“Sadarilah, dimanapun kita berada dan apapun yang kita lakukan, disana selalu ada hal yang berharga yang disebut dengan “NAMA” dan jangan ba...
“Sadarilah, dimanapun kita berada dan apapun yang kita lakukan, disana selalu ada hal yang berharga yang disebut dengan “NAMA” dan jangan batasi potensi yang ada pada dirimu, teruslah mencoba dan berusaha karena akan selalu ada jalan bagimu”.
Kisah Devi Dwi Siskawardani, sosok periang yang dilahirkan di Kota Wisata Batu ini berawal ketika dia mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan S2 di Prince of Songkhla University Hat Yai Thailand di tahun 2013. Di dalam benaknya, impian untuk melakukan pengabdian sebagai seorang warga negara Indonesia bagi kehidupan social bersama manusia lainnya semakin menjadi ketika berada di negeri orang.
Dalam kapasitasnya sebagai seorang mahasiswa, dia mengekspresikan kecintaannya kepada sang ibu pertiwi melalui beberapa prestasi yang dia torehkan dalam setiap kesempatan yang ada. Prestasi yang dia torehkan erat sekali kaitannya dengan dunia seni yang ia gandrungi selama ini. Semenjak menempuh pendidikan SMP di SMP Muhammadiyah 08 Batu, dia sudah mencintai dunia teater dan mampu menorehkan prestasi hingga menjadi penyaji terbaik se-Jawa Timur dalam ajang PORSENI. Ketika memasuki fase SMA, tidak jauh berbeda prestasi yang dia torehkan dimasa itu. Dia bersama team teater PANDU (SMA Negeri 1 Batu) mampu meraih juara pertama dalam ajang Fragmen Budi Pekerti yang diadakan oleh PEMKOT KOTA BATU.
Ketika sedang menempuh pendidikan sarjana di Brawijaya University, banyak sekali penghargaan yang mampu dia raih diantaranya sebagai “The Best GPA of Agriculture Engineering Department”, kemudian ditahun yang sama memenangkan ajang bergengsi GFT “Gebyar Festival Tari se Universitas Brawijaya”. Bahkan sederet prestasi lainnya yang dia torehkan, menjadikan dia sebagai salah satu nominasi “Mahasiswa Teraktivitis” di tahun 2011, dan berakhir dengan predikat “Cumlaude” di tahun 2012.
Berada di Thailand selama satu tahun lebih, menjadikan dia menyadari bahwa cara menunjukkan kecintaan kepada sang ibu pertiwi adalah melakukan hal sederhana namun bermakna luar biasa bagi eksistensi nama Bangsa Indonesia. Misalnya saja pengalamannya ketika bernyanyi dalam ajang “ASEAN OPEN WEEK 2013” dan menari dalam ajang “IMT-GT 2013 di Koh Samui”.
Keberhasilannya di dunia seni, tidak menjadikannya berhenti begitu saja. Sebagai manusia yang senantiasa tertantang untuk membuktikan dan mencari potensi tersembunyi yang mungkin dimilikinya menjadikannya selalu berusaha dan berjuang mencoba hal – hal baru. “Keberanian mencoba” yang sering kali dicemooh dan direndahkan oleh lingkungan telah terbayar dengan penghargaan dibidang olahraga yang dia peroleh, baik dari Universitas maupun dari Konsulat Republik Indonesia di Songkhla. Penghargaan di olahraga badminton dia peroleh ketika dia mampu menjadi juara II dalam ajang “SPORT FIESTA 2014 di PSU”, juara III untuk pertandingan tenis meja dalam acara “MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN INDONESIA 2014 oleh Konsulat Indonesia untuk Negara Thailand”, dan berhasil membawa medali perunggu dari Mahidol University.
Pencapaian yang telah diraihnya selama ini, menyadarkannya bahwa banyak pihak pendukung yang selalu memberikan semangat kepadanya diantaranya Ibu Sumarmi dan Bapak Sutopo selaku orangtua yang selalu mendoakannya, Eko Fendi Baskoro, Bayu Tri Wicaksono dan F.R. Cahyo Purbo Kusumo sosok saudara yang selalu menyemangatinya, Bapak Sungkono yang merupakan orangtua baginya, Indra Pandu Akdom yang selalu mengasihinya dan sahabat- sahabat dekatnya. Dan bagian terindahnya adalah sosok ibu pertiwi “Indonesia” yang selalu mengijinkan untuk menggunakan namanya dimanapun dia berada and she always proud to say that “I am Indonesian” karena dia menyadari bahwa “Our Life is for repay our motherland”.
Kisah Devi Dwi Siskawardani, sosok periang yang dilahirkan di Kota Wisata Batu ini berawal ketika dia mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan S2 di Prince of Songkhla University Hat Yai Thailand di tahun 2013. Di dalam benaknya, impian untuk melakukan pengabdian sebagai seorang warga negara Indonesia bagi kehidupan social bersama manusia lainnya semakin menjadi ketika berada di negeri orang.
Dalam kapasitasnya sebagai seorang mahasiswa, dia mengekspresikan kecintaannya kepada sang ibu pertiwi melalui beberapa prestasi yang dia torehkan dalam setiap kesempatan yang ada. Prestasi yang dia torehkan erat sekali kaitannya dengan dunia seni yang ia gandrungi selama ini. Semenjak menempuh pendidikan SMP di SMP Muhammadiyah 08 Batu, dia sudah mencintai dunia teater dan mampu menorehkan prestasi hingga menjadi penyaji terbaik se-Jawa Timur dalam ajang PORSENI. Ketika memasuki fase SMA, tidak jauh berbeda prestasi yang dia torehkan dimasa itu. Dia bersama team teater PANDU (SMA Negeri 1 Batu) mampu meraih juara pertama dalam ajang Fragmen Budi Pekerti yang diadakan oleh PEMKOT KOTA BATU.
Ketika sedang menempuh pendidikan sarjana di Brawijaya University, banyak sekali penghargaan yang mampu dia raih diantaranya sebagai “The Best GPA of Agriculture Engineering Department”, kemudian ditahun yang sama memenangkan ajang bergengsi GFT “Gebyar Festival Tari se Universitas Brawijaya”. Bahkan sederet prestasi lainnya yang dia torehkan, menjadikan dia sebagai salah satu nominasi “Mahasiswa Teraktivitis” di tahun 2011, dan berakhir dengan predikat “Cumlaude” di tahun 2012.
Berada di Thailand selama satu tahun lebih, menjadikan dia menyadari bahwa cara menunjukkan kecintaan kepada sang ibu pertiwi adalah melakukan hal sederhana namun bermakna luar biasa bagi eksistensi nama Bangsa Indonesia. Misalnya saja pengalamannya ketika bernyanyi dalam ajang “ASEAN OPEN WEEK 2013” dan menari dalam ajang “IMT-GT 2013 di Koh Samui”.
Menarikan tarian selayang pandang di “Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT)”
Keberhasilannya di dunia seni, tidak menjadikannya berhenti begitu saja. Sebagai manusia yang senantiasa tertantang untuk membuktikan dan mencari potensi tersembunyi yang mungkin dimilikinya menjadikannya selalu berusaha dan berjuang mencoba hal – hal baru. “Keberanian mencoba” yang sering kali dicemooh dan direndahkan oleh lingkungan telah terbayar dengan penghargaan dibidang olahraga yang dia peroleh, baik dari Universitas maupun dari Konsulat Republik Indonesia di Songkhla. Penghargaan di olahraga badminton dia peroleh ketika dia mampu menjadi juara II dalam ajang “SPORT FIESTA 2014 di PSU”, juara III untuk pertandingan tenis meja dalam acara “MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN INDONESIA 2014 oleh Konsulat Indonesia untuk Negara Thailand”, dan berhasil membawa medali perunggu dari Mahidol University.
Dihadapan sang Garuda memperoleh penghargaan dari Konsulat Republic Indonesia
Dalam balutan kebaya menjadi PSU-representative untuk mendapatkan souvenir penghargaan dari Mahidol University President
Pencapaian yang telah diraihnya selama ini, menyadarkannya bahwa banyak pihak pendukung yang selalu memberikan semangat kepadanya diantaranya Ibu Sumarmi dan Bapak Sutopo selaku orangtua yang selalu mendoakannya, Eko Fendi Baskoro, Bayu Tri Wicaksono dan F.R. Cahyo Purbo Kusumo sosok saudara yang selalu menyemangatinya, Bapak Sungkono yang merupakan orangtua baginya, Indra Pandu Akdom yang selalu mengasihinya dan sahabat- sahabat dekatnya. Dan bagian terindahnya adalah sosok ibu pertiwi “Indonesia” yang selalu mengijinkan untuk menggunakan namanya dimanapun dia berada and she always proud to say that “I am Indonesian” karena dia menyadari bahwa “Our Life is for repay our motherland”.