Teman-teman Berkuliah.com, kali ini tim Berkuliah.com mendapat kesempatan untuk interview salah satu mahasiswa Indonesia di Nara Institute ...
Teman-teman Berkuliah.com, kali ini tim Berkuliah.com mendapat kesempatan untuk interview salah satu mahasiswa Indonesia di Nara Institute of Science and Technology atau biasa di kenal dengan sebutan NAIST. NAIST merupakan Universitas Negeri di Jepang yang berlokasi di Nara, Nara sendiri merupakan kota yang berada di Kansai, Jepang. Seperti apa kehidupan mahasiswa di Nara ? Simak hasil interview tim Berkuliah.com berikut ini.
- Hallo, Bisa diceritakan mengenai profilenya Mas Ken?
- Bisa diceritakan mengenai NAIST, dan kenapa memilih Jepang dan NAIST untuk melanjutkan kuliah?
Alasan saya kenapa memilih NAIST, Pertama karena saya tertarik untuk mendalami bidang ilmu Biologi Molekuler terutama di bidang Gene Editing dan Development Organ. Di NAIST, Saya mendapat Professor dan Lab yang cocok yang bisa menyalurkan keinginan saya. Kedua, NAIST cukup terkenal dengan risetnya yang bersaing dengan top university. Secara produksi publikasi riset yang dihasilkan bisa dikatakan bersaing dengan universitas top dunia. Ketiga, karena saya diterima terlebih dahulu di kampus ini. Ketika mengambil kuliah ke luar negeri, prinsip saya adalah dimana yang diterima terlebih dahulu, maka itu yang saya ambil. Alasan yang terakhir adalah saya bisa riset di bidang Gene Editing dan Organ Development.
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan saat proses daftar ke NAIST dan mendapatkan Beasiswa ?
Alhamdulillah, saya mendapatkan beasiswa dari pemerintahan Jepang (MEXT). Kalau saya bisa mendapatkan beasiswa dari luar negeri itu lebih baik daripada mendapatkan beasiswa yang bersumber dari dalam negeri.
- Kendala ketika akan berkuliah di NAIST dan mendapatkan Beasiswa, Dan saat itu apa solusinya?
Memang butuh waktu lama untuk belajar IELTS, tapi ketika akhirnya mendapatkan LoA dan Beasiswa, seperti semua beban hilang bertukar dengan rasa senang dan bangga.
- Bagaimana kehidupan di Jepang? Mulai memilih tempat tinggal, cuaca dan makanan?
Kendala mungkin ada, terutama di bahasa. Jika berbicara dalam bahasa inggris, maka kita sulit mendapatkan feedback yang cepat terutama dengan penduduk lokal. Dari segi makanan, sebulan pertama masih tidak masalah karena masih ada bahan makanan dari Indonesia, tapi setelahnya mulai syndrome kangen masakan Indonesia meninggi.
Selama satu tahun di Jepang, saya suka memperhatikan siklus siang dan malam. Siklus siang dan malam sangat berbeda dengan Indonesia. Pada saat musim dingin, siang lebih cepat daripada malam. Sedangkan pada musim panas adalah sebaliknya.
- Bagaimana pendapat Mas Ken mengenai keamanan di Jepang? Khusunya bagi calon mahasiswi muslim?
Bagi umat muslim ga perlu khawatir, karena pada dasarnya orang-orang di sini sangat toleran. Beberapa toko-toko dan restoran sudah mulai banyak yang menjual makanan halal. Apalagi info tentang makanan halal di Jepang sangat banyak terutama di Facebook. Tempat untuk shalat pun juga semakin bertambah. Jangan merasa malu, tunjukkan saja kalau seorang muslim itu sangat baik.
- Mas Ken merupakan mahasiswa muda yang berprestasi. Bagaimana untuk menyusun "manajemen mimpi" yang Mas Ken lakukan?
- Dengan banyaknya beban kuliah, penelitian dan kegiatan lainnya. Bagaimana menejemen waktu yang biasanya Mas Ken lakukan?
Untuk setiap harinya, saya biasa menyalin lagi ke buku catatan dan menambahkan hal lain yang bisa saya lakukan. Setiap hari, saya meluangkan waktu 15 menit di pagi hari sebelum aktivitas untuk menentukan apa yang ingin dilakukan hari ini dan dicatat di buku catatan yang selalu saya bawa. Bagi saya dengan mencatat, ini lebih powerful dibandingkan melihat di gadget.
Satu hal lagi, On Time! Ini jadi kewajiban bagi saya. Terkadang kita sering terkena penyakit “telat”. Nah virus ini harus dihilangkan dari kehidupan kita.
- Budaya hidup orang Jepang yang baik yang dapat kita contoh?
Terima Kasih Mas Ken, Semoga Program PhDnya berjalan dengan lancar. Pulang ke Indonesia dengan membawa ilmu sebanyak-banyanya untuk membangun Indonesia. :)