Waktu Gue Exchange ke USA & Jepang: Jangan Takut Gagal, Kawan!

Oleh: William Alex Ginardy Lie (SUSI GEI 2013 dan JENESYS 2014, Mawapres UK Petra 2014) Saat masih menjadi mahasiswa...

Oleh: William Alex Ginardy Lie
(SUSI GEI 2013 dan JENESYS 2014, Mawapres UK Petra 2014)



Saat masih menjadi mahasiswa baru, fokus saya pertama kali saat masuk ke Universitas Kristen Petra hanya untuk berkuliah dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan IP yang tinggi. Status sebagai mahasiswa perantauan dari daerah asal saya di Tarakan, Kalimantan Timur ke lingkungan baru membuat saya harus berusaha keras menyesuaikan diri dengan dunia akademis baru.  Di Surabaya, untuk mengisi waktu luang, secara rutin saya mengikuti pameran studi ke luar negeri yang hampir setiap minggu diadakan. Hal ini merupakan hal baru bagi saya  untuk mengenal dunia akademis luar negeri yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Berbagai booth universitas luar negeri melayangkan mimpi saya untuk suatu hari nanti merasakan kuliah dan hidup di luar negeri.  Ketika  melewati booth universitas terkenal di Amerika Serikat, saya selalu bersemangat dan berharap saya dapat ke sana. Saya kemudian berjanji dalam diri saya, jika saya bisa melewati studi saya secara cepat (sekitar 3 tahun), saya ingin mengumpulkan uang dan pergi ke New York dan Washington DC untuk melihat secara langsung seperti apa Amerika yang saya hanya bisa lihat di televisi. 

Tidak terasa kuliah saya telah berlalu 2 semester.  Pada suatu hari di semester 3, saya mengenal program pertukaran mahasiswa luar negeri pertama kali pada saat saya mengikuti seleksi beasiswa JENESYS ke Jepang, yang diinformasikan oleh kakak kelas saya di Jurusan Teknik Mesin. Deadline seleksi yang hanya tinggal 2 hari tidak menyurutkan semangat ingin tahu saya untuk mencoba sesuatu yang baru. Menghadapi formulir pendaftaran lengkap dengan kolom essay motivasi, sempat membuat saya kebingungan karena di sanalah pertama kali saya harus membuka diri saya dan bertanya kepada diri saya sendiri akan minat dan tujuan studi saya. Meski terlihat mudah, namun menurut saya bagian dari proses aplikasi beasiswa yang tersulit adalah menggali potensi diri dan mencocokkannya dengan tujuan pemberi beasiswa. Karena kurangnya persiapan saya, pada percobaan pertama ini saya masih belum beruntung.

Setelah kegagalan di aplikasi JENESYS ini, tidak menyurutkan semangat saya untuk bermimpi studi ke luar negeri dengan beasiswa. Sebaliknya, saya semakin penasaran dan malah semakin terpacu untuk menambah info-info lain tentang beasiswa yang bisa saya temui di media sosial maupun di website. 

Pada bulan Agustus 2012, saya mendapatkan sebuah informasi beasiswa ke Amerika Serikat yang saya rasa sangat megah,  bernama Global Undergraduate Exchange Program. Ketika pertama kali saya melihat deskripsi program ini yang menyediakan kesempatan studi selama 1 tahun, tanpa pikir panjang saya bertekad untuk mencobanya. Persyaratan administrasi yang lebih banyak dari program sebelumnya menuntut saya untuk berusaha lebih keras. Belajar untuk Tes TOEFL ITP yang berbarengan dengan Ujian Tengah Semester (UTS) saya,  bolak balik ke kantor AMINEF untuk menanyakan informasi dan cara mengisi formulir yang lumayan membingungkan, dan mengurus surat rekomendasi dari dosen dan guru SMA saya adalah bagian dari tahapan saya untuk mencoba beasiswa ini. Ditambah dengan menulis 3 buah essay yang masing-masing berisi minimal 300-500 kata mengharuskan saya untuk berpikir keras kembali, yang mana jauh lebih panjang dari essay beasiswa yang pertama. Setelah mengurus semua dokumen, dengan tergesa-gesa saya cetak semuanya dan kirimkan 2 hari sebelum deadline. Sayangnya, 2 minggu kemudian saya kembali menerima email bahwa aplikasi saya belum terpilih untuk proses wawancara selanjutnya.

Kegagalan di aplikasi Global UGRAD sempat membuat saya down sejenak. Ada rasa sesal yang terbesit memandang kembali perjuangan mengisi essay yang lumayan menguras otak dan waktu, ditambah biaya lain nya untuk tes TOEFL dan dokumen lainnya. Tapi akhirnya saya tersadar, ini baru perjuangan kedua, bagaimana dengan teman-teman peraih beasiswa besar seperti Fullbright yang telah gagal berulang kali dan mencoba semua peluang yang ada. Saya juga termasuk beruntung bisa mendapatkan informasi yang terbatas ini. 

Pada sebuah kesempatan di seminar penulisan essay 3 minggu setelah itu, saya menanyakan kualitas essay saya kepada pakar penulisan essay dari Regional English Language Officer (RELO) yang datang langsung dari Jakarta, dan beliau banyak menandakan remarks (catatan-catatan) penting. Hasilnya, ternyata essay saya masih belum terfokus sekali pada tujuan mendatang yang akan saya capai setelah meraih beasiswa yang harus detail membahas rencana kegiatan atau projek, demikian juga dengan urutan cerita yang masih kurang runut. Selain itu juga essay saya juga masih menggunakan kata pembuka dan penutup yang kurang menarik bagi penilaian reviewer beasiswa. Dengan dasar itu, saya akhirnya yakin kembali bahwa mimpi saya untuk belajar ke luar negeri tidaklah jauh lagi, yang perlu saya lakukan hanya terus berusaha dan terus berdoa.

Percobaan saya yang ketiga banyak dipengaruhi oleh koneksi dan pengalaman saya pada proses beasiswa kedua yang sebelumnya. Awal bulan Desember 2012, saya mendapatkan email dari counselor AMINEF Surabaya, yang berisikan call for application untuk beasiswa Study of The U.S. Institutes (SUSI) for Student Leaders of Global Environmental Issues. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, mengingat persyaratannya lebih sedikit dan tidak terlalu berbelit-belit. Saya bersyukur beberapa dokumen yang saya perjuangkan di proses beasiswa kedua lalu menjadi persyaratan yang sama di beasiswa ini, seperti sertifikat TOEFL dan surat rekomendasi yang biasanya membutuhkan waktu lebih dari 2 minggu untuk diurus. 

Perlu diketahui, beasiswa SUSI ini merupakan beasiswa yang ditujukan spesifik untuk seseorang yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Dalam kaitannya dengan lingkungan hidup, saya mengaitkan antara minat dan tujuan studi saya selama di teknik mesin, yakni pengembangan energi terbarukan terutama beberapa riset saya di energi angin dan surya, yang saya tujukan untuk mengatasi krisis energi di daerah asal saya dan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi daerah lainnya di Indonesia. 

Selain itu, saya ingin mengkolaborasikan penelitian saya di bidang energi dengan prinsip-prinsip konservasi lingkungan hidup dan ingin memimpin masyarakat di sekeliling saya untuk menyebarkan manfaat energi terbarukan untuk lingkungan hidup Indonesia.  Essay, TOEFL dan formulis aplikasi akhirnya saya kirimkan 2 jam sebelum deadline dan saya hanya berharap yang terbaik untuk proses seleksinya.

Tak disangka, tanggal 26 Maret 2013 menjadi hari yang bersejarah untuk saya. Di pagi itu, ketika sedang mengikuti kuliah, saya mendapatkan telpon dari Konsulat Amerika Serikat di Surabaya yang menyatakan saya lolos dalam beasiswa ini dan akan bergabung bersama 5 peserta dari seluruh Indonesia dan akan berangkat ke Hawaii, AS pada bulan Mei mendatang. Senang bercampur gugup membuat hati saya berdegup kencang karena mimpi saya ke Amerika Serikat tercapai dan lebih bangganya, karena perjalanan ini adalah dalam rangka mewakili Indonesia. Berbagai ucapan selamat dan harapan bagi saya pun mengalir dari orang tua, keluarga, teman-teman. Setelah dinyatakan resmi untuk berpartisipasi, saya pun mulai disibukkan dengan persiapan keberangkatan antara lain pengurusan visa, latihan presentasi dan public speaking dengan dosen saya, belajar isu-isu lingkungan dan merancang projek lingkungan yang akan saya lakukan setelah kembali ke Indonesia. Karena saya memiliki minat dengan pengembangan energi terbarukan yang selaras dengan isu lingkungan, maka saya pun merancang projek untuk mengedukasi mahasiswa dan siswa sekolah akan pentingnya energi terbarukan dan penghematan energi melalui lomba inovasi yang dipadukan dengan prinsip kewirausahaan, agar ide mereka dapat diaplikasikan langsung ke masyarakat. 

Peserta program SUSI GEI 20 13 dari Indonesia, Malaysia, Fiji, Marshall Island dan Papua Nugini (Penulis di deretan belakang sisi kiri)
Hari keberangkatan pun tiba. Ini adalah kali pertama saya terbang melintasi benua yang memakan waktu perjalanan yang lama. Setelah 21 jam perjalanan dan transit di Singapura dan Tokyo, kami pun sampai dengan selamat di kota Honolulu, Hawai. Pertama kali menginjakkan kaki di daratan Amerika Serikat, anehnya tidak ada kelelahan sedikit pun terasa,karena kami sangat bersemangat untuk mengeksplorasi kota yang dijuluki “paradise” (surga) tersebut. Mengunjungi Pantai Waikiki, belajar tari hula, mencicipi berbagai makanan dunia, dan terlebih mengenal teman-teman dari 4 negara lain (Malaysia, Papua Nugini, Marshall Island dan Fiji) benar-benar membuka pandangan saya terhadap dunia.


Membawa bendera Indonesia ketika pertama kali mendarat di Hawaii, AS
 Pada program kami, selama 3 minggu berada di Hawaii, kami dilatih untuk menjadi pemimpin muda yang dapat menyelesaikan masalah lingkungan di sekeliling kami. Kami diberi pelatihan kepemimpinan, latihan ala militer AS, study tour ke pembangkit listrik tenaga sampah, penjernihan air organik, konservasi daerah wisata pantai dan akhirnya kami bersama tim merumuskan solusi kami atas masalah lingkungan dan mempresentasikan nya kepada masyarakat di AS. Sungguh sebuah pengalaman yang menginspirasi saya untuk berbuat terhadap lingkungan disamping mengasah kemampuan kepemimpinan saya bersama tim dari berbagai negara. 

Presentasi program bersama tim multinasional kepada warga Amerika.
Kunjungan kami dilanjutkan ke kota Boulder di Negara Bagian Colorado, yang dinobatkan sebagai salah satu kota terhijau di AS. Ruang hijau yang besar, jalur sepeda yang ekstensif dan proses daur ulang sampah yang rapi adalah keunggulan dari kota kecil ini. Semua ini dimulai dari manajemen tata kota yang rapid an dijalankan secara professional oleh pemerintah kota Boulder. Menikmati kota yang penduduknya sangat sadar terhadap isu lingkungan menginspirasi saya untuk mengubah gaya hidup dimulai dari diri saya untuk lebih peduli terhadap lingkungan. 

Persembahan tari tradisional Indonesia pada malam Cultural Show
Kunjungan kami diakhiri dengan kunjungan ke ibukota Amerika Serikat yakni Washington DC. Di sini kami mempresentasikan hasil studi kami kepada Departemen Luar Negeri AS, sembari berkunjung ke bangunan-bangunan khas Amerika yang biasanya hanya saya lihat di televisi, seperti US Capitol, Gedung Putih, Museum Aviasi Smithsonian dan Library of Congress. Ketika berdiri di depan gedung Capitol, saya mengambil waktu sejenak untuk mengucap syukur atas  terwujudkan mimpi saya yang saya utarakan tepat 3 tahun lalu. Saya sadari semua ini membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi mimpi kita selama kita terus berusaha dan berdoa kepada Tuhan YME. 

                         Team Building Training bersama staff US Army (Angkatan Darat Amerika Serikat)

Menikmati salju di puncak pegunungan Rocky, Boulder, Colorado, AS

Presentasi program di Farmer’s Market, Boulder, Colorado

Peserta SUSI Global Environmental Issues 2013 dari Indonesia
Setelah pulang dari AS, saya pun kembali ke kesibukan saya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Namun, impian untuk studi di luar negeri dan menimba pengalaman lebih melalui kompetisi dan pengalaman organisasi tetap saya perjuangkan. Setelah mengenal berbagai website dan sumber informasi tentang lomba-lomba, seminar dan konferensi internasional, saya rajin untuk mencoba mengajukan aplikasi lomba maupun exchange internasional hingga puluhan kali.  Kegagalan demi kegagalan, penolakan demi penolakan terus saya terima sepanjang perjalanan saya dalam setahun berburu beasiswa dan lomba internasional. Namun, semua itu menjadikan saya lebih siap dan membuat saya menyadari bahwa kemampuan akademis saja tidak cukup untuk beasiswa, namun pengalaman organisasi dan kepemimpinan yang dibuktikan dengan kontribusi nyata kepada masyarakat itulah yang menjadikan aplikasi kita jauh lebih bernilai. Saya bersyukur meskipun banyak diantara aplikasi beasiswa saya yang ditolak, beberapa diantaranya berhasil, diantaranya lomba Go Green in The City dari Schneider Electric dan beberapa tawaran magang di perusahaan Taiwan dan Eropa. 

Impian berfoto di depan Gedung US Capitol akhirnya tercapai, Washington DC, AS
Bahkan di tanggal 26 Maret 2014, tepat setahun setelah saya memperoleh kesempatan ke Amerika Serikat, saya mendapatkan kesempatan mengikuti beasiswa JENESYS 2.0 Science and Technology : City and Urban Planning ke Jepang bersama dengan 96 orang teman saya dari seluruh Indonesia. Kami berkesempatan berada selama seminggu di Jepang dan mengunjungi 3 kota yakni Tokyo, Sendai dan Kitakata di prefektur Fukushima. Selama di sana, saya bersyukur sekali diberikan kesempatan oleh Tuhan YME untuk mempelajari inovasi teknologi Jepang seperti naik kereta Shinkansen, melihat Tokyo dari 450 meter di menara Tokyo Skytree dan gedung tahan gempa. Kami juga mempelajari konservasi budaya tradisional yang dilakukan masyarakat Jepang pada rumah dan arsitektur. Selain itu saya juga diberikan kesempatan untuk belajar budaya tepat waktu, kedisiplinan, kesopanan, persiapan menghadapi bencana dan keramah tamahan masyarakat Jepang. 

Makan Malam Tradisional Jepang menggunakan kostum Yukata, Kota Kitakata, Jepang
Semua ini saya sadari tidak terlepas dari dukungan dari semua pihak yang berada di samping saya, terutama Tuhan YME, orang tua, keluarga, dosen-dosen, teman-teman dan lembaga-lembaga terkait. 
Prinsip yang selalu saya pegang selama proses pencarian beasiswa adalah jangan takut untuk mencoba, karena saya tahu saya akan lebih menyesal ketika saya tidak mencoba sesuatu hal yang baru. Jika gagal, maka intropeksi dan perbaikan yang baik mudah-mudahan dapat membawa keberhasilan untuk percobaan selanjutnya. Jangan lupa berdoa dan selalu mengucap syukur atas karunia yang diberikan Tuhan YME. 

Berfoto bersama bunga Sakura, Kitakata, Jepang
Saya yakin rekan-rekan semua dapat meraih kesuksesan masing-masing, asalkan kita mau untuk bermimpi dan berusaha yang terbaik. Sebagaimana yang saya kutip dari kata Pak Prof. Rhenald Kasali : “Sekembalinya dari luar negeri mereka membawa segudang pengalaman, cerita, gambar dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka”. Hal ini terbukti pada saya dan kamu juga bisa. Tips dari saya : Jangan Takut Gagal !! Terus berusaha! 

Salam berkuliah.com!
Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Waktu Gue Exchange ke USA & Jepang: Jangan Takut Gagal, Kawan!
Waktu Gue Exchange ke USA & Jepang: Jangan Takut Gagal, Kawan!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdcp6z_-Yg9TYb0se6m_o61kV7ysHCtBb_0CU-ZFHeZXc1OAdf8rV_rYmMlOZIAcvaY9n0j0xkaL3HQyTbSb57rbrWeZmXQQSxNpyPtBvXY3XyiAgD10-xdlM1epThm7jZaNT2Dw1yBAw/s1600/wf.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdcp6z_-Yg9TYb0se6m_o61kV7ysHCtBb_0CU-ZFHeZXc1OAdf8rV_rYmMlOZIAcvaY9n0j0xkaL3HQyTbSb57rbrWeZmXQQSxNpyPtBvXY3XyiAgD10-xdlM1epThm7jZaNT2Dw1yBAw/s72-c/wf.png
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2014/12/waktu-gue-exchange-ke-usa-jepang-jangan-takut-gagal-kawan.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2014/12/waktu-gue-exchange-ke-usa-jepang-jangan-takut-gagal-kawan.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy