Sumber: liputan6.com Mungkin kamu sebelumnya kurang atau bahkan tidak mengenal sosok yang satu ini. Selintas memang sosoknya biasa saja, t...
Sumber: liputan6.com
Mungkin kamu sebelumnya kurang atau bahkan tidak mengenal sosok yang satu ini. Selintas memang sosoknya biasa saja, tak istimewa. Tapi kalau kamu tahu kisahnya tentu anggapan itu menguap di udara. Ya, sosok ini adalah Damar Canggih Wicaksono. Beberapa waktu terakhir, ia mendadak menjadi perbincangan di dunia hiburan tanah air.
Bagaimana tidak, selain karena prestasinya yang segudang ia ternyata juga merupakan anak dari mendiang Dono Warkop. Sosok ini menjadi perbincangan setelah beberapa waktu terakhir ia diketahui tengah menempuh studi S3-nya di Swiss. Jurusannya pun tak main-main lho! Taknik Nunklir! Tentu saja hal ini sontak menjadi perbincangan hangat. Apalagi seperti yang banyak diketahui, ia telah lama hidup tanpa seorang ayah. Keberhasilannya ini tentu langsung membuat banyak orang kagum.
Bahkan, di beberapa media, Indro Warkop selaku sahabat sang ayah juga mengungkapkan kekagumannya pada Damar. Bahkan tak hanya kepada Damar, pentolan Warkop DKI tersebut juga mengatakan bahwa ketiga anak mendiang Dono telah menjadi orang yang “berhasil”. Ketiga anak Dono tersebut adalah Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono, dan Satrio Sarwo Trengginas.
Kekaguman Indro ini memang bukan tanpa alasan. Apalagi mengingat bahwa ketiganya tumbuh tanpa kedua orang tua sejak tahun 2001. Ya, mereka hidup sebagai yatim piatu sejak meninggalnya sang ayah pada tahun 2001. Sedangkan ibu mereka sendiri telah berpulang dua tahun sebelum sang ayah meninggal. Maka sangat pantas jika kita mengagumi keberhasilan tiga kakak beradik ini.
Seperti yang telah disebutkan, Damar Canggih Wicaksono sekarang ini kuliah S3 untuk menjadi ahli nuklir di École Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL). Kakaknya, Andika Aria Sena, adalah lulusan sarjana Broadcast UI dan saat ini bekerja di salah satu televisi swasta. Sedangkan si bungsu, Satrio Sarwo Trengginas, kini tengah menekuni profesinya sebagai reporter majalah anak setelah lulus jadi sarjana dari Sastra Belanda UI.
Namun tak ada orang yang langsung berhasil. Begitu juga Damar. Kesempatannya meneruskan kuliahnya di Swiss ia mempunyai perjuangan yang panjang. Sebelum melanjutkan kuliahnya di Swiss, Damar Wicaksono telah menyelesaikan strata satu Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 2009. Setahun berselang, Damar baru mendapat kesempatan untuk mendapat gelar master di Swiss dengan jurusan sama hingga lulus pada 2012. Hingga kemudian ia juga diberikan kesempatan untuk melanjutkan S3-nya di jurusan yang sama.
Keberhasilan Damar meraih kesempatan berkuliah S3 di Swiss ini memang patut kita apresiasi. Apalagi, seperti yang diceritakan sang adik pada sebuah portal berita, perjuangan Damar terbilang cukup berat dank keras lho.
Satrio, sang adik, bercerita bahwa Damar sejak kecil merupakan sosok yang dianggap kutu buku. Sang adikjuga menceritakan bagaimana Damar belajar lebih keras disbanding dengan yang lain. Bahkan salah satu peristiwa yang dingat oleh Satrio adalah ketika Damar sewaktu sudah duduk di bangku SMA sampai nulis-nulis rumus matematika pakai kapur di lemari pakaian. Menurut Satrio, ini dilakukan oleh Damar agar semakin ingat dengan rumus tersebut.
Ketika disinggung mengenai sejauh mana kuliah Damar saati ini dan kabar Damar menjadi asisten dosen, Satrio hanya menjawab kurang tahu. Menurutnya hal ini karena Dmar belum cerita kepadanya. Menurutnya, Damar memang pernah bercerita tentang perjalanannya ke Amerika sebagai pembicara yang berkaitan dengan pendidikannya dan ke Jepang untuk menerima penghargaan sebagai best student. Tapi hanya sebatas itu saja.
Hingga saat ini, Satrio bisa dibilang cukup terinspirasi oleh sang kakak. Hal itu ia sampaikan delam pernyataanya “Sebagai adik, tentunya bangga memiliki kakak seperti itu. Ya, saya juga akan ikuti jejaknya karena bagi keluarga, pendidikan itu penting. Rencana saya ke depan, melanjutkan pendidikan S2. Kalau Mas Damar mungkin ingin menjadi seorang peneliti ke depannya.”
Ternyata hal serupa juga dirasakan oleh kakak tertuanya, yaitu Aria. Melihat keberhasilan sang adik, Andika Aria Sena, menyampaikan dukungannya melalui akun Path pribadinya yang terhubung ke Twitter. Aria mengunggah foto adiknya yang disandingkan bersama foto mendiang ayah mereka di salah satu media online.
Memang tak banyak yang ditulisnya. Namun tulisan Aria cukup menggetarkan hati.dalam akunnya tersebut, Aria hanya mengatakan, "Bapak pasti bangga mang."
Ternyata, keberhasilan anak-anak Dono ini tak jauh berbeda dengan sang ayah. Semangat ketiganya mengingatkan kita pada sosok almarhum Dono. Memang tak banyak orang yang mengetahui jika pelawak yang satu ini dulunya tak hanya eksis di dunia hiburan saja. Ia juga bisa lulus sekaligus menjadi dosen jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Tak heran jika Aria, Damar, dan Satrio mengikuti jejaknya dengan begitu konsen dengan pendidikan.
Wah, turut bangga ya sama Mas Damar!
Mungkin kamu sebelumnya kurang atau bahkan tidak mengenal sosok yang satu ini. Selintas memang sosoknya biasa saja, tak istimewa. Tapi kalau kamu tahu kisahnya tentu anggapan itu menguap di udara. Ya, sosok ini adalah Damar Canggih Wicaksono. Beberapa waktu terakhir, ia mendadak menjadi perbincangan di dunia hiburan tanah air.
Bagaimana tidak, selain karena prestasinya yang segudang ia ternyata juga merupakan anak dari mendiang Dono Warkop. Sosok ini menjadi perbincangan setelah beberapa waktu terakhir ia diketahui tengah menempuh studi S3-nya di Swiss. Jurusannya pun tak main-main lho! Taknik Nunklir! Tentu saja hal ini sontak menjadi perbincangan hangat. Apalagi seperti yang banyak diketahui, ia telah lama hidup tanpa seorang ayah. Keberhasilannya ini tentu langsung membuat banyak orang kagum.
Bahkan, di beberapa media, Indro Warkop selaku sahabat sang ayah juga mengungkapkan kekagumannya pada Damar. Bahkan tak hanya kepada Damar, pentolan Warkop DKI tersebut juga mengatakan bahwa ketiga anak mendiang Dono telah menjadi orang yang “berhasil”. Ketiga anak Dono tersebut adalah Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono, dan Satrio Sarwo Trengginas.
Kekaguman Indro ini memang bukan tanpa alasan. Apalagi mengingat bahwa ketiganya tumbuh tanpa kedua orang tua sejak tahun 2001. Ya, mereka hidup sebagai yatim piatu sejak meninggalnya sang ayah pada tahun 2001. Sedangkan ibu mereka sendiri telah berpulang dua tahun sebelum sang ayah meninggal. Maka sangat pantas jika kita mengagumi keberhasilan tiga kakak beradik ini.
Seperti yang telah disebutkan, Damar Canggih Wicaksono sekarang ini kuliah S3 untuk menjadi ahli nuklir di École Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL). Kakaknya, Andika Aria Sena, adalah lulusan sarjana Broadcast UI dan saat ini bekerja di salah satu televisi swasta. Sedangkan si bungsu, Satrio Sarwo Trengginas, kini tengah menekuni profesinya sebagai reporter majalah anak setelah lulus jadi sarjana dari Sastra Belanda UI.
Namun tak ada orang yang langsung berhasil. Begitu juga Damar. Kesempatannya meneruskan kuliahnya di Swiss ia mempunyai perjuangan yang panjang. Sebelum melanjutkan kuliahnya di Swiss, Damar Wicaksono telah menyelesaikan strata satu Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 2009. Setahun berselang, Damar baru mendapat kesempatan untuk mendapat gelar master di Swiss dengan jurusan sama hingga lulus pada 2012. Hingga kemudian ia juga diberikan kesempatan untuk melanjutkan S3-nya di jurusan yang sama.
Keberhasilan Damar meraih kesempatan berkuliah S3 di Swiss ini memang patut kita apresiasi. Apalagi, seperti yang diceritakan sang adik pada sebuah portal berita, perjuangan Damar terbilang cukup berat dank keras lho.
Satrio, sang adik, bercerita bahwa Damar sejak kecil merupakan sosok yang dianggap kutu buku. Sang adikjuga menceritakan bagaimana Damar belajar lebih keras disbanding dengan yang lain. Bahkan salah satu peristiwa yang dingat oleh Satrio adalah ketika Damar sewaktu sudah duduk di bangku SMA sampai nulis-nulis rumus matematika pakai kapur di lemari pakaian. Menurut Satrio, ini dilakukan oleh Damar agar semakin ingat dengan rumus tersebut.
Ketika disinggung mengenai sejauh mana kuliah Damar saati ini dan kabar Damar menjadi asisten dosen, Satrio hanya menjawab kurang tahu. Menurutnya hal ini karena Dmar belum cerita kepadanya. Menurutnya, Damar memang pernah bercerita tentang perjalanannya ke Amerika sebagai pembicara yang berkaitan dengan pendidikannya dan ke Jepang untuk menerima penghargaan sebagai best student. Tapi hanya sebatas itu saja.
Hingga saat ini, Satrio bisa dibilang cukup terinspirasi oleh sang kakak. Hal itu ia sampaikan delam pernyataanya “Sebagai adik, tentunya bangga memiliki kakak seperti itu. Ya, saya juga akan ikuti jejaknya karena bagi keluarga, pendidikan itu penting. Rencana saya ke depan, melanjutkan pendidikan S2. Kalau Mas Damar mungkin ingin menjadi seorang peneliti ke depannya.”
Ternyata hal serupa juga dirasakan oleh kakak tertuanya, yaitu Aria. Melihat keberhasilan sang adik, Andika Aria Sena, menyampaikan dukungannya melalui akun Path pribadinya yang terhubung ke Twitter. Aria mengunggah foto adiknya yang disandingkan bersama foto mendiang ayah mereka di salah satu media online.
Memang tak banyak yang ditulisnya. Namun tulisan Aria cukup menggetarkan hati.dalam akunnya tersebut, Aria hanya mengatakan, "Bapak pasti bangga mang."
Ternyata, keberhasilan anak-anak Dono ini tak jauh berbeda dengan sang ayah. Semangat ketiganya mengingatkan kita pada sosok almarhum Dono. Memang tak banyak orang yang mengetahui jika pelawak yang satu ini dulunya tak hanya eksis di dunia hiburan saja. Ia juga bisa lulus sekaligus menjadi dosen jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Tak heran jika Aria, Damar, dan Satrio mengikuti jejaknya dengan begitu konsen dengan pendidikan.
Wah, turut bangga ya sama Mas Damar!