Nggak Boleh Kuliah ke Luar Negeri sama Orangtua? Baca Ini Dulu!

Banyak yang curhat ke gue kalo mereka ga dibolehin keluar negeri sama orang tuanya dengan berbagai alasan. Terutama anak2 cewe. Alasan palin...

Banyak yang curhat ke gue kalo mereka ga dibolehin keluar negeri sama orang tuanya dengan berbagai alasan. Terutama anak2 cewe. Alasan paling klasik pasti satu: BAHAYA.

Emang bahaya apa sih?

Apa sih bedanya kalo kalian tinggal di Aceh trus dapet kuliah di Makassar? Itu sama2 belum tentu bakal ketemu tiap tahun. Sama2 jauh. Lah terus apa bedanya sama kuliah di Inggris atau Australia misalnya? Bahaya? Lebih bahaya di Jakarta bung!

Awalnya orang tua gue juga ga 100% ngedukung. Tapi gue jelasin ke mereka kenapa gue harus kuliah ke Paris. Kenapa mereka ga perlu khawatir. Yang awalnya ga ngedukung, eh malah mereka yang semangat banget kapan gue berangkat.

Nah menurut gue, Kuncinya di KOMUNIKASI.

Buat temen2 yang punya kasus kaya gini, kalian bisa ikutin tips2 ini:



Bilang ke mereka ini kesempatan sekali seumur hidup

Serius deh, kalo ntar udah kerja, apalagi udah nikah, bakalan susah banget. Menurut gue ya, umur 20-25 itu waktunya kita nikmati hidup. Kita udah non stop 18 tahun belajar dari TK ampe lulus kuliah, yah break sedikit gapapa dong. Umur paling pas kalo mau kuliah di Eropa itu dibawah 26, soalnya kita dianggap Student jadi semua serba murah bahkan gratis! Gue bisa bilang, 2,5 tahun gue di Eropa was the best time in my life!


Persiapin counter attack

Kalian pasti bisa nebak dong kira2 apa argumen orang tua kalian? Nah disitulah lo udah harus siapin jawaban. Misalnya, kuliah keluar bahaya. Bahaya apa? Bisa dibilang jauh lebih bahaya di Jakarta daripada di London atau Paris loh. Atau anak cw bahaya keluar negeri. Lah buktinya ada ribuan pelajar cw yang lagi kuliah diluar and mereka fine2 aja tuh? Berjilbab? Lah temen2 gue aja pada jilbab semua. And ga ada masalah tuh. Bahkan banyak yang baru lulus SMA langsung keluar. Dan kalo mereka bisa, kenapa kalian nggak?


Yakinkan mereka in case ada apa2, banyak yg bisa bantu

Di tiap negara ada KBRI kok, jadi kalo ada apa2, kita bisa minta bantuan ke mereka. Juga pasti ada temen2 PPI lain yang kuliah disana. Temen2 PPI itu udah kaya saudara sendiri jadi pasti selalu siap saling bantu kalo ada apa2.


Kasitau dari jauh2 hari

Jangan gara2 abis liat foto temennya di FB lagi asik jalan2 keliling dunia trus lo tiba2 berhenti kerja trus bilang ke ortu pengen kuliah keluar. Kasitau dari jauh2 hari.


Buat List kenapa harus kesana

Nah buat meyakinkan orang tua, kalian jelasin yang detail kenapa kalian harus kuliah keluar. Misal: buat karir. Nanti begitu pula lebih gampang dapet kerja atau naik jabatan. Juga nambah pengalaman, membuka wawasan, atau bahasa. Bikin mereka yakin kalo ini keputusan tepat. Banyak loh temen gue yang mundur dari kerjanya padahal gajinya gede demi kuliah keluar. Mereka bilang mereka pengen nikmati hidup, pengen belajar lagi, dan kelak pas mereka balik, mereka kadang langsung loncat jabatan.



Yakinin gampang buat keep in touch

Mama gue juga awalnya selalu khawatir gitu. Tiap 3 hari harus Skype. Tapi lama2 mereka kebiasa. Gue dulu tiap hari cukup bbman bilang ga kenapa2. Yang penting mereka tau kabar. Toh sekarang nelpon kemana aja gratis ga kaya jaman SLJJ dulu. Seminggu sekali kalo kangen, usahain Skypean. Atau tiap hari whatsapp aja sekedar Say hi.


Jangan khawatir uang, bakal cari beasiswa

Kondisi tiap keluarga kan beda2, dan uang pasti bakalan selalu jadi hambatan. Nah kalian yakinin mereka jangan khawatir masalah uang, soalnya kalian bakal cari beasiswa.


Buat mereka ngimpi

Ini yang paling penting. Kalo kalian bisa ngeyakinin mereka biar punya mimpi yang sama, mereka pasti dukung. Gue dulu selalu kaya gitu. Misalnya pas nonton bareng trus di film ada kota2 yang eksotis, gue selalu panas2in, "Mam, nanti kalo beneran kuliah disana, bakal ngajak Mam kesana,"

Dan gue akhirnya beneran bisa ngajak! Alhamdulillah gue pernah ngajak mama papa keliling 25 Kota di 12 negara di Eropa. Gue ajak mereka ke tempat yang bahkan ga pernah mereka impikan sebelumnya. So buat mereka ikutan ngimpi ya.


Wejangan terakhir gue, Jangan pernah kuliah keluar kalo ga dapet restu. Dijamin ga akan beres. Gue bisa survive, bisa lulus, bahkan bisa dapet beasiswa ya berkat doa mereka juga. So minta restu dari mereka dulu ya. Good luck!!!

Oleh : Angga Dwi Putra
Lulusan S2 Sorbonne University, Paris, Perancis.


Oya, so far gw punya 3 mentee yang sukses keterima di kampus luar. Di Prancis, Inggris, sama Jepang. 







Nah, kamu ingin belajar langsung bagaimana caranya kuliah ke luar negeri? Inspira mengabarkan sebuah program yang sangat menarik. Nama program itu adalah Workshop Kuliah ke Luar Negeri’.


KAPAN DAN DIMANA

JAKARTA
Tanggal 22 Oktober 2016
Waktu Pukul 08.00 – 18.00 WIB
Tempat Hotel IBIS, Jl. Daan Mogot 50B, Jakarta Barat 11460

YOGYAKARTA
Tanggal 19 November 2016
Waktu Pukul 08.00 – 18.00 WIB
Tempat Gowongan InnJalan Gowongan Kidul No. 50, Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283

DEPOK
Tanggal 26 November 2016
Waktu Pukul 08.00 – 18.00 WIB
Tempat Hotel SANTIKA, Jalan Margonda Raya Kav. 88, Kota Depok 16423

SURABAYA
Tanggal 03 Desember 2016
Waktu Pukul 08.00 – 18.00 WIB
Tempat : IBIS STYLE Surabaya, Jl. Raya Jemursari No. 110-112, Kota Surabaya, 60237

MEDAN
Tanggal 10 Desember 2016
Waktu Pukul 08.00 – 18.00 WIB
Tempat : Candi Hotel, Jalan Darusalam No.124, Medan Baru, Kota Medan 20121

ACEH
Tanggal : 11 Desember 2016
Waktu : Pukul 08.00 - 18.00 WIB
Tempat : (Menyusul)

BANDUNG
Tanggal 07 Januari 2017
Waktu Pukul 08.00 – 18.00 WIB
Tempat Hotel IBIS Budget Asia Afrika, Jalan Asia Afrika No.128, Kota Bandung 40261

DENPASAR, BALI
Tanggal 14 Januari 2017
Waktu Pukul 09.00 – 19.00 WITA
Tempat (Menyusul)

BALIKPAPAN
Tanggal 28 Januari 2017
Waktu Pukul 08.00 – 18.00 WIB
Tempat (Menyusul)

MAKASSAR
Tanggal 04 Februari 2017
Waktu Pukul 09.00 – 19.00 WITA
Tempat (Menyusul)

Yang akan kamu pelajari :

09.00 - 09.10   Pembukaan
09.10 - 09.20   Pembukaan / Pengenalan Inspirabook
09.20 - 09.30   Ice Breaking
09.30 - 10.15   Sesi I (Harus mulai dari mana?)
10.45 - 11.00   Ice breaking & Tanya-jawab
11.00 - 12.00   Sesi II (Persiapan dokumentasi)

12.00 - 12.30   Istirahat, sholat dan makan siang

12.30 - 13.30   Ice breaking & tanya jawab sesi persiapan dokumentasi
13.30 - 14.30   Sesi III (How to Write Motivation Letter)
14.30 - 15.30   Sesi konsultasi Motivation Letter & Tanya jawab
15.30 - 16.00   Istirahat dan sholat
16.00 - 17.30   Sesi IV (Step by step mendaftar ke kampus di luar negeri)
17.30 - 18.00   Istirahat dan sholat
18.00 - 19.00   Life Hack - Deklarasi Impian


Pemateri :

Angga Dwi Putra 
(University of Sorbonne, Perancis)



Ia menyelesaikan pendidikan S1  di Universitas Indonesia jurusan Akuntansi. Selanjutnya, ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah Perancis dengan nama beasiswa Eiffel. Ia menyelesaikan pendidikan S2 di University of Sorbonne, Perancis jurusan Ekonomi pada tahun 2013. Disela-sela kesibukannya kuliah, ia memanfaatkan waktu luangnya untuk keliling dunia. Tercatat, ia sudah mengunjungi lebih dari 40 negara di usia yang dibilang masih cukup muda dan masih akan terus bertambah lagi negara yang ia kunjungi. Setelah menyelesaikan studi di Perancis, ia pulang ke Indonesia dan bekerja sebagai Staf Ahli di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).


Zulkhan Indra Putra
(Founder Inspira Book, Editor In Chief Berkuliah.com)



Zulkhan Indra Putra adalah Ketua PPI India periode 2008-2009. Pendidikan S1-nya ia selesaikan di India melalui beasiswa ICCR. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan Master di bidang Conflict Resolution dari Jamia Milia University India. Saat ini Zulkhan menjadi seorang pengusaha. Selain itu, dia juga mengajar di lembaga non profit Ammal Academy yang bertempat di Yogyakarta.


Desi Utami
(University of Hokkaido, Jepang)


Jepang termasuk dalam salah satu negara favorit tujuan kuliah di Asia, khususnya Asia Timur. Saat ini ada lebih dari 2.000 mahasiswa Indonesia di Jepang, dan kebanyakn dari mereka tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang). Nah, selain itu, mereka bisa kuliah di Jepang, selain ada yang menggunakan biaya sendiri, banyak yang menggunakan beasiswa. Ada banyak macam beasiswa, misalnya DIKTI, LPDP, Monbukagakusho, JASSO, INPEX, Honjo, dll. Untuk bisa menjadi seperti teman-teman yang sudah kuliah ke Jepang, kamu harus banyak belajar dan melakukan riset. Mbak Desi Utami, dosen Fakultas Pertanian UGM yang pernah menjalankan study S2 di Environmental Molecular Biology, Hokkaido University. Ia meraih INPEX Scholarship Awardee dan sudah pernah menerima 7 beasiswa dalam dan luar negeri.


Miftachudin Arjuna
(University of Manchester, Inggris)



Miftachudin Arjuna adalah ketua PPI United Kingdom periode 2011-2012. Saat mengajukan beasiswa, beliau berhasil diterima di beberapa program sekaligus. Setelah menyelesaikan program MA di Manchester University, Inggris, kini Miftah kembali aktif sebagai pengajar di Salatiga dan menjadi trainer TOEFL di berbagai pelatihan tingkat nasional. Perjuangannya sedari kecil sangatlah hebat. Dia paham betul bahwa manusia memiliki kekuatan tidak terbatas di dalam dirinya. Saat ini kisahnya sudah menginspirasi banyak orang untuk berani mengambil tindakan, berubah dan sukses, bagaimanapun kondisi mereka.


Berapa Biayanya?

Kuliah ke luar negeri itu mahal. Bisa menghabiskan dana ratusan juga per tahun. Biaya hidup, pesawat, kehidupan sehari-hari. Kalau mau gratis, kamu harus memakai beasiswa. Dan untuk mendapatkan beasiswa, harus melakukan persiapan yang matang.

Workshop ini membantu kamu untuk memahami persiapan-persiapan itu.

Kesempatan ini ada di depan mata kamu. Dengan mengikuti workshop ini, kamu bisa pelajari cara mendapatkan beasiswa langsung dari orang yang sudah berpengalaman.

HARGA NORMAL
Rp 3 Juta

EARLY BIRD
Rp 1,5 Juta



Fasilitas yang Anda Dapatkan
  1. Bimbingan Prosedur Mendaftar ke Kampus di Luar Negeri
  2. Bimbingan Riset Mencari Beasiswa
  3. Bimbingan Membuat Motivation Letter
  4. Bimbingan Interview
  5. Bimbingan Selama Kuliah di Luar Negeri
  6. Buku "Jurus Ampuh Lolos LPDP"
  7. DVD Series Negara Tujuan Kamu 
  8. Money Back Guarantee 100%. Garansi Kepuasan 100% uang kembali jika Anda tidak puas dengan acara Workshop ini.
  9. Join Grup Mentoring di Whatsapp
  10. Bimbingan selama satu tahun penuh!

Siapa Saja yang Wajib Ikut Pelatihan Ini?
  • Pelajar SMA kelas X sampai kelas XII
  • Mahasiswa D3
  • Mahasiswa S1
  • Mahasiswa S2
  • Sarjana (Karyawan) yang ingin melanjutkan kuliah di Perancis
  • Siapa saja yang punya mimpi ingin melanjutkan study ke Perancis

Foto- Foto Acara
Workshop INSPIRA



  




Apa sih bedanya kuliah di Luar Negeri dan di Indonesia? 

Oleh Angga Dwi Putra

Tepat 4 tahun lalu, gw mulai kuliah di Sorbonne. Kampus yang emang dari dulu gw cita2in. Buat keterima disana itu susah banget bro, banyak persiapannya. Next time gw ceritain lebih detail deh prosesnya.

Nah, mungkin pada penasaran apa sih bedanya kuliah di Sorbonne sana sama di Indonesia? Ada dua hal yang bikin gw kaget pas pertama kali gw masuk kelas.

Yang pertama :

Gara2 muridnya campur aduk blek. Ada yang rambutnya pirang kaya emas, ada yang tingginya 2 meter, yang super cantik ampe bikin bengong, sama bingung banyak banget bahasa beda di satu ruangan. Di depan ada yang ngomong Jerman kaya orang marah2. Achtung aufstellung Schweinsteiger krankenwagen! Di belakang ada duo cw Arab yang juga sama kaya lagi berantem. Yallah yallah kutiba alaikumusyam. Ga ada yang ngomong Inggris. Untung banyak yang ngomong Prancis (yaiyalah) jadi akhirnya bisa ikutan nimbrung.

Satu angkatan gw ada 50 orang dari 22 negara, yang dari Indo cuma gw doang, dari Asia ada 4. Namanya juga insting, temen pertama yang gw dapet, ya dari Asia. Anaknya kecil, manis kaya dari Solo, mungil banget. Namanya Mai dari Vietnam. Yang kedua Cristina dari Rumania (yang ada di foto ini) yang kelak bakal akrab kaya ke saudara sendiri, sama satu cowo Prancis ganteng banget bikin jiper namanya Michael.

Yang kedua :

Yang bikin shock, mereka masih make papan kapur! Di kelas juga ga ada tuh komputer, tapi ada proyektor jadi dosen tinggal colok aja.

Banyak hal unik yang gw alamin selama kuliah disana. 2 tahun belajar, gw ga beli buku sama sekali. Dosen disana bilang, buat teori mah terserah pelajarin dari mana aja. Kalo gw paling suka belajar lewat youtube, soalnya lebih gampang ngerti daripada kalo baca. Kita lebih fokus belajar lewat jurnal, soalnya jurnal itu terus up to date sama perkembangan ilmu baru. Juga karena program gw Ekonomi Psikologi itu relatif ilmu baru juga jadi ga banyak textbook yang ada.

Yang juga kentara bedanya itu hubungan sama dosen. Kalo di kita kan dosen itu posisinya diatas kita banget, kadang takut kalo ketemu, sama ga berani bantah, tapi disana nggak. Dosen itu bisa dibilang sejajar. Kita malah kadang manggil pake nama depan loh. Bahkan ga pake Pak. Langsung nama aja.

Dan dosen disana boleh dibantah. Pernah ada temen gw dari Jerman yang ga setuju sama apa yang diajarin. Mereka debat, trus si Jerman ini maen ngeloyor keluar kelas gitu aja. Pas kelas selesai, gw datengin si dosennya, "madame, kalo saya kaya gitu di Indonesia, saya langsung dikasih E dan ga boleh masuk kelas lagi loh". Tapi dia bilang itu normal. Eh dia malah curhat katanya paling suka murid dari Asia. Pendiem, hormat banget sama dosen, tapi nilainya bagus. Sayangnya untuk point ketiga, gw ga termasuk hiks. Maap mengecewakan anda madame hiks.

Mungkin itu yang ngebuat negara Eropa sana maju. Mereka berani ungkapin pendapat, blak2an, dan mereka hobi banget debat. Pernah kita dua jam debat cuma buat nentuin judul penelitian. Tapi debatnya berkualitas. Kalo dirasa ide lawan debat lebih bagus, mereka sepakat make ide itu, tapi setelah debat panjang dulu. 

Ujian juga beda. Ga ada lagi tuh soal2 apalah (well ada juga sih yang afalan tapi ga banyak). Soalnya open question dan kita boleh jawab sekreatif kita, asal ditopang teori yang kuat. Karena 4 tahun gw kebiasaan afalin buku (bahkan kadang nodong asdos buat minta kisi2 soal ujian), gw jadinya ga kebiasa. Jadilah sering banget mengarang bebas yang akibatnya nilai gw terjun bebas pula. Begitu bandingin sama jawaban temen laen, kerasa banget analisis gw kurang tajam. Gw masih kebawa kebiasaan lama yang selalu berpatokan sama buku atau slide yang dikasih, jadi istilahnya mindahin apa yang ada di buku ke kertas ujian. Tapi disana ga gitu. Kita harus jago analisis dari sudut lain, harus berpikir kreatif dan kita emang ditantang untuk gitu. Ini yang gw rasa masih kurang banget di kita. Mahasiswa kita kebanyakan cuma "know what" bukan "know how and why".

Sidang juga jauh beda. Wah pas gw di FEUI, yang namanya sidang tuh momok banget. Ada temen gw yang sidang sampe 5 jam. Ini sidang skripsi apa sidang cerai? Lama bener. Tegang banget apalagi begitu tau dapet dosen penguji killer. Belum lagi ntar ditanya teori kuliah selama 4 tahun (yang menurut gw ga fair ilmu 4 tahun dites dalam sejam), stres bangetlah pokoknya.

Kalo disana nggak. Gw ga terlalu stres. Nervous sih iya, tapi ga takut. Disana sidang namanya soutenance, sama kaya Inggris artinya defense. Kita berusaha mempertahankan hasil penelitian kita. Bedanya, kalo di kita dosen penguji fokus nyari kesalahan yang kemudian dipake untuk nyerang, kalo disana nggak (ini gw kutip dari tulisan pak Rhenald). Dosen disana justru ngasih saran apa aja yang harus diperbaiki. Dan suasananya santai kaya presentasi biasa aja. Sidangnya pun cuma setengah jam. 15 menit gw paparin hasil riset, 15 menit diskusi. 15 menit lagi ngobrol saya mau apa abis lulus, bahkan si dosen penguji iseng godain nanya, gw dapet pacar Prancis ga selama disini (nggak btw hiks lagi). Pas kelar, saya pelukan sama para dosen. Bilang makasih banget buat bimbingan selama ini. Bener2 bersahabat suasananya.

Tapi yang paling hebat dari sistem pendidikan mereka itu menurut gw ada satu: kuliah full gratis. Ini untuk kampus publik ya. Ga peduli dari negara mana, asal keterima, kita bisa kuliah disana. Dan ga dibedain tuh lo orang lokal apa asing. 

Tapi, ada tapinya, karena kampus publik makanya hampir semua make bahasa pengantar Prancis. Dan minimal Level nya harus B2 atau C1. Kalo ibarat IELTS, lo harus dapet IELTS 8 tapi bahasa Prancis. Lah kalo IELTS Inggris dapet 7 aja susah, ini Prancis pulak! Mana ujiannya susah buanged!! Ya gitu deh perjuangannya.

Yang unik juga, karena gratis, orang sana gampang aja maen pindah jurusan. Temen baek gw Damien, dia aslinya anak kedokteran, tapi di tahun keempat dia berhenti terus pindah ke jurusan gw. Buset padahal tinggal setahun lagi. Pas gw tanya kenapa, dia bilang udah ga tertarik lagi. Daripada stress kalo lanjut, mending pindah. Kalo di kita? Boro2. Buat lolos masuk SPMB aja (gw cuma taunya SPMB) susahnya setengah mati, lah ini pindah. Belagu bener. Tapi mungkin disitulah kunci mereka sukses.

Kan ga semua anak bakalan terus suka ama jurusan yang dia ambil. Kalo di tengah2 ternyata ga suka, harus gimana dong? Yang di SMA suka banget sama Akun tapi ternyata beda banget pas kuliah, kan bisa jadi dilema. Sayang kalo keluar udah susah masuknya, bayar mahal pula, tapi kalo lanjut bakal stres ga bisa ngikutin plus dapet nilai nasakom. Dan terbukti di kelas gw, dari awalnya 50, cuma 37 yang akhirnya lulus. Banyak yang nyerah, pindah jurusan, atau DO karena nilainya jelek. Yang lulus? Pinter2 banget! Kecuali gw yang lulus pas2an hiks hiks hiks.

Dosen disana juga peduli banget sama mahasiswa asing. Tau kita kesulitan make Prancis, mereka pada ngebolehin kita nulis make Inggris. Ujianpun selalu dua bahasa dan kita boleh milih. Mereka juga izinin kita ngerekam pas ngajar, atau foto slide, jadi kita fokus ke apa yang dosen omongin bukan sibuk nyalin slide.

Kuncinya disana "Study Smart, Not Study Hard". Di kelas juga dibolehin make gadget apa aja. Ada dosen yang ngajarin make youtube. Semua tugas, bahan slide, kalo ada yang nemu buku Soft copy atau jurnal bagus, semua dikirim di Dropbox jadi bisa saling share, pokoknya teknologi bener2 dimanfaatin di sana. 

Ada satu percakapan unik pas kita lagi belajar bareng. Kita saling cerita gimana masa sekolah di negara masing2. Pas giliran gw cerita, mereka shock begitu tau kita mulai sekolah jam 7 pagi (bahkan banyak yg mulai setengah 7). Buat mereka, itu ga manusiawi banget, apalagi pas winter (mereka lupa mana ada musim salju di kita).

Mereka juga kaget kita sekolah lama banget. Kita bisa 40 jam seminggu kalo disana rata2 26 jam. Liat aja anak2 SD kita, mereka bisa sama sibuknya kaya karyawan. Udah sekolah sampe jam 4, lanjut ikut les sana sini. Les Inggrislah, biola, renang, macem2 (semoga ga lupa les ngaji aja hehe). Takutnya mereka malah ga nikmatin masa kecil mereka karena kebanyakan belajar. Soalnya ini yang terjadi di China (gw pernah baca di NatGeo terus gw confirm sama temen gw yang dari China. Anak2 disana itu pada stres banget, bahkan banyak yang sampe bunuh diri. jangan sampe deh kita kaya gitu).

Gw kaget banget pas baca (dan ngobrol sama temen gw dari Finland) kalo di negara Scandinavia, banyak yang ga make sistem nilai. Prinsip mereka, school is fun. Ke sesama teman bukan saling bersaing siapa yang nilainya paling bagus, tapi saling ngebantu. Mereka juga banyak aktivitas diluar kelas biar ga bosen.

Dalam psikologi pendidikan, learning atau proses belajar seharusnya dibagi 3, kognitif (ngerti/otak), afektif (ngerasa/hati) sama psychomotor (ngelakuin/tangan). Sayangnya selama ini kita cuma fokus di kognitif aja. Anak sekolahan kita bisa dibilang salah satu yang paling pinter, buktinya menang olimpiade mulu kan? Tapi banyak juga toh yang nyontek, nyari bocoran soal, itu gara2 afektifnya kurang dilatih. Bahkan dibantu sama gurunya. Soalnya kita terlalu fokus sama nilai. Ga heran pas kuliah banyak yang hobi bakar ban sama blokir jalan.

Anak2 kita sekedar jago teori tapi gatau gimana cara aplikasiin ilmunya. Soalnya kita ga dikasih tau tujuan kita belajar ini buat apa. Coba inget pelajaran fisika pas sma dulu. Misalnya gini: sebuah bola seberat 10 kg dijatohin dari lantai 7 dan dibawahnya ada trampolin yang memiliki elastisitas 2N. Hitung berapa jauh jarak Jakarta Surabaya?

Gw yang dari dulu suka ekonomi atau anak2 yang jago gambar, pasti bilang wtf is this shit? Who cares? Emang itu penting belajar fisika tapi ga berarti kita mesti tau semua toh? Gw denger katanya sekarang pengurusan langsung begitu masuk SMA ya? Good good. Soalnya selama SMA, cuma sekali fisika gw ga merah :)

Kurikulum kita juga kebanyakan hafalan. Makanya coba kalo di tempat les, pasti kita dikasih rumus cara cepet. Kita ngafal bukan paham, makanya begitu soalnya dirubah dikit, langsung KO. Kalo disana belum tentu gitu, mereka bisa berkreasi sesukanya. Makanya ga heran banyak industri kreatif kaya developer game banyak yang asalnya dari Scandinavia. Terus nilai gimana? Gw setuju banget sama Pak Anies. IP bukan segalanya, yang penting cukup buat ngelamar beasiswa atau dipanggil wawancara. 

So apa kita harus ikutin sistem pendidikan kaya di Norway atu Finland? Belum tentu bisa. Mereka bisa gitu soalnya penduduknya ga banyak. Kalo kita kasusnya sama kaya di China, karena penduduknya banyak sementara kapasitasnya dikit, persaingannya jadi super ketat. Susah kalo diaplikasiin disini.



Gw udah ga tau lagi gimana kurikulum sekarang, tapi yang pasti pas jaman gw sekolah, gw ngerasa berat banget. Harusnya yang disebut mahasiswa itu bukan anak kuliahan, tapi anak sekolahan. gimana ga maha, anak SMA bahkan SD belajar semua disiplin ilmu sekaligus: sains, ilmu sosial, fisik, agama, sampe tata negara. 16 pelajaran! Juga ga heran anak sd sekarang pada bawa koper derek gara2 banyak buku paket yang berat2. Tiap hari dari jam 7 sampe jam 4. Kuliah aja ga segitunya. Kalo kata pak Mario, shuuuuper sekaliiiii..

Masalah nilai di Prancis juga fair, kita lulus atau nggak tergantung nilai rata2 akhir. Jadi misalnya di satu mata kuliah kita dapet 2tapi yang laen dapet 8, kita diitung lulus soalnya rata2 akhirnya 5. Kalo di kita kan nggak. Misalnya ada satu kuliah yang dapet E trus, kita ga akan bisa lulus, padahal bisa jadi emang kita bener2 ga ngerti. Kan ga fair juga misalnya 143 sks kita A semua tapi ga bisa lulus gara2 kuliah 1 sks.

Tapi ada hal yang jauh lebih penting selain akademik kalo kalian kuliah di luar negeri. Kalian belajar bareng banyak orang dari seluruh dunia, dengan latar belakang beda. Disitu kalian belajar bagaimana bisa bergaul yang kelak bakal berguna banget kalo kerja sama orang asing. Kalian juga belajar hidup di negara baru, yang beda banget sama di Indonesia. Makanan, bahasa, lifestyle, semua bener2 beda. Disitu kita belajar gimana kita memposisikan diri kita. Kita berubah menjadi orang yang baru, yang lebih baik dibanding kalo kita ga pernah keluar.

So, siapa yang pengen ngerasain kuliah keluar negeri?

Nah, kapan lagi bisa bertemu dengan teman-teman yang memiliki mimpi yang sama dengan kamu? Kapan lagi ada kesempatan dapat konsultasi luar negeri gratis, serta belajar step by step kuliah luar negeri dengan biaya semurah ini?

Jangan sampai kesempatan emas ini berlalu begitu saja.


Nama

Afrika,26,Amerika,67,Amerika Serikat,81,Arab Saudi,13,Asia,237,Australia,75,Austria,13,Beasiswa,306,Beasiswa Amerika,4,Beasiswa Arab Saudi,5,Beasiswa Australia,14,Beasiswa Austria,2,Beasiswa Belanda,10,Beasiswa Belgia,1,Beasiswa Brunei Darussalam,2,Beasiswa Cina,10,Beasiswa Denmark,1,Beasiswa Filipina,3,Beasiswa Finlandia,1,Beasiswa Hongkong,1,Beasiswa Hungaria,1,Beasiswa India,2,Beasiswa Indonesia,3,Beasiswa Inggris,28,Beasiswa Irlandia,1,Beasiswa Jepang,14,Beasiswa Jerman,5,Beasiswa Kamboja,1,Beasiswa Kanada,3,Beasiswa Korea,2,Beasiswa Korea Selatan,5,Beasiswa Malaysia,6,Beasiswa Myanmar,1,Beasiswa New Zealand,3,Beasiswa Perancis,4,Beasiswa Polandia,1,Beasiswa Rumania,1,Beasiswa Selandia Baru,1,Beasiswa Sidney,1,Beasiswa Singapura,3,Beasiswa Skotlandia,1,Beasiswa Slovakia,1,Beasiswa Spanyol,1,Beasiswa Swedia,2,Beasiswa Swiss,3,Beasiswa Taiwan,1,Beasiswa Thailand,3,Beasiswa Tiongkok,1,Beasiswa Turki,5,Beasiswa Uni Emirat Arab,1,Beasiswa Uni Eropa,2,Beasiswa Vietnam,1,Belanda,37,Belgia,10,Brazil,2,Brunei Darussalam,7,Bulgaria,3,Ceko,4,Chili,3,Cina,30,Denmark,10,Destinasi,65,Eropa,313,Event,5,Exchange,26,Fakta Unik,82,Festival Indonesia,2,Filipina,8,Finlandia,16,Hong Kong,6,Hungaria,4,IELTS,6,India,37,Indonesia,113,Info Beasiswa,64,Info Jurusan,12,Info Universitas,34,Inggris,86,Interview,445,Interview di Amerika,13,Interview di Arab Saudi,5,Interview di Australia,23,Interview di Austria,4,Interview di Belanda,12,Interview di Belgia,8,Interview di Ceko,3,Interview di Cina,12,Interview di Damaskus,1,Interview di Denmark,4,Interview di Filipina,3,Interview di Finlandia,10,interview di Hungaria,1,Interview di India,9,Interview di Indonesia,4,Interview di Inggris,32,Interview di Irlandia,1,Interview di Italia,11,Interview di Jepang,22,Interview di Jerman,20,Interview di Kanada,8,Interview di Korea Selatan,28,Interview di Malaysia,1,Interview di Maroko,6,Interview di Meksiko,1,Interview di Mesir,8,Interview di New Zealand,17,Interview di Perancis,25,Interview di Polandia,12,Interview di Portugal,11,Interview di Rusia,3,Interview di Selandia Baru,4,Interview di Singapura,6,Interview di Skotlandia,2,Interview di Spanyol,16,Interview di Swedia,2,Interview di Swiss,2,Interview di Taiwan,5,Interview di Thailand,8,Interview di Tiongkok,9,Interview di Turki,9,Interview di Yaman,1,Interview di Yordania,5,Irlandia,10,Islandia,1,Italia,16,Jakarta,1,Jamaika,1,Jepang,60,Jerman,46,Kanada,27,Karir,13,Kazakhstan,1,Kolombia,4,Korea Selatan,44,Kuliner,21,kuliner khas daerah,7,Kuliner Mancanegara,14,Launching Buku,1,Lebanon,3,Lithuania,1,LPDP,4,Malaysia,27,Maroko,9,Media,249,Meksiko,7,Mesir,19,motivasi,2,New York,1,New Zealand,15,News,3,Norwegia,2,Paraguay,1,Perancis,48,Polandia,14,Portugal,15,PPI,6,Prancis,1,Press Release,1,Prestasi,1,Profil PPI,7,Profil Universitas,51,Qatar,2,Rekomendasi,1,Rumania,2,Rusia,13,Selandia Baru,24,Sidney,1,Simposium Internasional PPI Dunia 2016,6,Singapura,30,Skotlandia,4,Slovakia,1,Spanyol,24,Student Life,150,Studenthack,348,Surabaya,2,Swedia,19,Swiss,15,Taiwan,9,Thailand,13,Tiongkok,19,Tips,7,Tips Beasiswa,16,Tips Belajar Bahasa Inggris,9,Tips Kuliah ke Luar Negeri,89,Tips Travelling,6,Tips Umum Kuliah di Luar Negeri,105,Tips Umum Kuliah Di Negeri Sendiri,47,TOEFL,12,Tokoh Dunia,2,Tokoh Indonesia,20,Traveling,6,Turki,20,Uni Emirat Arab,1,Uni Eropa,2,Universitas,36,Universitas Terbaik,56,Uruguay,2,Vietnam,1,Yaman,1,Yogyakarta,3,Yordania,5,Yunani,3,
ltr
item
Berkuliah.com: Nggak Boleh Kuliah ke Luar Negeri sama Orangtua? Baca Ini Dulu!
Nggak Boleh Kuliah ke Luar Negeri sama Orangtua? Baca Ini Dulu!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrGl2Lx_qnC5B7ZwE_IAR23zAZbKJUPZ55v0rqOVwxzbURVG_pZw887PJq8c4UdCIRRgnc9JCdlM-bFbfzH1lOhyphenhyphen4Bv7wNYKdURJD5NIJmPf-i7uZc4MGK7LkMIZ5Zlb7FFSdlsjLMEeWl/s640/941487_10202227500471560_1525800352_n.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrGl2Lx_qnC5B7ZwE_IAR23zAZbKJUPZ55v0rqOVwxzbURVG_pZw887PJq8c4UdCIRRgnc9JCdlM-bFbfzH1lOhyphenhyphen4Bv7wNYKdURJD5NIJmPf-i7uZc4MGK7LkMIZ5Zlb7FFSdlsjLMEeWl/s72-c/941487_10202227500471560_1525800352_n.jpg
Berkuliah.com
http://www.berkuliah.com/2015/10/tidak-boleh-kuliah-ke-luar-negeri-oleh-orangtua-bagaimana.html
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/
http://www.berkuliah.com/2015/10/tidak-boleh-kuliah-ke-luar-negeri-oleh-orangtua-bagaimana.html
true
6823463133590324440
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy