Satu hal yang sudah pasti akan dialami dan dirasakan oleh mahasiswa yang memutuskan untuk kuliah di luar negeri adalah jauh dari rumah. Hal ...
Satu hal yang sudah pasti akan dialami dan dirasakan oleh mahasiswa yang memutuskan untuk kuliah di luar negeri adalah jauh dari rumah. Hal ini berarti kehidupan akan benar-benar berbeda dibanding ketika berada di daerah asal. Namun, hingga saat ini ada banyak mahasiswa dari Indonesia yang melanjutkan studi di luar negeri. Bahkan jumlah mereka setiap tahun selalu meningkat. Bukan hanya itu, faktanya bahwa penyedia program beasiswa dan bantuan keuangan lain untuk kuliah ke luar negeri juga selalu bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa kuliah ke luar negeri bukan merupakan satu hal yang menakutkan. Selain itu, kuliah ke luar negeri juga bukan merupakan hal yang sulit didapat.
Michael Kurniawan adalah satu dari lebih dari 100 mahasiswa dari Indonesia pada saat ia mengejar gelar PhD di Amerika Serikat yang berhasil didapatkan pada tahun 2015 silam tepatnya di kota Pittsburgh. Saat ia masih melanjutkan studinya pada jenjang Post-Doctoral di universitas yang sama dimana ia mendapatkan gelar PhD. Pria yang senang menikmati kopi sambil ngobrol ini sebelumnya menempuh studi jenjang S1 di Nanyang Technological University Singapore dan mendapatkan gelar BSc pada bidang Fisika di tahun 2009. Setelah itu ia sempat bekerja di NTU sebagai Research Officer hingga tahun 2012 dimana ia mempelajari den meneliti berbagai hal seputar tenaga surya. Kesenangannya akan hal-hal baru adalah salah satu faktor yang membuatnya memutuskan untuk menempuh studi di luar negeri dan bahkan melanjutkan terus studinya hingga ke jenjang Post-Doctoral.
Kembali pada kali pertama Michael menapakkan kaki di Amerika Serikat, tepatnya di kota Pittsburgh pada tahun 2012, tujuan utamanya adalah untuk mengejar gelar PhD pada bidang Materials Science & Engineering. Saat itu ia memutuskan untuk mengejar gelar tersebut di sebuah universitas yang mungkin bagi yang belum pernah mendengar namanya akan terdengar unik bahkan aneh. Carnegie Mellon University atau CMU adalah universitas dimana Michael menempuh studinya yang ia pilih karena reputasi CMU pada bidang teknik sangat luar biasa lalu juga karena jaringan alumninya yang sangat erat serta lokasinya itu sendiri di kota Pittsburgh. Menurut Michael salah satu hal yang harus dilakukan ketika berniat untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri adalah menentukan pilihan berdasarkan minimal tiga faktor penentu. Jika sudah menemukan satu pilihan berdasarkan tiga faktor penentu yang bisa apa saja tersebut maka biasanya pilihan yang dibuat sudah benar-benar sesuai dengan yang diinginkan. Paling tidak itu yang ia lakukan.
Setelah menemukan sebuah pilihan kemudian Michael mengatakan bahwa selanjutnya harus dipikirkan juga tentang pencapaian yang akan dikejar ketika menempuh studi di luar negeri. Ada banyak hal yang bisa dijadikan target untuk dikejar selain dari tentu saja gelar kuliah itu sendiri. Reputasi dari universitas yang dituju dalam bidang yang diminati sangat penting. Michael memilih CME karena memang bidang teknik dan teknologi berbasis komputer disana cukup terkemuka. Selain itu CME juga dikenal sebagai semacam penyedia dan penyalur lulusan-lulusan universitas yang pada akhirnya bisa bekerja di Apple, Google, Intel, Microsoft, dan berbagai perusahaan dalam bidang teknologi lainnya. Ada pepatah bahwa kamu adalah rata-rata dari orang-orang disekitarmu dan hal ini berarti ketika berada dalam lingkungan orang-orang luar biasa, paling tidak diri kita adalah sebuah rata-rata dari mereka. Hal ini selalu diingat oleh Michael yang membuatnya selalu berjuang keras dalam studinya. Bahkan setiap akhir pekan setelah selesai menghubungi keluarga dan teman terdekat melalui Skype, ia kembali ke kampus. Hal ini memberikan hasil positif dan juga tanggapan positif dari salah satu pembimbingnya yang bahkan memberikan izin untuk pulang selama satu bulan setiap tahunnya.
Pittsburgh adalah sebuah kota yang menyenangkan sebagai tempat tinggal. Hal ini yang dirasakan Michael ketika harus mau tidak mau tinggal disana selama beberapa tahun sembari mengejar gelar PhD yang ia inginkan. Pittsburgh berjarak sekitar 6 jam dari Chicago, 4 jam dari Washington DC, dan 7 jam dari New York yang ditempuh dengan mengendarai mobil. Ini berarti Pittsburgh cukup dekat dengan kota-kota besar dan terkenal di Amerika Serikat. Pittsburgh bisa dibilang merupakan kota pelajar dimana sangat mudah ditemui pelajar, mahasiswa, dan profesional muda dalam aktivitas masing-masing. Hal ini memberikan sebuah lingkungan yang sangat kondusif untuk belajar dan menjadi produktif serta selalu merasa muda dan penuh semangat. Pittsburgh juga merupakan kota yang aman dan ramah dimana mencari teman baru bisa dibilang mudah. Biaya sewa juga sangat terjangkau meskipun untuk mahasiswa internasional. Selain itu satu hal yang mengejutkan adalah bahwa makanan Indonesia tersedia dan bahkan gampang ditemukan. Selain itu setiap tahun juga ada pesta perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang sudah pasti ada acara makan-makan juga. Hal ini membuat Michael tidak merasa sedang jauh dari rumah di Indonesia.
Pada akhirnya Michael benar-benar merasakan bahwa pilihan yang ia buat dengan menggunakan tiga faktor penentu memang sebuah pilihan yang pas. Faktanya, kuliah di luar negeri itu adalah sebuah investasi awal untuk kehidupan di masa yang akan datang. Dalam hal pekerjaan, kuliah di luar negeri bisa menjadi sebuah batu loncatan juga. Meskipun harus jauh dari rumah dan orang-orang terdekat, semua hal itu pada akhirnya akan sepadan dengan apa yang nantinya bisa didapatkan setelah lulus. Peluang untuk menjadi orang yang jauh lebih baik dan lebih besar setelah kuliah di luar negeri itu sangat besar. Jadi, kenapa masih ragu untuk kuliah di luar negeri?
Hidup itu adalah tentang memunculkan keberanian untuk menuju pada hal-hal baru dalam berbagai bidang, seperti dalam cerita Secret Life of Walter Mitty. Jika kamu merasa puas hanya berada dalam lingkup hal-hal yang sudah kamu ketahui dan tidak ada keinginan untuk mencari hal-hal baru yang belum kemu ketahui, maka kamu belum benar-benar bersyukur akan hidup. Jangan pernah berhenti mengejar impian dan keinginan untuk kuliah di luar negeri!
Jadikan Mimpimu Kuliah ke Luar Negeri NYATA
sumber: Indonesia Mengglobal
Michael Kurniawan adalah satu dari lebih dari 100 mahasiswa dari Indonesia pada saat ia mengejar gelar PhD di Amerika Serikat yang berhasil didapatkan pada tahun 2015 silam tepatnya di kota Pittsburgh. Saat ia masih melanjutkan studinya pada jenjang Post-Doctoral di universitas yang sama dimana ia mendapatkan gelar PhD. Pria yang senang menikmati kopi sambil ngobrol ini sebelumnya menempuh studi jenjang S1 di Nanyang Technological University Singapore dan mendapatkan gelar BSc pada bidang Fisika di tahun 2009. Setelah itu ia sempat bekerja di NTU sebagai Research Officer hingga tahun 2012 dimana ia mempelajari den meneliti berbagai hal seputar tenaga surya. Kesenangannya akan hal-hal baru adalah salah satu faktor yang membuatnya memutuskan untuk menempuh studi di luar negeri dan bahkan melanjutkan terus studinya hingga ke jenjang Post-Doctoral.
Kembali pada kali pertama Michael menapakkan kaki di Amerika Serikat, tepatnya di kota Pittsburgh pada tahun 2012, tujuan utamanya adalah untuk mengejar gelar PhD pada bidang Materials Science & Engineering. Saat itu ia memutuskan untuk mengejar gelar tersebut di sebuah universitas yang mungkin bagi yang belum pernah mendengar namanya akan terdengar unik bahkan aneh. Carnegie Mellon University atau CMU adalah universitas dimana Michael menempuh studinya yang ia pilih karena reputasi CMU pada bidang teknik sangat luar biasa lalu juga karena jaringan alumninya yang sangat erat serta lokasinya itu sendiri di kota Pittsburgh. Menurut Michael salah satu hal yang harus dilakukan ketika berniat untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri adalah menentukan pilihan berdasarkan minimal tiga faktor penentu. Jika sudah menemukan satu pilihan berdasarkan tiga faktor penentu yang bisa apa saja tersebut maka biasanya pilihan yang dibuat sudah benar-benar sesuai dengan yang diinginkan. Paling tidak itu yang ia lakukan.
Setelah menemukan sebuah pilihan kemudian Michael mengatakan bahwa selanjutnya harus dipikirkan juga tentang pencapaian yang akan dikejar ketika menempuh studi di luar negeri. Ada banyak hal yang bisa dijadikan target untuk dikejar selain dari tentu saja gelar kuliah itu sendiri. Reputasi dari universitas yang dituju dalam bidang yang diminati sangat penting. Michael memilih CME karena memang bidang teknik dan teknologi berbasis komputer disana cukup terkemuka. Selain itu CME juga dikenal sebagai semacam penyedia dan penyalur lulusan-lulusan universitas yang pada akhirnya bisa bekerja di Apple, Google, Intel, Microsoft, dan berbagai perusahaan dalam bidang teknologi lainnya. Ada pepatah bahwa kamu adalah rata-rata dari orang-orang disekitarmu dan hal ini berarti ketika berada dalam lingkungan orang-orang luar biasa, paling tidak diri kita adalah sebuah rata-rata dari mereka. Hal ini selalu diingat oleh Michael yang membuatnya selalu berjuang keras dalam studinya. Bahkan setiap akhir pekan setelah selesai menghubungi keluarga dan teman terdekat melalui Skype, ia kembali ke kampus. Hal ini memberikan hasil positif dan juga tanggapan positif dari salah satu pembimbingnya yang bahkan memberikan izin untuk pulang selama satu bulan setiap tahunnya.
Pittsburgh adalah sebuah kota yang menyenangkan sebagai tempat tinggal. Hal ini yang dirasakan Michael ketika harus mau tidak mau tinggal disana selama beberapa tahun sembari mengejar gelar PhD yang ia inginkan. Pittsburgh berjarak sekitar 6 jam dari Chicago, 4 jam dari Washington DC, dan 7 jam dari New York yang ditempuh dengan mengendarai mobil. Ini berarti Pittsburgh cukup dekat dengan kota-kota besar dan terkenal di Amerika Serikat. Pittsburgh bisa dibilang merupakan kota pelajar dimana sangat mudah ditemui pelajar, mahasiswa, dan profesional muda dalam aktivitas masing-masing. Hal ini memberikan sebuah lingkungan yang sangat kondusif untuk belajar dan menjadi produktif serta selalu merasa muda dan penuh semangat. Pittsburgh juga merupakan kota yang aman dan ramah dimana mencari teman baru bisa dibilang mudah. Biaya sewa juga sangat terjangkau meskipun untuk mahasiswa internasional. Selain itu satu hal yang mengejutkan adalah bahwa makanan Indonesia tersedia dan bahkan gampang ditemukan. Selain itu setiap tahun juga ada pesta perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang sudah pasti ada acara makan-makan juga. Hal ini membuat Michael tidak merasa sedang jauh dari rumah di Indonesia.
Pada akhirnya Michael benar-benar merasakan bahwa pilihan yang ia buat dengan menggunakan tiga faktor penentu memang sebuah pilihan yang pas. Faktanya, kuliah di luar negeri itu adalah sebuah investasi awal untuk kehidupan di masa yang akan datang. Dalam hal pekerjaan, kuliah di luar negeri bisa menjadi sebuah batu loncatan juga. Meskipun harus jauh dari rumah dan orang-orang terdekat, semua hal itu pada akhirnya akan sepadan dengan apa yang nantinya bisa didapatkan setelah lulus. Peluang untuk menjadi orang yang jauh lebih baik dan lebih besar setelah kuliah di luar negeri itu sangat besar. Jadi, kenapa masih ragu untuk kuliah di luar negeri?
Hidup itu adalah tentang memunculkan keberanian untuk menuju pada hal-hal baru dalam berbagai bidang, seperti dalam cerita Secret Life of Walter Mitty. Jika kamu merasa puas hanya berada dalam lingkup hal-hal yang sudah kamu ketahui dan tidak ada keinginan untuk mencari hal-hal baru yang belum kemu ketahui, maka kamu belum benar-benar bersyukur akan hidup. Jangan pernah berhenti mengejar impian dan keinginan untuk kuliah di luar negeri!
Jadikan Mimpimu Kuliah ke Luar Negeri NYATA
sumber: Indonesia Mengglobal