Banyak mahasiswa dari Indonesia yang saat ini bisa menjalani kuliah di luar negeri pada awalnya pernah mengikuti program exchange atau pertu...
Banyak mahasiswa dari Indonesia yang saat ini bisa menjalani kuliah di luar negeri pada awalnya pernah mengikuti program exchange atau pertukaran pelajar di luar negeri. Pengalaman yang didapatkan ketika mengikuti exchange tersebut bisa menjadi sebuah motivasi yang luar biasa untuk kemudian hari kembali ke negara tertentu guna menempuh studi lanjutan. Mengenai program exchange atau pertukaran pelajar itu sendiri ada banyak program yang tersedia bahkan bagi mahasiswa atau pelajar dari Indonesia. Hingga saat ini saja sudah ada banyak pelajar dan mahasiswa dari Indonesia yang mengikuti program exchange dalam jangka waktu yang bervariasi.
Salah satu mahasiswa dari Indonesia yang berhasil mengikuti program exchange dan merasakan pengalaman studi di luar negeri adalah Livita Sumali. Ia adalah mahasiswi dari Universitas Padjadjaran yang mengambil program kuliah pada Prodi Hubungan Internasional yang disediakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Program pertukaran pelajar tersebut diadakan dari sebuah kerjasama antara Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia dengan All China Youth Federations dari Tiongkok. Program tersebut berlangsung cukup singkat yaitu selama kurang lebih 13 hari dari tanggal 3 September 2015 hingga 15 September 2015. Tujuan utama dari adanya program ini adalah demi meningkatkan hubungan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Tiongkok. Selain itu juga program ini diadakan untuk lebih mengenalkan bidang kewirausahaan atau enterpreneur kepada generasi muda Indonesia.
Dalam program Indonesia-China Youth Exchange Program 2015 ini Livita merupakan salah satu dari 100 orang yang terpilih sebagai wakil atau delegasi dari Indonesia untuk mengikuti program ini. Total jumlah peserta yang mengikuti seleksi untuk program exchange ini adalah 1.600 peserta yang membuat siapapun merasa bahagia ketika ternyata lolos dan mendapat kesempatan mengikuti program ini. Meskipun singkat namun program exchange seperti ini sangat menguntungkan dan juga sangat dinanti oleh banyak generasi muda Indonesia.
Selama dalam program exchange tersebut yang berlangsung di Tiongkok selama kurang lebih 13 hari, Livita mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi sebanyak 4 kota yaitu Beijing, Yinchuan, Fuzhou, dan juga Quanzhou. Tujuan dari kunjungan di kota-kota tersebut adalah untuk melihat secara langsung beberapa perusahaan besar dan semacam inkubator bisnis yang ternyata dijalankan oleh generasi muda dari Tiongkok. Hal ini diharapkan untuk memberikan pemahaman dan juga nantinya diharapkan akan memberikan dorongan agar generasi muda Indonesia juga semangat dalam membuat usaha-usaha bisnis baru bukan hanya sekedar kuliah kemudian lulus dan mencari pekerjaan seperti kebanyakan orang lainnya.
Selain mengunjungi perusahaan-perusahaan tersebut Livita dan semua peserta program exchange ini juga diberi kesempatan untuk mengenal dan menggali kebudayaan dari Tiongkok dengan mengunjungi situs-situs budaya disana. Tembok Besar, Chaoyang theatre, Forbidden City, Three Lanes and Seven Alleys, dan juga Taman Islamik Tionghoa merupakan lokasi-lokasi yang menjadi situs-situs budaya di Tiongkok. Sangat luar biasa mengetahui bahwa di Tiongkok situs-situs tersebut masih tetap dijaga ditengah perkembangan dan pertumbuhan luar biasa industri dan modernisasi di Tiongkok.
Beberapa museum juga termasuk dalam agenda kunjungan para peserta program exchange ini. Museum Dokter Hui yang berada di Ningxia Medical University, Lin Ze Xu Museum, Wolfberry Museum, dan juga Ningxia Museum adalah beberapa museum yang dikunjungi para peserta. Tujuannya tentu masih dalam hal kebudayaan dan juga sejarah yang terbukti masih dilestarikan di Tiongkok. Hal ini seharusnya juga menumbuhkan sikap untuk melestarikan kebudayaan dan sejarah di negeri sendiri dari para peserta exchange tersebut.
Selain adanya agenda kunjungan tersebut dalam program exchange ini ada juga diberikan materi-materi edukatif mengenai kebijakan baru Tiongkok dalam harapan generasi muda Tiongkok. Materinya disampaikan oleh Profesor Xu Liping yang merupakan ketua dari Kantor Riset Budaya Sosial Asia-Pasifik Chinese Academy of Social Sciences. Selain itu ada juga pemaparan dalam sebuah forum diskusi dengan topik yang dibahas adalah Wilayah Ekonomi jalur Sutera yang disampaikan materinya ileh Mr. Fan Jianmin.
Selanjutnya Livita dan juga peserta program exchange ini juga melakukan semacam kunjungan kenegaraan yang bersifat formal. Dalam kunjungan ini bahkan dihadiri oleh wakil resmi dari pemerintah naik itu Tiongkok dan juga Indonesia. Dalam acara kunjungan formal ini delegasi atau perwakilan dari Indonesia menampilkan pertunjukan budaya dari Indonesia meliputi tari-tarian, nyanyi-nyanyian, dan juga pertunjukan permainan alat musik tradisional dari berbagai wilayah Indonesia. Hal ini guna bertukar wawasan mengenai budaya dimana para delegasi dari Indonesia sebelumnya sudah mengunjungi situs-situs budaya dan beberapa museum di Tiongkok.
Masih ada lagi sebuah kegiatan yang sangat penting dan sangat ditunggu oleh Livita yaitu melakukan diskusi secara langsung dengan para pemuda Tiongkok. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa kesempatan seperti ketika para delegasi termasuk Livita berkunjung ke Beijing International Youth Camp. Selain itu mereka juga melakukan diskusi ketika mendatangi Huaqio University dan Beifang University of Nationalities. Meskipun tentu sedikit terkendala bahasa namun diskusi ini sangat memberikan pengetahuan tambahan bagi Livita dan para peserta lainnya mengenai Tiongkok khususnya dari sudut pandang para generasi muda disana.
Livita sangat senang dan bangga bisa terpilih sebagai salah satu peserta dalam program Indonesia-China Youth Exchange Program 2015 ini. Pengalaman dan juga pengetahuan yang ia dapatkan selama mengikuti program ini belum tentu bisa didapatkan orang lain dengan mudah. Ia kemudian juga berharap bahwa ia akan dapat memberikan kontribusi di kemudian hari khususnya berkaitan dengan generasi muda di Indonesia agar bisa seperti para pemuda di Tiongkok yang beberapa sudah mengendalikan perusahaan yang berpengaruh di dunia bisnis Tiongkok.
Salah satu mahasiswa dari Indonesia yang berhasil mengikuti program exchange dan merasakan pengalaman studi di luar negeri adalah Livita Sumali. Ia adalah mahasiswi dari Universitas Padjadjaran yang mengambil program kuliah pada Prodi Hubungan Internasional yang disediakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Program pertukaran pelajar tersebut diadakan dari sebuah kerjasama antara Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia dengan All China Youth Federations dari Tiongkok. Program tersebut berlangsung cukup singkat yaitu selama kurang lebih 13 hari dari tanggal 3 September 2015 hingga 15 September 2015. Tujuan utama dari adanya program ini adalah demi meningkatkan hubungan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Tiongkok. Selain itu juga program ini diadakan untuk lebih mengenalkan bidang kewirausahaan atau enterpreneur kepada generasi muda Indonesia.
Dalam program Indonesia-China Youth Exchange Program 2015 ini Livita merupakan salah satu dari 100 orang yang terpilih sebagai wakil atau delegasi dari Indonesia untuk mengikuti program ini. Total jumlah peserta yang mengikuti seleksi untuk program exchange ini adalah 1.600 peserta yang membuat siapapun merasa bahagia ketika ternyata lolos dan mendapat kesempatan mengikuti program ini. Meskipun singkat namun program exchange seperti ini sangat menguntungkan dan juga sangat dinanti oleh banyak generasi muda Indonesia.
Selama dalam program exchange tersebut yang berlangsung di Tiongkok selama kurang lebih 13 hari, Livita mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi sebanyak 4 kota yaitu Beijing, Yinchuan, Fuzhou, dan juga Quanzhou. Tujuan dari kunjungan di kota-kota tersebut adalah untuk melihat secara langsung beberapa perusahaan besar dan semacam inkubator bisnis yang ternyata dijalankan oleh generasi muda dari Tiongkok. Hal ini diharapkan untuk memberikan pemahaman dan juga nantinya diharapkan akan memberikan dorongan agar generasi muda Indonesia juga semangat dalam membuat usaha-usaha bisnis baru bukan hanya sekedar kuliah kemudian lulus dan mencari pekerjaan seperti kebanyakan orang lainnya.
Selain mengunjungi perusahaan-perusahaan tersebut Livita dan semua peserta program exchange ini juga diberi kesempatan untuk mengenal dan menggali kebudayaan dari Tiongkok dengan mengunjungi situs-situs budaya disana. Tembok Besar, Chaoyang theatre, Forbidden City, Three Lanes and Seven Alleys, dan juga Taman Islamik Tionghoa merupakan lokasi-lokasi yang menjadi situs-situs budaya di Tiongkok. Sangat luar biasa mengetahui bahwa di Tiongkok situs-situs tersebut masih tetap dijaga ditengah perkembangan dan pertumbuhan luar biasa industri dan modernisasi di Tiongkok.
Beberapa museum juga termasuk dalam agenda kunjungan para peserta program exchange ini. Museum Dokter Hui yang berada di Ningxia Medical University, Lin Ze Xu Museum, Wolfberry Museum, dan juga Ningxia Museum adalah beberapa museum yang dikunjungi para peserta. Tujuannya tentu masih dalam hal kebudayaan dan juga sejarah yang terbukti masih dilestarikan di Tiongkok. Hal ini seharusnya juga menumbuhkan sikap untuk melestarikan kebudayaan dan sejarah di negeri sendiri dari para peserta exchange tersebut.
Selain adanya agenda kunjungan tersebut dalam program exchange ini ada juga diberikan materi-materi edukatif mengenai kebijakan baru Tiongkok dalam harapan generasi muda Tiongkok. Materinya disampaikan oleh Profesor Xu Liping yang merupakan ketua dari Kantor Riset Budaya Sosial Asia-Pasifik Chinese Academy of Social Sciences. Selain itu ada juga pemaparan dalam sebuah forum diskusi dengan topik yang dibahas adalah Wilayah Ekonomi jalur Sutera yang disampaikan materinya ileh Mr. Fan Jianmin.
Selanjutnya Livita dan juga peserta program exchange ini juga melakukan semacam kunjungan kenegaraan yang bersifat formal. Dalam kunjungan ini bahkan dihadiri oleh wakil resmi dari pemerintah naik itu Tiongkok dan juga Indonesia. Dalam acara kunjungan formal ini delegasi atau perwakilan dari Indonesia menampilkan pertunjukan budaya dari Indonesia meliputi tari-tarian, nyanyi-nyanyian, dan juga pertunjukan permainan alat musik tradisional dari berbagai wilayah Indonesia. Hal ini guna bertukar wawasan mengenai budaya dimana para delegasi dari Indonesia sebelumnya sudah mengunjungi situs-situs budaya dan beberapa museum di Tiongkok.
Masih ada lagi sebuah kegiatan yang sangat penting dan sangat ditunggu oleh Livita yaitu melakukan diskusi secara langsung dengan para pemuda Tiongkok. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa kesempatan seperti ketika para delegasi termasuk Livita berkunjung ke Beijing International Youth Camp. Selain itu mereka juga melakukan diskusi ketika mendatangi Huaqio University dan Beifang University of Nationalities. Meskipun tentu sedikit terkendala bahasa namun diskusi ini sangat memberikan pengetahuan tambahan bagi Livita dan para peserta lainnya mengenai Tiongkok khususnya dari sudut pandang para generasi muda disana.
Livita sangat senang dan bangga bisa terpilih sebagai salah satu peserta dalam program Indonesia-China Youth Exchange Program 2015 ini. Pengalaman dan juga pengetahuan yang ia dapatkan selama mengikuti program ini belum tentu bisa didapatkan orang lain dengan mudah. Ia kemudian juga berharap bahwa ia akan dapat memberikan kontribusi di kemudian hari khususnya berkaitan dengan generasi muda di Indonesia agar bisa seperti para pemuda di Tiongkok yang beberapa sudah mengendalikan perusahaan yang berpengaruh di dunia bisnis Tiongkok.