Tanya Tentang Kehidupan Berkuliah di Perancis? Nih, Carissa Punya Cerita dan Tips Menarik!

Halo! Perkenalkan, saya Alviandra Carissa Oktadina. Asal saya dari Jakarta Timur. Kuliah di Lycée Pierre et Marie Curie, 50000 Saint-...


Halo! Perkenalkan, saya Alviandra Carissa Oktadina. Asal saya dari Jakarta Timur. Kuliah di Lycée Pierre et Marie Curie, 50000 Saint-Lô, France, di jurusan BTS Communication / D3 Komunikasi. Di Perancis, saya tinggal di 50000 Saint-Lô, France. 

Studi di Perancis saya lakukan dari biaya pribadi, karena sangat jarang ada beasiswa untuk S1 dari tahun pertama.


Waktu memilih tempat kuliah, apa Carissa memilih karena negaranya, jurusannya, atau ada alasan lain?

Pertama, saya sudah menentukan jurusan komunikasi sejak dibangku SMA tahun ke-3 sebagai jurusan saya untuk kuliah, karena saya pikir pemilihan jurusan studi sangat penting daripada hal lain. Kemudian, saya mempunyai keinginan untuk meneruskan perguruan tinggi di luar negeri sesuai dengan negara yang saya suka, tapi saya juga mencari keuntungan nantinya sebagai mahasiswi dinegara tersebut. Lalu saya temukan bahwa Perancis, negara yang banyak memberikan subsidi untuk pelajar-pelajarnya dan biaya kuliah yang sangat terjangkau per tahunnya. Ditambah, muatan lokal ketika di SMA adalah bahasa Perancis. Dan pula, saya ingin menguasai bidang komunikasi dengan bahasa asing yang lain selain bahasa Inggris, jadilah Perancis yang saya pilih.

Kedua, saya lebih memilih kota di bagian utara Perancis daripada di selatan Perancis karena alasan personnel. Lalu, saat pemilihan kota dan universitas, saya harus melihat populasi warga Indonesia yang berasa disana, apakah banyak atau sedikit. Kalau sedikit, saya ambil. Kalau tidak, kuota yang diberikan untuk warga negara asing dari universitas itu sendiri akan berkurang (ex: max. 2 Indonesia di satu universitas di tahun yang sama). Personnaly, saya menghindari Paris untuk studi. Disisi peluang, sudah sangat jelas jarang ada mahasiswa yang diterima hanya dengan DELF B1 (kelas non-internasional/bahasa Perancis), apalagi saya mengambil bidang komunikasi. Disisi biaya hidup, tidak usah dipertanyakan karena anda harus siap 1500€ (Rp15 juta) per bulan. Paris oke untuk jalan-jalan, tapi tidak untuk melakukan studi, lagipula jika ingin mengunjungi Paris, banyak libur sekolah di setiap awal pergantian musim dengan jangka seminggu bahkan 2 minggu (sekolah saya). Jadi, jangan khawatir.


Bagaima cara kamu bisa beradaptasi dengan perbedaan sistem perkuliahan di sana? Apa saja yang dipersiapkan?

Sistem perkuliahan di sekolah saya kurang lebih sama dengan jam ketika di SMA. Saya mulai dari 08.00-12.00, 13.00-17.00. Biasanya satu mata kuliah untuk 2 jam dalam sehari. Suasana dalam kelas saya temukan sangat hidup. Kami banyak berdiskusi terbuka dengan dosen sesuai materi yang sedang dibahas dan yang lain juga 'diundang' jika ingin menambahkan sesuatu. Sistem BTS sangat berbeda dengan sistem universitas. Saya harus mempunyai maksimal 44 kompetensi berbeda dalam bidang komunikasi (min. 40) di dalam Passporte selama 2 tahun untuk bisa lulus yang bisa didapat saat magang, projek-projek sekolah, ataupun projek profesional individual. Ulangan dilaksanakan setiap setelah 2-3 bab, 3 periode magang yang harus dikerjakan selama 2 tahun, dan projek profesional yang harus dilaksanakan sebelum atau setelah studi 2 tahun yang pengerjaannya akan dipresentasikan saat sidang di tahun kedua/terakhir. Yang harus dipersiapkan, kamu harus aktif mencari informasi bahan-bahan projek yang mungkin bisa menambahkan kompetensi di dalam passporte BTS kamu. Selain itu juga harus mengikuti peningkatan dari mulai nilai-nilai mata kuliah ataupun pemahaman mata kuliah itu sendiri dengan teman-teman sekelas.

Karena saya berkuliah dengan bahasa Perancis, saya sering meminjam catatan teman Perancis untuk melengkapi catatan yang kurang karena para dosen yang menjelaskan dengan sangat cepat dan terkadang justru pokok pelajaran ada pada penjelasan dari dosen. Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan kepada teman-teman sekelas ataupun dosen dalam masalah catatan. Namun dulu pada awal tahun pertama, sempat terbesit untuk merekam pelajaran dengan tape recorder atau meminta izin dengan recorder handphone, tapi lama kelamaan saya mampu menangkap dan mencatat yang sudah dijelaskan oleh dosen. Mungkin cara dari "tape recorder" bisa menjadi solusi untu para mahasiswa tahun pertama.


Apa kelebihan dari kampus Carissa? Mungkin dari segi fasilitas, kelas, birokrasi, dan suasana bersosialitanya.

Saya kuliah divgedung SMA negeri Perancis, dimana semua SMA negeri disini tidak dipungut biaya kuliah setiap tahunnya (gratis). Hanya ada biaya administrasi 20€ pada awal tahun. Fasilitas yang diberikan juga tidak kalah dengan universitas. Semua anak mempunyai satu komputer masing-masing untuk mengerjakan tugas sekolah di dalam sebuah kelas. Setiap anak punya akun untuk mengakses informasi sekolah atau untuk para mahasiswanya berhubungan langsung dengan dosen via akun tersebut.

Perguruan tinggi yang saya ambil mewajibkan pelajarnya melakukan 3 periode magang selama 1,5 bulan untuk setiap periodenya yang menjadi perbedaan signifikan dibanding sistem perkuliahan diuniversitas Perancis. BTS dan IUT (gelar D3 juga tapi terletak di gedung universitas) lebih cenderung untuk mengejar experiences di samping penguasaan materi kuliah. Ini dipersiapkan untuk para mahasiswanya mampu dan siap terjun langsung dalam dunia kerja.


Saya kuliah di gedung SMA negeri Perancis, tetapi saya tetap terhitung mahasiswa dengan sistem D3. Tentu suasananya beda dengan universitas. Kalau universitas lebih strict dari dosen maupun antara mahasiswa yang lain, kalau sekolah saya, benar-benar sama dengan saat di SMA. 23 mahasiswa di dalam 1 kelas selama 2 tahun yang sama, ada dosen yang merangkap wali kelas yang siap membantu dari materi kuliah yang diberikan ataupun masalah administratif. Saya sempat mempunyai masalah administratif ketika sampai dan wali kelas saya yang membantu dengan siaga. Intinya, jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan. Mereka tidak semuanya 'dingin' dengan orang asing, itu hanya bagian dari stereotip.

Suasana bersosialita, karena saya kuliah di gedung SMA, saya masih melihat mahasiswa (tidak termasuk pelajar SMAnya) bergroup-group walaupun sesama orang Perancis. Beda dengan mahasiswa-mahasiswa universitas yang cenderung individualis. Awal tahun saya merasa seperti kembali ke suasana SMA dulu dan kembali menyesali kenapa saya tidak diterima di universitas. Apalagi saya satu-satunya orang Indonesia bahkan orang Asia di jurusan Komunikasi di perguruan tinggi ini. But time flies, people changed, saya akhirnya bisa berdaptasi dengan suasana kelas, materi kuliah, dan tentu dengan mahasiswa/mahasiswi yang lain. Ditambah hampir setiap kamis malam, kami sekelas atau bergabung dengan mahasiswa-mahasiswa tahun pertama, mengadakan "kumpul-kumpul/soirée" di rumah salah satu mahasiswa. Lalu, ada banyak acara setiap tahun yang diselenggarakan oleh mahasiswa untuk mahasiswa untuk mempererat hubungan pertemenan antar mahasiswa seperti haloween party, tukar kado saat natal, dan student carnival. Usahakan jangan absen di setiap acara yang ada.


Bagaimana dengan musim di Perancis? Apakah ada saat-saat dimana musim berubah ekstrim? Jika ada, bagaimana cara mengatasinya?

Saya baru merasakan perubahan cuaca ekstrim dimana awal musim panas yang seharusnya udaranya panas tetapi hujan dan dingin. Atau yang sekarang-sekarang ini akhir musim panas, setiap pagi saya harus memakai jaket/syal tebal tetapi siap dengan kaos tipis, karena setiap paginya harus melawan suhu 15° setap berangkat kuliah, tapi siang hari berubah menjadi 24-27°. Syukur saja suhu musim panas di normandy bisa dikatakan lebih sejuk dibanding suhu udara musim panas di kota-kota selatan yang umunya 30-40°.

Cara mengatasinya, minum vitamin secara teratur, perbanyak minum air putih. Saat winter, jangan ragu-ragu untuk mendouble pakaian anda karena suhu kisaran -5-16° dan biasanya saat berganti dari musim semi ke musim panas, banyak orang-orang yang terserang flu, jangan lupa membawa tisu/sapu tangan/masker.


Apa pengeluaran terbesar kamu selama tinggal di Perancis ? Apa yang kamu lakukan untuk mengatasinya? 

Pengeluaran terbesar menurut saya adalah biaya tempat tinggal yang dibayarkan perbulan. Karena sekolah saya gratis, asuransi sekolah 213€ (Rp 3.400.000) per tahun, dan buku-buku pelajaran yang hanya dibeli saat awal tahun, menjadikan biaya hidup yang paling mahal di antara yang lain. Namun jangan khawatir, pemerintah Perancis memberikan subsidi berupa pemotongan biaya tempat tinggal +/- 20% jika kamu mengapply APL (allocation familliale) yang diberikan setiap awal bulan melalui akun bank kamu, terhitung bulan kedua setelah kamu tinggal. Jika kamu sayangnya harus melakukan pengobatan medikal, asuransi wajib yang sudah kamu bayarkan di atas bisa meng-cover pembayaran umumnya 80% total biaya. Jika  kamu ingin meng-cover secara utuh hingga 100%, kamu bisa mengambil program mutuelle yang juga dibayar setiap tahunnya. Mahal memang, tapi jangan lupa kalau "ada uang, ada barang".


Apakah mahasiswa Indonesia di Perancis bisa mendapatkan kerja part time? Jika iya, pekerjaan apakah yang recommended untuk diambil?

Part time job biasanya sangat dibutuhkan saat liburan musim panas sekitar 3 bulan, sehingga para pelajar membutuhkan sesuatu untuk dikerjakan. Namun, persaingan di Perancis sangat ketat. Para pekerja kebanyan mencari orang Perancis untuk mempermudah komunikasi saat bekerja, apalagi di bidang restoran, toko-toko baju/aksesoris. Dan lagi, biasanya mereka yang sudah menemukan part time job diperkenalkan atau kenal dengan orang yang sudah bekerja di tempat tersebut. Jadi, masih ada kesempatan jika kamu mempunyai teman , atau teman kamu yang kenal dengan temannya yang bekerja untuk menggantikan posisinya. Menjadi baby-sitter untuk part time job bisa menjadi jawabannya juga, bisa dikerjakan saat selesai kuliah ataupun saat weekend. Intinya, perluaslah jaringan pertemanan kamu, karena itu jalan yang paling punya peluang besar.


Di mana kira-kitan pilihan jenis tempat tinggal terbaik untuk di Perancis menurut pengalaman kamu? Apakah, asrama, apartment, atau ada yang lain?

Tahun pertama saya tinggal di rumah orang Perancis, bisa disebut ngekos, dengan 8/10 orang di dalam rumah yang tidak begitu besar, 3 lantai, kamar saya mempunyai luas sekitar 13 m persegi dengan dapur di sudut kamar +/- 1x1m persegi (kompor, oven), wastafle, balkon, 1 tempat tidur untuk 1 orang, 1 lemari 2 pintu, 1 lemari makan 2 pintu, peralatan dapur (piring, sendok, garpu, panci, penggorengan), 1 bread toaster, 1 coffee maker, 1 meja belajar, 1 meja lipat, karpet untuk seluruh permukaan kamar, pemanas ruangan non-elektrik, 1 kulkas dan 1 microwaves untuk 3 orang, 3 WC (untuk 8/10 orang), dan 1 kamar mandi (untuk 8/10 orang, harus memasukkan koin khusus setiap 15 menit, dan antri kamar mandi setiap pagi, saya harus bangun pagi jika tidak ingin diserobot orang). Belum lagi ibu kos yang terlalu comment sana comment sini demi kenyamanan para penghuni. Ditambah lantai kayu yang setiap paginya para penghuni di dalam rumah terkadang berlarian menyebabkan kebisingan dan sangat menggangu. Biaya tempat tinggal yang mahal dibandingkan dengan luas kamar (walaupun sudah ada subsidi pemerintah) membuat saya ingin mencari tempat tinggal baru untuk tahun kedua.

Beruntung saya mendapatkan sebuah apartemen (recommend teman sekelas) di lantai 2 yang sudah terisi (tempat tidur besar, lemari pakaian, meja belajar, wastafle, lemari kulkas di dalam kamar), luas hampir sama dengan tempat yang lama, tetapi dapur besar dengan perlengkapannya, kamar mandi, dan WC harus berbagi dengan 1 penghuni apartement yang lain (tepat di sebelah kamar, belum ada penghuninya untuk sementara jadi saya bisa bebas), ditambah wifi gratis. Harga yang lumayan murah dan terletak di pusat kota membuat saya mengambil apartement ini sampai tahun depan saat lulus.

Dari awal, saya memang mencari tempat tinggal yang sudah terisi perlengkapan-perlengkapan penting seperti tempat tidur, lemari pakaian, kulkas, dan lainnya. Karena untuk efikasitas ketika harus berpindah tempat tinggal setelah selesai kuliah atau ingin pindah ke kota lain. Lebih mahal sedikit memang dari apartement yang masih kosong, namun akan jauh lebih mahal dan ribet lagi jika kamu harus membeli perlekapan rumah tangga sendiri dan harus menguras otak kembali saat menyelesaikan studi nanti dan kembali ke Indonesia.


Ketika kangen dengan Indonesia, entah itu makanannya, orang-orangnya, apa yang biasanya Carissa lakukan?

Biasanya di setiap wilayah ada PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) seperti PPI Normandie yang berbasis di Caen. Namun, para pelajar tidak harus berada di Caen, seperti saya di Saint-Lo (45 menit dengan kereta untuk ke Caen), ada yang di Rouen dan Vire. Tahun ini, kami hanya mempunyai 10 orang Indonesia di wilayah kami. Untuk mengobati rasa rindu terhadap masakan Indonesia, kami berkumpul untuk memasak bersama-sama masakan Indonesia yang mudah dibuat: nasi goreng/rendang/opor ayam etc. dengan bumbu jadi dibeli di KBRI Paris atau hasil titipan ke orang Indonesia yang baru saja pulang ke tanah air. Setiap tahun, pemerintah wilayah Caen mengadakan festival kenegaraan dimana setiap tahun kami berpartisipasi dengan mempersembahkan tarian adat Indonesia (poco-poco dan parade busana tradisional), memainkan angklung dan menjual jajanan-jajanan Indonesia. Orang-orang Perancis sangat mengapresiasi kebudayaan Indonesia dengan berfoto-foto bersama kami dan mengajukan beberapa pertanyaan seputar Indonesia. Dengan acara-acara ini bisa dibilang mampu mengobati rasa kangen dengan Indonesia.


Adakah Carissa punya tips khusus tentang bagaimana cara mudah untuk masuk dan apply ke universitas Carissa saat ini?

Menurut pengalaman setahun yang lalu, saya meng-apply universitas melalui DAP (Demande d'Admission Préalable) untuk 3 universitas/S1 (jawaban negatif untuk saya). Kedua, melalui portal Admission Postbac untuk < 36 institut/D3 (saya mendaftar 5 sekolah dan 1 jawaban positif). Saya menemukan kendala level bahasa yang kurang cukup untuk bidang saya waktu itu, karena Perancis secara ofisial mewajibkan calon masiswa asingnya mempunyai minimal DELF B2 untuk semua bidang (saya hanya punya DELF B1). Tapi di lain sisi, penulisan surat motivasi (1 lembar cukup) juga sangat berpengaruh pada pandangan universitas yang mempertimbangkan calon mahasiswanya. Mereka lebih menyukai surat motivasi yang membahas kelebihan maupun kekurangan dari penulis dengan sejujurnya. Usahakan jangan terlalu perfeksionis dan individualis. Jelaskan kelebihan kamu di bidang apa, dan lemah di bidang apa. Namun demikian, nilai rapot, nilai-nilai di ijazah, dan CV (1 lembar cukup) juga berpartisipasi dalam penilaian dari universitas. Untuk CV, perbanyak pengalaman-pengalaman professional, karena saat interview dengan sekolah, mereka lebih menanyakan kegiatan yang sudah anda lakukan. Di luar itu, tergantung dewi fortuna sedang di pihak kamu atau tidak saat itu hehe…Selamat mencoba, ya! 


Salam berkuliah.com.
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Tanya Tentang Kehidupan Berkuliah di Perancis? Nih, Carissa Punya Cerita dan Tips Menarik!
Tanya Tentang Kehidupan Berkuliah di Perancis? Nih, Carissa Punya Cerita dan Tips Menarik!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvW9IyOaba42YN0NbftAM2O3eeoI0XGHlrCgEqNzHm1M5fYYcgn_EFgk7wPgcUTzFktwkTL8QiGr5jDfqFc6gZdZlGQlSjNGHL12W2QsGPc8Lyj3zxGH9gXAoRLqSMz-zQx6sR8xtuUnI/s640/kk.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvW9IyOaba42YN0NbftAM2O3eeoI0XGHlrCgEqNzHm1M5fYYcgn_EFgk7wPgcUTzFktwkTL8QiGr5jDfqFc6gZdZlGQlSjNGHL12W2QsGPc8Lyj3zxGH9gXAoRLqSMz-zQx6sR8xtuUnI/s72-c/kk.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/12/tanya-tentang-kehidupan-berkuliah-di-peancis-alviandra-carissa-punya-cerita-tips-menarik.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/12/tanya-tentang-kehidupan-berkuliah-di-peancis-alviandra-carissa-punya-cerita-tips-menarik.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy