Berani bermimpi adalah salah satu kunci bagi Muhammad Hilmy Alfaruqi untuk bisa sukses menuntut ilmu di Korea Selatan. Bermula dari mimpi d...
Berani bermimpi adalah salah satu kunci bagi Muhammad Hilmy Alfaruqi untuk bisa sukses menuntut ilmu di Korea Selatan. Bermula dari mimpi dan keberanian ia kemudian bisa menempuh pendidikan S2 dan S3 di Korea Selatan. Ia juga aktif berkegiatan di PERPIKA dan menjabat sebagai presiden PERPIKA. Ingin tahu kisahnya? Simak hasil wawancara dengan Muhammad Hilmy Alfaruqi berikut ini.
Introduction
Namaku Muhammad Hilmy Alfaruqi. Lahir di Depok tanggal 30 Juli 1986. Aku menempuh pendidikan S1 di Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia angkatan tahun 2004. Kemudian aku melanjutkan S2 di Materials Science and Engineering Chonnam National University angkatan tahun 2012. Lalu aku menempuh pendidikan S3 di Materials Science and Engineering Chonnam National University angkatan tahun 2014.
Beasiswa
Iya, aku mendapat Research Scholarship. Kalau di Chonnam beasiswa ini namanya Global Scholarship. Beasiswa ini adalah beasiswa untuk pelajar internasional yang menjadi researcher di laboratorium. Jadi selain studi kita juga melakukan research di laboratorium. Beasiswa ini diberikan setiap bulan dan aku harus mengatur sendiri untuk keperluan kuliah dan biaya hidup di sana. Kalau untuk standar S2 beasiswa ini diberikan dengan jumlah sekitar 1 juta won atau 11 juta rupiah. Jika kita mendapatkan GPA yang bagus maka berkesempatan untuk menerima beasiswa tuition fee.
Why Korea?
Aku mempertimbangkan faktor negara dan laboratoriumnya. Di Korea, penelitian untuk nano termasuk sangat maju dan sedang sangat ‘hot’ penelitiannya. Laboratorium di sana juga lengkap. Aku kemudian tertarik juga untuk melanjutkan ke jenjang S3 karena risetnya yang sangat menarik dan profesor juga menawarkan agar aku lanjut studi saja di sana.
Kesan selama kuliah di Korea, so far di sini sangat nyaman. Baik fasilitas publik, transportasi, dan juga keamanan di sini alhamdulilah baik.
Karakter Penduduk Korea
Alhamdulilah mereka open. Bahasa memang menjadi kendala. Tapi kita belajar juga karena ada kelas bahasa Korea khusus untuk pelajar internasional dan mereka juga bisa kok berbahasa Inggris. Teman-teman di sana juga suka mengajak jalan-jalan atau makan bersama. Mereka banyak sekali membantu.
Persiapan Bahasa Korea
Sebelum berangkat sempat belajar baca dan tulis. Tapi untuk program S2 dan S3 kebanyakan menggunakan bahasa Inggris di kelas dan bahasa sehari-hari juga bahasa Inggris kok. Tipsnya banyak-banyak ngobrol saja dengan teman-teman Korea menggunakan bahasa Korea. Tapi kalau mau lebih bagus mungkin bisa ambil kelas yang intensif seperti penerima beasiswa pemerintah Korea, mereka bahasa Koreanya bagus-bagus.
Kesibukan PERPIKA
Ada banyak kegiatan dan event yang diselenggarakan oleh PERPIKA. Contohnya seperti gathering di awal semester yang dibagi tiap wilayah. PERPIKA sendiri kan dibagi menjadi tiga wilayah yakni wilayah Seoul dan sekitarnya, wilayah Daejeon dan sekitarnya, serta wilayah Busan dan sekitarnya. Lalu ada festival olahraga pelajar, PERPIKALympic, kemudian ada conference PERPIKA (CISAK), dan event promosi kebudayaan Indonesia. Kita juga biasanya mengadakan kegiatan untuk sekedar berkumpul menjalin silaturahmi seperti kegiatan wisata bersama atau ski tour saat winter.
Cara Membagi Waktu Organisasi dan Kuliah
Aku terbiasa membuat schedule khusus dan konsisten untuk menjalankannya. Biasanya aku menulis rencana-rencana pada malam hari untuk dikerjakan esok hari.
Tempat Tinggal dan Biaya
Aku tinggal di asrama dengan membayar sekitar 100.000 won atau sekitar satu juta rupiah tiap bulan. Di asrama aku sudah mendapat fasilitas seperti dapur, kulkas, AC, dan gym.
Fasilitas Kesehatan di Korea
Ya, untuk penyakit ringan bisa langsung datang ke klinik kampus sedangkan penyakit berat bisa ke rumah sakit. Proses berobat di sana sangat mudah cukup menunjukkan kartu identitas yang kita miliki atau KTP. Jadi kalau kita tinggal lebih dari tiga bulan kita akan mendapatkan KTP Korea. Fasilitas kesehatan di Korea juga sangat bagus dan sudah terkomputerisasi.
Cara Mengurus KTP di Korea [Alien Card]
KTP untuk foreigner di sini disebut alien card. Membuatnya di kantor imigrasi kota tempat kita tinggal. Untuk membuatnya, kita cukup membawa paspor dan surat keterangan dari kampus. Untuk membuat KTP kita harus membayar 60.000 won.
Pengalaman Menarik Selama Kuliah di Korea
Pengalaman menarik, umumnya di sini yang kuliah S2 dan S3 mendapat kesempatan untuk mengikuti conference lokal maupun internasional. Pernah waktu itu di Korea, Turki, dan Amerika. Dari sini kita bisa berjumpa dan diskusi dengan peneliti-peneliti kelas dunia. Pengalaman unik lainnya saat kita bersinergi dengan seluruh elemen WNI di Korea. Dari mulai pelajar, pekerja, profesional, dan lain-lain. Kita akan diskusi sama-sama di Indonesian Embassy membicarakan masalah bangsa Indonesia.
Bekerja Part Time
Aku tidak bekerja part time. Tapi di sini boleh kok bekerja part time hanya saja untuk visa pelajar D2 ada peraturan part time maksimal 20 jam setiap minggu. Kalau lebih dari 20 jam berarti sudah melanggar keimigrasian.
Tantangan Terbesar Selama Kuliah
Makanan. Selama di sana kita akan kangen sekali dengan masakan Indonesia dan di awal-awal belum tentu cocok dengan makanan Korea. Kemudian untuk masalah musim apalagi kalau saat winter. Kalau untuk sistem perkuliahan tentu saja menantang dari segi bahasa untuk mengerjakan tugas, presentasi juga ketika ujian. Kita juga harus siap bekerja lembur di laboratorium karena sistem kerjanya memang seperti itu.
Motivasi Untuk Pelajar Indonesia
Mulailah bermimpi dan mulai rancang langkah-langkah mencapainya. Yang penting bukanlah semata-mata kesempurnaan, melainkan progress. Korea dan juga negara-negara maju lainnya banyak memberikan peluang untuk mempelajari ilmu-ilmu cutting edge technology. Peluang itu sangat besar, jangan takut untuk mencoba. Nothing wrong with trying. Mulailah membaca buku, jadikan membaca sebagai habit. Mulailah bergaul dengan orang-orang yang memiliki cita-cita dan gagasan besar. Cobalah bergabung dan aktif di komunitas-komunitas atau organisasi yang memiliki tujuan untuk memajukan Indonesia. Sebelum berangkat ke luar negeri untuk studi, carilah informasi sebanyak-banyaknya agar dapat mempersiapkan diri.
Reporter: Adelina Mayang
Introduction
Namaku Muhammad Hilmy Alfaruqi. Lahir di Depok tanggal 30 Juli 1986. Aku menempuh pendidikan S1 di Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia angkatan tahun 2004. Kemudian aku melanjutkan S2 di Materials Science and Engineering Chonnam National University angkatan tahun 2012. Lalu aku menempuh pendidikan S3 di Materials Science and Engineering Chonnam National University angkatan tahun 2014.
Beasiswa
Iya, aku mendapat Research Scholarship. Kalau di Chonnam beasiswa ini namanya Global Scholarship. Beasiswa ini adalah beasiswa untuk pelajar internasional yang menjadi researcher di laboratorium. Jadi selain studi kita juga melakukan research di laboratorium. Beasiswa ini diberikan setiap bulan dan aku harus mengatur sendiri untuk keperluan kuliah dan biaya hidup di sana. Kalau untuk standar S2 beasiswa ini diberikan dengan jumlah sekitar 1 juta won atau 11 juta rupiah. Jika kita mendapatkan GPA yang bagus maka berkesempatan untuk menerima beasiswa tuition fee.
Why Korea?
Aku mempertimbangkan faktor negara dan laboratoriumnya. Di Korea, penelitian untuk nano termasuk sangat maju dan sedang sangat ‘hot’ penelitiannya. Laboratorium di sana juga lengkap. Aku kemudian tertarik juga untuk melanjutkan ke jenjang S3 karena risetnya yang sangat menarik dan profesor juga menawarkan agar aku lanjut studi saja di sana.
Kesan selama kuliah di Korea, so far di sini sangat nyaman. Baik fasilitas publik, transportasi, dan juga keamanan di sini alhamdulilah baik.
Karakter Penduduk Korea
Alhamdulilah mereka open. Bahasa memang menjadi kendala. Tapi kita belajar juga karena ada kelas bahasa Korea khusus untuk pelajar internasional dan mereka juga bisa kok berbahasa Inggris. Teman-teman di sana juga suka mengajak jalan-jalan atau makan bersama. Mereka banyak sekali membantu.
Persiapan Bahasa Korea
Sebelum berangkat sempat belajar baca dan tulis. Tapi untuk program S2 dan S3 kebanyakan menggunakan bahasa Inggris di kelas dan bahasa sehari-hari juga bahasa Inggris kok. Tipsnya banyak-banyak ngobrol saja dengan teman-teman Korea menggunakan bahasa Korea. Tapi kalau mau lebih bagus mungkin bisa ambil kelas yang intensif seperti penerima beasiswa pemerintah Korea, mereka bahasa Koreanya bagus-bagus.
Kesibukan PERPIKA
Ada banyak kegiatan dan event yang diselenggarakan oleh PERPIKA. Contohnya seperti gathering di awal semester yang dibagi tiap wilayah. PERPIKA sendiri kan dibagi menjadi tiga wilayah yakni wilayah Seoul dan sekitarnya, wilayah Daejeon dan sekitarnya, serta wilayah Busan dan sekitarnya. Lalu ada festival olahraga pelajar, PERPIKALympic, kemudian ada conference PERPIKA (CISAK), dan event promosi kebudayaan Indonesia. Kita juga biasanya mengadakan kegiatan untuk sekedar berkumpul menjalin silaturahmi seperti kegiatan wisata bersama atau ski tour saat winter.
Cara Membagi Waktu Organisasi dan Kuliah
Aku terbiasa membuat schedule khusus dan konsisten untuk menjalankannya. Biasanya aku menulis rencana-rencana pada malam hari untuk dikerjakan esok hari.
Tempat Tinggal dan Biaya
Aku tinggal di asrama dengan membayar sekitar 100.000 won atau sekitar satu juta rupiah tiap bulan. Di asrama aku sudah mendapat fasilitas seperti dapur, kulkas, AC, dan gym.
Fasilitas Kesehatan di Korea
Ya, untuk penyakit ringan bisa langsung datang ke klinik kampus sedangkan penyakit berat bisa ke rumah sakit. Proses berobat di sana sangat mudah cukup menunjukkan kartu identitas yang kita miliki atau KTP. Jadi kalau kita tinggal lebih dari tiga bulan kita akan mendapatkan KTP Korea. Fasilitas kesehatan di Korea juga sangat bagus dan sudah terkomputerisasi.
Cara Mengurus KTP di Korea [Alien Card]
KTP untuk foreigner di sini disebut alien card. Membuatnya di kantor imigrasi kota tempat kita tinggal. Untuk membuatnya, kita cukup membawa paspor dan surat keterangan dari kampus. Untuk membuat KTP kita harus membayar 60.000 won.
Pengalaman Menarik Selama Kuliah di Korea
Pengalaman menarik, umumnya di sini yang kuliah S2 dan S3 mendapat kesempatan untuk mengikuti conference lokal maupun internasional. Pernah waktu itu di Korea, Turki, dan Amerika. Dari sini kita bisa berjumpa dan diskusi dengan peneliti-peneliti kelas dunia. Pengalaman unik lainnya saat kita bersinergi dengan seluruh elemen WNI di Korea. Dari mulai pelajar, pekerja, profesional, dan lain-lain. Kita akan diskusi sama-sama di Indonesian Embassy membicarakan masalah bangsa Indonesia.
Bekerja Part Time
Aku tidak bekerja part time. Tapi di sini boleh kok bekerja part time hanya saja untuk visa pelajar D2 ada peraturan part time maksimal 20 jam setiap minggu. Kalau lebih dari 20 jam berarti sudah melanggar keimigrasian.
Tantangan Terbesar Selama Kuliah
Makanan. Selama di sana kita akan kangen sekali dengan masakan Indonesia dan di awal-awal belum tentu cocok dengan makanan Korea. Kemudian untuk masalah musim apalagi kalau saat winter. Kalau untuk sistem perkuliahan tentu saja menantang dari segi bahasa untuk mengerjakan tugas, presentasi juga ketika ujian. Kita juga harus siap bekerja lembur di laboratorium karena sistem kerjanya memang seperti itu.
Motivasi Untuk Pelajar Indonesia
Mulailah bermimpi dan mulai rancang langkah-langkah mencapainya. Yang penting bukanlah semata-mata kesempurnaan, melainkan progress. Korea dan juga negara-negara maju lainnya banyak memberikan peluang untuk mempelajari ilmu-ilmu cutting edge technology. Peluang itu sangat besar, jangan takut untuk mencoba. Nothing wrong with trying. Mulailah membaca buku, jadikan membaca sebagai habit. Mulailah bergaul dengan orang-orang yang memiliki cita-cita dan gagasan besar. Cobalah bergabung dan aktif di komunitas-komunitas atau organisasi yang memiliki tujuan untuk memajukan Indonesia. Sebelum berangkat ke luar negeri untuk studi, carilah informasi sebanyak-banyaknya agar dapat mempersiapkan diri.
Reporter: Adelina Mayang