Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Tidak hanya soal bagaimana mengucapkan kata, tapi juga harus didukung dengan intonasi dan gaya ...
Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Tidak hanya soal bagaimana mengucapkan kata, tapi juga harus didukung dengan intonasi dan gaya bicara yang tepat. Tujuannya, agar pesan yang kita sampaikan dapat dipahami oleh lawan bicara kita. Liong, Seorang mahasiswa UGM yang belajar bahasa Prancis langsung di negaranya, tidak hanya belajar bagaimana mengucapkan kata-kata dengan bahasa Prancis, tapi juga menyelami kehidupan dan budaya di Prancis. Berikut ceritanya..
Perkenalan
Halo Berkuliah.com nama Saya Amalia Laila Devita Hidayat, tapi biasa dipanggil Liong. Waktu S1 Saya Sastra Prancis UGM, sekarang saya lanjut S2 Ilmu Lingusitik UGM, Saya juga sebagai pengajar di IFI LIF Jogjakarta dan sedang proses untuk melanjutkan S2 di Prancis dengan beasiswa LPDP.Saya juga sebaga mahasiswa exchange ke Université de La Rochelle, Prancis selama 1 tahun.
Proses Pendaftaran Excange dari UGM ke Université de La Rochelle, Prancis
Program Exchange yang saya ikuti adalah program kerjasama antara Université de La Rochelle, Prancis dengan UGM dan beberapa kampus lainnya di Indonesia, khususnya dalam Sastra Prancis Bahasa dan Linguistik.Waktu itu ada kakak kelas saya namanya Mas Gilang ikut program tersebut. Saya penasaran dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan saya memutuskan untuk mengikuti program tersebut.
Proses pendaftaran pertama menghubungi Jurusan, dan menyampaikan bahwa kita ingin mengikuti program tersebut. Lalu menghubungi kantor kerjasama internasional La Rochelle, menyampaikan bahwa saya dari UGM jurusan Sastra Prancis ingin mengikuti program Exchange selama 1 tahun. Selanjutnya pihak La Rochelle akan meminta kita untuk mengirimkan persyaratan – persyaratan, seperti sertifikat bahasa prancis minimal B2 dan transkrip nilai. Jika kita diterima di program exchange maka kita akan dihubungi dan diberi nomer kontak dosen pembimbing untuk kita berkonsultasi mengenai program tersebut.
Saya belajar di La Rochelle selama 1 tahun atau 2 semester, disana saya belajar satu kelas dengan orang-orang prancis, menggunakan bahasa prancis. Dan nilai saya selama dua semester tersebut ditransfer ke UGM.
Pembuatan Visa dan Pesan Tiket Pesawat
Untuk pembuatan visa memang terdapat banyak persyaratan dan sejumlah nominal uang. Dan juga wawancara mengenai tujuan kita ke prancis, waktu itu saya wawancara kurang lebih satu jam. Karena beasiswa saya hanya untuk beasiswa kuliah, jadi visa dan tiket ke prancisnya menggunakan uang sendiri. Waktu itu semacam ibu saya ngasih rekening koran untuk diajukan ketika kita buat Visa, klo nominalnya saya kurang tau tepatnya berapa, dan itu tergantung dari berapa lama kita tinggal di Prancis, itu akan dikalkulasikan kebutuhan perbulannya berapa sampai satu tahun itu jumlahnya berapa. Tujuannya adalah, selama kita di Prancis hidup kita akan terjamin dengan ketersediaan uang tersebut.
Trus klo masalah tiket pesawat, kebetulan saya punya kartu ISIC jadi saya dapat potongan banyak waktu itu. Jadi kartu ICIS itu kartu international students identity card, itu daftarnya murah 10 ribu. kartu itu sebagai kartu tanda mahasiwa internasional. Pengalaman saya, dengan kartu ISIC mendapatkan kemudahan seperti misalnya, diskon untuk beli tiket pesawat, makan di resto, di toko buku tertentu, tiket masuk musium dan masih banyak lag.
Visa untuk Bekerja Part Time
Aturannya jadi begini, ketika kita membuat Visa itu biasanya ada jangka waktunya, ada Visa untuk 6 bulan ada Visa untuk satu tahun. kalo Visa yang memperbolehkan orang untuk bekerja yaitu Visa satu tahun atau lebih, karena Visa saya waktu itu satu tahun saya juga termasuk bisa bekerja. Tapi klo misalnya Visa kunjungan, Visa turis yang cuman satu bulan, 3 atau 6 bulan itu ngga bisa untuk bekerja. Jadi itu memang untuk Visa kunjungan, jadi klo misalnya kita niat untuk kuliah sambil kerja lebih baik kita bikin Visa yang satu tahun.
Visa Schengen
Klo di Eropa kita mengenal namanya Visa Schengen, jadi Visa Schengen itu bisa kita pakai di beberapa negara di Eropa. Contohnya, ketika kita mau ke Italy, kita ngga perlu menunjukan Visa lagi, cuman nunjukin Paspor karena Visa kita Visa Schengen yang bisa digunakan untuk memasuki beberapa negara di Eropa. Dari Italy mau ke Spanyol dan banyak negara lainnya, itu bisa langsung tanpa memutuhkan Visa. Cuman ada beberapa negara yang ngga masuk Visa Schengen. Seperti Inggis, Rusia, Bulgaria itu ngga masuk. tapi sebagian besar negara-negara penting, maskudnya negara-negara yang paling penting buat liburan ataupun sekolah, seperti Belanda, Prancis, Itali, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia masuk Visa Schengen.
Cara Mendaftar dan Mendapatkan Kartu ISIC
Klo kartu ISIC kita bisa buka websitenya, coba saja cari dengan kata kunci ISIC , klo saya dulu kebetulan lagi main-main di kampus Fisipol UGM kebetulan lagi ada sosialisasi kartu ISIC dan kita bisa langsung bikin, waktu itu saya bikin kartu dan foto langsung jadi. Tidak ada persyaratan khusus untuk pembuatan kartu itu.
Menuju Prancis
Ohh iya.. Jadi kebetulan waktu itu saya berangkat dari UGM sendirian ngga ada mahasiswa lain yang ikut program exchange tersebut, jadi saya cari-cari info apakah di universitas lain ada mahasiswa yang mengikuti program tersebut. kebetulan ada, mahasiswa UNPAD Bandung. Jadi saya berangkat berdua, sama-sama perempuan.
Selanjutnya saya mencari PPI di daerah La Rochelle, Saya mencoba menghubungi PPI La Rochelle, kemudian ada yang merespon namanya Mbak Galih. Awal sampai di Paris kami bingung harus kemana, bersyukur Mbak Galih kasih info lengkap rute dan transfortasi dari Paris ke La Rochelle. Di La Rochelle itu kami langsung dijemput sama Mbak Galih.
Sampai di La Rochelle hari Sabtu sore menuju malam. Sampai di asrama, saya bingung, menurut informasi yang saya dapatkan bisa masak di asrama, tapi ternyata hanya ada dapurnya saja tidak ada peralatan masaknya. Dan kebetulan waktu itu hari sabtu, dimana toko-toko pada tutup. Setelah itu saya diundang ke asramanya mbak galih yang memiliki dapur dengan peralatan masaknya, dan kita makan – makan :). Jadi, klo menurut saya mungkin klo seandainya kita ke negara lain dan kita tinggal lama alangkah baiknya klo kita juga membawa panci kecil atau ngga piring kecil atau ngga sendok cadangan, karena ketika kita sampai di sana kita bingung mau makan pakai apa dan bagaimana.
Selain itu, Sebaiknya kita harus menyiapkan banyak hal sebelum berangkat ke prancis, seperti mempelajari bagaimana cara membeli tiket kereta di Prancis, bagaimana transportasi dari bandara ke daerah tujuan. Dan yang harus sangat dipersiapkan adalah, mengisi nomer kita dengan pulsa sebanyak-banyaknya. Karena sesampainya di bandara Prancis kita harus menghubungi banyak orang, seperti kasih kabar ke perwakilan PPI yang akan jemput kita. Dan klo di Prancis itu ada namanya kartu diskon untuk mahasiswa jadi klo mau beli tiket kereta sebelum beli tiket kereta mending kita bikin dulu kartu diskon mahasiswa, dengan kartu itu menandakan kita mahasiswa dan kita dapat harga potongan dan harga tiket jauh lebih murah.
Kelas Pertama dengan Bahasa Prancis
Ngga cuman hari pertama, minggu pertama itu saya pikir berat karena bahasa prancis yang saya pelajari disini itu beda dengan di Prancis. Di sini mungkin kita belajar, kita ngomong, kita ngedengrin tapi dengan level masih orang Indonesia. Pas di Prancis kita ketemu orang di Stasiun, ketemu orang di Bandara, di Kampus, di Asrama, orang ngomong sudah sangat cepat dengan aksen Prancis. Awal – awal saya masih mikir ini ngomong apa, tapi lama-lama kan jadi biasa. Jadi memang jangan kaget ketika pertama kali kita ke negara tertentu apalagi bahasanya bukan bahasa inggris itu pasti ada kebingungan, itu pasti bingung ngomong apa. Budaya Indonesia dengan Prancis juga beda dan tidak boleh terlambat, terlambat itu hal-hal yang tidak bisa ditolelir. Di Prancis tidak banyak orang bisa bahasa Inggris jadi kadang itu menantang kita bagaimana caranya kita bisa berbahasa Prancis, karena tidak semua orang bisa berbahasa Inggris.
Sistem Belajar di Prancis
Klo sistem belajarnya mungkin saya ngga bisa bilang sama banget tapi ga berbeda banget dengan di Indonesia. Klo di sana satu mata kuliah itu biasanya satu jam durasinya 60 menit, klo di Indonesia kan 40 menit. Di Prancis 60 menit dan misalnya ada dua jam kuliah, jadi bener bener dua jam, dua jam kali 60 menit.Di satu jam pertama itu ada istirahatnya 5 menit, entah itu kita mau beli coffe di mesin kopi atau mau beli jajan tapi itu cuman 5 menit. Dan kuliahnya itu saya rasa lebih berat. Kenapa, klo di Indonesia misalnya kita kuliah dua jam dosen masih membicarakan hal-hal lain, misalnya pengalaman-pengalaman dosen tersebut. Di sana dua jam bener-bener kita mebahas mata kuliah, bener-bener berat, full kuliah, jadi terasa berat. Dan selain itu bahasanya full Prancis, karena saya ngambil kelas reguler bukan kelas Internasional.
Aturan Kuliah di Prancis
Klo di Prancis masalah pakaian itu lebih bebas sebenernya. Klo di Indonesia misalnya kita harus sopan pakai kemeja atau celana panjang. Klo di Prancis menurut saya, hal itu akan berlaku dengan sendirinya karena disana menyesuaikan dengan cuaca, Jadi klo musim dingin otomatis mereka akan pakai baju yang sangat tertutup, seperti pakai jaket, sarung tangan, pokoknya pakai yang biar anget. Tapi ketika musim panas mereka akan keluar pakai kaos itu lebih bebas. Selain itu, di kelas Prancis keterlambatan tidak diberi toleransi, misalnya ada dua jam kuliah di jam pertama kita telat. Lebih baik kita tidak masuk, kita masuk setelah istirahat ke dua. Soalnya klo misalnya telat dosenya ngga seneng ,jadi misalnya dosenya kayak kadang – kadang maaf keluar dulu karena kamu sudah telat.
Perbedaan Culture
Klo culture otomatis beda banget antara Prancis dengan di Indonesia. Yang buat saya kaget adalah saya sampai disana lihat banyak couple yang mereka mungkin peluk-pelukan, ya semacam itu didepan umum. Itu yang pertama bikin saya kaget, dan harus sebisa mungkin kita bertindak biasa aja. Dan untuk teman-teman yang menggunakan jilbab, klo di prancis sebetulnya bukan masalah besar karena disana sudah banyak orang muslim berjilbab, seperti imigran dari Maroko dari Aprika yang datang ke Prancis untuk sekolah atau bekerja. Namun, di negara-negar tetangganya seperti Portugal ataupun Spanyol itu jarang melihat orang pakai jilbab, dan kebetulan teman saya pakai jilbab jadi mereka kayak ngeliatin, meneliti lebih dalam. klo dapat momen itu hargai saja, kita toleransi, karena memang budaya yang berbeda.
Makanan di sana juga berbeda dengan makanan di Indonesia, makanan Indonesia banyak bumbunya, di sana itu cenderung hambar. Dan di Prancis, mereka selalu makan pakai roti. Jadi disana tuh misalnya mereka lagi makan kare atau kuah jadi merekatuh juga makan roti. Jadi rotinya dicelupin gitu, itu juga saya merasa shocked. Misalnya kita tinggal di asrama, jangan kaget klo misalnya kita sudah 6 bulan disitu kita masih belum kenal sama tetangga sebelah asrama kita. Soalnya memang mereka biasanya tertutup, Jadi klo di Indonesia misalnya kamar dibuka, sepatu diataruh diluar, di sana bener-bener kamar tertutup dan mereka ngga meninggalkan barang apapun di depan kamar. Jadi kamar itu dibuka ketika mereka masuk dan keluar. Jadi ya itu kontak anatara kita dengan tetangga dengan orang lain sekitar tuh ngga sedekat di indonesia.
Cuaca di Prancis
Di Prancis waktu itu saya musim gugur, bulan September, jadi belum terlalu dingin tapi juga tidak terlalu panas. Tidak seperti di Indonesia, prediksi cuaca di Prancis merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Jadi klo mau keluar mereka harus prediksi cuaca dulu. Misalnya mereka akan bikin acara hari minggu, hari kamisnya mereka sudah harus prediksi cuaca hari minggu hujan atau salju atau bagaimana. Karena di sana memang cuacanya ngga kayak di Indonesia. Di Prancis cuacanya exstrem, klo dingin, dingin banget. Antisipasinya, misalnya kita akan keluar atau kuliah atau ada acara itu harus liat prediksi cuaca dulu di internet.
Trus yang susah lagi tuh ketika musim dingin. Musim dingin itu matahari terbit jam 9 sampai jam 9.30 pagi, sedangkan kita ada kuliah jam 8 pagi, jadi otomatis klo kuliah jam 8 berangkat dari asrama jam 7. Klo di Indonesia jam 7 sudah terang, klo di Prancis jam 7 itu kayak masih jam 3 atau jam 2 pagi. Jadi gelap-gelap, dingin-dingin kita ke kampus. Itu yang aga berat, soalnya kita ngga kebiasa.
Kerja Part Time
Waktu itu ceritanya saya lagi duduk-duduk di kantin kampus dapat informasi mengenai kerja part time untuk mahasiswa, untuk bekerja di kantin selama 2 sampai 3 bulan, sehari 2 jam dan seminggu lima kali. Saya memutuskan untuk daftar dan masukan CV. Saya masukan CV bulan September dan bulan Februari saya dikabari. waktu itu melalui telpon, menyatakan klo saya mau saya bisa datang dan langsung bekerja. Di restoran itu saya banyak bertemu dengan karyawan muda yang sama-sama sedang berkuliah dari bermacam-macam negara seperti maroko dan aljazair, karena memang restoran kampus tersebut memprioritaskan warga negara asing.
Tantangan bekerja part time adalah, karena saya belum pernah kerja part time kayak di restoran gitu, saya sangat kaget. meski satu hari hanya bekerja 2 jam, itu terasa capek, karena saya kerja dua jam itu saya bener-bener berdiri terus, ngambilin makanan, nganter makanan, habis itu ngambil piring bersih, ngabil piring kotor, abis itu ikut bantuin milah-milah sendok yang kotor, sendok yang bersih, trus nyiapin makanan, dan kadang disuruh ini disuruh itu. Jadi selama dua jam itu bener-bener ngga bisa megang HP, ngga bisa banyak ngobrol, jadi bener-bener dua jam kerja.Waktu itu saya pernah telat 10 menit jadi nanti saya pulang haru lebih 10 menit dari biasanya, jadi memang ngga boleh telat. Di sana kerja memang harus tepat waktu, harus rapih dan tertib, tapi seru ko.
Alhamdulilah saya bisa bagi waktu antar kuliah dan kerja karena kerjanya cuman dua jam, pengalaman ada teman saya kerja di bar malam – malam, karena dia senang kerja dapat uang akhirnya kuliahnya berantakan. Saya tidak menyarankan kita kerja terlalu lama, klo niat kita memang kuliah, ya kuliah. Karena klo misalnya kita kuliah sambil kerja klo kerja misalnya dua jam itu ngga masalah tapi klo misalnya kerjanya udah semalaman itu mendingan jangan deh soalnya susah disana, berat banget .
Travelling
Waktu saya di Prancis saya liburan ke negara – negara sebelahnya, karena di sana murah tiket pesawatnya. Dan sebetulnya klo di Eropa pergi ke negara-negara tetangganya itu mudah dan dekat. Jadi misalnya saya dari Prancis saya ingin ke Austria atau saya ingin ke Portugal atau ke Spanyo itu ada pesawat murah namanya RyanAir. Saya masih ingat dari Prancis ke Portugal saya cuman bayar 12 Euro, dari Portugal ke Spanyol itu juga murah, kisaranya hanya belasan Euro sampai 20an Euro. Dan malah klo kita naik kereta itu akan jauh lebih mahal. Dari Prancis ke La Rochelle naik kereta selama 3 jam itu tiketnya bisa sampai 50 Euro, selain itu contohnya dari Prancis ke Inggris naik kereta yang bawah tanah itu juga harganya mahal, misalnya bisa 100 Euro. menggunakan pesawat Ryan Air jauh lebih murah, pesawat itu biasanya yang digunakan orang-orang Indonesia yang datang ke Eropa. karena kita ngga mau dong melewati pas lagi di Eropa tapi ngga kemana- mana, jadi kita manfaatkan dengan tiket pesawat Ryan Air.
Liburan perama saya dari Prancis ke Portugal. klo di Portugal itu mungkin karena salah satu negara yang ekonominya aga lemah di Eropa jadi barang-barang di Portugal itu murah dan di Portugal tidak banyak toko-toko besar kayak di Prancis. Dan di Portugal harga makanan itu lebih murah, trus habis itu semua orang ngomong pakai bahasa Portugal ngga banyak orang ngomong pakai bahasa Inggris. Saya sampai di sana ngga bisa ngomong bahasa portugal sama sekali, caranya kita pakai bahasa tubuh atau gestur. Dari Portugal saya ke Barselona, ke Spanyol. Spanyol itu mirip kayak Portugal, cuman secara ekonomi mungkin Spanyol lebih baik dari pada Portugal dan orang – orangnya juga tidak banayk yang bisa bahasa inggris jadi mereka ngomong pakai bahasa Spanyol. Keunikan di Spanyol sama Portugal itu lebih hangat daripada negara-negara yang lain dan harga hotel jauh lebih murah. Yang paling saya suka itu di Barselona, kotanya cantik banget, dekat pantai, ada sagrada semacam gereja, ada musium, ada pameran lukisan, ada stadion, dan ada kastil besar gitu. Di Barselona banyak tempat-tempat yang bisa kita kunjungi.
Dari Spanyol saya ke Itali, ada beberapa hal yang saya tidak menyangka, di Itali itu juga banyak orang minta minta, saya kira orang minta-minta hanya ada di Indonesia tapi ternyata di sana tuh juga ada ibu-ibu bawa anak 3 trus anaknyatuh dikasih baju yang jelek trus anaknya minta-minta di pinggir jalan tuh di Itali ada. Trus ada beberapa tempat seperti di metro kereta bawah tanah, itu juga banyak kotoran anjing. Jadi ada beberapa hal yang saya kira mungkin cuman ada di Indonesia semacam pengemis maling atau copet, sebetulnya di Eropa juga hal-hal kayak gitu ada.Saya juga ke patikan, bisa main-main di halamanya gitu, atau ngga misalnya kita mau masuk ke dalam ada guidenya bayar sekitar 25 Euro.
Travelling yang ke dua saya bener-bener sednirian dari Prancis, pertama ke Belanda, kebetulan di Belanda ada adik kelas saya di SMA jadi waktu itu saya ketemu dia dan dia ajak saya keliling belanda.Yang unik dari Belanda banyak sekali orang Indonesia. Saking banyaknya, kita tuh ketemu orang Indonesia di jalan itu hal biasa, klo misalnya kita di Prancis atau Spanyol, kita ketemu orang Indonesia pasti merasa seneng karena jarang. tapi klo di Belanda udah biasa aja karena disana orang Indonesia banyak sekali, lalu di Belanda itu juga banyak resto Indonesia.Di Belanda banyak sekali orang pakai sepeda, ada yang bilang jumlah sepeda di Belanda itu melebihi jumlah penduduknya. Karena kadang – kadang dalam satu rumah terdiri dari 5 orang dan mereka memiliki 8 sepeda. Jadi jangan kaget klo misalnya kita ke bandara, ke stasiun, klo di Indonesia banyak parkiran motor, di Belanda banyak parkiran sepeda.
Dari belanda saya ke Swedia, saya ke Swedia itu ketemu orang Indonesia juga, PPI di Swedia. Swedia itu negaranya sepi, nyaman, hening karena penduduknya sedikit. Di Swedia masih banyak hutan-hutan. Sistem kependudukanya itu mereka berkelompok, jadi misalnya di kota ada banyak kelompok mau ke kelompok lain di sepanjang jalan itu sepi ngga ada rumah. Di Swedia itu hidup lebih mahal karena negara-negara skandinavia itu memang lebih mahal daripada Prancis, Spanyol. Dari Swedia saya ke Jerman.Jerman mirip kayak Belanda dan Prancis, cuman di Jerman banyak orang bisa ngomong bahasa Inggris.
Alasan Memilih Bahasa Prancis
Oke, klo saya focus bahasa prancis karena memang bahasa prancis itu termasuk salah satu bahasa yang penting di dunia ini. Di Indonesia sudah banyak orang bisa bahas Inggris, namun belum banyak orang bisa bahasa Prancis. Nah dengan bahasa Prancis, itu akan mempermudah kita untuk belajar bahasa yang lain, seperti bahasa Spanyol, bahasa Itali dan bahasa Portugal karena mereka sama-sama satu rumpun, rumpun Roman. Maka dari itu saya memilih Prancis karena saya ingin menguasai bahasa lain selain bahasa Indonesia. Dan mungkin karena alasan pribadi, karena saya memang jatuh cinta sama Prancis, dari budaya dan semuanya saya memang suka.
Metode Mempelajarai Bahasa Prancis
Klo belajar bahasa Prancis tipsnya yang jelas klo misalnya di kuliah itu kita harus rajin masuk dan rajin melatih diri. Belajar tidak hanya dikuliah, kita juga harus tetap membaca buku-buku latihan bahas Prancis, kita memperbanyak teman orang Prancis, nonton fulm-film Prancis, dengerin musik Prancis dan membiasakan diri dengan bahasa Prancis. Yang paling senang saya lakukan adalah bahas soal-soal bahasa Prancis, jadi latihan-latihan soal bahas Prancis itu jangan satu atau dua buku, harus sebanyak-banyaknya buku. Dan harus sering kumpul dengan komunitas berbahasa Prancis, karena bahasa klo ngga dipakai pasti nanti lupa.
Pesan – Pesan
Klo menurut saya selagi kita masih muda, manfaatkan kesempatan dan peluang. Karena kita masih muda kita masih punya energi, kita punya tenaga, kita punya semangat. Jangan pesimis dengan apa yang kalian inginkan. kita harus memperluas ilmu kita tidak hanya di Indonesia, semakin kita sering keluar negeri, keluar dari indoensia kita berkunjung ke tempat baru, orang baru budaya baru, otomatis itu akan memperkaya kita dan otomatis kita lebih terbuka dan lebih bisa menerima segala macam perbedaan. Misalnya kita sudah tua, kita sudah bekerja, kita tidak punya banyak waktu untuk menjelajah negara lain atau untuk pergi untuk sekolah. oleh karen itu buat kalian-kalian, karena kalian masih muda, kalian masih punya banyak waktu, banyak tenaga dan banyak kesempatan, manfaatkan kesempatan-kesempatan itu untuk memperluas pengetahuan kalian dengan pergi ke tempat-tempat lain. Pergi ke negara lain, dengan budaya yang lain, bertemu dan mengenal karekter orang yang berbeda.
___________________________________________
Narasumber : Amalia Laila Devita Hidayat
Reportern : Eneng Atikoh Syatibi
Perkenalan
Halo Berkuliah.com nama Saya Amalia Laila Devita Hidayat, tapi biasa dipanggil Liong. Waktu S1 Saya Sastra Prancis UGM, sekarang saya lanjut S2 Ilmu Lingusitik UGM, Saya juga sebagai pengajar di IFI LIF Jogjakarta dan sedang proses untuk melanjutkan S2 di Prancis dengan beasiswa LPDP.Saya juga sebaga mahasiswa exchange ke Université de La Rochelle, Prancis selama 1 tahun.
Proses Pendaftaran Excange dari UGM ke Université de La Rochelle, Prancis
Program Exchange yang saya ikuti adalah program kerjasama antara Université de La Rochelle, Prancis dengan UGM dan beberapa kampus lainnya di Indonesia, khususnya dalam Sastra Prancis Bahasa dan Linguistik.Waktu itu ada kakak kelas saya namanya Mas Gilang ikut program tersebut. Saya penasaran dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan saya memutuskan untuk mengikuti program tersebut.
Proses pendaftaran pertama menghubungi Jurusan, dan menyampaikan bahwa kita ingin mengikuti program tersebut. Lalu menghubungi kantor kerjasama internasional La Rochelle, menyampaikan bahwa saya dari UGM jurusan Sastra Prancis ingin mengikuti program Exchange selama 1 tahun. Selanjutnya pihak La Rochelle akan meminta kita untuk mengirimkan persyaratan – persyaratan, seperti sertifikat bahasa prancis minimal B2 dan transkrip nilai. Jika kita diterima di program exchange maka kita akan dihubungi dan diberi nomer kontak dosen pembimbing untuk kita berkonsultasi mengenai program tersebut.
Saya belajar di La Rochelle selama 1 tahun atau 2 semester, disana saya belajar satu kelas dengan orang-orang prancis, menggunakan bahasa prancis. Dan nilai saya selama dua semester tersebut ditransfer ke UGM.
Pembuatan Visa dan Pesan Tiket Pesawat
Untuk pembuatan visa memang terdapat banyak persyaratan dan sejumlah nominal uang. Dan juga wawancara mengenai tujuan kita ke prancis, waktu itu saya wawancara kurang lebih satu jam. Karena beasiswa saya hanya untuk beasiswa kuliah, jadi visa dan tiket ke prancisnya menggunakan uang sendiri. Waktu itu semacam ibu saya ngasih rekening koran untuk diajukan ketika kita buat Visa, klo nominalnya saya kurang tau tepatnya berapa, dan itu tergantung dari berapa lama kita tinggal di Prancis, itu akan dikalkulasikan kebutuhan perbulannya berapa sampai satu tahun itu jumlahnya berapa. Tujuannya adalah, selama kita di Prancis hidup kita akan terjamin dengan ketersediaan uang tersebut.
Trus klo masalah tiket pesawat, kebetulan saya punya kartu ISIC jadi saya dapat potongan banyak waktu itu. Jadi kartu ICIS itu kartu international students identity card, itu daftarnya murah 10 ribu. kartu itu sebagai kartu tanda mahasiwa internasional. Pengalaman saya, dengan kartu ISIC mendapatkan kemudahan seperti misalnya, diskon untuk beli tiket pesawat, makan di resto, di toko buku tertentu, tiket masuk musium dan masih banyak lag.
Visa untuk Bekerja Part Time
Aturannya jadi begini, ketika kita membuat Visa itu biasanya ada jangka waktunya, ada Visa untuk 6 bulan ada Visa untuk satu tahun. kalo Visa yang memperbolehkan orang untuk bekerja yaitu Visa satu tahun atau lebih, karena Visa saya waktu itu satu tahun saya juga termasuk bisa bekerja. Tapi klo misalnya Visa kunjungan, Visa turis yang cuman satu bulan, 3 atau 6 bulan itu ngga bisa untuk bekerja. Jadi itu memang untuk Visa kunjungan, jadi klo misalnya kita niat untuk kuliah sambil kerja lebih baik kita bikin Visa yang satu tahun.
Visa Schengen
Klo di Eropa kita mengenal namanya Visa Schengen, jadi Visa Schengen itu bisa kita pakai di beberapa negara di Eropa. Contohnya, ketika kita mau ke Italy, kita ngga perlu menunjukan Visa lagi, cuman nunjukin Paspor karena Visa kita Visa Schengen yang bisa digunakan untuk memasuki beberapa negara di Eropa. Dari Italy mau ke Spanyol dan banyak negara lainnya, itu bisa langsung tanpa memutuhkan Visa. Cuman ada beberapa negara yang ngga masuk Visa Schengen. Seperti Inggis, Rusia, Bulgaria itu ngga masuk. tapi sebagian besar negara-negara penting, maskudnya negara-negara yang paling penting buat liburan ataupun sekolah, seperti Belanda, Prancis, Itali, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia masuk Visa Schengen.
Cara Mendaftar dan Mendapatkan Kartu ISIC
Klo kartu ISIC kita bisa buka websitenya, coba saja cari dengan kata kunci ISIC , klo saya dulu kebetulan lagi main-main di kampus Fisipol UGM kebetulan lagi ada sosialisasi kartu ISIC dan kita bisa langsung bikin, waktu itu saya bikin kartu dan foto langsung jadi. Tidak ada persyaratan khusus untuk pembuatan kartu itu.
Menuju Prancis
Ohh iya.. Jadi kebetulan waktu itu saya berangkat dari UGM sendirian ngga ada mahasiswa lain yang ikut program exchange tersebut, jadi saya cari-cari info apakah di universitas lain ada mahasiswa yang mengikuti program tersebut. kebetulan ada, mahasiswa UNPAD Bandung. Jadi saya berangkat berdua, sama-sama perempuan.
Selanjutnya saya mencari PPI di daerah La Rochelle, Saya mencoba menghubungi PPI La Rochelle, kemudian ada yang merespon namanya Mbak Galih. Awal sampai di Paris kami bingung harus kemana, bersyukur Mbak Galih kasih info lengkap rute dan transfortasi dari Paris ke La Rochelle. Di La Rochelle itu kami langsung dijemput sama Mbak Galih.
Sampai di La Rochelle hari Sabtu sore menuju malam. Sampai di asrama, saya bingung, menurut informasi yang saya dapatkan bisa masak di asrama, tapi ternyata hanya ada dapurnya saja tidak ada peralatan masaknya. Dan kebetulan waktu itu hari sabtu, dimana toko-toko pada tutup. Setelah itu saya diundang ke asramanya mbak galih yang memiliki dapur dengan peralatan masaknya, dan kita makan – makan :). Jadi, klo menurut saya mungkin klo seandainya kita ke negara lain dan kita tinggal lama alangkah baiknya klo kita juga membawa panci kecil atau ngga piring kecil atau ngga sendok cadangan, karena ketika kita sampai di sana kita bingung mau makan pakai apa dan bagaimana.
Selain itu, Sebaiknya kita harus menyiapkan banyak hal sebelum berangkat ke prancis, seperti mempelajari bagaimana cara membeli tiket kereta di Prancis, bagaimana transportasi dari bandara ke daerah tujuan. Dan yang harus sangat dipersiapkan adalah, mengisi nomer kita dengan pulsa sebanyak-banyaknya. Karena sesampainya di bandara Prancis kita harus menghubungi banyak orang, seperti kasih kabar ke perwakilan PPI yang akan jemput kita. Dan klo di Prancis itu ada namanya kartu diskon untuk mahasiswa jadi klo mau beli tiket kereta sebelum beli tiket kereta mending kita bikin dulu kartu diskon mahasiswa, dengan kartu itu menandakan kita mahasiswa dan kita dapat harga potongan dan harga tiket jauh lebih murah.
Kelas Pertama dengan Bahasa Prancis
Ngga cuman hari pertama, minggu pertama itu saya pikir berat karena bahasa prancis yang saya pelajari disini itu beda dengan di Prancis. Di sini mungkin kita belajar, kita ngomong, kita ngedengrin tapi dengan level masih orang Indonesia. Pas di Prancis kita ketemu orang di Stasiun, ketemu orang di Bandara, di Kampus, di Asrama, orang ngomong sudah sangat cepat dengan aksen Prancis. Awal – awal saya masih mikir ini ngomong apa, tapi lama-lama kan jadi biasa. Jadi memang jangan kaget ketika pertama kali kita ke negara tertentu apalagi bahasanya bukan bahasa inggris itu pasti ada kebingungan, itu pasti bingung ngomong apa. Budaya Indonesia dengan Prancis juga beda dan tidak boleh terlambat, terlambat itu hal-hal yang tidak bisa ditolelir. Di Prancis tidak banyak orang bisa bahasa Inggris jadi kadang itu menantang kita bagaimana caranya kita bisa berbahasa Prancis, karena tidak semua orang bisa berbahasa Inggris.
Sistem Belajar di Prancis
Klo sistem belajarnya mungkin saya ngga bisa bilang sama banget tapi ga berbeda banget dengan di Indonesia. Klo di sana satu mata kuliah itu biasanya satu jam durasinya 60 menit, klo di Indonesia kan 40 menit. Di Prancis 60 menit dan misalnya ada dua jam kuliah, jadi bener bener dua jam, dua jam kali 60 menit.Di satu jam pertama itu ada istirahatnya 5 menit, entah itu kita mau beli coffe di mesin kopi atau mau beli jajan tapi itu cuman 5 menit. Dan kuliahnya itu saya rasa lebih berat. Kenapa, klo di Indonesia misalnya kita kuliah dua jam dosen masih membicarakan hal-hal lain, misalnya pengalaman-pengalaman dosen tersebut. Di sana dua jam bener-bener kita mebahas mata kuliah, bener-bener berat, full kuliah, jadi terasa berat. Dan selain itu bahasanya full Prancis, karena saya ngambil kelas reguler bukan kelas Internasional.
Aturan Kuliah di Prancis
Klo di Prancis masalah pakaian itu lebih bebas sebenernya. Klo di Indonesia misalnya kita harus sopan pakai kemeja atau celana panjang. Klo di Prancis menurut saya, hal itu akan berlaku dengan sendirinya karena disana menyesuaikan dengan cuaca, Jadi klo musim dingin otomatis mereka akan pakai baju yang sangat tertutup, seperti pakai jaket, sarung tangan, pokoknya pakai yang biar anget. Tapi ketika musim panas mereka akan keluar pakai kaos itu lebih bebas. Selain itu, di kelas Prancis keterlambatan tidak diberi toleransi, misalnya ada dua jam kuliah di jam pertama kita telat. Lebih baik kita tidak masuk, kita masuk setelah istirahat ke dua. Soalnya klo misalnya telat dosenya ngga seneng ,jadi misalnya dosenya kayak kadang – kadang maaf keluar dulu karena kamu sudah telat.
Perbedaan Culture
Klo culture otomatis beda banget antara Prancis dengan di Indonesia. Yang buat saya kaget adalah saya sampai disana lihat banyak couple yang mereka mungkin peluk-pelukan, ya semacam itu didepan umum. Itu yang pertama bikin saya kaget, dan harus sebisa mungkin kita bertindak biasa aja. Dan untuk teman-teman yang menggunakan jilbab, klo di prancis sebetulnya bukan masalah besar karena disana sudah banyak orang muslim berjilbab, seperti imigran dari Maroko dari Aprika yang datang ke Prancis untuk sekolah atau bekerja. Namun, di negara-negar tetangganya seperti Portugal ataupun Spanyol itu jarang melihat orang pakai jilbab, dan kebetulan teman saya pakai jilbab jadi mereka kayak ngeliatin, meneliti lebih dalam. klo dapat momen itu hargai saja, kita toleransi, karena memang budaya yang berbeda.
Makanan di sana juga berbeda dengan makanan di Indonesia, makanan Indonesia banyak bumbunya, di sana itu cenderung hambar. Dan di Prancis, mereka selalu makan pakai roti. Jadi disana tuh misalnya mereka lagi makan kare atau kuah jadi merekatuh juga makan roti. Jadi rotinya dicelupin gitu, itu juga saya merasa shocked. Misalnya kita tinggal di asrama, jangan kaget klo misalnya kita sudah 6 bulan disitu kita masih belum kenal sama tetangga sebelah asrama kita. Soalnya memang mereka biasanya tertutup, Jadi klo di Indonesia misalnya kamar dibuka, sepatu diataruh diluar, di sana bener-bener kamar tertutup dan mereka ngga meninggalkan barang apapun di depan kamar. Jadi kamar itu dibuka ketika mereka masuk dan keluar. Jadi ya itu kontak anatara kita dengan tetangga dengan orang lain sekitar tuh ngga sedekat di indonesia.
Cuaca di Prancis
Di Prancis waktu itu saya musim gugur, bulan September, jadi belum terlalu dingin tapi juga tidak terlalu panas. Tidak seperti di Indonesia, prediksi cuaca di Prancis merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Jadi klo mau keluar mereka harus prediksi cuaca dulu. Misalnya mereka akan bikin acara hari minggu, hari kamisnya mereka sudah harus prediksi cuaca hari minggu hujan atau salju atau bagaimana. Karena di sana memang cuacanya ngga kayak di Indonesia. Di Prancis cuacanya exstrem, klo dingin, dingin banget. Antisipasinya, misalnya kita akan keluar atau kuliah atau ada acara itu harus liat prediksi cuaca dulu di internet.
Trus yang susah lagi tuh ketika musim dingin. Musim dingin itu matahari terbit jam 9 sampai jam 9.30 pagi, sedangkan kita ada kuliah jam 8 pagi, jadi otomatis klo kuliah jam 8 berangkat dari asrama jam 7. Klo di Indonesia jam 7 sudah terang, klo di Prancis jam 7 itu kayak masih jam 3 atau jam 2 pagi. Jadi gelap-gelap, dingin-dingin kita ke kampus. Itu yang aga berat, soalnya kita ngga kebiasa.
Kerja Part Time
Waktu itu ceritanya saya lagi duduk-duduk di kantin kampus dapat informasi mengenai kerja part time untuk mahasiswa, untuk bekerja di kantin selama 2 sampai 3 bulan, sehari 2 jam dan seminggu lima kali. Saya memutuskan untuk daftar dan masukan CV. Saya masukan CV bulan September dan bulan Februari saya dikabari. waktu itu melalui telpon, menyatakan klo saya mau saya bisa datang dan langsung bekerja. Di restoran itu saya banyak bertemu dengan karyawan muda yang sama-sama sedang berkuliah dari bermacam-macam negara seperti maroko dan aljazair, karena memang restoran kampus tersebut memprioritaskan warga negara asing.
Tantangan bekerja part time adalah, karena saya belum pernah kerja part time kayak di restoran gitu, saya sangat kaget. meski satu hari hanya bekerja 2 jam, itu terasa capek, karena saya kerja dua jam itu saya bener-bener berdiri terus, ngambilin makanan, nganter makanan, habis itu ngambil piring bersih, ngabil piring kotor, abis itu ikut bantuin milah-milah sendok yang kotor, sendok yang bersih, trus nyiapin makanan, dan kadang disuruh ini disuruh itu. Jadi selama dua jam itu bener-bener ngga bisa megang HP, ngga bisa banyak ngobrol, jadi bener-bener dua jam kerja.Waktu itu saya pernah telat 10 menit jadi nanti saya pulang haru lebih 10 menit dari biasanya, jadi memang ngga boleh telat. Di sana kerja memang harus tepat waktu, harus rapih dan tertib, tapi seru ko.
Alhamdulilah saya bisa bagi waktu antar kuliah dan kerja karena kerjanya cuman dua jam, pengalaman ada teman saya kerja di bar malam – malam, karena dia senang kerja dapat uang akhirnya kuliahnya berantakan. Saya tidak menyarankan kita kerja terlalu lama, klo niat kita memang kuliah, ya kuliah. Karena klo misalnya kita kuliah sambil kerja klo kerja misalnya dua jam itu ngga masalah tapi klo misalnya kerjanya udah semalaman itu mendingan jangan deh soalnya susah disana, berat banget .
Travelling
Waktu saya di Prancis saya liburan ke negara – negara sebelahnya, karena di sana murah tiket pesawatnya. Dan sebetulnya klo di Eropa pergi ke negara-negara tetangganya itu mudah dan dekat. Jadi misalnya saya dari Prancis saya ingin ke Austria atau saya ingin ke Portugal atau ke Spanyo itu ada pesawat murah namanya RyanAir. Saya masih ingat dari Prancis ke Portugal saya cuman bayar 12 Euro, dari Portugal ke Spanyol itu juga murah, kisaranya hanya belasan Euro sampai 20an Euro. Dan malah klo kita naik kereta itu akan jauh lebih mahal. Dari Prancis ke La Rochelle naik kereta selama 3 jam itu tiketnya bisa sampai 50 Euro, selain itu contohnya dari Prancis ke Inggris naik kereta yang bawah tanah itu juga harganya mahal, misalnya bisa 100 Euro. menggunakan pesawat Ryan Air jauh lebih murah, pesawat itu biasanya yang digunakan orang-orang Indonesia yang datang ke Eropa. karena kita ngga mau dong melewati pas lagi di Eropa tapi ngga kemana- mana, jadi kita manfaatkan dengan tiket pesawat Ryan Air.
Liburan perama saya dari Prancis ke Portugal. klo di Portugal itu mungkin karena salah satu negara yang ekonominya aga lemah di Eropa jadi barang-barang di Portugal itu murah dan di Portugal tidak banyak toko-toko besar kayak di Prancis. Dan di Portugal harga makanan itu lebih murah, trus habis itu semua orang ngomong pakai bahasa Portugal ngga banyak orang ngomong pakai bahasa Inggris. Saya sampai di sana ngga bisa ngomong bahasa portugal sama sekali, caranya kita pakai bahasa tubuh atau gestur. Dari Portugal saya ke Barselona, ke Spanyol. Spanyol itu mirip kayak Portugal, cuman secara ekonomi mungkin Spanyol lebih baik dari pada Portugal dan orang – orangnya juga tidak banayk yang bisa bahasa inggris jadi mereka ngomong pakai bahasa Spanyol. Keunikan di Spanyol sama Portugal itu lebih hangat daripada negara-negara yang lain dan harga hotel jauh lebih murah. Yang paling saya suka itu di Barselona, kotanya cantik banget, dekat pantai, ada sagrada semacam gereja, ada musium, ada pameran lukisan, ada stadion, dan ada kastil besar gitu. Di Barselona banyak tempat-tempat yang bisa kita kunjungi.
Dari Spanyol saya ke Itali, ada beberapa hal yang saya tidak menyangka, di Itali itu juga banyak orang minta minta, saya kira orang minta-minta hanya ada di Indonesia tapi ternyata di sana tuh juga ada ibu-ibu bawa anak 3 trus anaknyatuh dikasih baju yang jelek trus anaknya minta-minta di pinggir jalan tuh di Itali ada. Trus ada beberapa tempat seperti di metro kereta bawah tanah, itu juga banyak kotoran anjing. Jadi ada beberapa hal yang saya kira mungkin cuman ada di Indonesia semacam pengemis maling atau copet, sebetulnya di Eropa juga hal-hal kayak gitu ada.Saya juga ke patikan, bisa main-main di halamanya gitu, atau ngga misalnya kita mau masuk ke dalam ada guidenya bayar sekitar 25 Euro.
Travelling yang ke dua saya bener-bener sednirian dari Prancis, pertama ke Belanda, kebetulan di Belanda ada adik kelas saya di SMA jadi waktu itu saya ketemu dia dan dia ajak saya keliling belanda.Yang unik dari Belanda banyak sekali orang Indonesia. Saking banyaknya, kita tuh ketemu orang Indonesia di jalan itu hal biasa, klo misalnya kita di Prancis atau Spanyol, kita ketemu orang Indonesia pasti merasa seneng karena jarang. tapi klo di Belanda udah biasa aja karena disana orang Indonesia banyak sekali, lalu di Belanda itu juga banyak resto Indonesia.Di Belanda banyak sekali orang pakai sepeda, ada yang bilang jumlah sepeda di Belanda itu melebihi jumlah penduduknya. Karena kadang – kadang dalam satu rumah terdiri dari 5 orang dan mereka memiliki 8 sepeda. Jadi jangan kaget klo misalnya kita ke bandara, ke stasiun, klo di Indonesia banyak parkiran motor, di Belanda banyak parkiran sepeda.
Dari belanda saya ke Swedia, saya ke Swedia itu ketemu orang Indonesia juga, PPI di Swedia. Swedia itu negaranya sepi, nyaman, hening karena penduduknya sedikit. Di Swedia masih banyak hutan-hutan. Sistem kependudukanya itu mereka berkelompok, jadi misalnya di kota ada banyak kelompok mau ke kelompok lain di sepanjang jalan itu sepi ngga ada rumah. Di Swedia itu hidup lebih mahal karena negara-negara skandinavia itu memang lebih mahal daripada Prancis, Spanyol. Dari Swedia saya ke Jerman.Jerman mirip kayak Belanda dan Prancis, cuman di Jerman banyak orang bisa ngomong bahasa Inggris.
Alasan Memilih Bahasa Prancis
Oke, klo saya focus bahasa prancis karena memang bahasa prancis itu termasuk salah satu bahasa yang penting di dunia ini. Di Indonesia sudah banyak orang bisa bahas Inggris, namun belum banyak orang bisa bahasa Prancis. Nah dengan bahasa Prancis, itu akan mempermudah kita untuk belajar bahasa yang lain, seperti bahasa Spanyol, bahasa Itali dan bahasa Portugal karena mereka sama-sama satu rumpun, rumpun Roman. Maka dari itu saya memilih Prancis karena saya ingin menguasai bahasa lain selain bahasa Indonesia. Dan mungkin karena alasan pribadi, karena saya memang jatuh cinta sama Prancis, dari budaya dan semuanya saya memang suka.
Metode Mempelajarai Bahasa Prancis
Klo belajar bahasa Prancis tipsnya yang jelas klo misalnya di kuliah itu kita harus rajin masuk dan rajin melatih diri. Belajar tidak hanya dikuliah, kita juga harus tetap membaca buku-buku latihan bahas Prancis, kita memperbanyak teman orang Prancis, nonton fulm-film Prancis, dengerin musik Prancis dan membiasakan diri dengan bahasa Prancis. Yang paling senang saya lakukan adalah bahas soal-soal bahasa Prancis, jadi latihan-latihan soal bahas Prancis itu jangan satu atau dua buku, harus sebanyak-banyaknya buku. Dan harus sering kumpul dengan komunitas berbahasa Prancis, karena bahasa klo ngga dipakai pasti nanti lupa.
Pesan – Pesan
Klo menurut saya selagi kita masih muda, manfaatkan kesempatan dan peluang. Karena kita masih muda kita masih punya energi, kita punya tenaga, kita punya semangat. Jangan pesimis dengan apa yang kalian inginkan. kita harus memperluas ilmu kita tidak hanya di Indonesia, semakin kita sering keluar negeri, keluar dari indoensia kita berkunjung ke tempat baru, orang baru budaya baru, otomatis itu akan memperkaya kita dan otomatis kita lebih terbuka dan lebih bisa menerima segala macam perbedaan. Misalnya kita sudah tua, kita sudah bekerja, kita tidak punya banyak waktu untuk menjelajah negara lain atau untuk pergi untuk sekolah. oleh karen itu buat kalian-kalian, karena kalian masih muda, kalian masih punya banyak waktu, banyak tenaga dan banyak kesempatan, manfaatkan kesempatan-kesempatan itu untuk memperluas pengetahuan kalian dengan pergi ke tempat-tempat lain. Pergi ke negara lain, dengan budaya yang lain, bertemu dan mengenal karekter orang yang berbeda.
___________________________________________
Narasumber : Amalia Laila Devita Hidayat
Reportern : Eneng Atikoh Syatibi