Korea Selatan menjadi salah satu negara yang banyak dijadikan tujuan oleh mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri...
Korea Selatan menjadi salah satu negara yang banyak dijadikan tujuan oleh mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri. Selain karena negaranya yang sudah maju, fasilitas yang serba ada, juga karena kualitas pendidikannya yang baik. Supaya tidak hanya sekedar membayangkan, berikut ini Johanna Lianna akan membantu kamu untuk melihat lebih dekat bagaimana rasanya kuliah di Korea Selatan. Simak ceritanya dari hasil wawancara berikut ini.
Introduction
Halo...Nama lengkap aku Johanna Lianna. Aku dulu S1 di Universitas Diponegoro, Semarang jurusan Teknik Kimia angkatan 2008 dan lulus tahun 2012. Kalau asal aku sih dari Cilacap, ora ngapak ora kepenak.
Universitas dan Jurusan
Sekarang di Korea aku kuliah di Pukyong National University (disingkat PKNU) di Busan.
Pukyong National University adalah kampus negeri jadi biaya kuliahnya termasuk murah untuk standar Korea. PKNU terkenal banget untuk jurusan Marine Science-nya tapi di sini aku ambil S2 Teknik Kimia. Di Busan, PKNU bisa dibilang satu-satunya kampus yang ada di tempat rata karena Busan kan banyak bukit-bukit plus gunungnya, jadi kampus-kampus lain itu lokasinya mesti naik gunung dulu. Apalagi Busan National University, beeeuuuhh kampusnya ada sampe level 7. Kalau mau ke level 7 mesti naik bus soalnya kalau jalan kaki sama aja seperti hiking hahahaha. Tapi PKNU sendiri juga terbagi menjadi dua kampus, kampus Daeyeon dan kampus Yongdang. Kampus Yongdang lokasinya di atas bukit juga dan sayangnya jurusan teknik kimia ini adanya di kampus Yongdang.
Fasilitasnya oke banget sih. Perpustakaan juga gampang kalau mau pinjam selama ada student card. Semuanya sudah terkomputerisasi. Terus ada fasilitas gym juga, kalau untuk mahasiswa PKNU nggak mahal buat daftarnya.
Sistem Perkuliahan
Kalau untuk sistem perkuliahan sih hampir mirip dengan Indonesia cuma mungkin perbedaan yang mencolok kalau untuk S1 di sini tidak ada skripsi. Biasanya mahasiswa S1 membuat semacam mini skripsi begitu. Tidak sesulit skripsi di Indonesia. Terus untuk S1 pakai bahasa Korea jadi kalau ada orang asing yang mengambil S1 di Korea biasanya dia pintar bahasa Koreanya. Sedangkan untuk S2 untungnya di tempat aku pakai bahasa Inggris tapi at least kita bisa bahasa Korea sehari-hari buat komunikasi sama teman Korea sama kalau mau belanja. Kampus aku kalau untuk mahasiswa asing S2 cukup bayar 30% dari uang kuliah, untungnya pas jaman aku masuk (tahun 2014) masih free. Tapi setelah itu, aturan baru harus bayar 30%. Aku sih sampe selesai ini masih free. Oh iya, semua administrasi pake bahasa Korea. Jadi buat daftar SKS ato liat KRS mesti buka portal kampus dan itu semua Korea. Biking pusing.
Untungnya Office International Affair (OIA) di sini buatan manual untuk mahasiswa asing jadi kami tahu tombol mana yang perlu diklik. At least kita bisa baca hangeul itu sangat membantu. Semua dokumen administrasi bisa diprint langsung dari mesin yang ada di kampus jadi misalkan kita butuh surat keterangan mahasiswa langsung saja ke mesinnya nanti sudah keluar dokumennya plus cap dari rektor kampus dan itu diakui keasliannya soalnya kertasnya kertas khusus. Bahkan ijazah pun bisa diprint dari mesin itu. It’s not free tapi ini hemat waktu banget. Jumlah SKS hampir mirip sih sama Indonesia.
Oh iya di sini tidak pelit untuk fasilitas. Contohnya aku pernah jadi aslab mahasiswa S1. Pernah ada mahasiswa yang mecahin alat lab. Kalau di Indonesia mungkin sudah langsung keringat dingin tuh harus ganti tapi di sini sih santai-santai saja soalnya kampus punya banyak dana untuk fasilitas ini.
Beasiswa
Puji Tuhan aku full scholarship jadi tidak perlu dikirim dana dari orang tua di Indonesia. Buat uang kuliah aku beruntung masih masuk kelompok yang free. Terus di sini aku kerja di lab (masuk ke proyek penelitian) jadi setiap bulan aku dapat gaji which is cukup buat hidup di sini. Semua pengeluaran yg terkait sama kuliah ditanggung lab mulai dari buku, alat tulis, sampai biaya untuk penelitian. Tapi sebagai gantinya di luar jam kuliah aku harus kerja di lab senin sampe jumat jam 10-18 (fleksibel sih klo lagi banyak kerjaan bisa di lab sampe jam 12 malam juga). Di lab ini dapat fasilitas meja plus komputer jadi bisa ngerjain tugas kuliah juga di sini. Banyak mahasiswa korea yang ingin banget bisa jadi anak lab soalnya fasilitasnya oke, bisa ngeprint gratis, dapet meja private buat belajar. Soalnya di sini kalau masa-masa ujian itu mahasiswanya belajar gila-gilaan sampe nginep segala di kampus (biasanya perpus akan buka 24 jam pas masa-masa ujian). Nah kalau sudah jadi anak lab, bisa stay di lab buat belajar.
Karakter dan Cara Bergaul dengan Orang Korea
Orang Korea itu baik-baik dan mereka suka sebetulnya sama orang asing asalkan kita bisa bahasa Korea juga karena mereka sedikit tidak nyaman pakai bahasa Inggris. Mungkin awal-awal mereka akan mencoba untuk komunikasi pakai bahasa Inggris tapi kalau untuk jangka panjang seperti aku ini 2 tahun, Korean is better than English for making a good relationship. Mereka juga senang klo kita up to date soal Korea juga (drama, musik, berita, etc). Be like them sih intinya. Kesulitan terbesar ya bahasa karena aku datang ke Korea cuma modal bisa baca hangeul doang. Sedihnya lagi aku satu-satunya mahasiswa asing di lab jadi awal-awal datang itu berasa di luar planet, bahasa alien ga paham.
Lifestyle
Gaya hidup orang Korea adalah mereka suka banget outing! hahaha. Kaya di drama-drama gitu mereka suka makan barbeque terus minum-minum. Itu salah satu sarana untuk mengakrabkan diri. Di lab aku sendiri at least sebulan sekali ada outing dan bahkan di proyek ada dana yang khusus untuk biaya outing hahaha. Tipsnya ya be like them.
Makanan di Korea tentu taste nya beda sama Indonesia tapi biasakan untuk menikmatinya. Orang Korea bisa dekat melalui makanan. Jadi kalau kita taste-nya bisa sama seperti mereka, kita akan sering diajak makan bareng terus lama-lama bisa jadi akrab deh. Aku ada teman bule yang tidak bisa makan nasi, akhirnya agak susah buat dia berbaur sama orang Korea karena ya itu mereka biasanya mengakrabkan diri lewat makan bersama. Terus kalau outing mereka ada beberapa babak gitu. Babak pertama biasanya barbeque plus sedikit minum. Babak kedua lanjut ke cafe buat makan dessert. Babak ketiga lanjut karokean. Kalau masih kuat lanjut lagi buat minum-minum sampai mabok. Tapi biasanya kalau outing lab berhenti sampe babak kedua. Aku juga heran di sini makan buanyaaakkk tapi orang-orangnya ya nggak gendut-gendut amat. Mungkin karena banyak jalan kali ya.
Biaya Hidup Bulanan
Kalau ada asrama, tinggal saja di asrama dan makan makanan asrama. Itu paling irit. Kalau terpaksa tinggal di luar, cari roommate jadi biaya sewa rumah bisa share. Usahakan masak aja, boleh sesekali weekend makan di luar. Kalau transport sih sudah nggak bisa diapa-apain lagi ya, paling tipsnya cari rumah yang dekat kampus jadi bisa jalan kaki. Oh iya, jangan kalap sama sale kosmetik! Di sini hampir setiap bulan ada sale kosmetik jadi santai aja, beli kalau memang perlu.
Alat Transportasi
Aku tinggal di dekat kampus Daeyeon tapi kampus aku di kampus Yongdang. Untungnya ada bus kampus gratis dari Daeyeon – Yongdang – Daeyeon yang beroperasi tiap 10 menit sekali jadi kalau untuk ke kampus sih free. Tips biar hemat pakai bus atau subway. Jangan naik taksi kecuali kepepet. Selalu pastikan arah yang mau dituju agar tidak kesasar atau salah naik bus / subway.
Bekerja Part Time
Aku tidak pernah part time soalnya udah kerja di lab. Part time biasanya dilakukan sama mahasiswa S1 waktu summer or winter vacation karena mereka libur 2 bulan jadi daripada nganggur biasanya mereka akan part time. Plus kalau mau part time biasanya harus bisa bahasa Korea dan harus dapat ijin dari kampus karena di sini kita kan visa pelajar. Biasanya sih part time jadi kasir di supermarket seperti 7eleven atau kerja di restoran. Buaaanyaakk banget lowongan buat part time mahasiswa asalkan bisa bahasa Korea sih.
Tips Untuk Pelajar Indonesia
Penting banget buat bisa bahasa lokal. Karena komunikasi itu yang paling penting. Terus patuhi semua aturan imigrasi.
Reporter: Adelina Mayang
Introduction
Halo...Nama lengkap aku Johanna Lianna. Aku dulu S1 di Universitas Diponegoro, Semarang jurusan Teknik Kimia angkatan 2008 dan lulus tahun 2012. Kalau asal aku sih dari Cilacap, ora ngapak ora kepenak.
Universitas dan Jurusan
Sekarang di Korea aku kuliah di Pukyong National University (disingkat PKNU) di Busan.
Pukyong National University adalah kampus negeri jadi biaya kuliahnya termasuk murah untuk standar Korea. PKNU terkenal banget untuk jurusan Marine Science-nya tapi di sini aku ambil S2 Teknik Kimia. Di Busan, PKNU bisa dibilang satu-satunya kampus yang ada di tempat rata karena Busan kan banyak bukit-bukit plus gunungnya, jadi kampus-kampus lain itu lokasinya mesti naik gunung dulu. Apalagi Busan National University, beeeuuuhh kampusnya ada sampe level 7. Kalau mau ke level 7 mesti naik bus soalnya kalau jalan kaki sama aja seperti hiking hahahaha. Tapi PKNU sendiri juga terbagi menjadi dua kampus, kampus Daeyeon dan kampus Yongdang. Kampus Yongdang lokasinya di atas bukit juga dan sayangnya jurusan teknik kimia ini adanya di kampus Yongdang.
Fasilitasnya oke banget sih. Perpustakaan juga gampang kalau mau pinjam selama ada student card. Semuanya sudah terkomputerisasi. Terus ada fasilitas gym juga, kalau untuk mahasiswa PKNU nggak mahal buat daftarnya.
Sistem Perkuliahan
Kalau untuk sistem perkuliahan sih hampir mirip dengan Indonesia cuma mungkin perbedaan yang mencolok kalau untuk S1 di sini tidak ada skripsi. Biasanya mahasiswa S1 membuat semacam mini skripsi begitu. Tidak sesulit skripsi di Indonesia. Terus untuk S1 pakai bahasa Korea jadi kalau ada orang asing yang mengambil S1 di Korea biasanya dia pintar bahasa Koreanya. Sedangkan untuk S2 untungnya di tempat aku pakai bahasa Inggris tapi at least kita bisa bahasa Korea sehari-hari buat komunikasi sama teman Korea sama kalau mau belanja. Kampus aku kalau untuk mahasiswa asing S2 cukup bayar 30% dari uang kuliah, untungnya pas jaman aku masuk (tahun 2014) masih free. Tapi setelah itu, aturan baru harus bayar 30%. Aku sih sampe selesai ini masih free. Oh iya, semua administrasi pake bahasa Korea. Jadi buat daftar SKS ato liat KRS mesti buka portal kampus dan itu semua Korea. Biking pusing.
Untungnya Office International Affair (OIA) di sini buatan manual untuk mahasiswa asing jadi kami tahu tombol mana yang perlu diklik. At least kita bisa baca hangeul itu sangat membantu. Semua dokumen administrasi bisa diprint langsung dari mesin yang ada di kampus jadi misalkan kita butuh surat keterangan mahasiswa langsung saja ke mesinnya nanti sudah keluar dokumennya plus cap dari rektor kampus dan itu diakui keasliannya soalnya kertasnya kertas khusus. Bahkan ijazah pun bisa diprint dari mesin itu. It’s not free tapi ini hemat waktu banget. Jumlah SKS hampir mirip sih sama Indonesia.
Oh iya di sini tidak pelit untuk fasilitas. Contohnya aku pernah jadi aslab mahasiswa S1. Pernah ada mahasiswa yang mecahin alat lab. Kalau di Indonesia mungkin sudah langsung keringat dingin tuh harus ganti tapi di sini sih santai-santai saja soalnya kampus punya banyak dana untuk fasilitas ini.
Beasiswa
Puji Tuhan aku full scholarship jadi tidak perlu dikirim dana dari orang tua di Indonesia. Buat uang kuliah aku beruntung masih masuk kelompok yang free. Terus di sini aku kerja di lab (masuk ke proyek penelitian) jadi setiap bulan aku dapat gaji which is cukup buat hidup di sini. Semua pengeluaran yg terkait sama kuliah ditanggung lab mulai dari buku, alat tulis, sampai biaya untuk penelitian. Tapi sebagai gantinya di luar jam kuliah aku harus kerja di lab senin sampe jumat jam 10-18 (fleksibel sih klo lagi banyak kerjaan bisa di lab sampe jam 12 malam juga). Di lab ini dapat fasilitas meja plus komputer jadi bisa ngerjain tugas kuliah juga di sini. Banyak mahasiswa korea yang ingin banget bisa jadi anak lab soalnya fasilitasnya oke, bisa ngeprint gratis, dapet meja private buat belajar. Soalnya di sini kalau masa-masa ujian itu mahasiswanya belajar gila-gilaan sampe nginep segala di kampus (biasanya perpus akan buka 24 jam pas masa-masa ujian). Nah kalau sudah jadi anak lab, bisa stay di lab buat belajar.
Karakter dan Cara Bergaul dengan Orang Korea
Orang Korea itu baik-baik dan mereka suka sebetulnya sama orang asing asalkan kita bisa bahasa Korea juga karena mereka sedikit tidak nyaman pakai bahasa Inggris. Mungkin awal-awal mereka akan mencoba untuk komunikasi pakai bahasa Inggris tapi kalau untuk jangka panjang seperti aku ini 2 tahun, Korean is better than English for making a good relationship. Mereka juga senang klo kita up to date soal Korea juga (drama, musik, berita, etc). Be like them sih intinya. Kesulitan terbesar ya bahasa karena aku datang ke Korea cuma modal bisa baca hangeul doang. Sedihnya lagi aku satu-satunya mahasiswa asing di lab jadi awal-awal datang itu berasa di luar planet, bahasa alien ga paham.
Lifestyle
Gaya hidup orang Korea adalah mereka suka banget outing! hahaha. Kaya di drama-drama gitu mereka suka makan barbeque terus minum-minum. Itu salah satu sarana untuk mengakrabkan diri. Di lab aku sendiri at least sebulan sekali ada outing dan bahkan di proyek ada dana yang khusus untuk biaya outing hahaha. Tipsnya ya be like them.
Makanan di Korea tentu taste nya beda sama Indonesia tapi biasakan untuk menikmatinya. Orang Korea bisa dekat melalui makanan. Jadi kalau kita taste-nya bisa sama seperti mereka, kita akan sering diajak makan bareng terus lama-lama bisa jadi akrab deh. Aku ada teman bule yang tidak bisa makan nasi, akhirnya agak susah buat dia berbaur sama orang Korea karena ya itu mereka biasanya mengakrabkan diri lewat makan bersama. Terus kalau outing mereka ada beberapa babak gitu. Babak pertama biasanya barbeque plus sedikit minum. Babak kedua lanjut ke cafe buat makan dessert. Babak ketiga lanjut karokean. Kalau masih kuat lanjut lagi buat minum-minum sampai mabok. Tapi biasanya kalau outing lab berhenti sampe babak kedua. Aku juga heran di sini makan buanyaaakkk tapi orang-orangnya ya nggak gendut-gendut amat. Mungkin karena banyak jalan kali ya.
Biaya Hidup Bulanan
Kalau ada asrama, tinggal saja di asrama dan makan makanan asrama. Itu paling irit. Kalau terpaksa tinggal di luar, cari roommate jadi biaya sewa rumah bisa share. Usahakan masak aja, boleh sesekali weekend makan di luar. Kalau transport sih sudah nggak bisa diapa-apain lagi ya, paling tipsnya cari rumah yang dekat kampus jadi bisa jalan kaki. Oh iya, jangan kalap sama sale kosmetik! Di sini hampir setiap bulan ada sale kosmetik jadi santai aja, beli kalau memang perlu.
Alat Transportasi
Aku tinggal di dekat kampus Daeyeon tapi kampus aku di kampus Yongdang. Untungnya ada bus kampus gratis dari Daeyeon – Yongdang – Daeyeon yang beroperasi tiap 10 menit sekali jadi kalau untuk ke kampus sih free. Tips biar hemat pakai bus atau subway. Jangan naik taksi kecuali kepepet. Selalu pastikan arah yang mau dituju agar tidak kesasar atau salah naik bus / subway.
Bekerja Part Time
Aku tidak pernah part time soalnya udah kerja di lab. Part time biasanya dilakukan sama mahasiswa S1 waktu summer or winter vacation karena mereka libur 2 bulan jadi daripada nganggur biasanya mereka akan part time. Plus kalau mau part time biasanya harus bisa bahasa Korea dan harus dapat ijin dari kampus karena di sini kita kan visa pelajar. Biasanya sih part time jadi kasir di supermarket seperti 7eleven atau kerja di restoran. Buaaanyaakk banget lowongan buat part time mahasiswa asalkan bisa bahasa Korea sih.
Tips Untuk Pelajar Indonesia
Penting banget buat bisa bahasa lokal. Karena komunikasi itu yang paling penting. Terus patuhi semua aturan imigrasi.
Reporter: Adelina Mayang