin hal yang menjadi budaya adalah menahan pintu untuk orang di belakang kita. Jadi, ketika kita disana membuka pintu ketika ada orang dibelakang kita, kita harus menahankan pintu itu untuk orang yang ada di belakang kita itu.

Itu kebudayaan yang saya suka dari Perancis yang membuat saya berpikir bahwa orang Perancis itu ramah dan sopan, di luar kebiasaannya untuk ‘soiree’ atau pesta, minum wine atau bir untuk bercengkrama dengan teman-temannya. 


Culture shock apa yang paling sering dialami oleh mahasiswa dari Indonesia di Prancis? Bagaimana cara mengatasinya?

Culture shock. Hmmm…menurut saya culture shock lebih banyak dialamai oleh mahasiswa Indonesia yang baru pulang dari perancis, bukan yang baru berangkat. Biasnya bentuk keluhannya cuma birokrasi Perancis yang ‘rempong to the max’, dan jadwal took-toko yang tutup jam 8. Selebihnya menurut saya sih lebih nyaman. 

Tapi kalo mahasiswa yang baru pulang dari sana itu yang banyak ngomelnya. Yang mengeluh indonesia panas banget, internet yang lemot banget, jalanan macet banget, kemana-mana lama, banyak terucap: “coba kalo di Perancis, download nggak selama ini / pasti ada metro / pasti nggak ada debu/ pasti nggak panas / pasti nggak polusi / pasti nggak lengket/”, dan banyak keluhan-keluhan yang lain. Cara mengatasinya ya kontrol diri sendiri aja hidup selayaknya.


Organisasi apa saja yang biasa Widya ikuti di sana? Jika mengikuti sebuah organisasi, apakah manfaat yang paling terlihat?

PPI Compiegne tentunya! Manfaatnya adalah rasa kekeluargaan yang sangat erat, karena orang Indonesia di Compiegne hanya 11 orang. Dan saat di negara orang, organisasi seperti ini bisa juga disebut keluarga. Di organisasi ini juga saya belajar menghargai kebiasaan orang lain dan sadar bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Kita juga belajar wirausaha, karena di PPI Compiegne kita sering ikut bazar yang jual makanan yang kita masak sendiri. Saya jadi pintar masak karena sering ikutan masak untuk bazar dan makan malam saat kita soiree atau kumpul-kumpul. Hehe.


Barang apa saja yang kiranya perlu dibawa dan tidak perlu dibawa ketika akan kuliah di Prancis?

Kalo saya yang pasti itu “KECAP’! Wajib kecap Bango, karena di sana susah nyarinya, bahkan hampir nggak ada. Selain itu, bumbu-bumbu dapur baik yang siap pakai atau yang mentah, seperti daun salam, laos, kunci, terasi, petis, bumbu pecel yang di sana nggak ada. Terus juga lampu yang warnanya putih yang kayak di Indo, karena hampir semua lampu warnanya warmwhite yang cenderung kuning itu. Karena buat saya lampu putih meningkatkan semangat belajar. Selanjutnya ya obat-obatan pribadi, Koyo buat pegel-pegel, minyak kayu putih, balsem, dan Tongsis! Ini ampuh sebagai teman traveling, karena di sana setiap saya foto pake tongsis orang Eropa pasti tanya belinya di mana, dan saya jawab INDONESIA, sekalian promosiin Indonesia. Ye ye! 




Apa Widya punya tips spesial supaya mahasiswa Indonesia bisa kuliah dan tinggal di sana dengan biaya sendiri hasil bekerja sampingan (part time)?

Buat saya, kalo niatnya kuliah yang serius, kalaupun bisa kerja part time itu bonus. Kalo kita pintar mengatur uang , dan uang bisa digunakan dengan sebagaimana mestinya untuk biaya hidup itupun 400 Euro per bulannya sudah cukup. Dengan catatan di luar travelling dan belanja. Jadi, jangan sampai kerja part time menurunkan kualitas belajar! Karena bagaimanapun, yang namanya kerja itu capek. Jadi, menurut saya pinter-pinter aja ngatur uang supaya bisa fokus kuliah tanpa kekurangan. 

Salam berkuliah.com. 
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Paris! Ini Salam dari Widya Emilia untuk Kamu yang Ingin Kuliah di Perancis!
Paris! Ini Salam dari Widya Emilia untuk Kamu yang Ingin Kuliah di Perancis!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ0fcrjF8f4Ub0b-iXXAJmXurTKd2ILVDVaxyLccaU2Z-efo6PCittdE8KqudvwofQjKeytVTpvNZqC5md71FDBC052FMth9pyV7vdeJfTVj4jYBTSZClAr-jFGhCNIv8ExdDC_gpViQA/s640/widya.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ0fcrjF8f4Ub0b-iXXAJmXurTKd2ILVDVaxyLccaU2Z-efo6PCittdE8KqudvwofQjKeytVTpvNZqC5md71FDBC052FMth9pyV7vdeJfTVj4jYBTSZClAr-jFGhCNIv8ExdDC_gpViQA/s72-c/widya.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/12/paris-ini-salam-dari-widya-emilia-untuk-kamu-yang-ingin-kuliah-di-perancis.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/12/paris-ini-salam-dari-widya-emilia-untuk-kamu-yang-ingin-kuliah-di-perancis.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy