Halo, saya Ascariena Rafinda. Pernah menjalani studi S1 di Institut Teknologi Bandung Sekolah Bisnis dan Manajemen, angkatan 2011. Asal...
Halo, saya Ascariena Rafinda. Pernah menjalani studi S1 di Institut Teknologi Bandung Sekolah Bisnis dan Manajemen, angkatan 2011. Asal saya Purwokerto, Jawa Tengah. Di Polandia, saya tinggal di Gdansk.
Apa nama Program yang membawa Afinda pergi ke Polandia?
Saya mengikuti exchange program dari AIESEC Bandung untuk melakukan projek berjudul "World of Knowledge", di mana saya di sana sebagai volunteer untuk mengajar anak-anak SMA mengenai Indonesia, mulai dari budaya, makanan khas, bahasa, tempat wisata, keadaan geografis, tarian, dan hal lainnya. Selain itu, kami juga melakukan beberapa diskusi mengenai masalah di dunia.
Bagaimana dengan pembiayaan programnya? Menghabiskan berapa rupiah?
Saya menggunakan biaya pribadi. Pihak AIESEC Gdansk hanya menyediakan hostel untuk tempat tinggal selama projek. Kurang lebih saya menghabiskan 20 juta termasuk tiket. Saya hanya stay di Poland selama 1 bulan, karena saya tidak bisa mengambil cuti terlalu lama.
Apa yang Afinda rasakan ketika pertama kali sampai di Polandia?
Saya merasa culture shock karena budaya di sana begitu berbeda. Apalagi saat itu sedang musim dingin, jadi persiapan fisik dan obat-obatan sangat diperlukan. Saya sangat merasakan culture shock karena saya tinggal satu hostel, satu kamar bersama orang-orang asing yang budayanya sangat beda. Vodka, party, pub merupakan hal yang biasa bagi mereka, tapi tidak bagi kita. Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar menjaga diri agar tidak terpengaruh budaya mereka, tetapi tetap bisa menjaga hubungan pertemanan dengan mereka.
Pernahkah Afinda menemui hal unik, menyenangkan atau mengesalkan saat di Polandia?
Saya menemukan hal unik ketika saya membawa termos kecil berisi air putih hangat. Ketika saya meminum air putih hangat tersebut di tengah-tengah sesi mengajar saya, teman saya orang Brazil dan murid-murid saya menatap saya dengan aneh. Bagi mereka, meminum air putih hangat adalah hal yang aneh. Menurut mereka, jika kita ingin meminum air hangat paling tidak harus ada rasanya. Selain itu, SMA di sana tidak menggunakan seragam, khususnya untuk sekolah publik/pemerintah, dan pakaian yang mereka gunakan seperti untuk bermain. Dalam artian tidak harus kemeja atau kaos berkerah.
Hal yang menyenangkan, mereka sangat tertarik dengan wisata alam di Indonesia (saat itu saya menunjukkan Raja Ampat), serta sangat tertarik dengan tarian Indonesia, terutama yang bertempo cepat seperti Tari Saman.
Bagaimana dengan karakter masyarakat di sana menurut Afinda? Ramah atau tidak, dan bahasa apa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari?
Menurut saya karakter mereka cukup ramah, mereka tidak memandang remeh orang Asia seperti saya. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Polandia (Polish), dan itu sangat sulit dimengerti karena tulisan dan lafal sangat berbeda, lebih sulit dari bahasa Perancis.
Adakah tips special yang ingin Afinda bagikan tentang apa saja yang harus dipersiapakan ketika hendak mengikuti program exchange seperti Afinda ke Polandia?
Yang jelas, ketika hendak mengikuti program exchange, harus cari tahu musim apa saat kita datang, sehingga kita bisa mempersiapkan segalanya. Asuransi kesehatan itu HARUS! Karena saya mendapati teman saya orang Indonesia yang sakit gigi karena terpancing oleh udara dingin di sana, dan harus menghabiskan uang banyak untuk pengobatan.
Kartu pelajar ISIC international juga HARUS dimiliki, karena kita bisa mendapatkan diskon seperti di tempat makan, tiket tram, dll. Selain itu, cari tahu kebudayaan mereka dan kebiasaannya sehingga kita tidak terlalu kaget. Oh iya, selain itu berhubungan dengan PPI Polandia sangat diperlukan. At least, kita beritahu mereka jika kita akan datang ke Polandia.
Salam berkuliah.com!